Anda di halaman 1dari 3

Setiap hari kita bernapas, makan, dan minum.

Tanpa kita sadari udara yang disekitar kita


banyak mengandung kuman-kuman penyakit. Begitu pula dengan makanan dan minuman
kita juga bisa terdapat kuman-kuman yang merugikan. Untuk itulah makanan dan minuman
perlu dimasak agar dapat membunuh kuman-kuman tersebut. Namun, meskipun demikian
pada kenyataannya kita tidak dapat terlepas dari kuman-kuman yang banyak terdapat di
lingkungan kita. Kadang-kadang dijumpai orang yang mudah sekali terkena penyakit, namun
ada juga yang jarang sekali terkena penyakit. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan
perbedaan kekebalan yang terdapat pada masing-masing orang. Sistem Pertahanan Tubuh
(Sistem Imunitas) adalah sistem pertahanan yang berkenan dalam mengenal, menghancurkan
serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi
tubuh. Sedangkan Imunitas (kekebalan) adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau
menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal.

Sistem imun adalah bentuk pertahan yang dimiliki tubuh untuk melindungi tubuh kita dari
substansi asing yang masuk ke tubuh. Sistem imun melindungi tubuh dari organisme seperti
seperti bakteri, protista, fungi, maupun hewan yang bersifat parasit (Patogen), serta virus, dan
toxic.

Fungsi sistem imun:

1) Pembentuk kekebalan tubuh.

2) Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

3) Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.

4) Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.

Kekebalan tubuh atau imunitas dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1) Kekebalan bawaan (innate immunity) Yaitu kekebalan diturunkan dan ada sejak lahir.
Kekebalan bawaan melakukan respon imun non-spesifik dalam waktu yang cepat, artinya
sistem kekebalan ini selalu bersiap untuk menghadapi infeksi apapun yang masuk ke dalam
tubuh. Mekanisme kekebalan ini efektif terhadap mikroorganisme tanpa terjadinya
pengalaman kontak sebelumnya dengan organisme tersebut.

2) Kekebalan adaptif (acquired immunity) Yaitu kekebalan yang didapatkan dari pengenalan
tubuh terhadap antigen. Kekebalan adaptif melakukan respon imun spesifik dalam waktu
yang lambat. Jika bakteri, virus, maupun zat asing berhasil melewati sistem kekebalan
bawaan (nonspesifik), selanjutnya zat-zat asing tersebut akan dihadapi oleh sistem kekebalan
adaptif. Kekebalan adaptif bersifat spesifik, artinya mekanisme pertahanannya bergantung
pada pembentukan respons imun terhadap mikroorganisme tertentu yang memberi
rangsangan.

Respon imun adalah cara tubuh merespon masuknya antigen ke dalam tubuh.

Respon imun terbagi menjadi:

1) Respon imun non-spesifik, tidak membeda-bedakan antigen yang diserang.


2) Respon imun spesifik, menyerang antigen tertentu dan dapat mengenali kembali jika
sewaktu-sewaktu antigen yang sama menyerang kembali

Berdasarkan cara memperolehnya kekebalan tubuh digolongkan menjadi dua kelompok yaitu
kekebalan aktif dan kekebalan pasif.

Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri, Tubuh
membentuk antibodi sendiri karena infeksi antigen. Kekebalan ini dapat diperoleh secara
alami dan buatan, sebagai contoh secara alami melalui penyakit seperti penyakit cacar dan
secara langsung tubuh membentuk vaksin virus cacar dengan cara didalam tubuh penderita
dikembangkan kekebalan humoral dan kekebalan seluler, setelah mengidap penyakit cacar
penderita tidak akan terkena dua kali penyakit cacar. Sedangkan cara buatan dengan cara
vaksinasi (imunisasi) terhadap mikroorganisme tertentu dengan memasukkan antigen yang
telah dilemahkan atau telah mati kedalam tubuh.

Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar.
Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami yaitu dengan cara pemberian ASI (Air Susu Ibu)
dan secara buatan melalui penyuntikkan antiserum yang mengandung antibodi IgG atau
immunoglobulin lainnya. Kekebalan pasif buatan ini hanya bertahan beberapa minggu saja
karena immunoglobulin yang berasal dari tubuh akan diuraikan oleh tubuh orang tersebut.

Penyakit dan Kelainan pada Sistem Imun

Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun adalah kelainan tubuh yang disebabkan oleh reaksi respon imun terhadap
sel tubuh sendiri yang dianggap sebagai antigen, sehingga menyebabkan kerusakan organ
tubuh. Biasanya antibodi yang menyerang diri sendiri ini bisa terbentuk karena adanya
rangsangan virus sebelumnya, sehingga antibodi ikut beredar ke seluruh tubuh dan dapat
memberikan kerusakan organ pada tubuh kita. Gangguan autoimun dapat mempengaruhi satu
atau lebih organ atau jaringan. Organ dan jaringan yang umumnya terkena oleh gangguan
autoimun adalah sel darah merah, pembuluh darah, jaringan ikat, kelenjar endokrin seperti
tiroid atau pankreas, otot, sendi, dan kulit. Contoh-contoh penyakit autoimun, diantaranya:
Hepatitis oleh virus hepatitis C, Graves’disease (gangguan autoimun yang mengarah ke
kelenjar tiroid hiperaktif), dan Systemic lupus erythematosus/SLE (gangguan autoimun
kronis, yang mempengaruhi kulit, sendi, ginjal, dan organ lainnya)

Imunodefisiensi.
Imunodefisiensi atau imunokompromais adalah fungsi sistem imun yang menurun atau tidak
berfungsi dengan baik. Fungsi masing-masing komponen sistem imun humoral maupun
selular atau keduanya dapat terganggu baik oleh sebab congenital maupun sebab yang
didapat. Keadaan imunodefisiensi dapat terjadi disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
akibat infeksi (AIDS, virus mononucleosis, rubella, dan campak), penggunaan obat (steroid,
penyinaran, kemoterapi, imunosupresi, serum anti-limfosit), neoplasma dan penyakit
hematologik (limfoma/hodkin, leukemia, mieloma, neutropenia, anemia aplastik, anemia sel
sabit), penyakit metabolik (enteropati dengan kehilangan protein, sindrom nefrotik, diabetes
mellitus, malnutrisi), trauma dan tindakan bedah (luka bakar, spienektomi, anestesi), lupus
eritematosus sistemik, dan hepatitis kronis.

Anda mungkin juga menyukai