DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
H. Tugas Pengorganisasian
Moderator : Aprianto Untung
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
Leader : Efri
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
Fasilitator : 1. Achmad Muflihiddin Yazid 5. Ayu Anjelia Eka.P
2. Amelia Fransisca 6. Endang Setiati
3. Andre Setiawan 7. Fina Wardani
4. Dandung Setiadi 8. Erikson
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan
I. TEMPAT
Setting Tempat :
Keterangan:
:Pasien
ALUASI
:Fasilitator
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir di tempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan diruang Sakura
3) Pengorganisasian penyelenggaraan di lakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1) Peserta antusiasi terhadap materi penyuluhan tentang
pertolongan pertama serangan jantung
2) Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3) Peserta menjawab pertanyaan secara benar tentang materi
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta sudah mengerti dan memahami tentang pertolongan
pertama serangan jantung
2) Peserta hadir dalam penyuluhan
MATERI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA SERANGAN JANTUNG
A. Pengertian Serangan Jantung
Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah menuju
ke jantung terhambat. Ini adalah kondisi medis darurat yang biasanya
disebabkan oleh penggumpalan darah atau penumpukan lemak, kolesterol,
dan unsur lainnya. Serangan jantung biasanya terjadi ketika gumpalan darah
menghalangi aliran darah ke jantung. Tanpa darah, jaringan kehilangan
oksigen dan mati. Gejala berupa rasa sesak atau nyeri di dada, leher,
punggung, atau lengan, serta kelelahan, limbung, detak jantung abnormal, dan
kecemasan. Wanita lebih cenderung memiliki gejala atipikal dibandingkan
pria. Serangan jantung biasanya disebabkan karena penyakit jantung koroner,
yaitu gangguan dimana pembuluh darah jantung yang tersumbat oleh plak.
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah
koroner. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang
menyebabkan nyeri pada dada. Jika pembuluh darah tersumbat sama sekali,
pasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut
dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian
oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK (Huon, 2002).
Meskipun sampai saat ini belum ada cara untuk mengetahui pasti kapan
serangan jantung dapat terjadi, akan tetapi faktor-faktor risiko terkait dengan
gangguan ini telah diketahui. Faktor risiko utama yang diketahui dan dapat
dikontrol adalah, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol dalam darah yang
tinggi, obesitas, merokok, dan gaya hidup tidak aktif. Gejala awal muncul
pada penderita penyakit jantung antara lain:
1. Berdebar pada jantung penderita seperti tertekan sesuatu.
2. Sesak nafas yang disertai dengan keluarnya keringat dingin dan merasakan
kesemutan yang dirasakan hingga punggung, lengan, dan bagian yang
lainnya.
3. Penderita akan merasakan nyeri pada bagian dada yang terasa seperti
tertusuk.
4. Penderita penyakit jantung akan merasa mudah lelah dan mengalami
kesulitan saat akan tidur
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya pencegahan yang dilakukan sebelum
seseorang menderita penyakit jantung. Tujuan dari pencegahan primer
adalah untuk menghambat berkembangnya dan meluasnya faktor-
faktor risiko penyakit jantung. Upaya pencegahan ini berupa:
a. Peningkatan Kesadaran Pola Hidup Sehat
Upaya ini lebih baik dilakukan sejak bayi, dengan tidak
membiarkan bayi jadi gemuk dan merubah kriteria bayi gemuk
sebagai pemenang kontes bayi sehat. Kegemukan pada bayi akan
lebih memudahkan waktu ia dewasa. Demikian pula pendidikan
dan pengamalan pola hidup sehat, harus dimulai sejak balita.
Menganjurkan anak-anak banyak makan sayuran dan buah serta
menghindari makanan yang kurang mengandung serat dan banyak
kolesterol seperti Pizza Hut, Mc Donal's, CFC, KFC dan lain-lain.
Kampanye stop rokok memang terasa sulit, namun perlu
dibudayakan. Bagi orang yang sudah merasakan sakitnya angina
pektoris, mungkin lebih mudah, tetapi bagi yang belum
merasakanya mungkin memerlukan bantuan orang lain seperti anak
dan istrinya. Berhenti merokok merupakan target yang harus
dicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan, kurangi atau stop
minum alkohol.
Melakukan olahraga secara teratur. Biasakan setiap hari untuk
melakukan olah raga, setidaknya 3-5 kali perminggu dapat
melakukan olah raga selama 30 menit sangat berguna untuk
kesehatan jantung kita. Menghindari faktor-faktor risiko yang lain,
khususnya faktor penyakit jantung yang dapat dimodifikasi. Secara
mudah pola hidup SEHAT dapat dilakukan, yang dapat dijabarkan
yaitu Seimbang gizi, Enyahkan rokok, Hindari Stres, Awasi
tekanan darah, dan Teratur berolahraga.
Adapun rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI dalam
periode 2012-2021 perlu memberikan prioritas terhadap upaya
mendorong masyarakat untuk mengadopsi pola hidup sehat yaitu:
a) Tidak merokok
b) Mengkonsumsi makanan sehat: menghindari makanan berlemak,
banyak makan makanan berserat, sayur dan buah, serta
membatasi konsumsi garam, gula dan alkohol
c) Beraktifitas fisik sedang ( jalan kaki 3 km ) setiap hari selama 30
menit minimal 5 x/minggu
d) Menjaga Indeks Massa Tubuh (IMT) < 23 kg/m2 dan
menghindari obesitas sentral : lingkar perut (LP) perempuan
tidak melebihi 80 cm, laki-laki tidak melebihi 90 cm
e) Menjaga agar tekanan darah < 140/90 mmHg
f) Menjaga agar kadar kolesterol total darah < 190 mg/dl
g) Menjaga agar kadar kolesterol LDL darah < 115 mg/dl
h) Menjaga agar kadar gula darah puasa < 110 mg/dl
b. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Banyak orang yang sudah menginjak usia senja (usia diatas 40
tahun) tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit tekanan
darah tinggi, kencing manis ataupun dislipidemia (kelebihan
kolesterol), karena mereka enggan memeriksakan diri ke dokter
atau mungkin pula penyakit tersebut tidak memberikan suatu
keluhan. Tidak jarang diantara mereka ini kemudian meninggal
mendadak karena serangan jantung. Karena itu, pemeriksaan
kesehatan dalam rangka pencegahan primer perlu dilakukan
terutama pada:
a) Orang sehat (tanpa keluhan) diatas usia 40 tahun.
b) Anak dari orang tua dengan riwayat hipertensi, diabetes melitus,
familier dislipidemia, mati mendadak pada usia kurang dari 50
tahun
c) Obesitas
Adapun jenis pemeriksaan yang dianjurkan adalah:
a) Pemeriksaan fisik mengenai kemungkinan adanya kelainan pada
jantung ataupun hipertensi.
b) Pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) pada waktu istirahat.
c) Pemeriksaan laboratorium seperti : gula darah, total kolesterol,
HDL, Kolesterol, LDL kolesterol, Trigliserida, ureum, dan
kreatinin.
d) Pemeriksaan treadmill test, terutama bagi penderita yang hasil
EKG nya meragukan dengan adanya keluhan nyeri dada (Chest
pain).
e) Pemeriksaan Ekokardiografi terutama untuk melihat kelainan
struktur / organis jantung.
2) Pencegahan Sekunder
Suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh seseorang yang sudah
menderita penyakit jantung. Tujuan Pencegahan Sekunder adalah agar
tidak terjadi komplikasi lebih lanjut, tidak merasa invalid (cacat di
masyarakat), dan status psikologis penderita menjadi cukup baik.
Untuk itu kiranya perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikiut:
a) Pemeriksaan fisik yang lebih teliti untuk mengetahui kemampuan
jantung dalam melaksanakan tugasnya.
b) Mengendalikan faktor risiko yang menjadi dasar penyakitnya
c) Pemeriksaan treadmill test untuk menentukan beban/aktivitas fisik
sehari-hari.
d) Pemeriksaan laboratoriumsecara rutin
e) Pemeriksaan Ekokardiografi (EKG) untuk melihat seberapa berat
otot jantung yang telah mati.
f) Dilakukan pemeriksaan Angiografi koroner untuk melihat
pembuluh darah koroner mana yang tersumbat dan seberapa berat
sumabatannya.
g) Ikut klub jantung sehat
h) Terapi Penyakit lebih lanjut: PTCA ataupun bedah pintas koroner
(CABG).
3) Pencegahan Tersier
Program rehabilitasi jantung adalah suatu proses pemulihan dan
penyembuhan seseorang yang mengalami kelainan jantung, ketingkat
yang optimal baik secara phisik, mental, sosial dan vokasional.
Terdapat 3 fase rehabilitasi jantung, yaitu:
a) Fase I
Tujuan Fase I yaitu mengembalikan kondisi (Reconditioning) yaitu
mengatasi akibat negatif dari tirah baring (Deconditiong) yang
disebabkan karena sakitnya dan karena tindakan pembedahan.
Lamanya antara 7-14 hari. Penderita dipulangkan setelah uji latih
jantung dengan beban (Predischarge exercise test) atau tread mill test.
Target Fase I yaitu mencapai kapasitas aerobik 3 mets yaitu mampu
jalan 1,5 km selama 30 menit, kenyataan tidak selalu tepat 1,5 km/30
kadang kurang lebih. Yang dikerjakan pada Fase I: