KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TRIKORA SALAKAN
NOMOR / /RSUD-TRIKORA
TENTANG
Mengingat :
1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan;
2. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit;
3. Keputusan Menkes RI No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;
4. Keputusan direktur jenderal bina upaya kesehatan
No.HK.02.04/I/2790/11 tentang standar akreditasi rumah sakit;
5. Permenkes RI No 1691/Per/VIII/2011 tentang keselamatan
pasien;
6. Buku standar akreditasi rumah sakit yang diterbitkan oleh
direktorat jendral bina upaya kesehatan kementerian
kesehatan RI dengan komisi akreditasi rumah sakit (KARS)
tahun 2011.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Salakan
Pada tanggal : Januari 2018
Direktur
NOMOR : / /RSUD-TRIKORA
1. Jika pasien belum dewasa atau tidak sehat akalnya maka yang
berhak memberikan penolakan tindakan medis dan pengobatan
dalah orang tua ,keluarga atau wali.
2. Bila pasien sudah menikah suami atau istri tidak diikut sertakan
dalam penolakan pasien harus memberikan penolakan tindakan
sendiri.
3. Apabila pasien sesudah menerima informasi tetap menolak
tindakan.
4. Medis dan pengobatan yang akan dilakukan oleh tim medis ,maka
penolakan tersebut harus di lakukan secara tertulis akibat dari
penolakan pengobatan tersebut menjadi tanggung jawab pasien
5. Pasien dapat menarik kembali (mencabut) setiap saat persetujuan
yang di berikan kecuali pengobatan atau tindakan medis yang
sudah di laksanakan dan tidak mungkin lagi di batalkan. Yang
boleh menarik kembali persetujuan adalah anggota keluarga
pasien atau yang berkedudukan hukum sebagai wali.
6. Penarikan atau pencabutan persetujuan harus di berikan secara
tertulis dengan menandatangani format penolakan tindakan medis
atau pengoabatan.
7. Bila pasien tetap menolak di berikan tindakan medis atau
pengobatan setelah di jelaskan kembali tentang tujuan dari
tindakan pengobatan, tidak di laksanakan maka perawat wajib
mendokumentasikan pada catatan perawatan dan melaporkan
kepada dokter yang memberikan instruksi pengobtan tersebut.