Anda di halaman 1dari 28

O L E H : C L A R A L A R A S WAT I

PEMBIMBING: DR. ADE SIGIT, SP.B


Tiroid adalah kelenjar endokrin murni terbesar
dalam tubuh manusia yang berada pada leher
depan.

Struma Nodusa Non Toksik (SNNT) merupakan


keadaan patologi terbanyak dari tiroid yang
ditandai dengan pertumbuhan tiroid secara
morfologi baik secara unilateral maupun bilateral.

Struma sendiri dapat diklasifikasikan secara klinis


menjadi toksik dan nontoksik, dapat pula dibagi
berdasarkan bentuk anatomi tiroid menjadi
struma nodusa toksik, non toksik dan struma
difusa toksik dan non toksik.

sebanyak 42 juta penduduk Indonesia tinggal


di daerah endemik dan sebanyak 10 juta
menderita struma nodusa.
Kelenjar tiroid merupakan organ
yang terletak pada leher depan,
setinggi vertebra C5 hingga T1

terdiri atas 2 lobus, dihubungan


oleh isthmus dan menutup cincin
trakhea 2 dan 3.

Kelenjar ini digantungkan oleh kapsul fibrosa


pada fasia pretrakhea sehingga pada setiap
gerakan menelan selalu diikuti dengan
terangkatnya kelenjar ke arah kranial.
• a. tyroidea superior
dextra dan sinistra
(cabang a. karotis
eksterna dextra dan
sinistra)
• a. tyroidea inferior
dextra dan sinistra
(cabang a. brakhialis)
- tiroid dibagi menjadi lobulus yang terdiri dari
20-40 folikel dengan ukuran berbeda.
- Setiap folikel dibatasi dengan epitel kuboid
dengan membran basal tipis terisi dengan inti
koloid acidophilic.
- Sel tiroid atau tirosit memiliki apeks
mengarah ke lumen folikel dan basalnya
mengarah ke membran basal.
- Permukaan apeks sel epitel memiliki mikrovili
yang memanjang hingga ke koloid.
Tiroid mensekresikan hormon
- tiroksin (T4)
- triiodotironin(T3)
- kalsitonin.

T3 dan T4 beredar didalam darah dan


berikatan dengan albumin dan globulin,
dengan sebagian kecil T3 dan T4 beredar
bebas dalam darah sebagai inhibitor
hipotalamus dalam sekresi TSH yang
berperan dalan stimulant sekresi T3 dan
T4.

Sebagai hormon, T3 dan T4 memiliki


fungsi sama namun T3 lebih aktif dari
T4.
Fungsi dari hormon T3 dan T4
adalah:
• Mempengaruhi metabolisme
sel, proses produksi panas,
oksidasi di sel-sel tubuh.
• Mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan dan diferensiasi
jaringan tubuh.

Sedangkan hormon kalsitonin


berfungsi untuk menjaga
keseimbangan kalsium dalam
darah.
STRUMA NODUSA
NON TOKSIK
(SNNT)
• Struma atau goiter --> pembesaran kelenjar tiroid
yang terjadi karena folikel tiroid terisi koloid berlebih.
• Pembesaran pada tiroid yang disebabkan adanya nodul
disebut struma nodusa.
• Struma nodusa non toksik merupakan pembesaran
kelenjar tiroid yang tanpa disertai tanda kelainan
fungsi tiroid.
• Struma nodusa ditandai dengan peningkatan volume
kelenjar tiroid dengan pembentukan nodul lebih dari
20-25 gram dengan volume lebih dari 25 ml.
• Nodul bersifat non kanker, namun terdapat
kemungkinan merupakan keganasan pada tiroid.
MANUSIA DISELURUH ADALAH PENDUDUK DENGAN
DUNIA MEMILIKI DAERAH DEFISIENSI IODIN,
PENYAKIT DENGAN TERUTAMA ASIA, AMERIKA
DEFISIENSI IODIN LATIN, AFRIKA TENGAH DAN
BEBERAPA DAERAH DI EROPA.

prevalensi perempuan 1.2 hingga 4 kali lebih besar dari laki-laki.


BENTUK
• difus --> pembesaran kelenjar yang
merata
• nodul --> benjolan seperti bola, dapat
tunggal (mononodusa) atau banyak
(multinodusa)

TOKSISITAS
• non-toksik
• toksik
FISIOLOGI
• eutiroidisme
• hipotiroidisme
• hipertiroidisme/tirotoksikosis/
Grave's disease
• GANGGUAN
AUTOIMUN (GRAVE’S
DISEASE/ TIROIDITIS
HASHIMOTO)
• DEFISENSI YODIUM
• HIPERPLASIA SEL
• TUMOR ATAU NEOPLASMA.
Defisiensi Yodium

T3 dan T4
<<

TSH >>

hiperplasia sel kelenjar tiroid


Struma Nodusa [hiperplasia fokal sel folikular kelenjar tiroid]
- benjolan di leher
- rasa ketat pada leher
- hiperplasia yang lebih besar dapat
menyebabkan kompresi atau
deviasi dari trakhea dan esophagus
sehingga menyebabkan sesak, stridor,
sensasi tercekik dan disfagia.
- struma yang membesar ke arah thorax:
obtruksi jalan napas dan distensi vena
jugular
- perdarahan intratiroid+rasa nyeri
- serak akibat penekanan n. laryngeal
- Evaluasi lokasi dari kelenjar
tiroid

klasifikasi SNNT berdasarkan Delange


(disederhanakan oleh WHO)
- pemeriksaan lab: ↑ TSH, T4 total dan
T4 bebas
- Fine-needle Aspiration
Biopsy (FNAB): bila curiga sel ganas
USG: nodul hipoekoik, halo
sign dengan batas tebal dan tidak tegas, mikrokalsifikasi
CT scan dan MRI: berguna untuk pemeriksaan pre-operatif atau
pada pasien dengan curiga pembesaran struma retrosternal atau
intratoraks.

CT scan
menggambarka
adanya deviasi
trakea karena
desakan struma
pada mediastinum.
• tiroksin : struma ukuran kecil
• radioiodin: menurunkan vol. tiroid
sekitar 40% tahun pertama dan
60% dalam 5 tahun
• operatif: tiroidektomi dan subtotal
toridektomi
Indikasi pembedahan:
• Kekambuhan setelah terapi
yang adekuat
• Hipertiroid yang hebat dengan
kelenjar tiroid sangat besar
• Hipertiroid yang sulit
dikontrol dengan obat anti
tiroid
• Bila kadar T4 > 70 p mol/L
Terdapat 6 Jenis:
• Lobektomi tiroid parsial, yaitu pengangkatan bagian atas atau bawah
dari satu lobus
• Lobektomi tiroid, yaitu pengangkatan seluruh lobus
• Lobektomi tiroid dengan istmustectomy, yaitu pengangkatan satu
lobus dan isthmus
• Subtotal tiroidektomi, yaitu pengangkatan satu lobus, isthmus, dan
sebagian besar lobus lainnya
• Total tiroidektomi, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar
• Tiroidektomi total radikal, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar dan
kelenjar limfatik servikal.
Prognosis:
• Ad Vitam: Bonam
• Ad Fungsionam: Dubia ad bonam
• Ad Sanationam: Dubia ad bonam
• Kementrian Indonesia. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI: Situasi dan analisis penyakit tiroid.
2015
• Frilling A, Liu C, Weber F. Benign Multinodular Goiter. Scandinavian Journal of Surgery. 2004;93:278-81
• Assagaf SM, Lumintang N, Lampus H. Gambaran eutiroid pada pasien struma multinodusa non toksik di bagian
bedah RSUP Prof dr. RD. Kandou Manado periode Juli 2012 – Juli 2014. 2015;3:758-62
• Chahyani I. Asuhan keperawatan Post Op Pasca Tiroidektomi pada struma nodosa non toksik. FKIK Universitas
Indonesia. Karya Ilmiah Akhir. 2013
• Sjamsuhidajat-DeJong, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC: Jakarta; 2012.
p. 803-11.
• Hughes K. Eastman C. Goitre-causes, investigation and management. Aust Fam Physcian. 2012 Aug;41(8):572-576
• Thakkar D, Desmukh S, Akhtar M. Nontoxic goiter: causes, clinical evaluation and management. International
surgery journal. 2018;5(5):1873-7
• Tuccari G, Vita R, Ieni A. Thyroid gland: anatomy and physiology. Encyclopedia of endocrine disease. 2018
• Setiadji VS. Fisiologi kelenjar tiroid, paratiroid. 2016 available
on: https://www.researchgate.net/publication/293632037Fisiologi_Kelenjar_Tiroid/citation/download)
• Lam S, Lang BH. A review of the pathogenesis and management of multinodular goiter. Intech open science. 2017
• Griffing GT. Nontoxic goiter. Medscape. 2016
• Lewinski A. the problem of goiter with particular consideration of goiter resulting from iodine deficiency:
classification, diagnostics and treatment. Neuroendocrinology letters. 2002;23:351-355
• Jasim S, Gharib H. Multinodular goiter. Contemporary endocrinology. 2018: page 135
• Harib H PE. Thyroid nodules : Clinical Importance, Assesment, and Treatment Endocrinol Metab Clin N Am
2007;36:28
• Greenspan F.S, Gardner D.G, The Thyroid Gland. In: Greenspan F.S. Basic & Clinical Endocrinology 7th edition.
New York. 2011;215-293

Anda mungkin juga menyukai