Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 9 (SISTEM IMUNOLOGI)

NAMA KELOMPOK :

1. NI KADEK AYIK RISMA PUTRI (P07120220030)


2. NI NYOMAN PARAMITHA DEWINTASARI (P07120220031)
3. NI LUH AYU SINTIA ARISTAWATI (P07120220032)
MATA KULIAH ANATOMI DAN FISIOLOGI
KELAS :1A S.Tr. KEPERAWATAN

Pertanyaan yang sudah terjawab saat presentasi berlangsung :

1. Apa saja jenis – jenis penyakit terkait disfungsi imun? (Pertanyaan dari Ni
Luh Made Ariska Maha Dewi).
Jawaban :
Jenis – jenis penyakit terkait disfungsi imun antara lain :
a. Alergi : reaksi system kekebalan tubuh terhadap sesuatu yang
dianggap asing, baik berbahaya ataupun tidak.
b. Ketidakcocokan Rhesus : terjadi ketika Ibu memiliki rhesus negatif
dan janin meiliki rhesus positif. Rhesus/factor rhesus tersebut
merupakan kadar protein khusus alias antigen D (anti-D) yang
berada di permukaan sel darah merah.
c. Defesiensi system imun : muncul ketika lebih satu komponen
system imun tidak aktif.
d. Penolakan terhadap organ transplan : bisa terjadi kapan saja, saat
tubuh melakukan transplantasi organ. Salah satu contohnya usai
menjalani transplantasi hati, obat imunosup relan memang harus
diberikan pada pasien untuk mengurangi efek penolakan tubuh
terhadap organ baru dipasang.
e. Lupus : penyakit peradangan kronis yang disebabkan oleh system
imun/kekebalan tubuh yang menyerang sel, jaringan, dan organ
tubuh sendiri.
f. Sclerosis : penyakit progresif yang muncul akibat system
kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang selaput pelindung
saraf (mielin) dalam otak dan saraf spinal.
g. Gerves : jenis gangguan pada system kekebalan tubuh yang
menjadi penyebab umum produksi tiroid berlebih.
h. Anemia perniklus : kondisi terjadi apabila jumlah sel darah merah
rendah.
i. Arthritis rematoid : peradangan sendi akibat system kekebalan
tubuh yang menyerang jaringannya sendiri.
2. Apa yang dimaksud dari reaksi silang dalam interaksi antigen dan
antibodi? Sertakan contohnya! (Pertanyaan dari Putu Devi Urbayanti)
Jawaban :
Reaksi antigen-antibody adalah interaksi kimia spesifik antara antibodi
yang dihasilkan oleh sel B dan antigen selama reaksi imun. Reaksi ini
merupakan reaksi mendasar dalam tubuh, membuat tubuh dilindungi dari
molekul asing yang kompleks, seperti pathogen dan racun kimianya.
Dalam darah, antigen terikat oleh antibodi secara khusus dan dengan
afinitas tinggi untuk membentuk kompleks antigen-antibodi(kompleks
imun). Kompleks imun kemudian diangkut ke sistem seluler untuk
dihancurkan atau dinonaktifkan.
3. Apa contoh dari imunitas pasif? (Pertanyaan dari Komang Ayu Indriyani)
Jawaban :
Imunitas pasif akan dibagi menjadi 2 jenis yaitu meliputi:  
1.Imunitas pasif alami, yaitu manusia akan dimasuki oleh antibody yang
berasal dari luar tubuhnya dengan cara alami, misalnya melalui plasenta
dan ASI
2.Imunitas pasif buatan, yaitu manusia akan dimasuki oleh antibody yang
berasal dari luar tubuhnya dengan cara buatan yaitu disuntik dengan serum
atau antibody dari individu lainnya
4. Apa saja macam – macam antigen berdasarkan spesifisitasnya?
(Pertanyaan dari Ni Gusti Ayu Riana Putri)
Jawaban :
1. Heteroantigen adalah antigen yang disuplai dengan banyak spesies
2. Xenoantigen adalah antigen yang diberikan dengan spesies tertentu
3. Alloantigen adalah antigen yang diberikan dengan satu spesies
4. Antigen Organik Spesifik adalah antigen yang diberikan dengan
organ tertentu
5. Autoantigen adalah antigen yang berasal dari diri sendiri
5. Apa perbedaan utama antara imunitas bawaan dan imunitas adaptif?
(Pertanyaan dari Ni Putu Putri Damayanti)
Jawaban :
Perbedaan utama imunitas bawaan dan imunitas adaptif :
a. Definisi :
A. Imunitas bawaan ( resistensi terhadap infeksi mikroba yang
dimiliki seseorang berdasarkan susunan genetiknya ).
B. Imunitas adaptif ( perlawanan yang diperoleh sesorang
selama hidupnya ).
b. Pengklasifikasian :
A. Imunitas bawaan diklasifikasikan menjadi kekebalan
spesifik dan non-spesifik.
B. Imunitas adaptif diklasifikasikan ke dalam kekebalan aktif
dan pasif.
c. Pengaturan :
A. Imunitas bawaan diatur melalui fagosit (makrofag dan
neutrophil) dan sel – sel pembunuh alami.
B. Imunitas adaptif diatur melalui limfosit.
6. Apa saja langkah pencegahan yang dapat kita lakukan agar terhindar dari
penyakit – penyakit terkait disfungsi imunitas? (Pertanyaan dari Kadek Sri
Chandra Dewi)
Jawaban :
Langkah – langkah pencegahan yang dapat kita lakukan agar terhindar dari
penyakit terkait disfungsi imunitas :
a. Penggunaan masker saat keluar rumah.
b. Menggunakan pakaian tertutup jika sedang terinfeksi alergi.
c. Makan makanan yang sehat dan bergizi.
d. Hindari merokok.
e. Penggunaan tabir surya pada saat melakukan kegiatan di luar
ruangan.
f. Olahraga yang teratur.
g. Kurangi stress.
h. Perbanyak istirahat.
7. Apa yang dimaksud dengan imun non-spesifik? (Pertanyaan dari Dian
Yulianti).
Jawaban :
Sistem imunitas non-spesifik seringkali disebut juga sebagai pertahanan
tubuh bawaan. Disebut pertahanan tubuh bawaan karena sistem imunitas
nonspesifik ini merupakan garis utama tubuh yang pertama dalam
melawan semua patogen yang masuk ke tubuh kita. Sistem pertahanan
tubuh bawaan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya peradangan setelah
adanya luka atau infeksi pada tubuh kita.

Pertanyaan yang belum terjawab saat presentasi berlangsung :

1. Mengapa dikatakan sebagai imunitas pasif dan bagaimana peran imunitas


pasif bagi tubuh manusia? (Pertanyaan dari Ni Putu Diah Mertaningtias)
Jawaban :
Imunitas pasif adalah imunitas yang diperoleh dari luar tubuh, bukan
dibuat oleh tubuh itu sendiri. Dikatakan sebagai imunitas pasif karena
tidak berlangsung selama imunitas aktif dan kehilangan efektivitasnya
dalam beberapa minggu dan bulan. Peran imunitas pasif pada manusia
adalah saat seseorang diberi antibody. Hal ini terjadi di dalam Rahim atau
melalui produk darah yang mengandung antibody, seperti globulin imun.
2. Apa saja gangguan imunologi hipersensitivitas? (Pertanyaan dari Sudia
Nantari)
Jawaban :
Yang dimaksud dengan hipersensitivitas adalah peningkatan sensitivitas
atau reaktivitas terhadap antigen yang pernah dikenal sebelumnya. Dengan
kata lain, tubuhmu akan menjadi lebih sensitif terhadap antigen-antigen
tertentu. Respon imunitas menjadi terlalu berlebihan dan dapat
menyebabkan ketidaknyamanan. Biasanya setiap orang mengalami gejala
alergi yang berbeda-beda, tetapi ada beberapa gejala yang umum dialami
penderita alergi. Gejala tersebut antara lain gatal-gatal, ruam, mata merah,
kram berlebih, dan kesulitan bernapas. Antigen yang menyebabkan alergi
disebut alergen.
3. Bagaimana cara untuk memperkuat sistem imun? (Pertanyaan dari Ni Luh
Ketut Ayu Desy Cahyani)
Jawaban :
Cara untuk memperkuat system imun antara lain :
a. Penggunaan masker saat keluar rumah.
b. Menggunakan pakaian tertutup jika sedang terinfeksi alergi.
c. Makan makanan yang sehat dan bergizi.
d. Hindari merokok.
e. Penggunaan tabir surya pada saat melakukan kegiatan di luar
ruangan (misalnya ada alergi pada kulit).
f. Olahraga yang teratur.
g. Kurangi stress.
h. Perbanyak istirahat.
4. Mengapa sel Natural-Killer dikatakan berperan penting pada respon dan
pengaturan imun bawaan? (Pertanyaan dari Luh Putu Ardhya Pramesti)
Jawaban :
Sel NK berperan penting pada respon dan pengaturan imun bawaan. Sel
NK mengenal dan melisiskan sel terinfeksi patogen dan sel kanker. Sel
NK melisiskan sel dengan melepaskan sejumlah granul sitolitik di sisi
interaksi dengan target. Komponen utama granul sitolitik adalah perforin.
Sel NK juga menghasilkan sitokin dan kemokin yang digunakan untuk
membunuh sel target, termasuk IFN-y, TNF-a, IL-5 dan IL-13. Sistem
imun yang ada pada tubuh dapat kita lihat dari sel darah kita.
5. Bagaimana cara untuk meningkatkan sistem imun apabila sudah terinfeksi
virus dan kemudian sembuh? Apakah memiliki kemungkinan terinfeksi
virus kembali? Jika iya bagaimana cara kerja dari sistem imunitasnya?
(Pertanyaan dari Ni Wayan Suci Hardayani Wedanti)
Jawaban :
Saat pertama kali terinfeksi tubuh akan mengeluarkan pertahanan
kekebalan bawaan standarnya sebagaimana menghadapi jenis wirausaha
apa pun.Di sini Terjadi pelepasan protein bernama interferon yang
mengganggu kemampuan virus untuk bereplikasi di dalam sel tubuh.
Interferon juga merekrut sel-sel kekebalan lain untuk datang dan
menyerang virus agar tidak menyebar.Idealnya respon awal ini
memungkinkan tubuh mendapatkan kendali atas infeksi dengan cepat
meskipun Virus memiliki pertahanannya sendiri untuk menumpulkan atau
melepaskan diri dari efek interferon. Respon imun bawaan sebenarnya
ditunjukkan dari banyak gejala yang dialami ketika sakit. Misalnya ketika
terjadi infeksi virus maka akan terjadi demam dan ini adalah bentuk
respon imun yang menjadi peringatan bagi tubuh bahwa ada sesuatu yang
tidak beres terjadi yakni serangan virus. Selain itu gejala yang ditimbulkan
ini juga wujud sistem imun bawaan yang tengah berupaya meningkatkan
virus misalnya melalui proses batuk atau diare.
6. Apa yang dimaksud dengan respon inflamasi dan Hematopoiesis?
(Pertanyaan dari Ni Wayan Ari Cahyani).
Jawaban :
Respon inflamasi adalah suatu respon jaringan akibat adanya rangsangan
fisik maupun kimiawi yang bersifat merusak jaringan tubuh. Akibat
adanya rangsangan tersebut mediator inflamasi atau nyeri seperti
histamin,serotonin,bradikinin, maupun prostaglandin terlepas di dalam
tubuh.
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah
dimana terjadi proliferasi, maturasi, dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak.
7. Bagaimana cara kerja opsonin dan hemolysis? (Pertanyaan dari Sang Ayu
Agung Kusumas Pratiwi)
Jawaban :
- Opsonin/Opsonisasi
Opsonisasi adalah pelapisan antigen oleh antibodi, komplemen,
fibronektin, yang berfungsi untuk memudahkan fagositosis. Opsonisasi
ada dua yaitu opsonisasi yang tidak tergantung antibodi dan yang
ditingkatkan oleh antibodi.

Pada opsonisasi yang tidak tergantung antibodi, protein pengikat manose


dapat terikat pada manose terminal pada permukaan bakteri, dan akan
mengaktifkan C1r dan C1s serta berikatan dengan C1q. Proses tersebut
akan mengaktivasi komplemen pada jalur klasik yang dapat berperan
sebagai opsonin dan memperantarai fagositosis. Lipopolisakarida (LPS)
merupakan endotoksin yang penting pada bakteri Gram negatif. Sel ini
dapat dikenal oleh tiga kelas molekul reseptor. Sedangkan opsonisasi yang
ditingkatkan oleh antibodi adalah bakteri yang resisten terhadap proses
fagositosis akan tertarik pada sel PMN dan makrofag bila telah
diopsonisasi oleh antibodi.

Dalam opsonisasi terdapat sinergisme antara antibodi dan komplemen


yang diperantarai oleh reseptor yang mempunyai afinitas kuat untuk IgG
dan C3b pada permukaan fagosit, sehingga meningkatkan pengikatan di
fagosit. Efek augmentasi dari komplemen berasal dari molekul IgG yang
dapat mengikat banyak molekul C3b, sehingga meningkatkan jumlah
hubungan ke makrofag (bonus effect of multivalency). Meskipun IgM
tidak terikat secara spesifik pada makrofag, namun merangsang adesi
melalui pengikatan komplemen.

Antibodi akan menginisiasi aksi berantai komplemen sehingga lisozim


serum dapat masuk ke dalam lapisan peptidoglikan bakteri dan
menyebabkan kematian sel. Aktivasi komplemen melalui penggabungan
dengan antibodi dan bakteri juga menghasilkan anfilaktoksin C3a dan C5a
yang berujung pada transudasi luas dari komponen serum, termasuk
antibodi yang lebih banyak, dan juga faktor kemotaktik terhadap  neutrofil
untuk membantu fagositosis.

Sel PMN merupakan fagosit yang predominan dalam sirkulasi dan selalu
tiba di lokasi infeksi lebih cepat dari sel lain, karena sel PMN tertarik oleh
sinyal kemotaktik yang dikeluarkan oleh bakteri, sel PMN lain,
komplemen atau makrofag lain, yang lebih dahulu tiba di tempat infeksi.
Sel PMN sangat peka terhadap semua faktor kemotaktik.

Sel PMN yang telah mengalami kemotaktik selanjutnya akan melakukan


adesi pada dinding sel bakteri, endotel maupun jaringan yang terinfeksi.
Kemampuan adesi PMN pada permukaan sel bakteri akan bertambah kuat
karena sinyal yang terbentuk pada proses adesi ini akan merangsang
ekspresi Fc dan komplemen pada permukaan sel. Sel PMN juga akan
melakukan proses diapedesis agar dapat menjangkau bakteri yang telah
menginfeksi. 

Proses penelanan bakteri oleh fagosit diawali dengan pembentukan


tonjolan pseudopodia yang berbentuk kantong fagosom untuk mengelilingi
bakteri, sehingga bakteri akan terperangkap di dalamnya, selanjutnya
partikel granular di dalam fagosom akan mengeluarkan berbagai enzim
dan protein untuk merusak dan menghancurkan bakteri tersebut.

Mekanisme pemusnahan bakteri oleh enzim ini dapat melalui proses


oksidasi maupun nonoksidasi, tergantung pada jenis bakteri dan status
metabolik pada saat itu. Oksidasi dapat berlangsung dengan atau tanpa
mieloperoksidase. Proses oksidasi dengan mieloperoksidase terjadi
melalui ikatan H2O2 dengan Fe yang terdapat pada mieloperoksidase.
Proses ini menghasilkan komplek enzim-subtrat dengan daya oksidasi
tinggi dan sangat toksik terhadap bakteri, yaitu asam hipoklorat (HOCl).
Proses oksidasi tanpa mieloperoksidase berdasarkan ikatan H2O2 dengan
superoksida dan radikal hidroksil namun daya oksidasinya rendah. Proses
nonoksidasi berlangsung dengan perantaraan berbagai protein dalam
fagosom yaitu flavoprotein, sitokrom-b, laktoferin, lisozim, kaptensin G
dan difensin. Pada proses pemusnahan bakteri, pH dalam sel fagosit dapat
menjadi alkalis. Hal ini terjadi karena protein yang bermuatan positif
dalam pH yang alkalis bersifat sangat toksik dan dapat merusak lapisan
lemak dinding bakteri Gram negatif. Selain itu, bakteri juga dapat
terbunuh pada saat pH dalam fagosom menjadi asam karena aktivitas
lisozim. Melalui proses ini PMN memproduksi antibakteri yang dapat
berperan sebagai antibiotika alami (natural antibiotics).

- Hemolysis
Sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Sel darah merah
mengandung metaloprotein yang mengandung zat besi yang disebut
hemoglobin untuk proses ini. Molekul hemoglobin terletak di dalam sel
darah merah. Penghancuran sel darah merah menyebabkan pelepasan
hemoglobin dari sel darah merah ke plasma darah. Proses ini dikenal
sebagai hemolisis. Beberapa bakteri menghasilkan enzim yang disebut
hemolisin, yang mengkatalisasi pemecahan sel darah merah. Hemolisis
ada dalam tiga jenis; alfa hemolisis, beta hemolisis, dan gamma hemolisis.
Dalam alfa hemolisis, sel-sel darah merah dan sebagian rusak sementara di
beta hemolisis, sel-sel darah merah benar-benar rusak.
8. Apa yang membedakan kekebalan bawaan(non spesifik) dengan kekebalan
adaptif(spesifik)? Beserta contohnya! (Pertanyaan dari A.A Istri Ngurah
Bintang Debianti)
Jawaban :
1. Kekebalan bawaan (non spesifik).
Sistem kekbalan bawaan atau diseut juga dengan sistem kekebalan
tubuh spesifik yaitu sistem pertahanan tubuh yang peka terhadap
patogen tertentu yang sudah masuk kedalam tubuh manusia setelah
melewati sistem pertahanan non spesifik. Contoh pertahanan tubuh
spesifik adalah lapis tiga yaitu limfosit B dan T serta antibodi.
2. Kekebalan adaptif (spesifik).
Sistem kekbalan tubuh adaptaif atau disebut juga dengan sistem
kekebalan tubuh non spesifik merupakan sistem kekebalan tubuh
yang terdiri dari sel-sel yang sangat khusus yaitu sel T limfosit
yang berasal dari timus dan diturunkan sel limfosit B yang berasal
sumsum tulang. Sel-sel ini mampu mengenali antigen asing yang
berbeda dalam cara yang sangat tepat dan memiliki kapasitas untuk
menghasilkan memori imunologi, sehingga memungkinkan
pengenalan patogen yang telah ditemukan sebelumnya. Contoh
sistem kekebalan adaptif adalah orang yang sudah pernah terkena
cacar, tidak akan terjangit penyakit ini untuk ke dua kalinya.
9. Apa yang terjadi jika sistem imunitas adaptif di dalam tubuh tidak
bekerja? (Pertanyaan dari Ni Putu Gita Maharani)
Jawaban :
Sistem imun ini terbentuk setelah mendapatkan vaksinasi atau saat tubuh
terancam penyakit. Sistem imun adaptif membangun berbagai antibodi
yang mampu membedakan berbagai jenis patogen. Yang terjadi jika
imunitas adaptif tidak bekerja di dalam tubuh maka kita akan mudah
terserang berbagai penyakit.
10. Darimana imunitas alami diperoleh? (Pertanyaan dari Ni Kadek Setyawati)
Jawaban :
Kekebalan aktif alami merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh
setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit sehingga menjadi
kebal terhadap penyakit tersebut. Misalnya orang yang telah terkena cacar
tidak akan terkena cacar untuk yang kedua kalinya.

Anda mungkin juga menyukai