Malaria merupakan penyakit infeksi akut hingga kronik yang disebabkan oleh
satu atau lebih spesies Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
manusia. Secara alami penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles
betina. (1)
Malaria merupakan masalah seluruh dunia dengan transmisi yang terjadi lebih
dari 100 negara dengan jumlah populasi keseluruhan 1.6 juta orang dan ditemui
hampir diseluruh dunia. terutama pada negara-negara yang beriklim tropis dan
subtropis seperti Afrika, Asia dan Amerika selatan.(2) Di Indonesia sendiri sekitar
lebih dari 1 juta pertahun terutama pada bayi dan anak usia muda.(3)Morbiditas dan
mortalitas malaria terutama terjadi pada anak-anak dan ibu hamil. (4)
penduduk populasi berisiko malaria adalah sebanyak 146.978.014 jiwa, dan yang
anak terutama yang berusia di bawah 5 tahun mempunyai resiko mendapat malaria
berat. Di daerah endemis stabil, anak kecil (berusia di bawah 5 tahun) dapat
1
berat dan sering kematian.(4) Sekitar 50 juta wanita hamil terkena malaria setiap
tahunnya, dan hampir 20% melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan kematian
maternal. (7)
Definisi
Malaria merupakan infeksi akut hingga kronik yang disebabkan oleh satu atau
lebih spesies plasmodium, ditandai dengan panas tinggi bersifat intermitten, anemia,
Etiologi
melalui gigitan nyamuk anophelles betina. Pada manusia, plasmodium ini akan hidup
ditemukan jenis plasmodium pada monyet yang dapat menyebabkan malaria pada
dan P. vivax, sedangkan P. malariae dapat ditemukan dibeberapa provinsi antara lain
Lampung, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. P ovale pernah ditemukan di Nusa
2
infeksi P. vivax paling banyak ditemukan di seluruh dunia, namun malaria P.
Epidemiologi
Penularan malaria sudah terjadi di lebih dari 100 negara dan di seluruh
dunia.(1) Setiap tahun, diperkirakan 300-500 juta kasus malaria klinis terjadi, sehingga
malaria menjadi salah satu penyakit menular yang angka kejadiannya cukup tinggi.(3)
Kurang lebih 80% dari sekitar satu juta kematian disebabkan oleh malaria setiap
tahun terjadi pada anak di Afrika. Pada daerah Sub Sahara Afrika anak-anak dan ibu
hamil paling berisiko untuk terkena malaria dengan gejala yang sangat berat dan
bahkan menyebabkan kematian. (8) Untuk suatu negara terdapat jenis malaria tertentu
yang dominan, di Asia Tenggara P.vivax dan P.falciparum paling banyak ditemukan.
(3)
penduduk populasi beresiko malaria adalah sebanyak 146.978.014 jiwa, dan yang
terdiagnosis secara klinis sebesar 1.321.451 jiwa, dengan annual parasite incidence
sebesar 1,7. Nusa Tenggara Timur memiliki jumlah populasi beresiko sebesar
4.708.982 jiwa, dan yang terdiagnosis secara klinis sebanyak 233.717 jiwa dengan
angka annual parasite incidence sebesar 14,8.(5) Prevalensi malaria di Nusa Tenggara
Timur menurut RISKESDAS tahun 2007 sebesar 14,9% dengan 4 kabupaten dengan
3
prevalensi tertinggi yaitu Sumba barat, Lembata, Sumba Timur dan Manggarai Barat.
(9)
Parasit malaria memerlukan dua hospes untuk siklus hidupnya, yaitu manusia
manusia, sporozoit yang berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk kedalam
peredaran darah selama kurang lebih setengah jam. Kemudian, sporozoit akan
masuk ke dalam sel hati dan akan menjadi tropozoit hati yang kemudian akan
hati. Siklus ini disebut siklus ekso-eritrosit yang berlangsung selama kurang
berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang
disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut dapat tinggal didalam sel hati salama
(kambuh). (1,10)
Skizon hati akan pecah dan berubah menjadi merozoit. Merozoit akan
masuk ke dalam peredaran darah dan menginfeksi sel darah merah. Didalam
4
sel darah merah, parasit tersebut berkembang dari stadium tropozoit sampai
eritrosit yang terinfeksi (skizon) pecah dan merozoit yang keluar akan
menginfeksi sel darah merah lainnya. Siklus ini disebut siklus eritrositer.
Setelah 2-3 siklus skizogoni darah, sebagian merozoit yang menginfeksi sel
darah merah dan membentuk stadium seksual (gametosit jantan dan betina).
(1,10)
ookinet akan menjadi ookista dan selanjutnya menjadi sporozoit. Sporozoit ini
waktu sejak sporozoit masuk sampai parasit dapat dideteksi dalam darah
5
Tabel 1. Masa Inkubasi Penyakit Malaria
Plasmodium Masa Inkubasi (Hari)
P. falciparum 9-14
(12)
2012
6
Patogenesis
pecah dan merozoit keluar kesirkulasi disertai demam. 2) Pecahnya eritrosit terjadi di
limpa dan organ lain mengakibatkan anemia dan menghambat sumsum tulang untuk
dan terbentuknya kompleks imun, supresi sistem imun, dan terbentuknya sitokin
kebocoran cairan dan protein melalui dinding pembuluh darah yang rusak, edema,
makrofag, monosit, atau limfosit yang meneluarkan berbagai macam sitokin antara
lain TNF (Tumor Necrosis Factor). TNF akan dibawa aliran darah ke hipotalamus
yang merupakan pusat pengatur suhu sehingga terjadi demam. Proses skizogoni pada
memerlukan waktu 36-48 jam, P. vivax/ovale selang waktu satu hari , dan P. malariae
Anemia terjadi karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun yang
tidak terinfeksi. P. falciparum menginfeksi semua jenis sel darah merah, sehingga
anemia dapat terjadi pada infeksi akut maupun kronis. P. vivax dan P. ovale hanya
menginfeksi sel darah merah muda yang jumlahnya hanya 2% dari seluruh jumlah sel
7
darah merah, sedangkan P. malariae menginfeksi sel darah merah yang tua yang
jumlahnya hanya 1% dari jumlah sel darah merah. Oleh karena itu anemia yang
disebabkan oleh P. vivax, P. ovale dan P. malariae umumnya anemia terjadi pada
penghancuran Plasmodium oleh sel-sel makrofag dan limfosit pada limpa yang
Sekuestrasi timbul akibat dari eritrosit matang yang tinggal dalam jaringan
dikarenakan pada plasmodium lain seluruh siklus terjadi pada pembuluh darah
perifer. Sekuestrasi tertinggi terdapat di otak diikuti dengan hepar dan ginjal. . Selain
itu pada permukaan eritrosit yang terinfeksi akan membentuk knob yang berisi
berbagai antigen P. falciparum. Pada saat terjadi proses sitoadherensi knob tersebut
akan berikatan dengan reseptor sel endotel kapiler. Akibat dari proses in terjadilah
jaringan. Terjadinya sumbatan ini juga didukung oleh proses terbentuknya rosette
yaitu bergerombolnya sel darah merahh yang berparasit dengan sel darah merah
lainnya. Pada proses sitoadherensi ini diduga terjadi proses imunologik yaitu
8
mediator tersebut mempunyai peranan dalam gangguan fungsi pada jaringan
tertentu.(1,6,10)
Respon tubuh anak bila terinfeksi oleh malaria tergantung kepada adanya
mekanisme imunitas alami dan proses perubahan fisiologi pada eritrosit yang
mencegah terjadinya infeksi. Neonatus jarang terkena infeksi malaria karena masih
mempunyai banyak antibody yang diberikan oleh ibu dank arena kadar hemoglobin F
Penularan Malaria
Malaria dapat ditularkan melalui (1) alamiah (natural infection) melalui gigitan
nyamuk anopheles, (2) penularan bukan alamiah yaitu malaria bawaan (kongenital)
dan penularan secara mekanik melalui transfusi darah atau jarum suntik. Sumber
9
infeksi adalah orang yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala
klinis. (2)
Manifestasi Klinik
Masa inkubasi dari infeksi P.falciparum adalah 9-14 hari, P.vivax 12-17 hari,
P. ovale 16-18 hari, P. malariae 18-40 hari. Fase prodromal berlangsung selama 2-3
hari. Pada fase ini biasanya parasit belum terdeteksi dalam darah. Gejala yang muncul
pada fase prodromal antara lain sakit kepala, lemah, anoreksia, mialgia, demam, nyeri
dada, nyeri perut ataupun nyeri sendi. Gejala klasik dari malaria adalah adanya
demam paroksismal. Serangan demam yang khas terdiri dari 3 stadium yaitu stadium
menggigil, stadium demam dan stadium berkeringat yang biasanya suhu akan turun.
(1,6)
Pada anak, gambaran klinis yang timbulkan berbeda dengan orang dewasa.
Pada anak usia kurang dari 2 bulan terutama anak yang non imun, gejala yang
ditimbulkan adalah demam lebih dari 400C disertai sakit kepala, mengantuk
Pada anak dengan kekabalan parsial, gejalanya dapat berupa demam ringan,
anemia, nafsu makan menurun, kadang malaise, mudah lelah, batuk dan diare. Di
daerah endemis, malaria anak yang berusia lebih dari 5 tahun pernah mengalami
serangan berulang malaria dan mereka yang bertahan hidup akan membentuk
10
imunitas parsial. Pada saat remaja dan dewasa mereka akan mengalami parasitemia
malaria. (11)
Malaria falciparum adalah bentuk yang paling berat karena dapat menginfeksi
eritrosit yang muda maupun yang sudah matang. Plasmodium ini juga sering
dengan falciparum, tetapi bisa menimbulkan kematian karena ruptur limpa. Malaria
malariae adalah yang paling ringan dan bisa berlangsung paling kronik walaupun
parasitemia hanya <2%. Malaria kongenital didapat dari ibu baik prenatal dan
keguguran, bayi lahir mati, premature, pertumbuhan janin terhambat, dan kematian.
Biasanya, tanda dan gejala malaria kongenital mulai terlihat dalam 10-30 hari
kehidupan (rata-rata mencapai 14 hari sampai beberapa bulan kehidupan). Tanda dan
gejala yang muncul antara lain demam, gelisah, mengantuk, pucat, ikterus, malas
kejadian malaria vivax dengan manifestasi klinis malaria berat seperti pada malaria
falciparum. Anemia merupakan salah satu manifestasi yang sering ditemukan akibat
11
Manifestasi malaria untuk mereka yang tinggal di wilayah endemis lebih
bervariasi pada bayi dan anak. Banyak dari mereka meninggal karena malaria
serebral dan manifestasi berat lain yang sering terjadi antara umur enam bulan sampai
tiga tahun pada anak yang tinggal di wilayah endemis. Manifestasi klinik malaria
berat sebagian besar berupa malaria serebral dan malaria tropika yang disertai dengan
anemia. (13)
Diagnosis Malaria
perjalanan ke daerah endemis malaria pada setiap penderita dengan demam harus
12
dilakukan. Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya
2. Lemah, nausea, muntah tidak ada nafsu makan, nyeri punggung, nyeri
3. Malaria infeksi tunggal pada pasien non imun terdiri atas beberapa serangan
demam. Sebelum demam pasien merasa lemah, nyeri kepala, tidak ada
4. Pada pasien dengan infeksi majemuk atau campuran (lebih dari satu jenis
6. Periode paroksism terdiri atas stadium dingin, stadium demam, dan stadium
berkeringat
B. Pemeriksaan Fisik
13
2. Pada malaria berat adalah jika ditemukan plasmodium falciparum Malaria
f. Gagal ginjal (kadar kreatinin serum > 30 mg/dl dan diuresis < 400
ml/24 jam)
h. Syok
i. Hipotensi
cara berikut:
14
parasit dalam darah, sediaan darah tipis, dipakai untuk mengidentifikasi
1) Semi Kuantitatif
(-) = negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB/lapangan
pandang besar)
2) Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah
Contoh :
60.000 parasit/uL.
225.000 parasit/uL.
15
Untuk penderita tersangka malaria berat perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut : (1) bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu
diperiksa ulang setiap 6 jam sampai 3 hari berturut-turut, (2) bila pemeriksaan
ini sangat bermanfaat pada unit gawat daruruat, pada saat terjadi kejadian
luar biasa dan didaerah terpencil yang tidak tersedia fasilitas lab.(1)
c. kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT dan SGPT,
16
Bagan 1. Alur Penemuan Penderita Malaria
17
Diagnosis Banding
1. Demam tifoid
Demam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut, lidah
2. Demam dengue
Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari disertai keluhan sakit kepala,
nyeri tulang, nyeri ulu hati, sering muntah, uji turniket positif, penurunan
3. Leptospirosis
1. Radang otak(meningitis/ensefalitis)
2. Tifoid enselopati
tifoid lainnya (yang khas adalah adanya gejala abdominal seperti nyeri
18
perut dan diaere). Didukung pemeriksaan penunjang yang sesuai untuk
tifoid.
3. Hepatitis
Prodromal hepatitis (demam, mual, muntah, nyeri pada hepar, tidak bisa
makan, diikuti timbulnya ikterus tanpa demam), mata atau kulit kuning,
urin seperti air the. Kadar SGOT dan SGPT meningkat > 5x tanpa gejal
4. Leptospirosis berat
pemberian antibiotika.
6. Sepsis
mikrobiologi.
Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, disertai syok atau tanpa syok
dengan keluhan sakit kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati, manifestasi
19
perdarahan, sering muntah, uji turniket positif trombositopenia, dan
Komplikasi (12,13)
2. Anemia Berat
Merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin < 5 gr/dl atau hematokrit <
3. Hipoglikemi
Suatu keadaan dimana kadar gula darah sewaktu 40 mg%. sering terjadi
pada penderita malaria berat terutama anak usia < 3 tahun. Penyebab lain
malaria.
Keadaan ini terjadi pada penderita malaria yang disertai dehidrasi dengan
20
Terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran
Jarang ditemukan pada kasus malaria di daerah endemis pada daerah tropis.
Keadaan ini sering terjadi pada penderita non imun. Biasanya disebabkan
7. Blackwater fever
Blackwater fever bersifat sementara tetapi I dapat menjadi gagal ginjal akut
8. Hiperparasitemia
Ditemukan pada penderita non imun dengan densitas parasit > 5% dan
gejala.
21
9. Edema paru
Penatalaksanaan (1,10)
semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia, termasuk stadium
gametosit. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan klinis dan
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong
karena bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu penderita harus makan terlebih dahulu
setiap akan minum obat anti malaria. Dosis pemberian obat sebaiknya berdasarkan
berat badan.
penggunaan dua atau lebih obat anti malaria yang farmakodinamik dan
terapi kombinasi ini adalah untuk pengobatan yang lebih baik dan mencegah
22
terjadinya resistensi Plasmodium terhadap obat anti malaria. Pengobatan kombinasi
malaria harus: (a) aman dan toleran untuk semua umur; (b) efektif dan cepat kerjanya;
(c) resisten dan/atau resistensi silang belum terjadi; dan (d) harga murah dan
terjangkau.
Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin dengan
Obat ini diberikan per – oral selama tiga hari dengan range dosis tunggal harian
2. Artesunat – Amodiakuin
dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari 4 tablet artesunat @50 mg dan 4 tablet
Saat ini menggunakan ACT dan primakuin. Dosis ACT untuk malaria
malaria falciparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis
0.75 mg/kgbb dan untuk malaria vivax selama 14 hari dengan dosis 0.25
mg/kgbb.
23
24
25
26
27
2) Pengobatan untuk malaria ovale
a. Lini pertama
b. Lini kedua
Cukup diberikan ACT 1 kali per hari selama 3 hari, dengan dosis sama
selama 14 hari.
Diberikan regimen ACT selama 3 hari dan Primakuin pada hari 14.
28
B. Pengobatan Malaria Dengan Komplikasi / Malaria berat
menyertainya.
antara lain :
29
6. Pertahankan fungsi sirkulasi dengan baik, bila perlu pasang CVP. Dialysis
10. Antipiretik diberikan apabila demam > 390C, kecuali pada riwayat kejang
A. Indikasi Rawat
B. Pemantauan
pemeriksaan parasitologi.
berat hari ke-1,23 dan dijumpai parasitemia, atau (2) Parasitemia hari ke-3
s/d 28, secara klinis dan parasitologi : (1) adanya malaria berat setelah hari
ke-3 dan parasitemia, (2) Adanya parasitemia pada hari ke-7, 14, 21, dan
28, (3) Suhu aksila > 37,50C tanpa ada kriteria kegagalan pengobatan dini,
atau (4) Parasitemia dan suhu aksila > 37,50C pada hari ke-4 s/d 28 tanpa
30
3. Respon klinis dan parasitologis memadai, pabila pasien sebelumnya tidak
Kina per-infus masih merupakan obat alternatif untuk malaria berat pada
daerah yang tidak tersedia derivat artemisinin parenteral dan pada ibu
hamil trimester pertama. Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina
hidroklorida 25%. Satu ampul berisi 500 mg/2 ml. Pemberian Kina
2. Dosis dan cara pemberian kina pada orang dewasa termasuk untuk ibu
hamil
atau NaCl 0,9% diberikan selama 4 jam pertama. Selanjutnya selama 4 jam
kedua hanya diberikan cairan dextrose 5% atau NaCl 0,9%. Setelah itu,
diberikan lagi cairan dextrose 5% atau NaCl 0,9%. Setelah itu diberikan
lagi dosis maintenance seperti di atas sampai penderita dapat minum kina
31
kali sehari (dengan total dosis 7 hari dihitung sejak pemberian kina
3. Dosis anak-anak :
Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgBB (jika umur <2 bulan : 6-8
4. Keterangan
Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena toksik bagi
32
Bagan 2. Penatalaksanaan Kasus Malaria Tanpa Komplikasi
33
Bagan 3. Penatalaksanaan Malaria Berat
34
Prognosis (12)
tanpa komplikasi yang diakibatkan oleh P.vivax, P.malariae dan P.ovale mempunyai
prognosis yang sangat baik. Kebanyakan pasien yang menderita malaria oleh ketiga
plasmodium diatas dapat sembuh sempurna tanpa sekuele. Malaria yang diakibatkan
oleh P.falciparum adalah jenis plasmodium yang paling berbahaya. Jika tidak diterapi
dengan cepat dan tepat maka akan menjadi malaria berat dan prognosisnya sangat
buruk.
Prognosis malaria pada anak < 5 tahun yang tinggal didaerah endemik adalah
sangat buruk. Malaria dapat menyerang semua usia pada populasi dengan sistem
imun yang rendah. Malaria berulang dapat mengakibatkan anemia kronik, malnutrisi
dan stunting.
parasit < 100.000 /ul, maka mortalitas < 1 %, kepadatan parasit > 100.000/ul, maka
35
PENUTUP
Malaria merupakan penyakit infeksi akut hingga kronik yang disebabkan oleh
satu atau lebih spesies Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah
manusia. Secara alami penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles
betina. (1)
lebih dari 100 negara dengan jumlah populasi keluruhan 1,6 juta orang. Daerah
transmisi utama adalah Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.(2) Prevalensi malaria di
Nusa Tenggara Timur menurut RISKESDAS tahun 2007 sebesar 14,9% dengan 4
kabupaten dengan prevalensi tertinggi yaitu Sumba barat Lembata, Sumba Timur dan
Gejala yang muncul pada fase prodromal antara lain sakit kepala, lemah,
anoreksia, mialgia, demam, nyeri dada, nyeri perut ataupun nyeri sendi Gejala klinis
yang khas pada malaria adalah demam paroksismal yang terdiri atas stadium dingin,
adalah pemeriksaan laboratorium berupa apusan darah tebal dan tipis. Untuk kasus
36
DAFTAR PUSTAKA
4. Halim ID, Rampengan NH, Edwin J, Rampengan TH. Malaria Berat pada
2015].
Didapat dari
http://mki.idionline.org/index.php?uPage=mki.mki_dl&smod=mki&sp=publi
c&key=ODYtMTY=
http://www.unicef.org/health/files/Malaria_Oct6_for_web(1).pdf
37
8. UNICEF. Malaria & Children. New York: UNICEF;2007. [citied 22 Maret
http://www.unicef.org/media/files/WMD_optimized_reprint.pdf
11. Nurjaya IGK. Status gizi dan kepadatan parasit malaria pada anak usia
12. Doughlas NM, AnsteyN NM, Buffet PA. The Anaemia of Plasmodium Vivax.
http://www.malariajournal.com/content/11/1/135
13. Mehta NP. Pediatric Malaria. [citied 22 Maret 2015]. Didapat dari :
http://emedicine.medscape.com/article/998942-overview#showall
38