Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMODELAN TRANSPORTASI

OLEH:

ISMIT S KAMARAJA

07231611023

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2019

[Type text]
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW beserta keluaarga dan para sahabatnya.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Pemodelan Transportasi dengan judul “Metode Detroit”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat ksesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Ternate, 05 Januari 2020

Penulis

[Type text]
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem adalah suatu bentuk keterkaitan antara suatu variabel lainnya dalam
tatanan yang terstruktur. Sedangkan transportasi itu sendiri adalah kegiatan
pemindahan barang-barang/penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Sehingga sistem transportasi dapat diartikan sebagai gabungan dari beberapa
komponen atau obyek yang saling berkaitan dalam hal pengangkutan
barang/manusia oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan
teknologi.
Sejarah perangkutan sejalan dengan sejarah manusia tersebut
pindah/bergerak suatu tempat (A) ke tempat yang lain (B) dengan
membawa/mengangkut apa saja yang diperlukan namun dalam kondisi yang
terbatas. Pergerakan yang dilakukan manusia kini berkembang dengan
menggunakan tenaga hewan. Sehingga daya angkut dan jarak angkut semakin
besar. Selanjutnya revolusi industri, dengan diciptakannya tenaga mesin
kendaraan (mobil, KA, pesawat terbang dan kapal). Hasil daya angkut, jarak,
maupun waktu hampir tak terbatas. Manusia, hewan dan kendaraan
merupakan perangkutan karena orang/kendaraan bergerak dari satu tempat
ketempat lain, sehingga timbullah lalu lintas (traffic).
Untuk memindahkan barang/orang dari satu tempat ke tempat lain
diperlukan perangkutan. Dengan demikian lalu lintas (traffic) dan perangkutan
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam pergerakan (lalu lintas)
dikenal trip (bepergian) dan travel (perjalanan) perjalanan, yaitu :

1. Trip (bepergian )
Berhubung dengan asal (origin) dan tujuan (destination). Trip (bepergian)
adalah peregerakan orang/barang antara dua tempat terpisah dengan
perhitungan berapa kali satu hari mengadakan bepergian.

[Type text]
2. Travel (perjalanan)
Berhubungan dengan lintasan (kecepatan) dan kendaraan (sarana). Travel
(perjalanan) adalah proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lain
dengan perhitungan berupa : biaya, waktu, jarak lintasan dan
keadaan/kondisi sepanjang jalan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Pemodelan Transportasi?
2. Bagaimana cara kerja Metode Furness?

[Type text]
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pemodelan Transportasi


Dalam suatu studi transportasi baik bersifat perencanaan, analisis
dampak dari pembangunan suatu prasarana biasanya melibatkan tahap
peramalan/prediksi besarnya kebutuhan pergerakan. Tahap ini dapat
dilakukan melalui metoda pemodelan yang lebih dikenal dengan
pemodelan transportasi.
Secara umum, metoda pemodelan transportasi dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
1. Pemodelan simultan (simultanuous modeling).
2. Pemodelan bertahap (sequential modeling).

Meskipun pemodelan simultan banyak digunakan, namun karena


membutuhkan data yang relatif banyak seringkali dianggap fleksibel
sehingga metoda pemodelan bertahap menjadi pilihan yang paling
populer. Pemodelan transportasi bertahap terdiri atas model-model yang
saling berkaitan secara bertahap, dalam arti keluaran masing-masing
model merupakan masukan bagi model yang berikutnya. Umumnya
pemodelan bertahap ini melibatkan empat tahap (sub model), sehingga
lebih kenal dengan Four stages transport modeling. Keempat model
transportasi tersebut adalah Pemodelan Bangkitan Perjalanan (Trip
Generation) dan Tarikan Perjalanan (Trip Attraction).

a. Pemodelan Sebaran Perjalanan (Trip Distribution).


b. Pemodelan Pemilihan Kendaraan (Modal Split).

[Type text]
c. Pemodelan Pembebanan Perjalanan (Trip Assignment).

Dalam penelitian ini pemodelan yang ditinjau adalah pemodelan


bertahap yaitu pemodelan bangkitan perjalanan (trip generation) dan
tarikan perjalanan (trip attraction).

2.1.1 Pemodelan Bangkitan dan Tarikan Perjalanan


Model pembangkit perjalanan pada umumnya memperkirakan
jumlah perjalanan untuk setiap maksud perjalanan berdasarkan
karakteristik tata guna lahan dan karakteristik sosio-ekonomi pada
setiap zona. Biasanya tidak ada pertimbangan yang tegas yang
diberikan untuk karakteristik sistem transportasi, walaupun menurut
teori permintaan perjalanan, biaya dan tingkat pelayanan transportasi
akan mempengaruhi jumlah perjalanan yang dibuat.

Model bangkitan lalu lintas adalah : suatu model yang dipakai


sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan perjalanan yang
dibangkitkan dari suatu zona yang diteliti. Pemodelan bangkitan
pergerakan memperkirakan besarnya pergerakan yang dihasilkan dari
zona asal dan yang tertarik ke zona tujuan. Besarnya bangkitan dan
tarikan pergerakan merupakan informasi yang sangat berharga yang
dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya pergerakan antar
zona. Akan tetapi, informasi tersebut tidaklah cukup. Diperlukan
informasi lain berupa pemodelan pola pergerakan antar zona yang
sudah pasti sangat dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas jaringan antar
zona dan tingkat bangkitan dan tarikan setiap zona.

Pemodelan tarikan perjalanan adalah suatu tahapan pemodelan


yang memperkirakan jumlah pergerakan yang menuju suatu zona/tata
guna lahan.Sebagai tahap yang paling awal dalam melakukan
pemodelan transportasi adalah menentukan model tarikan yang

[Type text]
merupakan proses untuk menterjemahkan tata guna lahan beserta
intensitasnya kedalam besaran transportasi.

Penelitian tarikan perjalanan merupakan suatu bagian vital dari


proses perencanaan pengangkutan, bahwa apa yang terjadi sekarang
faktor yang menentukan untuk perkiraan dimasa mendatang.
Karakteristik yang penting dari tata guna lahan, penduduk dan
pengangkutan mempengaruhi perkiraan identifikasi lalulintas, maka
hal ini diproyeksikan pada penelitian untuk menghasilkan taksiran-
taksiran dari jumlah lalu lintas.

Penelitian tarikan lalu lintas adalah hal yang biasa dilakukan


untuk menaksir jumlah perjalanan yang datang tiap zona, yaitu
terjadinya perjalanan, jumlah perjalanan serta daya tarik perjalanan.
Tempat-tempat tarikan diidentifikasikan dengan perjalanan yang
dibangkitkan oleh pekerjaan, dan kunjungan dengan maksud-maksud
lainnya. Dengan memberikan nilai yang cocok pada peubah bebas
dalam persamaan regresi maka peramalan dapat dibuat untuk tujuan
perjalanan yang akan datang untuk tiap zona dengan salah satu metode.

Besarnya tarikan perjalanan dihitung langsung dari data zona


atau dengan menerapkan laju tarikan perjalanan berdasarkan kategori
pemakaian tanah, misalnya atas dasar klasifikasi industri standar, luas
lantai dan kepadatan pekerja. Metode yang lebih rinci dapat
dikembangkan dengan memakai peubah-peubah pada persamaan
regresi berganda.

2.1.2 Pemodelan Sebaran Perjalanan


Didalam model sebaran pergerakan diperkirakan besarnya
pergerakan dari setiap zona asal kesetiap zona tujuan. Besarnya
pergerakan tersebut ditentukan oleh besarnya bangkitan setiap zona
asal dan tarikan setiap zona tujuan serta tingkat aksesbilitas sistem

[Type text]
jaringan antar zona yang biasanya dinyatakan dengan jarak, waktu atau
biaya . Besarnya pergerakan terdistribusikan menuju/dari masing-
masing zona umumnya tergantung pada tingkat keterkaitan antar zona.
Umumnya hasil dari sebaran perjalanan adalah berupa matriks asal
tujuan, yaitu representasi besarnya pergerakan menurut pasangan zona-
zona tinjauan.

2.1.3 Pemodelan Pemilihan Kendaraan


Pemilihan moda mungkin merupakan model terpenting dalam
perencanaan transportasi. Hal ini disebabkan karena peran kunci dari
angkutan umum dalam berbagai kebijakan transportasi. Hal ini
menyangkut efisiensi pergerakan di daerah perkotaan, ruang yang
harus disediakan kota untuk dijadikan prasarana transportasi, dan
banyaknya pilihan moda transportasi yang dapat dipilih masyarakat.
Apabila jumlah perjalanan total dari masing-masing tempat asal ke
setiap tempat tujuan telah

2.1.4 Pemodelan Pembebanan Perjalanan


Dasar pemikirannya adalah menerapkan sistem model kebutuhan
akan transportasi untuk memperkirakan jumlah pergerakan yang
dilakukan oleh setiap tujuan pergerakan selama selang waktu
tertentu.Salah satu tujuan utama pembebanan rute adalah
mengidentifikasikan rute yang ditempuh pengendara dari zona asal ke
zona tujuan dan juga jumlah perjalanan yang melalui setiap ruas jalan
pada suatu jaringan jalan.
Taap terakhir dalam estimasi permintaan perjalanan adalah
menentukan perjalananyang akan dibuat diantara setiap pasang zona,
dengan moda tertentu, pada rute tertentu didalam jaringan lalu-lintas
yang ada. Ini terutama merupakan suatu persoalan pada moda untuk
jalan raya dimana biasanya terdapat banyak rute yang dapat ditempuh
oleh seseorang yang mengadakan perjalanan.

[Type text]
Pada jaringan angkutan biasanya jumlah rute alternatif lebih
sedikit, hanya terdapat satu jalur gerak saja yang menghubungkan dua
zona, dan gerak mempunyai kualitas yang jauh lebih baik daripada
jalur gerak lainnya, sehingga tetap merupakan pilihan utama. Asumsi
yang biasa diambil dalam penentuan perjalanan adalah bahwa pejalan
akan memilih jalur gerak dengan waktu tempuh minimum untuk
perjalanan di jalan raya.
Waktu perjalanan untuk sebuah jalan tertentu tergantung pada
volume lalu lintas jalan tersebut, tetapi dalam menganalisis sistem
transportasi dimasa depan, model-model permintaan inilah yang akan
digunakan untuk memperkirakan volume dimasa depan, walaupun
pada saat yang sama pemilihan rute untuk pejalan tertentu tergantung
pada waktu perjalanan antara berbagai ruas jalan dan karena itu
tergantung pada volume yang harus diramalkan. Rute lalu lintas dipilih
dimana setiap orang akan menempuh jalur gerak dengan waktu
minimum dari tempat asal ke tujuan, dan juga memenuhi kondisi
dimana waktu perjalanan pada setiap ruas jalan (dimana jalur waktu
minimum tadi didasarkan) konsisten dengan volume lalu lintas di jalan
tersebut karena kedua hal diatas dihubungkan oleh suatu fungsi antara
kecepatan dan volume.
Biasanya dianggap bahwa para pejalan akan memilih jalur waktu
minimum, dimana waktu yang dimaksud adalah waktu total dari
tempat asal ke tujuan, termasuk waktu untuk berjalan dan menunggu
kendaraan angkutan. Dalam pelaksanaannya, biasanya dianggap bahwa
para pejalan akan terpengaruh oleh waktu menunggu rata-rata. Oleh
karena itu, rute alternatif melalui jaringan angkutan akan dibandingkan
berdasarkan waktu berjalan pada sebelum dan sesudah berkendaraan,
ditambah waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan diantara rute
tersebut apabila terdapat perpindahan diantara rute tadi, ditambahkan
waktu yang dibutuhkan didalam kendaraan.

[Type text]
2.2. Metode Model Detroit
Metode ini dikembangkan bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan
Detroit Metropolitan Area Traffic Study dalam usahanya mempersingkat
waktu operasi komputer dan mengoreksi metode sebelumnya.Persamaan
Umum :

Ei⋅Ed
Tid = tid
[ E ]
Nilai perjalanan untuk setiap sel matriks diatur dengan coba-coba dan
iterasi sehingga total trip production dan trip attraction mendekati untuk
faktor koreksi yang kecil (5 atau 10 %)

1. Contoh Perhitungan Distribusi Perjalanan dengan Metode Detroit

TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 20 40 50 60 170 340 2
2 40 30 100 50 220 220 1
ASAL

3 60 30 20 90 200 500 2.5


4 80 70 60 40 250 750 3
Total 200 170 230 240 840
Total yad. 200 510 460 640 1810
Kenaikan 1 3 2 2.67 2.15

Cara Hitung:

E1 E 1
T 11 =t 11 [ ] [ ]
E
=20
2×1
2, 15
=18 , 6

E1 E 2
T 12=t 12 [ ] [ ]
E
= 40
2×3
2 ,15
=111 ,63

.. .
.. .
.. .

[Type text]
Iterasi 1

TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 18.60 111.63 93.02 149.02 372.28 340 0.913293
2 18.60 41.86 93.02 62.09 215.58 220 1.020496
ASAL

3 69.77 104.65 46.51 279.42 500.35 500 0.999303


4 111.63 293.02 167.44 149.02 721.12 750 1.040054
Total 218.60 551.16 400.00 639.56 1809.33
Total yad. 200 510 460 640 1810
Kenaikan 0.914894 0.925316 1.15 1.000691 1.00037

Hasil pengulangan ke 10:

Iterasi 10

TUJUAN
1 2 3 4 Total Total yad. Kenaikan
1 15 92 97 136 340.00 340 1.0
ASAL

2 16 38 105 61 220.00 220 1.0


3 63 97 54 285 500.00 500 1.0
4 105 283 204 158 750.00 750 1.0
Total 200.00 510.00 460.00 640.00 1810.00
Total yad. 200 510 460 640 1810
Kenaikan 1.0 1.0 1.0 1.0 1.000000

Kondisi Saat Ini : Kondisi Yang Akan Datang :

TUJUAN TUJUAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 20 40 50 60 1 15 92 97 136
Hasil Hitungan
2 40 30 100 50 2 16 38 105 61
ASAL

ASAL

3 60 30 20 90 3 63 97 54 285
4 80 70 60 40 4 105 283 204 158

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai