NUSATIRIN
P07120117065
NUSATIRIN
P07120117065
PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh
NUSATIRIN
P07120117056
Ketua,
Titik Endarwati, SKM, )
NIP :19760703199803
Anggota
Sugeng, S.Kep,Ns.
NIP : 19669081519:
Anggota,
Dra. Ni Ketut Mendri,S.Kep,Ns.M.Sc ( )
NIP: 196001051986032001
___ Yogyakarta,
·>- 1.N
<&etya 'urusan,
r
/
l/
i
, M.Ke p,Kom
7161994031005
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh :
NUSATIRIN
rv"7'1 ,-,n,rr
PU/1LUI/UO
l"\l"\"I "1
'I
a /asadd.ahsl
t
\
i~
[ 2
-
Sp,Kom bondan P
y'S 71619940 05
%,
iii
HAL AM AN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber yang dikutip maupun
dirujuk telah penulis nyatakan dengan benar.
Nama : NUSATIRIN
NIM : P07120117056
Tanda Tangan :
Tanggal
vi
HA LAMAN PERN YATAAN PERSETUJUAN PUBLIKA
SI KAR YA TU LIS ILMIAH UN TUK KE PENTINGAN AKAD EMIS
Nama : NUSATIRIN
NIM :
P07120117056
Program Studi : DIII Keperawatan
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Poltekes Kemenkes Yogyakarta berhak menyimpan, mengalih
media atau formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data(data base),
merawat , dan mempublikasiakan tugas akhir selama tetap mencantumkan
nama sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikan pemyataan ini saya buat dengan
sebenamya.
Dibuat di
Pada tanggal
Yang menyatakan
vii
KA TA PEN GANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk melakukan penelitian pada Program Studi D-III Jurusan
terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis
lembaga ini,
memberikan masukan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
yang telah memberikan masukan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini,
viii
6. Keluarga, saudara dan segenap keluarga tercinta yang
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
membantu.
Nusatirin
ix
DAFTARISI
Halarnan
HALAMAN JUDUL .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN 1v
HALAMAN PERTANYAAN ORISINALITAS v1
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .. v1
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI X
DAFTARGAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
DAFTARLAMPIRAN xii
ABSTRACT xiv
INTI SARI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xv
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rurnusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian . .. .. .. .. .. .. .. .. .. 4
D. Ruang Lingkup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
E. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
F. Metode Pengurnpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
G. Sisternatika Penulisan 8
BAB IV PENUTUP 93
A. Kesirnpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 93
B. Saran 94
DAFTARPUSTAKA XVI
LAMPIRAN
X
DAFTAR GAMBAR
Halarnan
Garnbar 1. Anatorni dan Fisiologi 12
Garnbar 2. Pathway .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 32
Garnbar 3. Genograrn 59
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Saraf otak .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 17
Tabel 2. Organ Tubuh dan system 21
Tabel 3. Perbedaan Stroke non hemoragic dan stroke hemoragic 27
Tabel 4. Perbandingan Stroke Kiri dan Kanan 27
Tabel 5. Faktor Resiko Stroke 27
Tabel 6. Definisi Neurologi Stroke 28
Tabel 7. Perencanaan 51
Tabel 8. Pola aktivitas 61
Tabel 9. Kognitif dan persepsi penyakit 62
Tabel 10. Pemeriksaan Kepala . .. .. .. . 63
Tabel 11. Pemeriksaan Abdomen .. .. .. . 64
Tabel 12. Pemeriksaan Abdomen 65
Tabel 13. Pemeriksaan Fungsi Saraf Kranialis 66
Tabel 14. Pemeriksaan patologi klinik .. .. .. . 67
Tabel 15. Terapi pengobatan 67
Tabel 16. Analisa Data . .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 68
Tabel 17. Perencanaan Keperawatan 71
Tabel 18. Catatan Perkembangan 75
Tabel 19. Pemeriksaan Ekstremitas 86
Tabel 20. Pemeriksaan Ekstremitas .. .. .. . 87
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halarnan
Larnpiran 1. SAP .
Larnpiran 2. Leaflet .
xiii
DESCRIPTION OF KN OWLEDGE OF STROKE OF A NON HEMORAGIC
BOUGAINV ILLEA ROOM IN THE HOSPITAL NU RSERY II DR.
SOEDJONO MAGELANG
ABSTRACT
The prevalence of stroke hemoragik in Central Java the year 2011 is 0.03% equal to
the number of the year 2010. The highest prevalence of the year 2011 is in the town
of Magelang 1 2 amounted to 1.34%. While the prevalence of stroke in non
hemorargik in the year 2011 amounted to 0.09%, equal to the prevalence of the
year
2010. The highest prevalence was in the town of Magelang of 3.45%. The
number
of events that there are Hospital Dr. Soedjono Magelang there were 8 cases in
one month last year 2018.
Keywords: Knowledge, Stroke Of A Non
Hemoragic
xiv
INTISARI
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul : Asuhan keperawatan Tn.H dengan stroke
non hemoragic di Ruang Bugenvil Rumah Sakit Tk. II dr. Soedjono Magelang.
Tujuan :Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan pengalaman nyata
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan stroke non hemoragic dengan
pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan keperawatan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi.
Corwin, Elizabeh.J. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9 Alih bahasa
Tim Penerbit PSIK UNPAD.Jakarta: EGC.
Dewanto, George. 2009. Panduan Praktis Diagnosa & Tata Laksana Penyakit
Saraf Jakarta: EGC.
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan kedua puluh
Sembilan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006. p. 141-142.
xvi
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun atau naik 14
juta jiwa dari 38 juta jiwa pada tahun ini. Lebih dari dua per tiga (70%)
ditemui tidak hanya oleh orang yang berusia lanjut namun juga di
di Indonesia berdasarkan
1
2
Faktor resiko terjadinya stroke tidak hanya selalu pada pola rnakan
seperti stress baik itu stress psikologi rnaupun stress pekerjaan dirnana
stroke non hernorargik pada tahun 2011 sebesar 0,09%, sarna dengan
B. Rumusan Masalah
Soedjono Magelang?".
evaluasi ?
Magelang?
4
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Ruang Lingkup
2. Lingkup waktu
3. Lingkup kasus
4. Lingkup tempat
Magelang.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
pengetahuan
1. Metode
sebagai berikut:
1) Wawancara (komunikasi).
7
hernoragik.
2) Observasi.
3) Perneriksaan fisik.
penglihatan
jantung, takipnea
jalan
8
1) Studi dokumentasi.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu terdiri dari 5
BAB yaitu:
BABI PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
darah otak (GDPO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa
defisit neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma, ataupun infeksi
di tangani secara tepat dan cepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak
peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
barn bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun
10
11
2. Anatomi
mnennges
taterat ventricte.
orpus callosum >
_iz;iii;l suit
5L
thalamus
iencephalo
' nypothar-
amnus
di....2A.
A
p
s
oblongata
vertebra
.
Ji• I fourth ventrich
spinal
4. ?
8loo leaks into
bran tissue
sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh, dan sekitar 400 kilo kalori energi
setiap harinya. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi menjadi 31 pasang
12 pasang saraf cranial. Saraf perifer terdiri dari neuron- neuron yang
saraf pusat, dan atau menerima pesan-pesan neural motorik ( eferen) dari
sensorik yang tidak disadari. Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf
1. Fisiologis
Otak adalah alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
computer dari semua alat tubuh. Bagia dari saraf sentral yang yang terletak
hipotalamus.
serebellum.
laterali memisahkan lobus temparalis dari lobus frontalis sebelah anterior dan
a. Cerebrum
terluas dari otak, berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas
atas dan media. Kedua permukaan ini dilapisi oleh lapisan kelabu
(zat kelabu) yaitu pada bagian korteks serebral dan zat putig terdapat
sulkussentralis.
Korteks serebri terdiri dari atas banyak lapisan sel saraf yang
dengan
14
menangani suatu alat atau bagian tubuh tergantung ada fungsi alat
b. Batang otak
prosespemafasan.
Fungsinya adalah:
nervustrigeminus.
badan sel dari berbagai saraftak yang penting. Selain itu medulla
terjadi pada bagian ini dalam batang otak dapat membawa akibat
c. Cerebellum
oleh pons varoli dan diatas medulla oblongata. Organ ini banyak
oleh substansia grisia, terdiri dari tiga lapisan yaitu granular luar,
d. Saraf otak
Urutan Nama Saraf Sifat Saraf Memberikan saraf untuk dan fungsi
saraf
I Nervus Sensorik Hidung, sebagai alat penciuman
olfaktorius
V Nervus Motorik dan sensorik Kulit kepala dan kelopak mata atas
trigeminus Motorik dan sensorik Rahang atas, palatum dan hidung
N. Oftalmikus Sensorik Rahang bawah dan lidah
N. Maksilaris Motorik dan sensorik
N. Mandibularis
VI Nervus abdusen Motorik Mata, penggoyang sisi mata
VII Nervus fasialis Motorik dan Sensorik Otot lidah, menggerakkan lidah dan selaput
lendir rongga mulut
VIII Nervus auditorius Sensorik Telinga, rangsangan pendengaran
IX Nervus vagus Sensorik dan motorik Faring, tonsil, dan lidah, rangsangan citarasa
X Nervus vagus Sensorik dan motorik Faring, laring, paru-paru dan esophagus
XI Nervus asesorius Motorik Leher, otot leher
XII Nervus Motorik Lidah, citarasa, dan otot lidah
hipoglosus
18
e. Saraf otonom
1) Saraf Simpatis
simpatikus.
simpatikus. Ganglion
pleksus solare
20
dan usus
dikendalikan
22
melalui daerah sacral. Saraf saraf ini membentuk urat saraf pada
kemih.
serabut dari saraf otonom sacral atau cranial. Kelenjar organ dirangsang
rongga hidung.
piramidalis.
24
3. Etiologi
Menurut Muttaqin (2008), penyebab dari stroke iskemik ada lima, yaitu :
1. Thrombosis Cerebral.
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.
thrombosis.
1)
Atherosklerosis
2. Emboli
otak oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli
3. Hemoragik
terjadi :
atherosklerosis.
4. Hypoksia Umum
5. Hipoksia setempat
migrain.
4. Manifestasi Klinik
antara lain:
1. Hipertensi
3. Gangguan sensorik
4. Gangguan visual
5. Gangguan keseimbangan
7. Muntah
Afasia global Kombinasi baik Bicara perlahan dan dalam kalimat sederhana;
afasia reseptif dan gunakan sikap tubuh atau gambaran bila mampu.
ekspresif
Defisit Kehilangan Reorientasikan pasien pada waktu, tempat, dan
kognitif memon jangka situasi dengan sering.
pendek dan Gunakan petunjuk verbal dan auditorius untuk
panyang mengorientasikan pasien.
Penurunan lapang Berikan objek keluarga (foto keluarga, foto
perhatian favorit)
Kerusakan Gunakan bahasa tidak rumit dengan pasien.
kemampuan Cocokan tugas visual dengan petunjuk verbal:
untuk memegang sakit gigi, mensimulasikan sakit gigi
berkonsentrasi dengan mengatakan "Saya ingin menyikat gigi
Perubahan Anda sekarang"
penilaian Minimalkan suara dan gambaran distraksi ketika
Ulang dan tekankan instruksi dengan sering.
Defisit Kehilangan Dukung pasien selama kejadian tidak terkontrol
Emosional kontrol diri Diskusikan dengan pasien dan keluarga bahwa
30
5. Patofisiologi
yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau
otak. Trombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat
beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah mengalami pelambatan
dan edema dan kongesti di sekitar area. Area edema ini menyebabkan
disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat
biasanya tidak fatal,, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada
diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding
pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa
massa otak, peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat
menyebabkan hemiasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum.
lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan
6. Pathway
Turbulensi
Eritrosit bergumpal
7. Klasifikasi
2. Stroke Haemoragik
aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.
8. Komplikasi
Menurut Pudiastuti (2011) pada pasien stroke yang berbaring lama dapat
pinggul, pantat, sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat dengan
baik maka akan terjadi ulkus dekubitus dan infeksi. c. Pneumonia Pasien
stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempuma, hal ini menyebabkan
Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur) Hal ini disebabkan karena kurang
terjadi pada stroke dan menyebabkan reaksi emosional dan fisik yang tidak
9. Penatalaksanaan Medis
1. Stadium Hiperakut
kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi
tenang.
35
2. Stadium Akut
maupun penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan
stroke terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang
a. Stroke Iskemik
Terapi umum : letakkan kepala pasien pada posisi 30°, kepala dan
dada pada satu bidang, ubah posisi tidur setiap 2 jam, mobilisasi
jalan nafas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan hasil analisis
gula darah > 150mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu
150 mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari
pertama. Hipoglikemia (kadar gula darah > 60 mg% atau > 80 mg%
36
tekanan sistolik >220 mmHg, diastol > 120 mmHg. Mean arterial
diberikan dopamin
atau furosemid.
bila tekanan sistolik > 180 rnrnHg, diastolik > 120 mmHg, MAP
> 130 mmHg, dan volume hematoma bertambah. Bila terdapat gagal
kaptopril 3 x
meningkat, posisi kepala dinaikkan 30", posisi kepala dan dada di satu
komplikasi
38
dan
39
Planning.
1. Laboratorium
• Waktu protrombin
• APTT
• Kadar fibrinogen
• D-dimer
• INR
• Viskositas plasma
2. Foto Thorax
memperburuk prognosis.
40
3. Angiografi serebral
4. Lumbal pungsi
pertama.
5. CT scan.
henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya
otak.
6. MRI
7. USG Doppler
sistem karotis).
8. EEG
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Keluhan utama
sadar,
42
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
jelas
43
g. Pemeriksaan Fisik
1) B 1
(Breathing)
Palpasi
44
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
neuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi
sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau
kelemahan salah satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain. Pada
kulit, jika klien kekurangan 02 kulit akan tampak pucat dan jika
fisik.
46
keterjagaan.
9) Status Mental
wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klien stroke tahap lanjut
fungsi pencruman.
lebih objek dalam area spasial) sering terlihat pada Mien dengan
3) Saraf III, IV, dan VI. Jika akibat stroke mengakibatkan paralisis,
pada
dan ekstemus.
sehat.
49
perseps1.
rnernbuka rnulut.
trapezius.
10) Saraf XII : Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan
salah satu sisi tubuh dapat rnenunjukkan kerusakan pada UMN di sisi
sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Herniparesis atau
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
Tabel 7. Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
Keperawatan
1 Gangguan perfusi Tujuan (NOC) : Intervensi (NIC)
jaringan serebral b.d Gangguan perfusi jaringan 1. Pantau TTY tiap jam dan 1.Peningkatan tekanan darah
O5 otak menurun dapat tercapai secara optimal catat hasilnya sistemik yang diikuti dengan
Kriteria hasil : penurunan tekanan
a) Mampu mempertahankan darah diastolik merupakan tanda
tingkat kesadaran peningkatan TIK. Napas tidak
b) Fungsi sensori dan motorik teratur menunjukkan adanya
membaik peningkatan TIK
2. Kaji respon motorik 2. Mampu mengetahui tingkat
terhadap perintah respon motorik pasien
sederhana 3. Mencegah/menurunkan
3. Pantau status neurologis atelektasis
secara teratur 4. Menurunkan statis vena
4. Dorong latihan kaki aktif/
pasif 5. Menurunkan resiko terjadinya
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi komplikasi
5. Mengetahui
perkembangan terhadap
terjadinya infeksi kulit
6. Menurunkan
pemajanan
terhadap kuman infeksi
pada kulit
54
4. Implementasi
tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini
5. Evaluasi
C. Dokumentasi Keperawatan
kemudian
56
dan tanggal. Jika ada kesalahan dicoret diberi paraf oleh penulis.
BABIII
KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Kasus
Hari/Tanggal : Senin, 2 Juli 2018
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Bugenvil
Oleh : Nusatirin
Sumber data : Klien, Keluarga Klien, dan Status pasien
Metode : Wawancara, Observasi, dan Studi dokumen
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien :Tn.H
2) Tempat tanggal lahir : Demak , 19 Maret 197 6
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan :STM
6) Pekerjaan : TNI
7) Status Perkawinan : Kawin
8) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
9) Alamat : Asr Rindam IV/Diponegoro
10) Diagnosa Medis : Stroke non hemoragik
ll)No.RM : 05 87 94
12) Tanggal Masuk RS : 30Juni2018
b. Penanggung Jawab/ Keluarga
1) Nama :Ny.A
2) Umur : 40Th
3) Pendidikan :SMA
4) Pekerjaan : Thu RT
57
58
ya
I I
L 1
Keterangan :
□ : Laki-laki : Pasien
b) Selarna sakit
Pasien mengatakan selama sakit nafsu makan pasien
berkurang. Pasien hanya makan 3-5 sendok setiap kali rnakan.
Isteri pasien rnengatakan selarna sakit pasien rninurn 4 gelas
air putih.
2) Pola Elirninasi
a) Sebelurn sakit
BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan wama
feses lunak berwama kuning kecoklatan. BAK lancar kurang
lebih sebanyak 5-6 kali.
b) Selarna sakit
Selama dirumah sakit pasien sudah 2 hari tidak BAB.
Untuk BAK pasien terpasang kateter.Urine berwama kuning
jemih, ± 500cc.
3) Pola Aktivitas
a) Sebelurn sakit
(1) Keadaan aktivitas sehari-hari
Tidak perlu dibantu pasien setiap hari bekerja sebagai
TNI.Dalarn rnelakukan kegiatan sehari-hari meliputi rnandi,
rnakan, BAB/ BAK dan berpakaian pasien rnelakukannya
secara rnandiri dan tidak rnenggunakan alat bantu
(2) Keadaan pemafasan
Klien bemafas rnenggunakan hidung, pemafasan
teratur. (3) Keadaan kardiovaskuler
Pasien rnengatakan tidak rnernpunyai penyakit jantung.
61
5) Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien menggambarkan dirinya sebagai orang yang
sabar. b) Harga diri
Pasien menghargai dirinya dan selalu mempunyai
harapan terhadap hidupnya
c) Peran diri
Pasienmengakui perannya sebagai seorang kepala keluarga,
pasien mengatakan bahwa ingin segera sembuh dan
berkumpul dengan keluarga.
d) Ideal diri
Pasien lebih menurut pada
keluarganya e) Identitas diri
Pasien mengenali siapa dirinya
6) Seksual
Pasien tidak memikirkan kebutuhan seksualnya
63
7) Nilai
Pasien memahami nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, pasien
memahami hal-hal yang baik dan yang benar
c. Aspek Lingkungan Fisik
Rumah pasien berada di perkotaan.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :
TB = 168cm
BB = 70 kg
IMT =24,80 kg/m
3) Tanda Vital
TD = 200/100 mmHg Nadi = 60 x/menit
Suhu = 36,8C RR = 24 x/menit
(4) Skala Nyeri
Pasien mengatakan skala nyeri 1
b. Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo-Caudal)
1) Kulit
Kulit lembab berwama putih, tidak terdapat lesi, pertumbuhan
rambut merata. Turgor kulit baik.
2) Kepala (Tabel 10)
Rambut Rambut pendek , rambut hitam terdapat
uban, dan berambut tebal.Rambut tertata
rap1.
Mata Konjungtiva tidak anemis, dilatasi pupil
normal, reflek pupil baik, sklera baik
Hidung Normal dan simetris tidak terdapat lesi.
Telinga Kedua lubang telinga bersih tidak
mengeluarkan cairan
Mulut Mulut bersih, tidak ada gigi palsu, gigi rapat
berwama putih kekuningan, mukosa bibir
lembab, tidak berbau mulut
64
3) Leher
Tidak ada benjolan ( tidak terdapat pembesaran vena jugularis)
4) Tengkuk
Pada tengkuk tidak terdapat benjolan yang abnormal.
5) Thorax
a) Inspeksi : Simetris, tidak ada pertumbuhan rambut,
wama kulit merata, ekspansi dada simetris
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa c) Perkusi : suara sonor
d) Auskultasi : vesikuler
6) Kardivaskuler
a) Inspeksi tidak ada lesi, wama kulit merata, persebaran
rambut merata
b) Palpasi : Teraba iktus kordis pada interkostalis ke 5, 2
cm dari midklavikularis kiri.
c) Perkusi : Suara redup
d) Auskultasi : Suara S 1 dan S2
7) Punggung
Bentuk punggung simetris, tidak terdapat luka,
terdapat jerawat di punggung sebelah atas, kulit berwama
sawomatang.
8) Abdomen (Tabel 11)
Inspeksi Wama kulit sawo matang, wama
kulit merata, tidakterdapat bekas luka.
Auskultasi Peristaltik usus 10 kali permenit,
terdengar jelas
Perkusi Terdengar hasil ketukan "tympani" di
semua kuadran abdomen
Palpasi Tidakada nyeri tekan,, tidak terdapat edema,
tidak terdapat massa dan benjolan yang
abnormal
65
9) Panggul
Bentuk panggul normal, wama kulit panggul
merata kecoklatan, tidak terdapat lesi, pertumbuhan rambut tipis
merata
10) Anus dan rectum
Pada anus dan rectum normal, tidak terdapat lesi, tidak
tedapat pembengkakan. Wama merah tua.
11) Genetalia
a) Pada Laki-laki
Genetalia pasien normal, tidak ada luka.
12) Ekstremitas (Tabel 12)
Atas Tangankanan mengalami kelemahan dan
tangan kiri bisa digerakkan secara leluasa.
Kekuatan otot kanan 4 dan kiri 5.
Tangan kiri terpasang infus Asering 20
tpm. Kuku pada jari tangan terlihat bersih
Bawah kaki kanan mengalami
kelemahan dankiritidak terjadi kelemahan,
anggota gerak lengkap, tidak terdapat
edema,kekuatan otot kanan 2 dan kiri 5.
Kuku pada jari kaki terlihat bersih
66
Jenis
Saraf Kranials Fungsi Fungsi
Pasien dapat membedakan bau minyak wangi dan
I Olfaktorius Sensorik bauk teh
II Optikus Sensorik Tidak ada gangguan penglihatan
Dilatasi reaksi pupil normal, terjadi pengecilan
III Okulomotor Motorik pupil ketika ada pantulan cahaya.
IV Troklearis Motorik Tidak ada gangguan dalam pergerakan bola mata.
Sensorik Wajahperot
Sensorik
Motorik
XVagus Tidak ada gangguan
XI Asesorius Anggota badan sebelah kanan suah digerakkan dan
Spinal Sensorik dapat mengangkat bahu sebelah kiri
Respon lidah tidak baik, klien tidak bisa
menggerakkan lidah dari sisi yang satu ke
XII Hipoglosus Motorik yang lain, terdapat kesulitan dalam menelan.
67
5. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Patologi Klinik
Tn. W dari Ruang Cempaka RS dr. Soedjono, Senin, 2 juli
2018 ( Tabel 14 ) Hasil Laboratorium
No
Jenis Hasil
Pemeriksaan (Satuan) Satuan Nilai Rujukan
b. Hasil CT Scan
Dx Klinis : CVA
Kesan:
- ICH (intracerebral hemmorrhage) putamen sinistra (Slice 6-9, ukuran L.K 2,1
X 3,8 cm, Hu 64,88)
- Tak tampak laterasi
- Penyempitan ventrikel lateralis dan comu enterior-posterior sinistra
- Tak tampak oedem cerebri
Suspect hematosinus sphenoidalis sinistra, DD : sinusitis
- Lain-lain tak tampak kelainan
c. Terapi pengobatan (Tabel 15)
Hari/Tanggal Obat Dosis dan satuan Rute
Senin, 2Juni Cairan infus Asering 20 tpm IV
2018 Manitol 6 X 100 IV
Neorages 3Xl Oral
Amlodipin 1 X 10 mg Oral
Ranitidin 50 mg/12j IV
Ondansetron 4 mg/12 jam IV
Piracetam 3g/12 jam IV
68
B. Analisa Data
Tabel 16. Analisa data
NO DATA PENYEBAB
MASALAH
1. DS: Hipertensitroke non Ketidakefektifan
- Pasienmengatakan mengeluh tensi hemoragik perfusi jaringan
selalu tinggi dan mempunyai perifer
riwayat darah tinggi.
- Pasien mengatakan kepala terasa
pusmg
- Pasien mengatakan bicara pelo
sebelum masuk RS
DO:
- Ku : Cukup, composmentis
- Pasien tampak lemah
- TD= 200/100 mmHg
- Nadi = 60 x/menit
- Suhu = 36,8C
- RR= 20 x/menit
- Bicara pelo
- T erdapat gangguan pada
pemeriksaan nervus IX
~
Segala aktifitas pasien dibantu
seperti makan mmum mobilisasi
berpakaian dll
Pasien terdapat gangguan pada
anggota badan sebelah kanan
tangan kanan hanya bisa melakukan
fleksi ekstensi sedangkan kaki
kanan hanya abduksi dan adduksi
69
pada pergelangan
kaki Pertahanan Risiko Infeksi
3. DS:• primer tidak
DO: adekuat
- Ku : Cukup, composmentis
- TD= 200/100 mmHg
- Nadi = 60 x/menit
- Suhu = 36,8C
- RR= 20 x/menit
- Terpasang infus Asering di
tangan
kiri 20 tpm sejak tanggal 30
Juni
2018, tidak ada Kuranng
oedem. Kurang pengetahuan
- Terpasang kateter terpapamya
- Leukosit 7,5 k/uL informasi
4. Ds:
- Pasien mengatakan
mengetahui bahwa dirinya
menderita stroke akan tetapi tidak
mengetahui cara perawatan
DO:
Pasien belum memahami manfaat
menggerakkan anggota tubuh untuk
pasien stroke
70
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
hipertensi, stroke non hernoragic ditandai dengan Pasien rnengatakan
rnengeluh tensi selalu tinggi dan rnernpunyai riwayat darah tinggi,
Pasien rnengatakan kepala terasa pusing, Pasien rnengatakan bicara
pelo sebelurn rnasuk RS, Ku : Cukup, cornposrnentis, Pasien tarnpak
lernah, TD 200/100 rnrnHg, Nadi = 60 x/rnenit, Suhu = 36,8C , RR
= 20 x/rnenit, Bicara pelo.
2. Harnbatan rnobilitas Fisik berhubungan dengan Penurunan kekuatan otot
(kerusakan neuron)ditandai dengan Pasien rnengatakan tangan dan
kaki kanan rnengalarni kelernah, Pasien rnengatakan kebutuhannya
dibantu oleh
keluarga, Ku: Cukup, cornposrnentis, TD = 200/100 rnrnHg, Nadi = 60
x/rnenit, Suhu = 36,8°C, RR = 20 x/rnenit, a skala
[s] rnmurn
D.
PERENCANAANKEPERAWATAN
Tabel 17. Perencanaan Keperawatan
4 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan a. O :Kaji pengetahuan pasien rnernpermudah dalarn
asuhan berhubungan kurang keperawatan a. tentang penyakitnya rnernberikan penjelasan
selarna 1 x 24 terpaparnya informasi jam b. N :Jelaskan tentang tentang pengobatan pada
pasien memahami tentang penyakitnya proses penyakit (tanda dan pas1en
gejala)
dengan kriteria hasil : identifikasi b. rneningkatkan
- Menjelaskan kernungkinan penyebab, pengetahuan dan rnengurangi
kernbali jelaskan kondisi cernas
tentang tentang pasien. Jelaskan
penyakitnya tentang proses pengobatan
- Mengenal kebutuhan dan
perawatan dan alternative pengobatan c. rnernpermudah intervensi
pengobatan tanpa c. E :Diskusikan perubahan
cernas gaya
hidup yang rnungkin d. rnencegah keparahan penyakit
digunakan untuk rnencegah
kornplikasi
d. C : Diskusikan tentang
terapi yang dipilih
e. Eksplorasi
kernungkinan
surnber yang bisa e. rnernberikan garnbar tentang
digunakan/rnendukung pilihan tentang terapi yang
f. Intruksikan kapan hams bisa digunakan
74
CATATANPERKEMBANGAN
Tabel 18
Nama Pasien /No CM : Tn. H / 05 87 94 RUANG : Bugenvil
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan hipertensi, ICH (intracerebral hemmorrhage)
Hari/tgl/jam PELAKSANAAN EVALUASI
Senin, 2 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018
Juli 2018 Pukul 11.00 WIB 14.00 WIB
11.00 WIB 1. mengkaji tanda-tanda vital dan keluhan S:
pas1en - Pasien mengatakan pusmg
2. Menganjurkan pasien untuk banyak badan terasa lemas
istirahat O:
- KU : Cukup, Composmentis
Ttd - Pasien terlihat lemas
Nusatirin - Bicara pelo
- Kebutuhan ADL dibantu
oleh keluarga dan perawat
- TD= 200/100 mmHg
- Nadi = 60 x/menit
Suhu = 36,8C
- RR= 20 x/menit
- Kekuatan otot
A Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- mengkaji tanda-tanda vital
- Menganjurkan pasien untuk
banyak istirahat tapi sering Ttd
Nusatirin
76
CATATANPERKEMBANGAN
Nama Pasien /No CM : Tn. H / 05 87 94 RUANG : Bugenvil
Diagnosa Keperawatan : Hambatan mobilitas Fisik berhubungan dengan
Penurunan kekuatan otot
Hari/tgl/jam PELAKSANAAN EVALUASI
Senin, 2 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018
Juli 2018 Pukul 11.00 WIB 14.00 WIB
11.00 WIB 1. Mengkaji kekuatan otot S:
2. Mengkaji keluhan pasien - Pasien mengatakantangan
dan kaki kanan mengalami
kelemah, Pasien
Ttd mengatakan kebutuhannya
Nusatirin dibantu oleh keluarga
0:
- Ku : Cukup Composmentis
- Kebutuhan ADL dibantu
oleh keluarga dan perawat
- TD= 200/100 mmHg,
- Nadi = 60 x/menit,
Suhu = 36,8°C,
- RR= 20 x/menit
- Kekuatan otot
+ A: Hambatan
Mobilitas fisik
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Mengkaji kekuatan otot
- Mengkaji keluhan pasien
- Ajarkan pasien ROM
79
Ttd
Nusatirin
melakukan rom
0:
Ku : Cukup Composmentis
Kebutuhan ADL dibantu
oleh keluarga dan perawat
TD= 180/90 mmHg
- Nadi = 80 x/menit
- Suhu = 36,1 °C
RR= 20 x/menit
Dilakukan ROM
Kekuatan otot
-+ A: H ambatan Mobilitas
belum teratasi
fisik
P: lanjutkan intervensi
- Mengkaji kekuatan otot
Mengkaji keluhan pasien
Ajarkan pasien ROM
Ttd
Nusatirin
Nusatirin 0:
Ku : Cukup Composmentis
Kebutuhan ADL dibantu
oleh keluarga dan perawat
- TD= 150/80 mmHg,
- Nadi = 84 x/menit,
Suhu = 36C,
RR= 24 x/menit
Kekuatan otot
-+
A: H ambatan Mobilitas
belum teratasi
fisik
P: dischange planning
Ttd
Nusatirin
82
CATATANPERKEMBANGAN
Nama Pasien /No CM : Tn. H / 05 87 94 RUANG : Bugenvil
Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan berhubungan kurang terpapamya
informasi
Hari/tgl/jam PELAKSANAAN EVALUASI
Selasa, 3 Selasa, 3 Juli 2018 Selasa, 3 Juli 2018
Juli 2018 11.00 WIB 11.00 WIB
11.00 WIB 1. Mengajarkan pasien ROM dan S:
manfaatROM - Pasien mengatakan paham
Ttd mengenai ROM dan manfaat
Nusatirin ROM pas1en akan
melakukan ROM secara
mandiri
0:
- KU : Cukup, Composmentis
- Pasien antusias saat
diajarkan ROM dan pas1en
dapat mnyebutkan ulang
manfaat dari ROM
A : Kurang pengetahuan teratasi
P :Hentikan intervensi
Ttd
Nusatirin
83
CATATANPERKEMBANGA
N
Nama Pasien /No CM : Tn. H / 05 87 94 RUANG : Bugenvil
Diagnosa Keperawatan : Risiko Infeksi berhubungan dengan Pertahanan
Sekunder tidak adekuat
Hari/tgl/jam PELAKSANAAN EVALUASI
Senin, 2 Senin, 2 Juli 2018 Senin, 2 Juli 2018
Juli 2018 Pukul 11.00 WIB 14.00 WIB
11.00 WIB a. Mengobservasi tanda-tanda vital. S:
b. Mengobservasi tanda-tanda - Pasien mengatakan
infeksi
pada luka tusukan tidak gatal
atau panas
Ttd
DO:
Nusatirin
- Ku : Cukup, Composmentis
- TD= 200/100 mmHg,
- Nadi = 60 x/menit,
- Suhu = 36,8°C,
- RR= 20 x/menit
- Tidak ada tanda-tanda
infeksi (rubor, kalor, dolor,
fungsiolaesa)
A resiko infeksi teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Mengobservasi tanda-
tanda vital.
- Mengobservasi tanda-tanda
infeksi
Ttd
Nusatirin
Selasa, 3 Selasa, 3 Juli Selasa, 3 Juli 2018
2018
11.0 WIB
84
Ttd
Nusatirin
Rabu, 4 Rabu, 4 Juli 2018 Rabu, 4 Juli 2018
Juli 2018 12.0 WIB 13.0 WIB
1. Mengobservasi tanda-tanda vital. S:
11.00 WIB
2. Mengobservasi tanda-tanda infeksi
-Pasien rnengatakan pada luka
tusukan tidak gatal atau panas
DO:
Ttd
Ku : Cukup, Cornposrnentis
Nusatirin
85
TD = 150/80 mmHg
Nadi = 84 x/menit
Suhu = 36°C
RR = 24 x/menit
Tidak ada tanda-tanda infeksi
(rubor, kalor, dolor,
fungsiolaesa)
A resiko infeksi teratasi
sebagian
P : hentikan intervensi
Ttd
Nusatirin
86
B. Pembahasan
Dalam bah ini berisi tentang analisa teori dengan kasus stroke non
hemorogic kemudian dianalisa. Penulis melakukan perawatan selama 3 hari
dengan menggunakan proses keperawatan.
A. Pengkajian
Pada tahap ini dengan berbagai cara untuk memperoleh data. Data
yang diperoleh dari wawancara yang bersumber dari pasien dan
keluarga. Kemudian dilakukan analisa antara sumber dengan data yang
diperoleh oleh penulis
1. Keluahan utama saat
dikaji
sama yaitu pasien mengalami pasien mengeluh kaki dan tangan kanan
3. Pemeriksaan
dan
tangan kiri bisa digerakkan secara leluasa.
Kekuatan otot kanan 2 dan kiri 5. Tangan
kiri terpasang infus Asering 20 tpm.
Kuku pada jari tangan terlihat bersih
Bawah kaki kanan mengalami
kelemahan dankiritidak terjadi kelemahan,
anggota gerak lengkap, tidak terdapat
edema,kekuatan otot kanan 2 dan kiri 5.
Kuku pada jari kaki terlihat bersih
B. Diagnosa Keperawatan
aktual atau potensial) dari individu atau kelompok tempat perawat secara
legal mengidentifikasi dan perawat dapat memberikan intervensi
secara pasti
88
C. Perencanaaan
. .
Intervensi yang dilakukan masmg-masmg diagnosa
berdasarkan
0 :Kaji tanda-tanda
vital
0 : Mengkaji kekuatan
otot
0 :Pantau tanda-tanda
vital.
luka
E : Edukasi pasien untuk menjaga kebersihan dan selalu cuci
tangan
90
D. Implementasi
disusun.
Diagnosa:
91
terlaksana
E. Evaluasi
otot
pasien tidak ada ta/nda tanda infeksi pada tusukan infus tetapi
C. Keterbatasan Kasus
Pada studi kasus yang dilakukan oleh penulis selama 3 hari penulis
tempat praktek dan penulis hanya mengkaji sift pagi, sift sore tidak di
observasi.
BABIV
PENUTUP
A. Kesimpulan
intervensi.
1. Pengkajian
informasi
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
c. Mengajarkan ROM
5. Evaluasi
B. Saran
1. Bagi pasien
3. Penulis
hemoragic
3. Materi Penyuluhan
7. Sumber Pustaka
Hidayat Alimul, dkk.2002.Buku saku praktikum kebutuhan
8. Evaluasi
Bentuk : Essay
Cara: Lisan
nus orotig] Apa Itu ROM ??
ROM adalah sejumlah pergerakan yang
ManfaatROM
1. Untuk Sistem Kardiovaskuler
(Jantung)
EW
mungkin dilakukan pada bagian-bagian
■ Meningkatkan Cardiac
tubuh untuk menghindari kekakuan Output/Volume darah yang
sebagai dampak dari penjalanan dipompakan oleh jantung ke
penyakit atau gejala sisa. seluruh tubuh
■ Meningkatkan kontraksi jantung
INDIKASI: dalam memompa darah
Mengapa dilakukan ROM atau 2. Untuk Sistem Pernafasan
Fisioterapi : ■ Meningkatkan kedalaman
pernafasan
1. Anda mengalami problem gerak ■ Meningkatkan ventilasi
• Kelumpuhan/kelemahan
alveolus/pertukaran oksigen dan
separuh tubuh akibat karbondioksida
serangan stroke
DISUSUN OLEH : 3. Untuk Sistem Metabolik
• Kelumpuhan/kelemahan ■ Meningkatkan penggunaan
NUSATIRIN otot wajah, lengan/tangan
atau tungkai/kaki glukosa dan asam lemak
2. Vertigo (sakit kepala berputar- 4. Untuk Sistem Muskuloskeletal
putar) ■ Meningkatkan kekuatan otot
3. Nyeri otot, persendian atau ■ Meningkatkan latihan otot
AKADEMI KEPERAWATAN "YKY" tulang, nyeri pinggang, tengkuk, 5. Untuk Fisikososial
YOGYAKARTA lutut, bahu, dll. ■ Melatih toleransi terhadap stress
4. Kelemahan fisik akibat tirah
2014 baring yang lama.
101
Beberapa Gerakan ROM aktif 4. Fleksi dan ekstensi bahu 6. Fleksi dan Ekstensi pada jari
pada anggota gerak Atas
1. Perputaran Leber
102
Beberapa Gerakan ROM pasif 3. Gerakan Pinggul menjauhi 5. Gerakan j ari kaki ditekuk
pada anggota gerak bawah tubuh dan ditarik kea rah muka
1. Pangkal paha dan lutut (fleksi dan ekstensi)
ditekuk (fleksi)
I
Keterangan : tarik tumit ke arah luar dan
Keterangan : dekatkan kaki pasien Keterangan : pegang bergelangan kaki
bagian atas kea rah dalam. Kemudian
dengan pelatih, kemudian putar ke arah pasien seperti gambar, dan putar kearah
ulangi ke arah yang berlawanan seperti
dalam. dalam dan luar.
gambar di atas.
103
7. Perputaran daerah lumbar
nit
8. Tarikan Lutut
104