Anda di halaman 1dari 2

I.

Latar Belakang Masalah


Setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan produktivitas karyawannya agar
dapat bertahan, berkembang serta memiliki kepercayaan yang tinggi dari pihak luar
perusahaan. Demi meningkatkan produktivitas karyawan, maka sering dilakukan
pembenahan dan peningkatan sumber daya manusia dari karyawan.
Di era globalisasi dan perekonomian dunia yang pro pasar bebas (free market)
dewasa ini, mulai tampak semakin jelas bahwa peranan non-human capital di dalam
sistem perekonomian cenderung semakin berkurang. Para stakeholder yang bekerja di
dalam sistem perekonomian semakin yakin bahwa modal tidak hanya berwujud alatalat produksi seperti tanah, pabrik, alat-alat, dan mesin-mesin, akan tetapi juga berupa
human capital.
Keberhasilan mengelola organisasi tidak lagi hanya

ditentukan oleh

keberhasilan prinsip-prinsip manajemen seperti planning, organizing, leading,


controlling; akan tetapi ada faktor lain yang lebih menentukan keberhasilan peusahaan
mencapai tujuannya.
Faktor tersebut adalah budaya organisasi perusahaan (corporate culture).
Budaya organisasi perusahaan dapat membantu penerapan manajemen dengan baik.
Budaya perusahaan secara realistis mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Kesadaran pemimpin perusahaan ataupun karyawan terhadap pengaruh budaya
organisasi perusahaan dapat memberikan semangat yang kuat untuk mempertahankan,
memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi perusahaan tersebut yang
merupakan daya dorong yang kuat untuk kemajuan organisasi perusahaan. Budaya
organisasi perusahaan (corporate culture) yang kuat akan menumbuhkembangkan rasa
tanggung jawab yang besar dalam diri karyawan sehingga mampu memotivasi untuk
menampilkan kinerja yang paling memuaskan, mencapai tujuan yang lebih baik, dan
pada

gilirannya

akan

memotivasi

seluruh

anggotanya

untuk

meningkatkan

produktivitas kerjanya.
Kekuatan yang paling kuat mempengaruhi budaya kerja adalah kepercayaan dan
juga sikap para pegawai. Budaya kerja dapat positif, namun dapat juga negatif. Budaya
kerja yang bersifat positif dapat meningkatkan produktifitas kerja, sebaliknya yang
bersifat negatif akan merintangi perilaku, menghambat efektivitas perorangan maupun
kelompok dalam organisasi.

Permasalahan yang timbul adalah, tidak semua organisasi atau perusahaan


memiliki budaya kerja yang baik. Budaya kerja yang pada umumnya berawal dari
kebijakan pimpinan atau manajemen, harus bertanggung jawab atas ketidakefektifan
suatu budaya kerja. Untuk itu dapat dilakukan perubahan manajemen yang diikuti
dengan perubahan budaya kerja.
Yang menjadi permasalahan berikutnya adalah, apakah perubahan tersebut dapat
terimplementasi dengan berhasil, atau bahkan ternyata kebijakan perubahan tersebut
tidak efektif. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, mengingat pentingnya pengaruh
budaya kerja perusahaan dalam usaha mencapai produktivitas ataupun profitabilitas.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
membahas suatu kasus terkait dengan budaya organisasi. Pembahasan berikut akan
membahas kasus perubahan budaya kerja keras menjadi budaya kerja cermat yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan.

II.

Tujuan
Tujuan dari pembahasan topik atau permasalahan ini adalah untuk:
1. Memahami pengertian dan gambaran mengenai budaya kerja perusahaan
2. Memahami hubungan antara budaya perusahaan dengan pasar
3. Memahami hubungan antara budaya perusahaan dengan kinerja dan
kelangsungan hidup perusahaan
4. Memahami proses dan dampak perubahan budaya kerja

Anda mungkin juga menyukai