OLEH
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
tercurahkan kapada Nabi Muhammad S.A.W , yang telah diutus oleh Allah sebagai
dalam bentuk bahasa maupun metodologi penelitian serta hambatan lain yang dihadapi.
Namun berkat Ridho dari Allah SWT, Do’a tulus orang tua beserta ketabahan, ketekunan
serta kerja keras dan dengan bantuan dari semua pihak terutama dari dosen pembimbing
arahan-arahan yang bermanfaat, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
BAB I
PENDAHULUAN
2.4 Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan
pelaksanaan pekerjaan, sesuai biaya yang ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan
perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam
bidang pelaksanaan pekerjaan (Ervianto, 2011). Menurut Ervianto (2011) hak dan
kewajiban kontraktor adalah:
Kinerja atau performance sering diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi
kerja. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan hasil
kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang
melakukan pekerjaaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja
adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya
(Koriawan, 2011). Kinerja kontraktor adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh kontraktor, dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Tumelap, 2014).
2.5 Proyek
2.5.1 Pengertian
1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir,
2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan di atas telah ditentukan,
3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik
awal dan akhir ditentukan dengan jelas,
4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung. Di dalam mencapai tujuan telah ditentukan
batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan dan jadwal serta mutu
yang harus dipenuhi.Menurut Dispohusodo (1996), ketiga batasan di atas
disebut tiga kendala (triple constraint).
2.5.2 Jenis – Jenis Proyek
Menurut Kirkham (2003) dalam jurnal Jaya, (2013) yang mengacu pada
proses konstruksi, proyek konstruksi yang dikategorikan menjadi dua jenis yaitu;
1.Konstruksi Bangunan dan 2.Bangunan Sipil. Sedangkan menurut Hendrickson
dan Au (1989) memperkenalkan empat jenis utama dari proyek-proyek konstruksi
yang didasarkan pada kepentingan klien dan kekuasaan, diperoleh jenis bangunan
tertentu berdasarkan fasilitas: 1. Pembangunan perumahan, 2. Kelembagaan dan
komersial bangunan, 3. Infrastruktur dan konstruksi berat, dan 4. Industri
konstruksi yang khusus. Ostwald (2001) konstruksi proyek memiliki empat jenis
proses yang berbeda: 1.rumah tinggal, 2. gedung komersial, 3. rekayasa berat dan
infrastruktur, dan 4. bangunan industri. Selanjutnya, Gould (2005); Sears et al
(2008); dan Gould dan Joyce (2009) diklasifikasikan konstruksi proyek ke dalam
empat jenis proyek yang senada dengan apa diperkenalkan oleh Hendrickson dan
Au (1989), dan Swiss (2001), seperti: 1. proyek-proyek perumahan, 2.membangun
proyek-proyek konstruksi, 3. proyek konstruksi berat, dan proyek industri.
2.5.3 Aspek Biaya
Anggaran proyek/biaya harus diselesaikan dengan biaya yang tidak
melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah
besar dan jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk
total proyek tapi dipecah bagi komponen-komponen atau per periode tertentu yang
jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian, penyelesaian
bagian- bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode
(Soeharto,1995:297).Berikut beberapa pengertian menurut narasumber.
1. Menurut Mulyadi (2008): Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya dapat
diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
2. Menurut Supriyono (1999): Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan
atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan.
3. Menurut Miller (2000): Biaya dalam ekonomi adalah Opportunity Cost, sebagai
salah satu nilai suatu sumber dalam penggunaan.
4. Menurut Mulyadi (2008): Manajemen biaya/ akuntansi biaya adalah salah satu
cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk memonitor dan
merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya
dalam bentuk laporan biaya.
Berdasarkan pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
merupakan suatu nilai yang diukur dalam bentuk uang dan berfungsi untuk tujuan
tertentu.Dengan demikian dapat dijelaskan peranan konsultan manajemen
konstruksi pada aspek biaya yang harus dipenuhi adalah merencanakan dan
menyusunestimasi biaya (Cost Estimating), pengendalian biaya/pengawasan
biaya (Cost Controlling) dan pengendalian perubahan terhadap budget proyek
2.5.4 Aspek Mutu
Dalam arti yang luas mutu atau kualitas bersifat subyektif. Suatu barang
yang amat bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh
karena itu, dunia usaha dan idustri mencoba memberikan batasan yang dapat
diterima oleh kalangan yang berkepentingan (Soeharto, 1995:297).Berikut
beberapa pengertian menurut narasumber.
1. Menurut ISO 8402 (1956): Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa
yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai
(customers).
2. Menurut Soeharto(1995): Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus
memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipesyaratkan.
3. Menurut Whidya (2004): Mutu secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu
yang berhubungan dengan satu atau lebih karakteristik yang diharapkan
terdapat dalam barang atau jasa tertentu.
4. Menurut Nasution (2001): Manajemen mutu adalah perpaduan semua fungsi
ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, team
work, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan.
5. Menurut Gaspersz (2005): Manajemen mutu terpadu merupakan pendekatan
Manajemen sistimatik yang berorientasi pada organisasi, pelanggan dan pasar
melalui kombinasi menciptkan peningkatan secara signifikan dalam kualitas,
produktifitas manajemen adalah merupakan antara pencarian fakta praktis dan
penyelesaian masalah, guna menciptakan peningkatan secara signifikan
dalam kualitas, produktifitas dan kinerja lain dari organisasi.
Berdasarkan pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mutu
merupakan suatu sifat/ hasil dari sesuatu produk yang harus memenuhi
kualitas yang dipersyaratkan. Dengan demikian dapat dijelaskan peranan
konsultan manajemen konstruksi pada aspek mutu yang harus dipenuhi
adalah merencanakan standar dan spesifikasi pada setiap pekerjaan,
pengawasan terhadap setiap pekerjaan di lapangan serta pengawasan
terhadap bahan/ material yang digunakan, dan membuat laporan secara detail
terhadap semua pelaksanaan teknis di lapangan .
2.5.5 Aspek Waktu
Waktu/Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal
akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir hasil adalah produk baru, maka
penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.Berikut
beberapa pengertian menurut narasumber.
1. Menurut Choan-Seng Song (2008): Waktu adalah suatu ruang yang di
dalamnya mereka melakukan segala usaha yang memperluasnya agar dapat
memenuhinya dengan sebanyak mungkin hal.
2. Menurut Atkinson (Tanpa Tahun): Manajemen waktu didefinisikan sebagai
suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk upaya dan
tindakan seseorang individu yang dilakukan secara terencana agar individu
tersebut dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya.
3. Menurut Forsyth (2000): Manajemen waktu adalah cara bagaimana membuat
waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya sebuah efektifitas
dan efisiensi juga produktifitas.
Berdasarkan pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa waktu
merupakan lamanya rangkaian proses tersebut terjadi. Dengan demikian dapat
dijelaskan peranan konsultan manajemen konstruksi pada aspek waktu yang
harus dipenuhi adalahmelakukan merencanakan penjadwalan proyek,
mengendalikan dan mengatur perubahan jadwal proyek.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Data kuantitatif
2. Data kualitatif
Sumber data yang akan menjadi bahan analisis dalam penelitian ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Data Primer.
2. Data Sekunder
Untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan agar penelitian dapat menguasai teori maupun konsep
dasar yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Studi ini dilakukan
dengan membaca dan mempelajari beberapa referensi seperti literatur laporan-
laporan ilmiah serta tulisan ilmiah lain yang dapat mendukung terbentuknya
landasan teori, sehingga dapat digunakan sebagai landasan yang kuat dalam
analisis penelitian.
b. Observasi
Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari, melihat kemudian mencatat
secara sistematik tentang hal-hal yang sesuai dengan topik yang diteliti.
c. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara lisan kepada subjek yang diteliti.
d. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan kuesioner yang
berisi daftar pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi tentang
penelitian faktor pelayanan yang telah diberikan oleh kontraktor.
G = P (Perceptions) – E (Expectations)
Untuk menganalisa kualitas pelayanan yang diberikan digunakan rumus :
Penilaian
kualitas(Q)=
Harapan
Jika kualitas (Q) ≥1, maka kualitas pelayanan dikatakan baik. Dengan
metode Servqual dapat diketahui kepuasan wakil pemilik proyek terhadap kualitas
layanan yang diberikan oleh kontraktor kepada wakil pemilik proyek ditinjau dari
harapan owner.
Data primer diperoleh dari lokasi penelitian merupakan hasil pengisian kuesioner
yang berisikan pertanyaan–pertanyaan yang disusun dari berbagai literatur dan berkaitan
dengan kinerja kontraktor yang diisi wakil pemilik proyek. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari hasil survey yang dilakukan melalui kuisioner kepada owner yang menjadi
responden, yaitu Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota Ternate.
3.5 Bagan Alir Penelitian
Mulai
Analisis Data
Selesai