Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG PERTOLONGAN

PERTAMA SERANGAN JANTUNG


RSUD dr.DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1) Achmad Muflihuddin Yazid (2021-01-14901-001)


2) Amelia Fransisca (2021-01-14901-004)
3) Andre Setiawan (2021-01-14901-005)
4) Ayu Anjelia Eka Putri (2021-01-14901-010)
5) Dandung Setiadi (2021-01-14901-011)
6) Efri (2021-01-14901-015)
7) Endang Setiati (2021-01-14901-018)
8) Fina Wardani (2021-01-14901-022)
9) Hendra (2021-01-14901-025)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM NERS ANGKATAN IX
TAHUN AJARAN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik : Pertolongan Pertama Serangan Jantung


B. Sasaran
1. Program : Keluarga dan Pasien di Ruang Sakura
2. Penyuluhan : Pendidikan Kesehatan Pertolongan Pertama Serangan
Jantung
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien ataupun Keluarga
Pasien di Ruang Sakura dapat memahami bagaimana pentingnya
pertolongan pertama serangan jantung.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penyuluhan sebagai berikut :
1. Mampu memahami pengertian serangan jantung.
2. Mampu memahami tanda dan gejala serangan jantung.
3. Mampu mengerti pertolongan pertama saat terjadi serangan
jantung.
4. Mampu mengerti pencegahan serangan jantung.
5. Mampu mengerti hal-hal yang harus dihindari ketika anggota
keluarga mengalami serangan jantung.
D. Materi : Pertolongan Pertama Serangan Jantung
E. Metode : Ceramah dan tanya jawab
F. Media : PPT dan Leaflet
G. Waktu Pelaksanaan
1. Hari, Tanggal : Jumat, 5 November 2021
2. Pukul : 15.30 – 16.10 WIB
3. Alokasi Waktu : 40 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pembukaan, Perkenalan, 5 Menit Via Virtual
Menyampaikan Kontrak (Tujuan,
Materi dan Waktu)
2 Menyampaikan Materi Penyuluhan 10 Menit Penyampaian Materi
Via Virtual
3 Tanya Jawab 10 Menit Via Virtual
4 Evaluasi 10 Menit Via Virtual
5 Penutup 5 Menit Via Virtual

H. Tugas Pengorganisasian
Moderator : Aprianto Untung
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
Leader : Efri
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
Fasilitator : 1. Achmad Muflihiddin Yazid 5. Ayu Anjelia Eka.P
2. Amelia Fransisca 6. Endang Setiati
3. Andre Setiawan 7. Fina Wardani
4. Dandung Setiadi 8. Erikson
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan

I. TEMPAT
Setting Tempat :
Keterangan:

:Leader dan Moderator

:Pasien

ALUASI
:Fasilitator

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir di tempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan diruang Sakura
3) Pengorganisasian penyelenggaraan di lakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1) Peserta antusiasi terhadap materi penyuluhan tentang
pertolongan pertama serangan jantung
2) Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3) Peserta menjawab pertanyaan secara benar tentang materi
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta sudah mengerti dan memahami tentang pertolongan
pertama serangan jantung
2) Peserta hadir dalam penyuluhan

MATERI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA SERANGAN JANTUNG
A. Pengertian Serangan Jantung
Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah menuju
ke jantung terhambat. Ini adalah kondisi medis darurat yang biasanya
disebabkan oleh penggumpalan darah atau penumpukan lemak, kolesterol,
dan unsur lainnya. Serangan jantung biasanya terjadi ketika gumpalan darah
menghalangi aliran darah ke jantung. Tanpa darah, jaringan kehilangan
oksigen dan mati. Gejala berupa rasa sesak atau nyeri di dada, leher,
punggung, atau lengan, serta kelelahan, limbung, detak jantung abnormal, dan
kecemasan. Wanita lebih cenderung memiliki gejala atipikal dibandingkan
pria. Serangan jantung biasanya disebabkan karena penyakit jantung koroner,
yaitu gangguan dimana pembuluh darah jantung yang tersumbat oleh plak.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah
koroner. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang
menyebabkan nyeri pada dada. Jika pembuluh darah tersumbat sama sekali,
pasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut
dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian
oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK (Huon, 2002).
Meskipun sampai saat ini belum ada cara untuk mengetahui pasti kapan
serangan jantung dapat terjadi, akan tetapi faktor-faktor risiko terkait dengan
gangguan ini telah diketahui. Faktor risiko utama yang diketahui dan dapat
dikontrol adalah, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol dalam darah yang
tinggi, obesitas, merokok, dan gaya hidup tidak aktif. Gejala awal muncul
pada penderita penyakit jantung antara lain:
1. Berdebar pada jantung penderita seperti tertekan sesuatu.
2. Sesak nafas yang disertai dengan keluarnya keringat dingin dan merasakan
kesemutan yang dirasakan hingga punggung, lengan, dan bagian yang
lainnya.
3. Penderita akan merasakan nyeri pada bagian dada yang terasa seperti
tertusuk.
4. Penderita penyakit jantung akan merasa mudah lelah dan mengalami
kesulitan saat akan tidur

B. Pencegahan Penyakit Jantung


Pencegahan dibagi atas tiga kategori, yaitu :
a) Prevensi primer, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit
pada orang normal
b) Prevensi sekunder, yang bertujuan untuk menghambat perkembangan
suatu penyakit
c) Prevensi tersier, yang bertujuan untuk rehabilitasi dan meminimalkan
dampak komplikasi

1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya pencegahan yang dilakukan sebelum
seseorang menderita penyakit jantung. Tujuan dari pencegahan primer
adalah untuk menghambat berkembangnya dan meluasnya faktor-
faktor risiko penyakit jantung. Upaya pencegahan ini berupa:
a. Peningkatan Kesadaran Pola Hidup Sehat
Upaya ini lebih baik dilakukan sejak bayi, dengan tidak
membiarkan bayi jadi gemuk dan merubah kriteria bayi gemuk
sebagai pemenang kontes bayi sehat. Kegemukan pada bayi akan
lebih memudahkan waktu ia dewasa. Demikian pula pendidikan
dan pengamalan pola hidup sehat, harus dimulai sejak balita.
Menganjurkan anak-anak banyak makan sayuran dan buah serta
menghindari makanan yang kurang mengandung serat dan banyak
kolesterol seperti Pizza Hut, Mc Donal's, CFC, KFC dan lain-lain.
Kampanye stop rokok memang terasa sulit, namun perlu
dibudayakan. Bagi orang yang sudah merasakan sakitnya angina
pektoris, mungkin lebih mudah, tetapi bagi yang belum
merasakanya mungkin memerlukan bantuan orang lain seperti anak
dan istrinya. Berhenti merokok merupakan target yang harus
dicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan, kurangi atau stop
minum alkohol.
Melakukan olahraga secara teratur. Biasakan setiap hari untuk
melakukan olah raga, setidaknya 3-5 kali perminggu dapat
melakukan olah raga selama 30 menit sangat berguna untuk
kesehatan jantung kita. Menghindari faktor-faktor risiko yang lain,
khususnya faktor penyakit jantung yang dapat dimodifikasi. Secara
mudah pola hidup SEHAT dapat dilakukan, yang dapat dijabarkan
yaitu Seimbang gizi, Enyahkan rokok, Hindari Stres, Awasi
tekanan darah, dan Teratur berolahraga.
Adapun rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI dalam
periode 2012-2021 perlu memberikan prioritas terhadap upaya
mendorong masyarakat untuk mengadopsi pola hidup sehat yaitu:
a) Tidak merokok
b) Mengkonsumsi makanan sehat: menghindari makanan berlemak,
banyak makan makanan berserat, sayur dan buah, serta
membatasi konsumsi garam, gula dan alkohol
c) Beraktifitas fisik sedang ( jalan kaki 3 km ) setiap hari selama 30
menit minimal 5 x/minggu
d) Menjaga Indeks Massa Tubuh (IMT) < 23 kg/m2 dan
menghindari obesitas sentral : lingkar perut (LP) perempuan
tidak melebihi 80 cm, laki-laki tidak melebihi 90 cm
e) Menjaga agar tekanan darah < 140/90 mmHg
f) Menjaga agar kadar kolesterol total darah < 190 mg/dl
g) Menjaga agar kadar kolesterol LDL darah < 115 mg/dl
h) Menjaga agar kadar gula darah puasa < 110 mg/dl
b. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Banyak orang yang sudah menginjak usia senja (usia diatas 40
tahun) tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit tekanan
darah tinggi, kencing manis ataupun dislipidemia (kelebihan
kolesterol), karena mereka enggan memeriksakan diri ke dokter
atau mungkin pula penyakit tersebut tidak memberikan suatu
keluhan. Tidak jarang diantara mereka ini kemudian meninggal
mendadak karena serangan jantung. Karena itu, pemeriksaan
kesehatan dalam rangka pencegahan primer perlu dilakukan
terutama pada:
a) Orang sehat (tanpa keluhan) diatas usia 40 tahun.
b) Anak dari orang tua dengan riwayat hipertensi, diabetes melitus,
familier dislipidemia, mati mendadak pada usia kurang dari 50
tahun
c) Obesitas
Adapun jenis pemeriksaan yang dianjurkan adalah:
a) Pemeriksaan fisik mengenai kemungkinan adanya kelainan pada
jantung ataupun hipertensi.
b) Pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) pada waktu istirahat.
c) Pemeriksaan laboratorium seperti : gula darah, total kolesterol,
HDL, Kolesterol, LDL kolesterol, Trigliserida, ureum, dan
kreatinin.
d) Pemeriksaan treadmill test, terutama bagi penderita yang hasil
EKG nya meragukan dengan adanya keluhan nyeri dada (Chest
pain).
e) Pemeriksaan Ekokardiografi terutama untuk melihat kelainan
struktur / organis jantung.
2) Pencegahan Sekunder
Suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh seseorang yang sudah
menderita penyakit jantung. Tujuan Pencegahan Sekunder adalah agar
tidak terjadi komplikasi lebih lanjut, tidak merasa invalid (cacat di
masyarakat), dan status psikologis penderita menjadi cukup baik.
Untuk itu kiranya perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikiut:
a) Pemeriksaan fisik yang lebih teliti untuk mengetahui kemampuan
jantung dalam melaksanakan tugasnya.
b) Mengendalikan faktor risiko yang menjadi dasar penyakitnya
c) Pemeriksaan treadmill test untuk menentukan beban/aktivitas fisik
sehari-hari.
d) Pemeriksaan laboratoriumsecara rutin
e) Pemeriksaan Ekokardiografi (EKG) untuk melihat seberapa berat
otot jantung yang telah mati.
f) Dilakukan pemeriksaan Angiografi koroner untuk melihat
pembuluh darah koroner mana yang tersumbat dan seberapa berat
sumabatannya.
g) Ikut klub jantung sehat
h) Terapi Penyakit lebih lanjut: PTCA ataupun bedah pintas koroner
(CABG).
3) Pencegahan Tersier
Program rehabilitasi jantung adalah suatu proses pemulihan dan
penyembuhan seseorang yang mengalami kelainan jantung, ketingkat
yang optimal baik secara phisik, mental, sosial dan vokasional.
Terdapat 3 fase rehabilitasi jantung, yaitu:
a) Fase I
Tujuan Fase I yaitu mengembalikan kondisi (Reconditioning) yaitu
mengatasi akibat negatif dari tirah baring (Deconditiong) yang
disebabkan karena sakitnya dan karena tindakan pembedahan.
Lamanya antara 7-14 hari. Penderita dipulangkan setelah uji latih
jantung dengan beban (Predischarge exercise test) atau tread mill test.
Target Fase I yaitu mencapai kapasitas aerobik 3 mets yaitu mampu
jalan 1,5 km selama 30 menit, kenyataan tidak selalu tepat 1,5 km/30
kadang kurang lebih. Yang dikerjakan pada Fase I:

Ruang ICU : ROM-Chest Fisiotherapi/Breathing exercise


Ruang Intermendiate : Latihan ADL, Latihan duduk, Latihan berdiri
Latihan jalan
Ruang Rehab : Latihan jalan di luar kamar
Gymnasium : Latihan jalan dengan dosis yang meningkat, hingga
mencapai 1,5km/30’, latihan sepeda 5’ tanpa beban.
Pengawasan dengan telementri, tensi nadi dan
adanya keluhan.
b) Fase II
Tujuan Fase II, untuk menghindari progresifitas penyakit lebih
jauh. Dilakukan edukasi, evaluasi psikososial, vokasional dan seksual.
Penderita sudah pulang dari Rumah Sakit, masih latihan di UPF
Rehabilitasi. Waktu latihan 4-8 minggu. Target Fase II yaitu mencapai
kapasitas aerobik 6 Mets yaitu mampu jalan 3 km selama 30 menit.
Yang dikerjakan pada fase II (Gymnasium) yaitu latihan jalan dengan
dosis yang meningkat, hingga mencapai 3 km selama 30 menit latihan
sepeda 10’ tanpa beban. Pengawasan dengan telementri, tensi nadi dan
adanya keluhan. Fase II diakhiri dengan Evaluasi Tread Mill Test, bila
tidak tercapai makan tidak masuk ke F.III tetapi mengulang kembali
Fase II.
c) Fase III
Tujuan Fase III (pemeliharaan) yaitu untuk memelihara hasil yang
dicapai supaya tidak mundur. Mencegah progresifitas, memberikan
latihan dan pengaturan diet. Dalam waktu 6 bulan diharapkan regresi
terjadi. Fase III dihubungkan dengan upaya Prevensi sekunder yaitu
target Fase III: Mencapai kapasitas aerobik 6-8 Mets, yaitu mampu
jalan 3-4 km selama 30 menit tetapi kenyataannya tidak selalu tepat 3-4
km/30 menit kadang kurang kadang lebih. Yang dikerjakan pada fase
III (Gymnasium ) yaitu latihan jalan dengan dosis yang meningkat,
hingga mencapai 3-4 km selama 30 menit latihan sepeda 15’ tanpa
beban.

Aktivitas pada Rehabilitasi Jantung, dilakukan latihan : ROM,


Breathing exercise, ADL, Latihan duduk, Senam, latihan berdiri, latihan
jalan, sepeda dan penyuluhan.
a. ROM (Range of Motion)
Menggerakkan sendi sesuai luas gerak sendi. Di ICU penderita berada
di tempat tidur, dilakukan ROM pada tangan, siku dan lengan, pada
awal dilakukan Fisioterapi, hari berikutnya dilakukan sendiri dengan
bantuan Fisioterapi dan selanjutnya dilakukan sendiri oleh penderita.
b. Breathing Exercise
Penderita dilatih untuk bernapas dengan cara menarik nafas melewati
hidung, perut dikembangkan dengan tujuan: untuk merubah posisi
diafragma dari melengkung keatas menjadi mendatar, sedemikian
hingga rongga dada menjadi lebih luas. Dilanjutkan mengeluarkan
napas melalui mulut, perut dikecilkan kembali untuk mengembalikan
posisi diafragma dari mendatar menjadi melengkung kembali.
c. ADL (Activity Daily Living)
Penderita dilatih untuk dapat melakukan aktivitas hidup sehari-hari
secara mandiri, yaitu mandi, BAB, BAK, membersihkan diri,
memasang pakaian, makan minum.
d. Latihan duduk
Penderita dilatih untuk duduk diatas tempat tidur, kemudian duduk
ditepi tempat tidur dengan meletakkan kaki diatas kursi, selanjutnya
duduk dikursi.
e. Senam
Penderita dilatih untuk melakukan senam ringan sambil duduk yaitu
dengan menggerakkan tangan , lengan dan leher.
f. Latihan Berdiri
Penderita dilatih untuk berdiri ketika drain sudah diambil, diawali
dengan berdiri ditepi tempat tidur.
g. Latihan Jalan
Setelah berdiri cukup stabil, penderita dilatih untuk berjalan dalam
kamar, dilanjutkan diluar kamar selanjutnya latihan jalan di ruangan
Rehabilitasi. Latihan jalan merupakan latihan endurance (daya tahan)
sedemikian sehingga meningkatkan aerobik.
h. Sepeda
Diawali dengan tampa beban selama 5 menit, pada fase II ditingkatkan
menjadi 10 menit dengan beban 25 Watt dan pada fase III selama 10
menit dengan beban 50 Watt.
i. Penyuluhan
Mengenai pengendalian/ modifikasi faktor resiko yaitu diet, rokok,
hipertensi, latihan, ADL, sex, psikologi, sosial.

Secara Umum Upaya Pencegahan penyakit jantung yang dapat


dilakukan pada orang yang sehat, orang yang berisiko, maupun oleh orang
yang pernah menderita penyakit jantung adalah :
a. Kepatuhan minum obat
b. Kontrol teratur
c. Berolah raga secara teratur, untuk membantu pembakaran lemak dan
menjaga agar peredaran darah tetap lancar. Untuk pasien yang pernah
mengalami serangan jantung adapun saran olahraga terlampir dalam
pencegahan tersier.
d. Mengurangi konsumsi makanan berlemak/ berkolesterol tinggi seperti
makanan cepat saji, jeroan, goring-gorengan dan meningkatkan
konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
e. Menjaga berat badan ideal.
f. Cukup istirahat dan kurangi stress, sehingga jumlah radikal bebas yang
terbentuk dalam tubuh tidak terlalu banyak.
g. Hindari rokok, kopi, danminuman beralkohol.
h. Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala untuk memantau
kadar kolesterol dalam
a. darah.
i. Menjaga lingkungan tetap bersih.

C. Hal Yang Perlu Dihindari Ketika Teradi Serangan


Jantung:
1. Jangan Panik
Tenangkan diri anda dahulu, karena apabila anda dalam kondisi panik
maka penderita pun akan ikut panik.
2. Jangan Bertindak Lambat, Semakin Cepat Semakin Baik
Pada kondisi ini, jantung berada dalam kondisi kritis. Setiap menit bahkan
detik akan sangat berarti. Hindarilah menunggu untuk mengetahui gejala
bertambah parah atau berkurang. Seringkali penderita menunggu gejala
hilang dengan sendirinya hingga akhirnya tindakan menunggu ini justru
membuat jantung semakin terancam. Apabila dalam 5 menit gejala tidak
membaik atau bahkan justru memburuk, segeralah panggil bantuan dengan
menelpon nomor darurat 118 atau 119 untuk bantuan ambulans.
3. Jangan Pernah Tinggalkan Penderita Sendirian
Apabila anda tidak membawa telepon genggam, mintalah tolong kepada
orang lain di dekat anda untuk menelpon nomor darurat. Temani penderita
dan pantau terus perkembangan gejalanya. Bersiaplah untuk situasi dimana
gejalanya bertambah buruk.
4. Jangan Biarkan Penderita Menolak Bantuan
Meskipun pasien mengatakan dirinya tidak apa-apa, akan tetapi apabila
anda menilai gejala yang dialaminya sudah spesifik dengan
gejala serangan jantung maka segeralah bertindak.
5. Jangan beri penderita minum atau makan apapun kecuali obat
jantung yang sebelumnya sudah diresepkan oleh dokter bagi dirinya
(aspirin, nitrogliserin). Jangan pula memberikan obat aspirin atau
nitrogliserin orang lain kepada penderita. Setiap orang memiliki kondisi
yang khas dan tidak tertutup kemungkinan bahwa penderita ini memiliki
kondisi yang tidak memungkinkan bagi dirinya untuk mengkonsumsi obat-
obat tersebut. Pada kondisi dimana anda justru merupakan orang yang
mengalami gejala serangan jantung, maka pastikan anda segera berteriak
minta tolong kepada orang lain di sekitar anda. Jangan berusaha menolong
diri anda sendirian dan pastikan ada yang menemani anda karena pada
kondisi kritis ini, kehadiran orang lain akan sangat berguna. Bahkan
meskipun anda mengetahui dengan persis apa yang harus anda lakukan
saat terjadi serangan, selalu pastikan ada orang yang menemani anda.

Anda mungkin juga menyukai