Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS


PEMANFAATAN BAHAN PANGAN LOKAL

Oleh :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKAS YOGYAKARTA
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI ALIH JENJANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stunting didefinisikan sebagai keadaan tubuh yang pendek dan sangat
pendek hingga melampaui defisit -2 SD di bawah median panjang atau tinggi
badan. Stunting juga sering disebut sebagai Retardasi Pertumbuhan Linier
(RPL) yang muncul pada dua sampai tiga tahun awal kehidupan dan
merupakan refleksi dari akibat atau pengaruh dari asupan energi dan zat gizi
yang kurang serta pengaruh dari penyakit infeksi, karena dalam keadaan
normal, berat badan seseorang akan berbanding lurus atau linier dengan tinggi
badannya.
Stunting merupakan indikator keberhasilan kesejahteraan, pendidikan
dan pendapatan masyarakat. Dampaknya sangat luas mulai dari dimensi
ekonomi, kecerdasan, kualitas, dan dimensi bangsa yang berefek pada masa
depan anak. Anak usia 3 tahun yang stunting severe (-3 < z ≤ 2) pada laki-laki
memiliki kemampuan membaca lebih rendah 15 poin dan perempuan 11 poin
dibanding yang stunting mild (z > -2). Hal ini mengakibatkan penurunan
intelegensia (IQ), sehingga prestasi belajar menjadi rendah dan tidak dapat
melanjutkan sekolah. Bila mencari pekerjaan, peluang gagal tes wawancara
pekerjaan menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang
berakibat penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan tidak
dapat mencukupi kebutuhan pangan. Karena itu anak yang menderita stunting
berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada
kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak setelah dewasa, sehingga
akan menjadi beban Negara.
Efek jangka panjang stunting berakibat pada gangguan metabolik seperti
penyakit yang terkait dengan obesitas,hipertensi dan diabetes mellitus.
Menurut Walker pemberian zat gizi yang tidak tepat pada perkembangan
janin, saat lahir dan masa bayi dapat memberikan dampak jangka panjang
buruk terhadap kardiovaskulaer dan tekanan darah pada saat dewasa.
Retardasi pertumbuhan postnatal memilik potensi terhadap berat badan
sekarang dengan tekanan darah. Tekanan darah pada memiliki hubungan
negatif terhadap berat lahir. Penelitian di Bali menyebutkan prevalensi
dewasa stunting sebesar 22%.Penelitian lain menyebutkan bahwa dewasa
stunting cenderung berkembang untuk menjadi overweight daripada dewasa
non-stunting.
Untuk mengatasi masalah stunting yang terjadi pada balita maka perlu
diselenggarakan beberapa program kegiatan dengan berbasis pemberdayaan
masyarakat guna mengurangi angka kejadian atau prevalensi stunting.
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu melakukan
penanggulangan masalah stunting berbasis pemanfataan bahan pangan
lokal
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu :
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang sadar stunting
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan berbasis
bahan pangan lokal untuk perbaikan gizi
c. Menjelaskan kandungan gizi ikan lele dan jamur tiram
d. Meningkatkan ketrampilan dan kemandirian masyarakat dalam
menghasilkan produk pangan yang bervariasi dan dapat digunakan
sebagai makanan tambahan balita
C. Manfaat
Sebagai bentuk pengembangan ketrampilan dan kemandirian .masyarakat
dalam penaggulangan masalah stunting berbasis pemanfaatan bahan pangan
lokal
BAB II
METODE PELAKSANAAN

A. Lokasi
Pelaksanaannya di Dusun Modinan di wilayah kerja Puskesmas Gamping II
B. Program Pengembangan
1. Jenis kegiatan : Pelatihan
2. Tenaga Pelaksana : Mahasiswa Sarjana Terapan Gizi Alih Jenjang
C. Sasaran
1. Sasaran langsung : ibu-ibu balita
2. Sasaran tidak langsung: Kader
D. Aspek pemberdayaan
1. Tenaga : Ketrampilan Kader, Ibu-ibu balita
2. Potensi sumberdaya lokal : ikan lele dan jamur tiram
3. Dana : Dana desa, Swadaya masyarakat
4. Fasilitas : Balai Desa
E. Peran dan tugas masyarakat
1. Kader tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas
mengembangkan masyarakat
2. Ibu-ibu balita berperan langsung dalam hal pengolahan makanan pada
balita
F. Peran Pemerintah
1. Instansi : Puskesmas
2. Tugasnya : Mengawasi dan menfasilitasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat
G. Langkah - langkah kegiatan Pengembangan Program
1. Pelatihan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan balita stunting
melalui pemanfatan bahan pangan lokal sumber protein dan zink berbasis
ikan lele dan jamur tiram
2. Pelaksanaan kegiatan
Hari/Tanggal : 18-20 Februari 2020
Waktu : Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari
Tempat : Pelatihan ini diselenggarakan di Dusun Modinan
3. Materi
a. Stunting, faktor penyebab stunting, upaya pencegahan dan penanganan
b. Kandungan gizi ikan lele dan jamur tiram
c. Pendampingan dan pelatihan praktek pengolahan ikan lele dan jamur
tiram menjadi produk pangan yang variatif
4. Evaluasi
Pemantauan kegiatan dilakukan selama 1 bulan. Kegiatan yang di pantau
adalah partisipasi ibu-ibu balita dalam pengolahan ikan lele dan jamur
tiram yang dapat diaplikasikan sebagai makanan tambahan
H. Pelatihan/Penyadaran
1. Topik
Pelatihan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan balita stunting
melalui pemanfatan pangan lokal sumber protein dan zink berbasis ikan
lele dan jamur tiram
2. Materi
a. Stunting, faktor penyebab stunting, upaya pencegahan dan penanganan
b. Pendampingan pengenalan kandungan gizi ikan lele dan jamur tiram
c. Pendampingan dan pelatihan praktek pengolahan ikan lele dan jamur
tiram menjadi produk pangan yang lebih variatif
3. Alat bantu
a. LCD
b. Proyektor
4. Perlengkapan
Peralatan Masak
I. Pendanaan/Biaya
Biaya Penyelenggaraan pelatihan pemberdayaan ini bersumber dari APBD
Desa dan Swadaya Masyarakat
LAMPIRAN

Rincian Biaya
1. Persiapan
Harga Jumlah
No Uraian Volume Satuan
Satuan (Rp)
1 Persiapan Pelatihan      
Transport ke lokasi
  6 OT 10,000 60,000
kegiatan
JUMLAH     60,000

2. Pelatihan
a. Sumber Dana : APBD Desa

Harga Jumlah
No Uraian Volume Satuan
Satuan (Rp)
1 ATK Kegiatan        
  - Buku 20 buah 3,000 60,000
  - Ballpoint 20 buah 2,000 40,000
2 Konsumsi Kegiatan     -
  - Snack 30 OK 5,000 150,000
  - Makan Minum 30 OK 25,000 750,000
3 TRansport peserta 20 OT 10,000 200,000
4 Gas 4 buah 20,000 80,000
5 Tepung Tapioka  500 Gram 2,500 5,000
6 Tepung Terigu 200 Gram 4000 4000
JUMLAH 1,289,000
b. Sumber dana : Swadaya masyarakat
1. Ikan lele
2. Jamur tiram
3. Bawang putih
4. Merica
5. Penyedap
3. Pembinaan
Jumlah
No Uraian Volume Satuan HargaSatuan
(Rp)
1 Pembinaan        
Transport ke lokasi
  6 OT 10,000 60,000
kegiatan
JUMLAH     60,000

Jadwal Pelatihan
WAKTU MATERI NARASUMBER MODERATOR
Hari 1  
08.00 – 08.15 Pembukaan Kepala Puskesmas Panitia
Stunting, faktor penyebab
08.15 – 09.00 stunting, upaya pencegahan Panitia Panitia
dan penanganan
09.00 -- 09.45 Coffe Break Panitia
Pendampingan pengenalan
09.45 – 11.15 kandungan gizi ikan lele dan Panitia Panitia
jamur tiram
11.15 – 12.00 Makan Siang Panitia
Hari 2  
Pendampingan dan Pelatihan
praktek pengolahan ikan lele
08.00 – 12.00 dan jamur tiram menjadi Tim Fasilitator Panitia
produk pangan yang lebih
variatif
12.00 – 12.15 Penutupan Kepala Puskesmas Panitia

Anda mungkin juga menyukai