Anda di halaman 1dari 24

HOW TO READ A Oleh:

CT SCAN FOR Noferly Go

TRAUMATIC Pembimbing:
BRAIN INJURY IN dr. Anis Nurhayati, Sp. Rad
EMERGENCY ROOM
PENDAHULUAN

• CT Scan merupakan alat penunjang diagnositik yang sangat berguna dan rutin digunakan pada pasien
trauma di IGD.
• Banyak penelitian menunjukkan bahwa penolong di IGD dapat memiliki kekurangan untuk
menafsirkan CT scan otak.
• Namun, pada saat yang sama upaya pembelajaran singkat untuk penolong di IGD dapat memberikan
kecakapan yang cukup untuk menafsirkan CT scan kepala.
• Artikel ini membahas dasar-dasar CT scan dan memberikan presentasi gambar lesi intrakranial yang
umum terlihat pada pasien dengan cedera otak traumatis.
BASIC

• Penting untuk diketahui dan terbiasa dengan gambaran normal dari anatomi otak pada CT
scan (cerebral, cerebellum, batang otak, ventrikel, dan tulang-tulang cranium)
• Berdasarkan densitasnya, suatu struktur dapat muncul berwarna putih (+1000 HU mis.
Tulang) atau hitam (-1000 HU mis. Udara). Densitas cairan adalah 0 HU
• Meninjau semua struktur secara sistematis akan membantu menghindari melewatkan
kelainan hingga suatu kelainan yang halus pada imaging
• Pembacaan secara sistematis juga akan membantu mengidentifikasi kelainan atau
penyimpangan dari pola normal
Parameter Makna
Nama untuk indentifikasi pasien benar

akan membantu untuk menindaklanjuti temuan dan juga


Tanggal
membantu menentukan waktu atau onset cedera

Orientasi kanan dan Kiri

Pendekatan • dari dalam ke luar

SISTEMATIKA • dari cranial ke caudal

PEMBACAAN CT • berdasarkan masalah

SCAN KEPALA Potongan • axial

• coronal

• sagital

Windowing • bone window

• tissue window

• subdural window
Parameter Makna
Identifikasi isi dan struktur - parenkim otak (apakah terdapat perdarahan atau abnormalitas)
- tulang (apakah terdapat fraktur)
• tulang tengkorak dan facial
• orbital
• dinding orbital
• alveolus maxilla
• septum nasal

SISTEMATIKA - ventrikel (simetris, adanya darah)

- cisterna (apakah terdapat efek desekan massa atau adanya


PEMBACAAN CT darah)

SCAN KEPALA - sinus (apakah terdapat cairan atau perdarahan)


• frontal
• sphenoid
• ethmoid
• maxilla
• mastoid air cells

- cairan cerebrospinal (untuk melihat apakah terdapat perdarahan


subarachnoid)
Parameter Makna
akut hemoragik menunjukkan lesi hiperdens (50 sampai
Darah
100 HU)

SISTEMATIKA lokasi dari darah (lihat perdarahan epidural, perdarahan


subdural, perdarahan intraparenkim, dan perdarahan

PEMBACAAN CT
subarachnoid)
Midline shift dan desakan
posisi dari falx (midline atau bergeser ke sisi mana)
SCAN KEPALA massa
simetris atau asimetris ventrikel

penyempitan cisterna

penipisan sulcus
SPEKTRUM PATOLOGI
EXTRADURAL HEMATOMA
(EDH)
• EDH biasanya terjadi karena dampak dari fraktur
tengkorak dan biasanya berhubungan dengan fraktur
tengkorak. Fragmen dari tulang yang fraktur dapat
menyayat arteri dura atau sinus venosus dura yang
berfungsi membawa aliran darah balik tengkorak dan dura.
• Pada CT scan, EDH tampak lesi hiperdens berbentuk
biconvex.

• Area hipodens pada EDH dapat menandakan perdarahan


aktif.

Gambaran lesi hiperdens berbentuk biconvex pada EDH


(A) regio fronto-parietal kanan, (B) regio parietal kiri
(perhatikan efek desakan massa dan midline shift)
SUBDURAL HEMATOMA
(SDH)
• Pada SDH tampak perdarahan berbentuk gambaran concavo-convex (bulan sabit), di sisi
cembung cerebral (terkadang di dalam fisura interhemispheric atau sepanjang tentorium).
• Dapat berupa lesi akut atau kronik. Keduanya dapat terjadi akibat disrupsi vena di permukaan
dan/atau pembuluh darah penghubung (bridging) korteks.
SDH AKUT

• Hematoma subdural akut terjadi karena deselerasi,


akselerasi atau gaya rotasi yang mengakibatkan
robekannya bridging vein.
• ada CT scan tampak sebagai lesi hiperdens concavo-
convex (berbentuk bulan sabit)
• Tingkat keparahan dari SDH akut dapat menyebabkan
kerusakan otak sehingga prognosis buruk

SDH akut fronto-temporo-parietal kiri (bentuk concavo-


convex dan tampak lesi hiperdens) dengan efek desak massa
dan midline shift
SDH KRONIK

• SDH kronik juga menunjukkan gambaran bulan sabit di sisi


cembung cerebral
• Ini disebabkan aliran darah lambat bahkan setelah cedera
kepala ringan. Berdasarkan onsetnya, lesi dapat tampak
hiperdens, isodens, hypodens.

• SDH kronik biasanya menyebabkan kerusakan yang lebih


ringan dibandingkan SDH akut
• Hal ini terkait dengan aliran darah vena lambat bahkan
setelah cedera kepala ringan, clot mengalami akumulasi dan
memungkinkan otak untuk melakukan kompensasi

SDH Kronik fronto-temporo-parietal kiri (bentuk concavo-


convex dan tampak lesi isordens) dengan efek desak massa
dan midline shift
CONTUSIO CEREBRI

• Merupakan cedera otak tersering yang disebabkan


oleh otak yang terbentur pada tulang atau lipatan
dura.
• Pada CT scan, lesi tampak area hipodens batas tidak
jelas dengan bercak perdarahan atau edema
• Lokasi tersering contusio cerebri pada lobus
temporal, lobus frontal, dorsolateral batang otak dan
bagian bawah cerebellum

Lesi dengan densitas yang beragam (A) frontal kiri dan (B)
regio temporal kiri posterior dengan efek desakan massa dan
midline shift
INTRACEREBRAL HEMATOMA
(ICH)
• ICH tampak sebagai area hiperdens pada CT scan
non kontras dan membuat efek desak massa yang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan ukurannya.
• Lesi ini dapat diawal dan dapat juga tertunda
• Berdasarkan dengan lokasi dan presentasinya dapat
dibedakan dengan lesi hemoragik non-traumatik.

Lesi hiperdens di area frontal kanan (ICH) dengan SDH


akut tipis di fronto-temporal kanan dengan efek desak
massa dan midline shift (bandingkan dengan contusio
cerebri)
SUBARACHNOID HEMORRHAGE
(SAH)
• SAH terjadi karena rupturnya arteri atau vena kecil
di permukaan korteks otak.
• Perdarahan berada di rongga antara lapisan piamater
dan arachnoid dan lebih sering terjadi pada sisi
cembung cerebri.
• Pada CT scan, SAH tampak densitas tinggi fokal di
dalam sulcus dan fisura atau lesi hiperdens linear
dalam regio sulcus cerebri.

CT scan menunjukkan gambaran SAH difus


FRAKTUR TENGKORAK

• Frakur tengkorak diklasifikasikan fraktur linear atau


kompresi (bila fragmen fraktur terkompresi di bawah
level tengkorak) dan tertutup atau campuran
(terbuka dengan dunia luar).
• Fraktur lebih baik bila dilihat dengan bone window.
• Garus fraktur harus dibedakan dari garis sutura
• Fraktur basis cranii umumnya melibatkan petrous
ridge dan sinus maxilla, ethmoid atau sphenoid

Fraktur tengkorak di frontal kiri dengan kompresi minimal di


dalam dan diluar dari tulang calvaria
Fraktur tepi orbita kiri dan os. Frontal kiri Fraktur kompresi yang jelas pada sisi tengah os. fromtal
Fraktur campuran os frontal dengan
laserasi yang luas pada kulit kepala
Fraktur basis cranii yang melibatkan fossa cranium anterior
Fraktur basis cranii (os. Sphenoid kanan)
(perhatikan perdarahan yang terdapat di dalam sinis ethmoid)
LUKA TEMBUS
(PENETRATING INJURY)
• Dapat menyebabkan fraktur tengkorak dan cedera pada parenkim otak.
• Dikarenakan benda tajam atau pecahan peluru yang bersarang di parenkim otak
Luka tembus yang melibatkan os frontal kanan, pada foto bone
window (B) perhatikan fragmen tulang yang terdapat di Luka tembak yang menyebabkan fraktur tengkorak
parenkim otak
DIFFUSE AXONAL INJURY (DAI)

• Disebabkan oleh akselerasi, deselerasi dan gaya rotasi sehingga mnenyebabkan kerusakan pada jaringan
neuronal dan merupakan penyebab paling tinggi angka morbiditas dan mortalitas.
• Perdarahan biasanya terlibat di substansia alba subkortikal, capsula interna, korpus callosum dan regio
dosrsolateral batang otak.
• Dari hasil CT scan dapat tampak normal tetapi bisa terdapat lesi dengan densitas tinggi dengan batas
tidak jelas atau perdarahan
Pada CT scan menunjukkan gambaran cedera otak difus dan edema CT scan pada pasien yang mengalami DAI dengan
cerebral difus perdarahan kecil multipel
KESIMPULAN

• CT scan kepala merupakan bagian yang penting juga dalam melakukan penelusuran dalam
kasus trauma cranio-cerebral apapun di IGD.
• Pengetahuan dasar mengenai CT scan kepala, gambaran anatomi dan kondisi patologi yang
umum tanpa bantuan spesialis dapat membantu untuk membuat keputusan untuk kondisi-
kondisi tersebut yang mungkin membutuhkan tindakan yang sesegera mungkin
• Kemampuan dalam menginterpretasi CT scan kepala sama seperti kemampuan yang lain.
Harus sering terpapar, sabar, latihan dan pengulangan.
DAFTAR PUSTAKA

• Agrawal A. How to Read a Computed Tomography Scan for Traumatic Brain Injury in
Emergency Room. India: Narayana Medical College & Hospital. 2013.

Anda mungkin juga menyukai