Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH METODOLOGI KEPERAWATAN

PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

KELOMPOK 6 REG. A DAN B

1. Anggie M.F Bessie ( PO5303201201071 )


2. Gilberth H.D.R Puling ( PO5303201201082)
3. Purna Olla ( PO5303201201103 )
4. Theresia M.M Bulin ( PO5303201201109)
5. Yasintha Thon ( PO5303201201065 )
6. Yesika P.A Kanawadu ( PO5303201201066 )
7. Yesiska L. Yuniarti ( PO5303201201067 )
8. Yulinda Haga Hadja ( PO5303201201068 )

TK.1 DIII KEPERAWATAN KUPANG


POLTEKES KESEHATAN KEMENKES KUPANG
2020/2021
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

1.1 DEFINISI

Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding
arteri.Tekanan ini terus menerus akan berada dalam pembuluh darah dan
memungkinkan darah mengalir secara konstan.Gaya yang ditimbulkan oleh darah
terhadap dinding pembuluh bergantung pada volume darah yang terkandung dalam
pembuluh dan distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh darah
tersebut diregangkan). Jika volume darah yang masuk ke arteri sama dengan volume
darah yang keluar dari arteri selama periode yang sama maka tekanan darah arteri
akan konstan

1.1.2 Tekanan Darah Sistolik


Tekanan maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah disemprotkan ke
dalam pembuluh selama periode sistol dengan rerata adalah 120 mmHg.

1.1.3 Tekanan Darah Diastolik


Tekanan minimal di dalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh
yang lebih kecil di hilir selama periode diastol dengan rerata adalah 80
mmHg.8Meskipun tekanan ventrikel turun ke 0 mmHg sewaktu diastole namun
tekanan arteri tidak turun hingga 0 mmHg karena terjadi kontraksi jantung berikutnya
danmengisi kembali arteri sebelum semua darah keluar dari sistem arteri.
Tekanan darah dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1) Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)


Hipotensi merupakan penurunan tekanan darah sistol lebih dari 20-30% dibandingkan
dengan pengukuran dasar atau tekanan darah sistol <100 mmHg.Sehingga setiap
organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan menyebabkan
timbulnya gejala hipotensi.

2) Tekanan Darah Normal (Normotensi)


Menurut Smeltzer & Bare (2002) ukuran tekanan darah normal orang dewasa berkisar
120/80 mmHg. Tekanan darah dalam kehidupan bervariasi secara alami, seperti pada
bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
dibanding dengan orang dewasa.

3) Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)


Tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg.Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.

1.2 FISIOLOGI TEKANAN DARAH


Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas
dinding pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air
raksa.Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.
Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam
tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di
dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran
darah yang menetap.
Tekanan darah diatur melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk menjamin aliran
darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung
(cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah. Curah jantung
adalah volume darah yang dipompa melalui jantung per menit, yaitu isi sekuncup
(stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR). Resistensi diproduksi
terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi vaskular sistemik.Resistensi
merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara
langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung dari pengukuran aliran darah
dan perbedaan tekanan antara dua titik di dalam pembuluh.Resistensi bergantung pada
tiga faktor, yaitu viskositas (kekentalan) darah, panjang pembuluh, dan jari-jari
pembuluh.
Aliran darah yang mengalir di sirkulasi dalam periode waktu tertentu, secara
keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan
istirahat. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang
dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.Kecepatan aliran darah yang melalui
seluruh sistem sirkulasi sama dengan kecepatan pompa darah oleh jantung ─ yakni,
sama dengan curah jantung.Isi sekuncup jantung dipengaruhi oleh tekanan pengisian
(preload), kekuatan yang dihasilkan oleh otot jantung, dan tekanan yang harus
dilawan oleh jantung saat memompa (afterload). Normalnya, afterload berhubungan
dengan tekanan aorta untuk ventrikel kiri, dan tekanan arteri untuk ventrikel kanan.
Afterload meningkat bila tekanan darah meningkat, atau bila terdapat stenosis
(penyempitan) katup arteri keluar. Peningkatan afterload akan menurunkan curah
jantung jika kekuatan jantung tidak meningkat. Baik laju denyut jantung maupun
pembentukan kekuatan, diatur oleh sistem saraf otonom (SSO/autonomic nervous
system, ANS).
Hubungan antara tekanan, resistensi, dan aliran darah dalam sistem kardiovaskular
dikenal dengan hemodinamika.
Tekanan darah rata-rata menurun secara progresif di sepanjang sistem arteri.
Penurunan biasanya tajam pada arteri terkecil dan arteriol (diameter <100 μm), karena
pembuluh memberikan resistensi terbesar terhadap aliran. Peranan arteriol dalam
mengatur resistensi vaskular memiliki beberapa implikasi penting, yaitu :
(1) Konstriksi atau dilatasi semua atau sebagian besar arteriol dalam tubuh akan
memengaruhi TPR dan tekanan darah
(2) Konstriksi arteriol pada satu organ atau regio tersebut, sementara itu dilatasi
memiliki efek yang berlawanan
(3) Perubahan resistensi arteriolar pada suatu regio memengaruhi tekanan hidrostatik
‘downstream’dalam landas kapiler (capillary bed) dan vena pada regio tersebut.

Jantung memompa darah secarakontinyu ke dalam aorta, sehingga tekanan rata-rata di


aorta menjadi tinggi, rata-rata sekitar 100 mmHg. Demikian juga, karena pemompaan
oleh jantung bersifat pulsatil, sebagai akibat pengosongan ritmik ventrikel kiri,
tekanan arteri berganti-ganti antaranilai tekanan sistolik 120 mmHg dan nilai tekanan
diastolik 80 mmHg.Pada orang dewasa sehat, tekanan pada puncak setiap pulsasi,
yang disebut tekanan sistolik, adalah sekitar 120 mmHg. Pada titik terendah setiap
pulsasi, yang disebut tekanan diastolik, nilainya sekitar 80 mmHg. Perbedaan nilai
antara kedua tekanan ini sekitar 40 mmHg, yang disebut tekanan nadi.
1.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH

1) Umur
Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik
dan diastolik meningkat bertahap sesuai dengan usia hingga dewasa. Pada orang
lanjut usia, arteri mengalami penebalan sehingga lebih keras dan kurang fleksibel
terhadap darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan terhadap tekanan sistolik dan
diastolik. Tekanan diastolik meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi
retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.

2) Perubahan Sikap (Posture)


Efek posisi tubuh yang berbeda-beda dapat mengubah hasil pengukuran tekanan
darah. Tekanan darah cenderung turun pada posisi berdiri bila dibandingkan dengan
posisi saat duduk.
3) Kondisi Kesehatan
a). Kelebihan berat badan dan obesitas . Kegemukan atau obesitas adalah
persentase abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam indeks massa tubuh
(IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat
dalam meter. Menurut WHO, seseorang dikatakan kelebihan berat badan jika
IMT≥ 25 dan dikatakan obesitas apabila ≥30. Berat badan dan IMT
berkorelasi langsung dengan tekanan darah terutama tekanan darah sistolik
bilamana 5 kg dari berat badan yang berlebih hilang maka akan menurunkan
2-10 poin tekanan darah sistolik. Obesitas padamasa anak-anak maupun
dewasa merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya hipertensi.
b). Penyakit Kardiovaskular . Menurut American Heart Association(2013)
penyakit jantung dan pembuluh darah menyebabkan distribusi aliran darah
menjadi tidak adekuat. Pada penyakit kardiovaskular dapat terjadi
arterosklerosis, aritmia, gagal jantung,dan kelainan katup jantung. Hal ini
mengakibatkan terganggungnya fungsi jantung dan pembuluh darah sehingga
menyebabkan perubahan tekanan darah.

4) Olahraga. Perubahan kardiovaskular bisa terjadi pada orang yang melakukan


exercise dynamicseperti berlari. Terjadinya peningkatan denyut jantung dan curah
jantung yang banyak, demikian juga tekanan darah terutama sistolik dan tekanan nadi.
Perubahan terjadi akibat peningkatan kebutuhan metabolisme otot skelet sehingga
diperlukan aliran darah yang cukup ke otot skelet.

5) Merokok dan Alkohol. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang terkandung dalam rokok yang dihisap dan masuk ke dalam aliran
darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses
aterosklerosis dan juga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Konsumsi
alkohol secara berlebihan dalam jumlah banyak juga dapat meningkatkan tekanan
darah dan menjadi predisposisi terjadinya hipertensi.

6) Kondisi Psikis. Menurut Lawson et al (2007), kondisi psikis seseorang dapat


mempengaruhi tekanan darah, misalnya kondisi yang mengalami stres atau tekanan.
Respon tubuh terhadap stres disebut alarm yaitu reaksi pertahanan atau respon
perlawanan. Kondisi ini ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah, denyut
jantung, laju pernapasan, dan ketegangan otot. Stres akan membuat tubuh lebih
banyak menghasilkan adrenalin, hal ini membuat jantung bekerja lebih cepat dan
kuat.

7) Jenis Kelamin. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki tekanan darah lebih
tinggi dari wanita,namun pada wanita setelah menopause, cenderung memiliki
tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut.

1.4 RENTANG NORMAL TEKANAN DARAH

Tekanan darah dituliskan dengan 2 angka yang dipisahkan dengan garis miring,
misalnya 120/80 mmHg.Angka 120 mewakilkan dengan tekanan darah sistolik, yaitu
tekanan saat jantung berkontraksi untuk mempompa darah ke seluruh tubuh.
Sementara angka 80 mewakilkan tekanan darah diastolik, yaitu tekanan saat otot
jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah.

Kedua tekanan ini memiliki kisaran normalnya masing-masing dan setiap usia
memiliki kisaran yang berbeda-beda pula.Berikut ini adalah batas tekanan darah
normal yang dibagi berdasarkan kelompok usia:

1.4.1 Tekanan darah normal pada anak-anak

Walaupun tidak berbeda jauh, tekanan darah normal pada usia anak-anak dapat dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu:
 Anak usia prasekolah (3–5 tahun): batas normal tekanan sistolik berkisar
antara 95-110 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 56-70 mmHg.
 Anak usia sekolah (6–13 tahun): batas normal tekanan sistolik berkisar antara
97-112 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 57-71 mmHg.

1.4.2 Tekanan darah normal pada remaja

Pada remaja usia 13–18 tahun, batas normal tekanan sistoliknya berkisar antara 112–
128 mmHg dan diastolik berkisar antara 66–80 mmHg. Variasi tekanan darah di
dalam batas normal seorang remaja dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor,
misalnya tinggi badan, jenis kelamin, dan waktu pengukuran tekanan darah.

1.4.3 Tekanan darah normal pada dewasa

Secara umum, orang dewasa dikatakan memiliki tekanan darah normal jika angkanya
berada di atas 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Tekanan darah normal bisa naik
atau turun tergantung aktivitas fisik yang Anda jalani dan kondisi emosional yang
tengah Anda alami.

Pada ibu hamil, perubahan hormonal menyebabkan kisaran tekanan darah menjadi
lebih rendah. Bahkan pada ibu hamil, tekanan darah 120/80 mmHg sudah termasuk
kategori harus berhati-hati akan risiko preeklamsia.

1.4.4 Tekanan darah normal pada usia lanjut

Tekanan darah normal pada orang lanjut usia (lansia) cenderung lebih tinggi, yaitu itu
< 150 mmHg untuk tekanan sistolik dan < 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Hal ini
disebabkan pembuluh darah pada lansia cenderung lebih kaku, sehingga jantung
memerlukan tekanan lebih tinggi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Jika tekanan darahnya terlalu rendah, lansia malah bisa mengalami pusing dan
hipotensi ortostatik sehingga meningkatkan risiko jatuh dan cedera.

1.5 SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Prosedur pelaksanaan Gambar


Alat dan bahan:
1. Sphygmomanometer(tensi
meter)
2. Stetoskop

3. Alat tulis
Prosedur kerja:
1. Jelaskan prosedur kepada klien
(Tujuanya agar klien tahu tujuan
dilakukanya tindakan tersebut)
2. Mencuci tangan( untuk
mencegah terjadinya infeksi
nosokomial )
3. Mengatur posisi klien fowler/
semifowler

4. Letakkan lengan yang akan


diukur dalam posisi terlentang
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang manset pada lengan
kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas
fossa cubiti( jangan terlalu ketat
jangan terlalu longgar )

7. Tentukan denyut nadi arteri


radialis

8. Pompa balon udara manset


sampai denyut nadi arteri tidak
teraba
9. Pompa terus sampai manometer
setinggi 20mmHg dari titik nadi
radialis tidak terbaca
10. Letakkan diafragma stetoskop
di atas arteri brakialis dan
dengarkan
11. Kempeskan balon udara manset
secara perlahan dan
berkesinambungan dengan
memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam
12. Catat ketinggian jarum
manometer saat bunyi denyut
pertama terdengar ( tekanan sistolik
)
13. Catat ketinggian jarum
manometer saat bunyi terakhir
sebelum menghilang ( tekanan
diastolik )
14. Buka lebar tutup pompa
sehingga udara keluar
15. Lepaskan manset kemudian
gulung dan letakkan pada
tempatnya
Fase terminasi
1. Bereskan kembali alat yang
sudah digunakan
2. Posisikan kembali klien tidur
terlentang

3. Berpamitan dengan klien dan


ucapkan terima kasih
4. Dokumentasikan
kegiatan( memuat hari/tanggal ,
nama pasien, tindakan yang
dilakukan dan hasil tindakan serta
tanda tangan perawat ).

Anda mungkin juga menyukai