Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METABOLISME KARBOHIDRAT BAKTERI


Dosen pengampu mata kuliah Bakteriologi I
Yulianto Ade Prasetya, S.si., M.si

Merinsa Chorry Hartono


(15010101009)
D3 Analis Kesehatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS ANWAR MEDIKA

SIDOARJO
2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang Metabolisme
Karbohidrat Bakteri ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Adapun maksud pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bakteriologi I.
Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung kami. Kami juga menyadari, bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga dibutuhkan
kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai kalangan agar menjadi makalah
yang baik dan sekaligus memperbesar manfaat tulisan ini sebagai bahan referensi.

Sidoarjo, 20 Maret 2016

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............ii
DAFTAR ISI..........iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......1
1.2 Tujuan...1
BAB II ISI
2.1 Pengertian Metabolisme Karbohidrat..........2
2.2 Proses Metabolisme Karbohidrat
2.2.1 Macam Macam Glikolisis.........................................................7
2.2.2

Metabolisme

Monosakarida

Polisakarida.....................10
2.2.3
Siklus
Asam
Glioksilat................................................12
2.2.4

Lain

Dan

Sitrat

dan
Transport

Elektron......................................................................14
2.2.5
Fermentasi
Alkohol
dan
Asam
Laktat.........................................15
2.2.6

Respirasi

Anaerob......................................................................17

BAB III PENUTUP......17


3.1 Kesimpulan....18
DAFTAR PUSTAKA...19

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi
yang diperoleh dari proses metabolisme. Metabolisme terjadi
pada semua mahluk hidup termasuk kehidupan mikroba. Pada
hewan atau tumbuhan yang berderajat tinggi enzim yang
disediakan untuk keperluan metabolisme reatif stabil, selama
terjadi

perkembangan

susunan

enzim,

akan

individu
tetapi

memang
pada

terjadi

perubahan

pergantian

lingkungan

perubahan itu sangat kecil. Metabolisme merupakan serentetan


reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup (Darkuni, 2001).
Walaupun sangat beranekaragam jenis substansi yang berperan
sebagai sumber energi bagi mikroorganisme. Namun, terdapat pola dasar
metabolisme yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu bentuk
energi yang kompleks menjadi bentuk energi yang lebih serderhana, sehingga
dapat masuk ke dalam rangkaian proses metabolik. Seperti organisme pada
umumnya, mikroba memerlukan energy (karbohidrat, lemak, protein, asam
nukleat) dan bahan-bahan untuk berkembang membangun tubuhnya yang disebut
nutrien (Fardiaz, 1992).
Berdasarkan atas latar belakang tersebut, maka makalah ini dapat tersusun
dengan meringkas dan memahami proses metabolisme karbohidrat yang
dilakukan oleh bakteri.

1.2

Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan memahami proses metabolisme karbohidrat pada bakteri.
2. Mengetahui hasil proses metabolisme karbohidrat pada bakteri.
3. Mengetahui pengaruh pada setiap proses metabolisme yang berlainan.

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

BAB II
ISI
2.1

Metabolisme
Untuk dapat hidup dan berkembang, organisme harus makan. Makanan

menyediakan sumber energi dan sumber karbon untuk biosintesis komponen sel.
Pada organisme heterotrof sumber energi merupakan senyawa hidrokarbon (...-CC-C-...). Senyawa organik dapat berupa monomer maupun polimer. Pada
umumnya organisme heterotrof memerlukan glukosa sebagai sumber energi dan
sumber karbon, maka proses metabolisme glukosa disebut metabolisme sentral.
Metabolisme sentral pada organisme bail prokariota dan eukariota adalah
glikolisis dan siklus asam sitrat (Purwoko, 2009).
Metabolisme adalah reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel
yang menghasilkan energi dan yang menggunakan energi untuk
sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan
selular, seperti pergerakan (Pelczar dan Chan, 2008).
Metabolisme mempunyai empat fungsi spesifik, yaitu :
1.

Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi makanan


yang kaya akan energi dari lingkungan atau dari energi solar

2.

Untuk mengubah molekul nutrisi menjadi precursor unit


pembangun bagi makromolekul sel

3.

Untuk

menggabungkan

unit-

unit

pembangunan

asam

nukleat, lipid, protein, polisakarida, dan komponen sel


lainnya
4.

Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang


diperlukan dalam fungsi khusus sel.
Metabolisme terdiri dari dua proses berlawanan, keduanya

berlangsung serempak. Dalam metabolisme ada dua fase yaitu


anabolisme, adalah proses sintesis makromolekul kompleks
misalnya asam nukleat, lipid, dan polisakarida serta penggunaan
energi) dan fase berlawanan katabolisme, merupakan proses
penguraian bahan organik kompleks menjadi bahan organik

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

sederhana, atau bahan anorganik, dan menghasilkan energi.


Misalnya adenosid trifosfat (ATP) atau guanosin trifosfat (GTP)
(Pratiwi, 2008).
2.2 Metabolisme Karbohidrat Bakteri
Mikroorganisme mengoksidasi karbohidrat sebagai sumber
utama energi seluler. Katabolisme karbohidrat melibatkan reaksi
penguraian molekul karbohidrat untuk menghasilkan energi ATP
yang merupakan proses penting dalam metabolisme sel.
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber
energi utama bagi organisme hidup. Glukosa merupakan jenis
karbohidrat yang paling sering dimanfaatkan oleh
mikroorganisme sebagai sumber energi. Untuk memproduksi
energidari glukosa, mikroorganisme menggunakan dua jalur
proses, yaitu fermentasi dan respirasi. Jalur tersebut biasanya
berasal dari satu langkah pertama yang sama, yaitu glikolisis,
yang kemudian disusul dengan jalur metabolisme yang berbeda
untuk respirasi dan fermentasi (Radji, 2010).

Gambar 2.1 Jalur Respirasi dan Fermentasi (Radji,


2010).

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

Ada 5 jalur utama pada metabolisme karbohidrat pada


bakteri :
1. Glikolisis
2. Metabolisme monosakarida dan polisakarida
3. Siklus asam sitrat (Siklus Krebs) atau Siklus Glioksilat
4. Fermentasi
5. Respirasi anaerob
Jalur jalur metabolisme tersebut masih terdapat jalur lain
dan dibagi lagi dari empat jalur utama metabolisme karbohidrat.
2.3 Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi
senyawa triosa (C3), yaitu piruvat. Siklus asam sitrat atau siklus
Krebs merupakan proses oksidasi senyawa trikarboksilat menjadi
senyawa sumber elektron atau sumber energi yang kemudian
difosforilasi oksidatif menjadi energi. Senyawa antara pada
glikolisis

dan

siklus

asam

sitrat

menyediakan

prekursor

biosintesis asam amino (Purwoko, 2009).


Pada eukariota, glikolisis merupakan proses pemecah
glukosa menjadi

piruvat melalui jalur heksosa bisfosfat. Pada

prokariota terdapat empat jalur (pathway) glikolisis, yaitu jalur


Embden Meyerhoff Parnas (EMP) juga disebut jalur heksosa
bifosfat,

jalur

Heksosa

Monofosfat

(HMP)

yang

disebut

fosfoketolase, jalur pentosa fosfat (PP), dan jalur Etner Doudurof


(ED) juga disebut jalur ketoglukonat. Tiga jalur yang disebut
belakangan, mengubah glukosa 6-fosfat-glukonat, sedangkan
jalur EMP mengubah glukosa 6-fosfat menjadi fruktosa 6-fosfat.
Sebagian besar prokariota memproses karbohidrat
(glukosa) melalui jalur EMP dan hanya beberapa prokariota saja
yang tidak melalui jalur EMP. Sebagian prokariota mempunyai
lebih dari satu jalur metabolisme karbohidrat (glikolisis). E. coli
menggunakan jalur EMP sebagai jalur utama untuk mengonsumsi
glukosa, sedangkan jalur ED digunakan apabila sumber karbon

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

berupa glukonat. Arkhaea Thermoproteus tenax menggunakan


jalur EMP dan ED untuk memetabolisme glikogen dan trehalosa
(Purwoko, 2009).
2.3.1 Jalur EMP (Embden Meyerhoff Parnas)
Jalur EMP mempunyai tiga tahapan penting, yaitu fosforilasi
ganda heksosa, pemecahan heksosa bisfosfat menjadi 2 triosa
fosfat, dan defosforilasi triosa bisfosfat menjadi energi piruvat.
Jalur EMP terdapat beberapa reaksi yang irreversibel (tidak balik).
Reaksi

yang

fruktosa

1,6

irreversibel
bisfosfat

adalah

menjadi

glukosa

menjadi

gliseraldehid

6-fosfat,

3-fosfat

dan

dihidroksiaseton fosfat, dan fosfoenol privuvat menjadi piruvat.


Hal ini bertujuan agar proses glikolisis tidak berlangsung
bersamaan dengan proses glukoneogenesis.

Gambar 2.2 Glikolisis Jalur EMP (Purwoko,2007)


2.3.2 Jalur HMP (Heksosa Monofosfat)
Jalur HMP atau fosfoketolase mengalami dekarboksilasi
menjadi pentosa fosfat. Oleh karena itu hasil akhir berupa triosa
(piruvat) dan senyawa C2 (asetil fosfat). Jalur HMP merupakan
jalur penyedia ribulosa 5-fosfat yang merupakan prekursor
nukleotida. Jalur ini menyediakan jalur pintas untuk masuk ke
siklus asam sitrat (dengan menghasilkan asetil fosfat menjadi
asetil KoA) (Purwoko, 2009).

Gambar 232 Glikolisis Jalur HMP


(Purwoko,2007)
Metabolisme Karbohidrat Bakteri

2.3.3 Jalur PP (Pentose Fosfat)


Jalur PP merupakan jalur penyedia eritrosa 4-fosfat dan
sedoheptulosa 7-fosfat sebagai prekursor bagi biosintesis asam
amino. Proses perubahan glukosa menjadi ribulosa 5-fosfat sama
seperti pada jalur HMP, yaitu memerlukan 3 molekul glukosa.
Gugus pentosa merupakan produk yang sangat penting dalam
sintesis asam nukleat, sintesis glukosa dari karbondioksida pada
fotosintesis dan beberapa jenis asam amino. Beberapa bakteri
yang menggunakan jalur PP adalah Bacillus subtilis, Escherichia
coli, dan Enterococcus faecalis (Radji, 2010).
2.3.4 Jalur ED (Etner Doudoroff)
Jalur ED atau ketoglukonat hanya dimiliki oleh prokariota,
sedangkan tiga jalur lainnya dimiliki baik prokariota maupun
eukariota. Jalur ED juga memberikan jalan pintas untuk masuk ke
siklus asam sitrat dengan menghasilkan piruvat langsung dari
pemecahan senyawa keto. Jalur ini dimiliki oleh Zymomonas
mobilis, suatu bakteri penghasil etanol. Keistimewaan bakteri
tersebut adalah tidak ada produk samping kecuali CO 2. Apabila
dibandingkan

dengan

khamir

dan

bakteri

lainnya

yang

mempunyai produk samping berupa asam-asam organik. Selain


itu beberapa jenis bakteri Gram negatif seperti Pseudomonas,
Rhizobium dan Agrobacterium menggunakan jalur ED untuk
proses metabolisme (Radji, 2010).

Tabel 2.1
Perbandingan
Produk
pada
jalur Glikolisis
Gambar
2.4 Glikolisis
jalurAkhir
PP dan
jalurempat
ED (Purwoko,
2007)
Metabolisme Karbohidrat Bakteri

Karakteristik
ATP
NAD(P)H
Senyawa
akhir

EMP
2
2
2 piruvat

HMP
1
3
1 piruvat
1 asetil
fosfat
1 CO2

PP

ED

1
3
1 piruvat
3 CO2

1
2
2 piruvat

(Purwoko,20
2.4 Metabolisme Monosakarida Lain Dan Polisakarida
1. Metabolisme Galaktosa
Galaktosa merupakan monosakarida sebagai hasil hidrolisis
laktosa. Galaktosa dapat secara langsung memasuki senyawa
antara di glikolisis yaitu dengan cara memfosforilasi galaktosa
menjadi galaktosa 6-fosfat melalui rute yang disebut jalur
Tagatosa.
2. Metabolisme Heksitol
Metabolisme manitol dan heksitol lainnya (glusitol, sorbitol
dan galaktitol) pada E. coli hampir sama rutenya yaitu manitol
terlebih dahulu didehidrogenase menjadi fruktosa, sehingga
dapat masuk ke glikolisis melalui fruktosa 6-fosfat.

Gambar
Gambar
MetabolismeFukosa
Galaktosa
dan
Metabolisme Heksitol
3.2.5
Metabolisme
dan
Rhamnosa
E. coli mampu memanfaatkan fukosa dan rhamnosa
sebagai sumber karbon. Keduanya dipecah menjadi dihidroksi
aseton fosfat dan laktaldehid. Dihidoksi aseton fosfat dapat
diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfat, sehingga dapat masuk ke
glikolisis.
4. Metabolisme Pektin
Pektin merupakan pollisakarida, tepatnya
polimetilgalakturonat yang terikat secara -1,6. Pektin
Metabolisme Karbohidrat Bakteri

10

merupakan penyusun dinding sel tumbuhan. Bakteri patogen


tumbuhan seperti Erwinia chrysanthemi dan E. carotovara,
bakteri patogen fungi seperti Moloninia fructigena, Botrytis
cinere, Cladosporium cucumerinium dan bakteri rumen
Butyrivibrio fibrisolvens mampu memanfaatkan pektin menjadi
sumber karbon.
Pektin metilesterase bakteri Erwinia memotong gugus metil
pada pektin, sehingga menghasilkan poligalakturonat dengan
beberapa proses sehingga akhirnya menjadi senyawa
ketoglukonat yang dapat diglikolisis melalui jalur ED.
5. Metabolisme Selulosa
Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatan -1,4.
Degradasi selulosa menjadi glukosa memerlukan 3 enzim, yaitu
endo -1,4-glukanase memecah glukosa menjadi pendek
(oligosakarida), ekso -1,4-glukanase memotong oligosakarida
menjadi selobiosa (disakarida), dan -glukosidae memecah
selobiosa menjadi glukosa. Glukosa ini yang selanjutnya dapat
masuk ke glikolisis.
6. Metabolisme Pati
Pati merupakan polimer glukosa yang bercabang. Pati
dipecah menjadi glukosa menggunakan 3 enzim, yaitu Amilase, -Amilase, dan -Glukosidae. Pada bakteri tertentu
peran -glukosidae digantikan oleh glukoamilase yang mampu
memecah ikatan -1,4 dan -1,6 (Purwoko, 2009).

Gambar 2.6 Metabolisme Pektin danMetabolisme Rhamnosa


(Purwoko, 2007).
Metabolisme Karbohidrat Bakteri
Metabolisme Pektin

11

Metabolisme Rhamnosa dan Fukosa

Gambar 2.7 Metabolisme Selulosa dan Metabolisme Pati


(Purwoko,
2007).
2.5
Siklus
Asam Sitrat
Sebelum memasuki siklus asam sitrat, piruvat akan diurai
menjadi CO2 dan menghasilkan sejumlah energi melalui respirasi
atau fermentasi. Ketika piruvat difermentasi, maka piruvat
direduksi menjadi produk akhir fermentasi, seperti asam laktat
dan etanol. Jika direspirasi, piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA
oleh piruvat dehidrogenase dan akhirnya menjadi CO2. Kompleks
piruvat dehidrogenase E.coli terdapat di mitokondria (eukariota)
dan sitoplasma (prokariota) yang terdiri atas 3 enzim, yaitu
piruvat dehidrogenase (E1), dihidrolipoat transasetilase (E2), dan
dihidrolipoat dehidrogenase (E3).
Proses oksidasi piruval menjadi asetil KoA cukup kompleks,
karena melibatkan perubahan yang terjadi pada kompleks
multienzim. Reaksi kompleks piruvat dehidrogenase merupakan
reaksi irreversibel, karena piruvat dehidrogenase dihambat
umpan balik oleh asetil KoA dan dipacu oleh piruvat dan AMP.
AMP merupakan sinyal bagi proses oksidasi asetil KoA menjadi
NADH yang kemudian dioksidasi menghasilkan ATP.
Siklus asam sitrat menyediakan prekursor biosintesis asam
amino. Siklus asam sitrat merupakan jalur metabolisme
universal, baik pada prokariota maupun eukariota. Pada
kelompok Arkhaea tidak memerlukan NADH, karena arkhaea
mempunyai dehidrogenase lain untuk menangkap proton. Enzim-

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

12

enzim pada asam sitrat tetap disintesis arkhaea, karena arkhaea


memerlukan untuk proses biosintesis asam amino, tetapi rutenya
reduktif bukan oksidatif (Purwoko, 2009).

2.5.1 Siklus Glioksilat Gambar 2.8 Siklus Asam Sitrat


Siklus glioksilat dilakukan oleh prokariota saat sumber
karbon dan energi yang tersedia berupa asam asetat atau asam
lemak. Bakteri patogen manusia Heliobacter pylori tidak
mempunyai siklus glioksilat, karena tidak mampu mensintesis
isositrat liase. Rute siklus glioksilat sama dengan rute siklus
asam sitrat. Akan tetapi terdapat jalan pintas yaitu isositrat tidak
diubah menjadi oksalosuksinat, tetapi dipecah menjadi glioksilat
dan suksinat.
Prokariota mampu menentukan arah reaksi isositrat
menjadi oksalosuksinat (siklus asam sitrat) atau glioksilat (siklus
glioksilat), karena isositrat dehidrogenase yang mengkatalisis
isositrat oksalosuksinat terhambat ketika media penuh asetat,
kemudian asetat menginduksi sintesis isositrat liase (Purwoko,
2009).

2.6 Transport Elektron


Mikroorganisme umumnya menggunakan oksigen sebagai
Gambar 2.9 Siklus Glioksilat (Purwoko,
penerima elektron
2007).terakhir pada proses respirasi aerob. Proses
respirasi dimulai dengan glikolisis, kemudian diikuti dengan

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

13

proses dekarboksilasi lalu diikuti dengan siklus Krebs, dan


diakhiri

dengan

mitokondria

sistem

untuk

transpor

hasilkan

energi

elektron

pada

matriks

yang

sangat

efisien.

Pembentukan asam sitrat merupakan tahap pertama delam


siklus Krebs.
Setiap 2 molekul asetil CoA yang memasuki rangkaian
reaksi siklus Krebs menghasilkan 4 molekul CO 2 selama proses
dekarboksilasi, 6 molekul NADH, 2 molekul FADH 2+ dan 2 molekul
ATP. Koenzim NADH dan FADH2 yang terduksi ini merupakan
produk yang sangat penting untuk proses selanjutnya pada
tahap akhir respirasi, yaitu sistem transpor elektron, yang
menghasilkan energi

sebanyak 34 ATP dari setiap molekul

glukosa. Jadi, apabila ditambahkan dengan 2 molekul ATP yang


dihasilkan pada proses glikolisis dan 2 mol molekul ATP pada
siklus Krebs, total molekul ATP yang dihasilkan selama proses
respirasi seluler adalah 38 ATP (Radji, 2010).

Gambar 2.10 Transpor Elektron (Radji,


2010)
Tabel 2.2 Total
Hasil Energi dari Proses Metabolisme
Karbohidrat
Proses
ATP
NADH
FADH
Glikolisis
2
2
Dekarboksilasi
2
2.7
Fermentasi
Oksidatif
Organisme
energi,
Siklus
Krebs anaerobik2 juga menghasilkan
6
2 yaitu
Transport
Elektron
(Radji,
melalui
reaksi-reaksi
yang 34
disebut fermentasi
dengan
Total
38
10
2
menggunakan bahan organik sebagai donor dan2010).
akseptor
alektron. Bakteri anaerobik fakultatif dan bakteri anaerobik
obligat menggunakan berbagai macam fermentasi untuk

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

14

menghasilkan energi. Salah satu contoh yang khas ialah


fermentasi laktat. Streptococcus lactatis, adalah bakteri yang
menyebabkan masamnya susu, dengan menguraikan glukosa
menjadi asam laktat yang terakumulasi di dalam medium
sebagai produk fermentasinya. Proses terjadinya melalui
glikolisis, dengan mengubah molekul glukosa menjadi dua
molekul asam piruvat yang disertai dengan pembentukan dua
NADH + H+.

2
C = O + 2 NADH + 2H+
2H C OH +
COOH
COOH
2NAD+
CH3
CH3
Beberapa ciri proses metabolisme fermentasi menurut
Radji (2010) sebagai berikut :

Energi dilepaskan dari karbohidrat atau molekul organik,


seperti asam amino, asam organik purin, dan purimidin.

Tidak memerlukan oksigen walaupun kadang-kadang dapat


terjadi dengan adanya oksigen.

Menggunakan molekul organik sebagai akseptor elektron


terakhir.

Hanya memproduksi satu atau dua molekul ATP dari setiap


molekul substrat
Pada proses fermentasi, asam piruvat dapat dipecah

menjadi alkohol, asam laktat, asam butirat, asam propionat, dan


asam asetat, bergantung pada jenis bakteri. Beberapa jenis
mikroorganisme dapat memfermentasi berbagai jenis substrat.
Oleh

karena

itu,

analisis

kimia

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

identifikasi

produk

akhir

15

fermentasi sering digunakan untuk mengidentifikasi spesies


mikroorganisme.

Tabel 2.3 Produk Akhir Fermentasi Asam Piruvat oleh Beberapa


Jenis Mikroorganisme
Jenis bakteri

Produk akhir

Streptococcus, Lactobacillus,
Bacillus
Saccharomyces (Khamir)
Propionilbacterium

Clostridium

Asam laktat
Etanol dan CO2
Asam Propionat, asam asetat,
CO2, dan H2
Asam
butirat,

butanol,

aseton, isopropil alkohol, dan


CO2
Etanol,

Escherichia, Salmonella

Enterobacter

asam

laktat,

asam

suksinat, asam asetat, CO2,


dan H2
Etanol,

asam

laktat,

asam

formiat, CO2, dan H2

(Radji, 2010).
Umumnya fermentasi yang dilakukan oleh bakteri untuk
fermentasi pangan ialah fermentasi asam laktat dan fermentasi
alkohol.
2.7.1 Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan
glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan CO2. Organisme yang
berperan yaitu, Saccaromyces cerevisae (ragi) untuk pembuatan
tape, roti, atau minuman anggur. Fermentasi ini dimulai setelah
terbentuk asam piruvat (tahap akhir glikolisis), asam piruvat
mengalami

dekarboksilasi

(pengeluaran

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

molekul

CO2)

dan

16

dikatalisis oleh enzim alcohol dehidrogenase menjadi etanol


(alkohol) dan terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+
serta membebaskan energi kalor. Reaksi kimia :

C6H12O6 2CH5OH + 2H2O + 2 ATP


2.7.2 Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat adalah reaksi tanpa melepaskan
CO2 pada limbahnya. Fermentasi asam laktat banyak digunakan
oleh jamur dan bakteri, salah satu contohnya ialah pembuatan
keju dan yogurt. Fermentasi asam laktat dibagi menjadi 2 yaitu,
fermentasi asam laktat homofermentatif yang menghasilkan
gliserol,

etanol,

asetat,

asam

format

dan

CO 2

dengan

mengoksidasi glukosa menjadi 2 asam piruvat melalui jalur EMP.


Fermentasi asam laktat heterofermentatif adalah bakteri Gram
positif

yang

tidak

membentuk

spora

dan

dapat

memfermentasikan karbohidrat menghasilkan karbohidrat. Hasil


dari fermentasi ini ialah asam laktat dan CO 2. (Tjokroadikusumo,
1993)

C6H12O6
Energi

2 C2H5OCOOH +

Gambar 2.12 Perbedaan Jalur Glikolisis dan Fermentasi


(Radji, 2010).

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

17

Bakteri menggunakan senyawa anorganik selain oksigen


sebagai akseptor elektron terakhir. Beberapa bakteri antara lain
Pseudomonas, Escherichia, jamur, Enterobacter, dan Bacillus.
Dapat menggunakan ion nitrat (NO3) sebagai akseptor terakhir.
Jumlah ATP yang diproduksi dalam jalur respirasi anaerob
sangat bervariasi bergantung pada jenis bakteri, sebab hanya
sebagian siklus Krebs dapat berlangsung pada kondisi anaerob.
Tidak semua pembawa elektron dapat melalui sistem transpor
elektron

pada

kondisi

tersebut

sehinggaenergi

ATP

yang

dihasilkan umumnya tidak sebesar pada respirasi aerob. Oleh


sebab itu, bakteri anaerob tumbuh lebih lambat daripada bakteri
aerob.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tentang proses metabolisme
karbohidrat pada bakteri bahwa bakteri satu dengan yang lain
memiliki

cara

yang

berlainan

dalam

memetabolisme

karbohidratnya. Jenis morfologi bakteri mempengaruhi proses


dan hasil yang diperoleh dari metabolisme karbohidrat. Proses
glikolisis sendiri dibagi menjadi 4, yaitu jalur EMP, jalur HMP, jalur
PP dan jalur PP. Perbedaan jalur-jalur tersebut ialah pada jenis
glukosa

yang

dihasilkan.

Semua

jalur

pada

glikolisis

menghasilkan asam piruvat sehingga dapat diproses ke jalur


selanjutnya yang lebih kompleks. Setelah masuk proses glikolisis,
selanjutnya terdapat percabangan jalur, ada bakteri yang masuk
ke proses dekarboksilasi oksidatif, dan ada bakteri yang langsung
menghasilkan
alkohol

dapat

produk.

Glikolisis

menghasilkan

menuju

etanol.

proses

Bakteri

fermentasi
yang

tidak

mengalami fermentasi akan memasuki proses yang sama halnya


Metabolisme Karbohidrat Bakteri

18

sel eukariot yaitu dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs / siklus


glioksilat, dan terakhir transpor elektron dengan total 38 ATP.
Pengaruh dari proses metabolisme yang berlainan, maka hasil
tiap mikroorganisme yang satu dengan yang lain pun berbeda,
hal tersebut dapat tergantung oleh morfologi, fisiologi, sifat
biokimia dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Darkuni, M. Naviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi,

dan Mikologi). Malang : UM Press


Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.
Pelczar, J.M dan

Mikrobiologi 1. Jakarta : UI Press.


Pratiwi, T Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta :

Erlangga.
Purwoko, Tjahjadi. 2009. Fisiologi Mikroba. Jakarta : Bumi

Aksara.
Radji, Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi. Jakarta : EGC.
Tjokroadikoesoemo, P. S . 1993. HFS dan Industri Ubi Kayu.

Chan.

E.C.S.

2008.

Dasar

Dasar

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Metabolisme Karbohidrat Bakteri

19

Anda mungkin juga menyukai