Anda di halaman 1dari 24

MODUL 10 dan 11 PENGANTAR AKUNTANSI II PARTNERSHIP (PERSEKUTUAN)

Disusun Oleh : NURLIS

Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Jakarta 2008

Tujuan Instruksional Khusus


1. Describe the basic characteristics of proprietorships, corporations, partnerships, and limited liability corporation. 2. Describe and illustrate the equity reporting for proprietorships, corporations, partnerships, and limited liability corporations. 3. Describe and illustrate the accounting for forming a partnership. 4. Describe and illustrate the accounting for dividing the net income and net loss of a partnership. 5. Describe and illustrate the accounting for the dissolution of a partnership. 6. Describe and illustrate the accounting for liquidation of a partnership. 7. Describe the lifecycle of a business, including the role of venture capitalists, initial public offerings, and underwriters.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

PARTNERSHIP (PERSEKUTUAN)

Sifat Perusahaan Secara umum, perusahaan ( business ) adalah organisasi di mana sumber daya ( input ) seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa ( output) bagi pelanggan. Perusahaan dapat berukuran apa saja, dari kedai kopi local sampai ke Astra Internasional, yang menjual triliunan rupiah mobil dan truk setiap tahunnya. Pelanggan perusahaan adalah individu atau perusahaan lain yang membeli barang atau jasa yang ditukar demean uang ataupun barang lain yang berharga. Sebaliknya masjid dan gereja bukanlah perusahaan karena pelanggan yang menerima jasanya tidak berkewajiban membayarnya. Tujuan dari perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan. Keuntungan atau laba ( profit ) adalah selisih di antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Jenis-jenis Perusahaan Terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba yaitu : 1. pabrikan ( manufaktur ), 2. perusahaan dagang 3. perusahaan jasa. Setiap jenis mempunyai karakteristiknya masing-masing. Pabrikan ( manufacturing business ) mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masing-masing pelanggan. Contoh-contoh perusahaan pabrikan : General Motors, Nike, Sony. Perusahaan dagang ( merchandising business ) juga menjual produk ke pelanggan. Namun, mereka tidak memproduksi barangnya sendiri, tetapi membelinya Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

dari perusahaan lain. Dengan kata lain perusahaan dagang mempertemukan produk dengan pelanggan. Contoh perusahaan dagang : Carefour, Toys R Us, Ramayana. Perusahaan Jasa ( service business ) menghasilkan jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan. Contoh perusahaan jasa : Garuda Indonesian Airlines, Hotel Indonesia, Kantor Akuntan Publik. Jenis- jenis Organisasi Perusahaan Lazimnya terdapat tiga bentuk perusahaan yang berbeda : 1. Perusahaan perorangan 2. Persekutuan 3. Korporasi Perusahaan perorangan ( proprietorship ) dimiliki oleh perorangan. Bentuk ini popular karena milik pribadi. Bersamaan dengan tumbuhnya perusahaan, sumber daya keuangan dan manajemen juga semakin dibutuhkan, sehingga perusahaan perorangan bisa berkembang menjadi persekutuan atau perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Persekutuan ( partnership ) dimiliki oleh dua atau lebih individu. Seperti juga perusahaan perorangan, persekutuan dapat berupa perusahaan lokal, seperti toko perbaikan sepatu, toko musik, salon, atapun toko pakaian. Korporasi ( corporation ) atau perseroan dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah, sebagai suatu badan hukum yang terpisah. Kepemilikan dalam korporasi terbagi dalam lembar saham atau sero. Korporasi menerbitkan saham-saham tersebut kepada perorangan atau perusahaan lain, yang kemudian menjadi pemilik atau pemegang saham korporasi tersebut. Keunggulan utama perusahaan berbentuk korporasi adalah kemampuan untuk mendapatkan sejumlah besar sumber daya dengan menerbitkan saham. Karena itulah, kebanyakan perusahaan yang membutuhkan investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan peralatan atau fasilitasnya didirikan sebagai korporasi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si kemudahan pendiriannya dan biaya pendiriannya yang rendah. Kelemahan utamanya adalah sumber daya keuangan yang terbatas hanya pada harta

PENGANTAR AKUTANSI 2

Pengertian & karakteristik persekutuan Menurut Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menartikan persekutuan sebagai berikut : Suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu kedalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan atau manfaat yang diperoleh karenanya Di Indonesia, persekutuan yang menjalankan usaha pada umumnya berbentuk firma atau persekutuan komanditer . Persekutuan firma adalah persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama (pasal 16 KUHD). Perbedaan firma dengan persekutuan komanditer adalah terdapat unsur bersama ini. Persekutuan komanditer adalah persekutuan firma yang memiliki sekutu komanditer (pasal 19 KUHD) .Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyediakan ,uang ,barang, / tenaga sebagai setoran modal ,dan tidak ikut campur dalam pengurusan persekutuan . Disamping sekutu komanditer, terdapat pula sekutu kerja, yaitu sekutu yang mengurus kegiatan perusahaan. Dalam pembahasan ini, kata persekutuan digunakan untuk bentuk firma. Persekutuan firma adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan memiliki secara bersama-sama dengan menjalankan suatu perusahaan untuk memperoleh laba. Bentuk firma ini digunakan secara luas bagi yang ingin memanfaatkan keuntungan atas gabungan modal, keahlian manajemen, dan pengalaman dari dua orang atau lebih. Dalam memilih nama persekutuan firma, dapat menggunakan nama salah satu anggota sekutu, secara bersama-sama, atau dapat menggunakan nama lain. Kelompok profesi tertentu, misalnya dokter, ahli hukum, akuntan yang akan bergabung bersama-sama untuk menjalankan profesinya dapat membentuk persekutuan firma. Kelompok profesi yang bergabung dalam persekutuan firma ini

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

terikat pada kode etik profesi, sehingga tidak semua orang dapat menjadi anggota firma jenis ini. Suatu persekutuan didirikan secara suka rela. Seseorang tidak dapat dipaksa untuk bergabung dalam suatu persekutuan dan para sekutu juga tidak dapat dipaksa untuk menerima orang lain sebagai sekutu. Karakteristik Persekutuan : 1. Perjanjian tertulis suatu persekutuan, untuk memastikan bahwa setiap sekutu sepenuhnya mengerti cara suatu persekutuan beroperasi, serta untuk mengurangi kesalahpahaman yang dapat timbul, para sekutu dapat membuat suatu perjanjian persekutuan atau akte pendirian persekutuan didepan notaris. Akte pendirian ini harus didaftarkan pada Pengadilan Negeri setempat untuk kemudian diumumkan dalam lembaran berita negara. 2. Masa hidup yang terbatas ( limited life ). Bila salah seorang anggota sekutu mengundurkan diri ( menarik modalnya, meninggal, bangkrut ) berarti persekutuan bubar. Apabila badan usaha masih akan dilanjutkan, anggota sekutu yang masih ada dapat membuat perjanjian baru. 3. Kewajiban bersama 4. Kewajiban atau tanggung jawab yang tidak terbatas. Tanggung jawab seorang anggota sekutu tidak terbatas pada jumlah investasinya, tetapi tanggung jawabnya sampai pada harta pribadinya. Risiko kerugian dapat dibagi di antara para anggota sekutu, sehingga risiko menjadi lebih ringan. 5. Pemilikan aktiva secara bersama. Para sekutu merupakan pemilik bersama atas kekayaan firma. Kekayaan yang ditanamkan dalam suatu persekutuan firma tidak lagi dimiliki secara individu tetapi menjadi milik bersama. Karenanya kekayaan yang diserahkan anggota sekutu mempunyai kepentingan dalam persekutuan firma. 6. Setiap anggota sekutu mempunyai hak dalam pembagian laba dan persekutuan firma. Hak masing-masing anggota sekutu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Keuntungan Persekutuan 1. Dapat menghimpun modal yang lebih besar 2. Menghimpun keahlian dari berbagai orang 3. Dalam persekutuan yang baik, 1+1 > 2. Jika sekutu- sekutu tersebut bekerja sama, maka hasil yang diperoleh secara keseluruhan akan lebih besar dibandingkan jika hasil masing-masing sekutu tersebut digabungkan. Kerugian Persekutuan : 1. Hubungan antar sekutu mudah retak 2. Kewajiban bersama dan kewajiban tak terbatas dapat menimbulkan kewajiban pribadi bagi masing-masing sekutu 3. Perjanjian persekutuan sulit untuk dirumuskan. Setiap ada sekutu lama yang keluar, / terdapat sekutu baru yang bergabung, persekutuan tersebut harus membuat perjanjian persekutuan yang baru. Akta Persekutuan Firma Persekutuan firma didirikan atas dasar perjanjian tertulis. Perjanjian ini dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai bukti atau petunjuk bila di kemudian hari timbul suatu perselisihan. Beberapa hal yang dimuat dalam perjanjian persekutuan adalah : 1. Nama persekutuan firma dan lokasi perusahaan 2. Pihak-pihak yang terlibat dalam persekutuan 3. Tanggal pendirian firma & jangka waktu perjanjian 4. Sifat & ruang lingkup perusahaan 5. Besarnya investasi masing-masing sekutu. 6. Hak, wewenang, & tanggung jawab masing-masing sekutu. 7. Buku-buku, catatan-catatan yang digunakan, & beberapa hal terkait dengan laporan keuangan. 8. Beberapa ketentuan yang berkaitan dengan pembagian laba Dan risiko kerugian.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

9. Biaya-biaya dan bunga-bunga atas pinjaman yang berkaitan demean investasi, dan imbalan-imbalan yang diberikan atas jasa masing-masing sekutu. 10. Masalah-masalah yang berkaitan dengan asuransi jiwa para anggota sekutu. 11. Masalah-masalah yang berkaitan dengan pengunduran diri atau meninggalnya anggota sekutu. 12. Masalah-masalah yang berkaitan dengan perselisihan anggota sekutu.

Pencatatan Modal dalam Persekutuan Masalah yang berkaitan dengan pencatatan atau akuntansi dalam penyertaan modal adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan masing-masing sekutu dalam perusahaan. Setiap transaksi yang berkaitan dengan perubahan pemilikan anggota sekutu dicatat dalam perkiraan modal masing-masing sekutu. Transaksi yang berkaitan dengan modal antara lain : a. Investasi awal b. Investasi-investasi tambahan c. pengambilan/penarikan (prive) d. pembagian laba atau rugi. Investasi para sekutu dapat berbentuk uang kas atau dalam bentuk aktiva lainnya, sesuai dengan hasil persetujuan bersama. Apabila investasi yang dilakukan tidak dalam bentuk uang kas tetapi dalam bentuk aktiva lain, maka aktiva tersebut harus dinilai atas dasar persetujuan bersama. Investasi tersebut dicatat dalam buku-buku sesuai dengan persetujuan yang disepakati. Akun Para Sekutu Setiap transaksi yang berhubungan dengan kepentingan para sekutu diselenggarakan akun-akun tersendiri, akun-akun untuk para sekutu terdiri dari : 1. Akun Modal

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Akun modal dipakai untuk mencatat nilai investasi para sekutu. Tiap anggota sekutu masing-masing memiliki akun modal. Akun modal ini di samping mencatat nilai investasi awal pada saat persekutuan didirikan juga digunakan untuk mencatat kemungkinan-kemungkinan adanya penanaman investasi tambahan atau juga untuk mencatat penarikan investasi anggota sekutu. 2. Akun Penarikan ( prive ) Akun prive atau disebut juga akun pribadi, digunakan untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan pengambilan uang atau aktiva lainnya oleh anggota sekutu. Secara periodik saldo akun prive ( drawing ) para sekutu dipindahkan ke akun modal masing-masing sekutu. Saldo debit akun prive anggota sekutu akan mengurangi modalnya. Transaksi Penyebab Perubahan dalam Kepentingan Para Sekutu : a. Mengakibatkan kenaikan : Investasi berupa uang tunai atau aktiva lainnya dalam persekutuan Penganggungan atau pembayaran kewajiban-kewajiban yang dilakukan sekutu untuk kepentingan firma Penagihan-penagihan yang dilakukan firma untuk kepentingan firma Pembagian laba

b. Mengakibatkan penurunan : Pengambilan kas atau aktiva lainnya oleh sekutu Pembayaran kewajiban-kewajiban yang dilakukan firma untuk

kepentingan sekutu. Penagihan-penagihan yang dilakukan oleh sekutu untuk kepentingan firma. Distribusi kerugian firma.

Pendirian Persekutuan Sekutu dalam suatu persekutuan yang baru dapat saja menginvestasikan aktiva dan sekaligus hutang. Investasi ini akan dicatat dalam buku persekutuan dengan cara yang sama dengan pencatatan dalam perusahaan perorangan. Jumlah kewajiban dari Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

masing-masing sekutu akan dikurangkan dari aktiva yang mereka investasikan, untuk memperoleh nilai yang akan dikredit pada akun modal dari masing-masing sekutu tersebut. Seringkali para sekutu menyewa badan penilai yang independen untuk menilai aktiva dan kewajiban agar sesuai dengan harga pasar pada saat pembentukan persekutuan. Evaluasi dari pihak luar ini akan memberikan penilaian yang obyektif terhadap segala sesuatu yang diinvestasikan masing-masing sekutu ke dalam persekutuan tersebut. Misalkan Sukoco dan Santoso membentuk suatu persekutuan untuk membuat serta menjual perangkat lunak komputer. Kedua sekutu tersebut menyetujui nilai-nilai investasi berikut ini, yang didasarkan pada penilaian dari badan independen : Setoran Sukoco : Kas sebesar Rp 10.000.000, persediaan Rp 70.000.000, dan hutang dagang Rp 85.000.000 ( penilai independen percaya bahwa nilai pasar dari aktiva dan kewajiban diatas sama dengan nilai yang tercantum). Piutang dagang Rp 30.000.000 dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp 5.000.000 Peralatan komputer, harga perolehan Rp 600.000, nilai pasar Rp450.000

Setoran Santoso Kas sebesar Rp 5.000.000 Perangkat lunak komputer, harga perolehan Rp 18.000.000, nilai pasar Rp 100.000.000 Pencatatan atas investasi yang dilakukan masing-masing sekutu berdasarkan nilai pasarnya adalah : Setoran Sukoco : Kas Piutang dagang Persediaan Peralatan komputer Penyisihan Piutang tak tertagih 10.000.000 30.000.000 70.000.000 450.000.000 5.000.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Hutang dagang Modal Sukoco Setoran Santoso Kas Perangkat lunak komputer Modal Santoso 5.000.000 100.000.000

85.000.000 470.000.000

105.000.000

Neraca dari persekutuan yang baru terbentuk adalah sbb : Sukoco dan Santoso Neraca 1 Juni 2002 (dalam ribuan rupiah) Aktiva Kas Piutang dagang (-) Penyi Ptt Persediaan Peralatan komputer Perangkat lunak Total aktiva Kewajiban dan Modal Hutang dagang Modal Modal Sukoco Modal Santoso Total Kewajiban & Modal 470.000 105.000 660.000

15.000 30.000 (5.000) 25.000 70.000 450.000 100.000 660.000

85.000

Pembagian Laba dan Rugi Persekutuan Laba atau rugi persekutuan dibagi kepada para anggota sekutu sesuai dengan persetujuan yang telah ditetapkan. Ketentuan pembagian laba atau rugi persekutuan di antara para anggota dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Berdasarkan perbandingan tertentu atau jumlah yang ditetapkan 2. Berdasarkan setoran modal masing-masing sekutu 3. Berdasarkan setoran modal dan jasa pada persekutuan 4. Berdasarkan gaji dan bunga

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

5. Mula-mula diberikan bunga atas modal masing-masing sekutu, sisanya dibagi sesuai persetujuan. 6. Dibagi rata

Contoh Ana, Bela dan Chintia merupakan anggota sekutu dalam firma ABC. Perkiraan modal mereka sebelum ayat jurnal penutup sbb : Modal Ana Modal Bella Modal Chintia Total Rp 40.000.000 60.000.000 50.000.000 150.000.000

Laba bersih dalam tahun tersebut sebesar Rp 60.000.000. Gaji Ana, Bella dan Chintia masing-masing Rp 6.000.000, Rp 4.800.000 dan Rp 7.200.000. Bunga modal ditetapkan sebesar 24 % per tahun. 1. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan Misalnya antara Ana, Bella dan Chintia sepakat membagi laba dan rugi dengan perbandingan 3 : 4 : 3, maka bagian laba masing-masing adalah Rp18.000.000, Rp 24.000.000 dan Rp 18.000.000 Perhitungan pembagian laba : Ana Bella Chintia Jurnal : Ikhtisar Laba rugi Modal Ana Modal Bella Modal Chintia 60.000.000 18.000.000 24.000.000 18.000.000 = 3/10 x Rp 60.000.000 = Rp 18.000.000 = 4/10 x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000 = 3/10 x Rp 60.000.000 = Rp 18.000.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

2. Berdasarkan setoran masing-masing sekutu Perbandingan pembagian laba rugi berdasarkan setoran modal : 4 : 6 : 5, maka bagian laba masing-masing adalah Rp 16.000.000, Rp 24.000.000 dan Rp20.000.000. Perhitungan pembagian laba : Ana Bella Chintia Jurnal : Ikhtisar Laba rugi Modal Ana Modal Bella Modal Chintia 60.000.000 16.000.000 24.000.000 20.000.000 = 4/15 x Rp 60.000.000 = Rp 16.000.000 = 6/15 x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000 = 5/15 x Rp 60.000.000 = Rp 20.000.000

3. Berdasarkan setoran modal dan jasa pada persekutuan Misalkan Ana, Bella dan Chintia sepakat membagi laba rugi dengan aturan sebagai berikut : a. Rp 30.000.000 pertama dari laba bersih dibagi sesuai dengan setoran masingmasing sekutu b. Rp 15.000.000 berikutnya berdasarkan waktu kerja, dimana Ana menerima sebesar Rp 5.000.000, Bella Rp 4.000.000 dan Chintia Rp6.000.000 c. Jika ada jumlah yang tersisa, jumlah tersebut akan dibagi rata Cara Perhitungan Pembagian tahap I Ana Bella Chintia = 4/15 x 30.000.000 = 8.000.000 = 6/15 x 30.000.000 = 12.000.000 = 5/15 x 30.000.000 = 10.000.000

Tabel Pembagian Laba rugi persekutuan Keterangan Laba Bersih Pembagian tahap I Sisa laba bersih Pembagian tahap II Ana 8.000.000 5.000.000 Bella 12.000.000 4.000.000 Chintia 10.000.000 6.000.000 Total Rp 60.000.000 (30.000.000) 30.000.000 (15.000.000)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Sisa Laba bersih Pembagian tahap III Total pembagian laba Masing-masing sekutu Jurnal : Ikhtisar Laba Rugi Modal Ana Modal Bella Modal Chintia

5.000.000 18.000.000

5.000.000 21.000.000

5.000.000 21.000.000

15.000.000 (15.000.000) 0

Rp 60.000.000 Rp 18.000.000 21.000.000 21.000.000

4. Berdasarkan gaji dan bunga Tabel Pembagian Laba Rugi Sekutu ( dalam ribuan rupiah ) Keterangan Total Laba bersih Pembagian gaji Sisa Laba Bunga modal 24 % Sisa laba Bagi rata Total Pembagian laba setiap sekutu Jurnal : Ikhtisar Laba Rugi Modal Ana Modal Bella Modal Chintia dibagi sesuai persetujuan (3 :4 : 3) Tabel Pembagian Laba ( dalam ribuan Rupiah ) Keterangan Total Laba Bunga modal 24 % Sisa Laba Dibagi sesuai persetujuan Total Pembagian Laba Ana Rp 9.600 7.200 Rp 16.800 Bella Rp 14.400 9.600 Rp 24.000 Chintia Rp 12.000 7.200 Rp 19.200 Total Rp 60.000 (36.000) 24.000 (24.000) 0 Rp 60.000.000 Rp 17.600.000 21.200.000 21.200.000 Ana Rp 6.000 9.600 2.000 Rp 17.600 Bella Rp 4.800 14.400 2.000 Rp 21.200 Chintia Rp 7.200 12.000 2.000 Rp 21.200 Total Rp 60.000 (18.000) 42.000 (36.000) 6.000 (6.000) 0

5. Mula-mula diberikan bunga atas modal masing-masing sekutu, sisanya

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Cara perhitungan bunga modal : Ana Bella Chintia = 24 % x 40.000.000 = Rp 9.600.000 = 24 % x 60.000.000 = Rp 14.400.000 = 24 % x 50.000.000 = Rp 12.000.000

Sisa laba Rp 24.000.000 dibagi sesuai persetujuan 3 : 4 : 3 Ana Bella Chintia Jurnal : Ikhtisar Laba Rugi Modal Ana Modal Bella Modal Chintia Rp 60.000.000 Rp 16.800.000 24.000.000 19.200.000 = 3/10 x 24.000.000 = Rp 7.200.000 = 4/10 x 24.000.000 = Rp 9.600.000 = 3/10 x 24.000.000 = Rp 7.200.000

Pembagian Laba Tunjangan Lebih Besar dari Laba Bersih Pada contoh yang disajikan sejauh ini, jumlah laba bersih selalu melebihi total gaji dan bunga. Jika laba bersih lebih kecil dari total tunjangan, maka saldo sisa akan negatif. Jumlah ini harus dibagi diantara para sekutu sebagai rugi bersih. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa tunjangan gaji dan bunga modal adalah sama seperti contoh di atas, tetapi laba bersihnya menjadi Rp 48.000.000. Sesuai dengan akta persekutuan, setiap laba bersih atau rugi bersih yang tersisa setelah dikurangi tunjangan dan bunga dibagi rata. (dalam ribuan Rupiah) Keterangan Tunjangan gaji Bunga Total Kelebihan Tunjangan Laba Bersih Ana Rp 6.000 Rp 9.600 Rp 15.600 (2.000) Rp 13.600 Bella Rp 4.800 Rp 14.400 Rp 19.200 (2.000) Rp 17.200 Chintia Rp 7.200 Rp 12.000 Rp 19.200 (2.000) Rp 17.200 Total Rp 18.000 36.000 Rp 54.000 (6.000) Rp 48.000

Pengambilan oleh sekutu

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Sekutu seperti juga manusia lain, memerlukan uang untuk biaya hidup mereka. Perjanjian sekutu biasanya memperbolehkan sekutu untuk mengambil kas atau aktiva lainnya dari persekutuan. Pengambilan dari persekutuan akan dicatat seperti pencatatan yang dilakukan untuk pengambilan pribadi dalam perusahaan perseorangan. Pembubaran Persekutuan ( Partnership Dissolution ) Pembubaran firma dapat mengandung dua arti, yaitu : 1. Firma benar-benar bubar dan tidak akan melanjutkan usahanya lagi ( likuidasi ) atau 2. Bubar dalam arti persekutuannya/perjanjiannya saja, tetapi usaha/operasinya masih akan dilanjutkan. Pada saat sebuah persekutuan dibubarkan, bisnisnya tidak harus berhenti. Sebagai contoh, sebuah persekutuan yang terdiri dari dua sekutu bisa memasukkan seorang sekutu baru. Atau apabila salah seorang sekutu mengundurkan diri, sekutu lainnya yang tersisa dapat saja melanjutkan operasi persekutuan. Persekutuan akan bertahan hanya jika para sekutunya tetap berada dalam persekutuan tersebut. Penambahan sekutu baru atau keluarnya sekutu lama akan membubarkan persekutuan. Dalam kedua kasus di atas, persekutuan baru akan dibentuk dan akta persekutuan yang baru harus dibuat. Banyak persekutuan memiliki akta yang mengatur sedemikian rupa sehingga penambahan atau pengunduran diri seorang sekutu tidak harus diikuti dengan pembuatan akta baru. Hal-hal yang menimbulkan pembubaran suatu persekutuan firma adalah : a. Kehendak para sekutu, yaitu karena : 1. telah tercapainya waktu / tujuan 2. persetujuan bersama para anggota sekutu 3. pengunduran diri seorang anggota sekutu b. Ketentuan undang-undang, yaitu karena : 1. kematian salah seorang anggota sekutu 2. seorang anggota sekutu pailit 3. kegiatan firma bertentangan dengan undang-undang 4. keadaan luar biasa, misal : peperangan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

c.

Keputusan pengadilan, yaitu karena : 1. seorang anggota sekutu mengalami gangguan jiwa 2. tindakan anggota sekutu merugikan firma 3. perselisihan para anggota sekutu 4. perusahaan tidak mungkin lagi memperoleh keuntungan.

Akuntansi Pembubaran Persekutuan 1. Masuknya sekutu baru a. Membeli hak kepemilikan sekutu lama b. Melakukan investasi dalam persekutuan c. Memberikan bonus pada sekutu lama d. Memberikan bonus pada sekutu baru 2. Pengunduran diri seorang sekutu/ meninggal dunia a. Pembayaran hak kepemilikan sesuai dengan nilai buku b. Pembayaran hak kepemilikan dibawah nilai buku c. Pembayaran hak kepemilikan diatas nilai buku Contoh : Berikut ini Neraca Persekutuan PH, yang dimiliki oleh Petty dan Hilda pada tanggal tertentu : Kas Aktiva lain2 Rp 4.000.000 36.000.000 Total kewajiban Modal Petty Modal Hilda Total aktiva 40.000.000 Total K & M Rp12.000.000 11.000.000 17.000.000 40.000.000

1.a Membeli hak kepemilikan sekutu lama Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Jika Petty menerima tawaran dari Diana untuk membeli hak kepemikan Petty sebesar Rp 11.000.000 dengan harga Rp 15.000.000 dan Hida juga menyetujui Diana sebagai sekutu yang baru. Jurnal atas pemindahan hak kepemilikan dicatat sebagai berikut : Modal Petty Modal Diana 11.000.000 11.000.000

1.b Melakukan investasi pada persekutuan Misalkan Diana diterima sebagai anggota sekutu yang baru dengan menyerahkan bangunan yang mempunyai nilai pasar seharga Rp 25.000.000. Jurnal : Bangunan Modal Diana 25.000.000 25.000.000

1.c Memberikan bonus pada sekutu lama Misalkan Diana menyetorkan uang tunai sebesar Rp 20.000.000 dan mendapatkan hak kepemilikan sepertiga dalam persekutuan. Bonus untuk sekutu lama dibagi rata Jurnal : Kas Modal Dina Modal Petty Modal Hilda 20.000.000 16.000.000 2.000.000 2.000.000

1.d Memberikan bonus pada sekutu baru Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Misalkan Diana menyetorkan uang sebesar Rp 20.000.000 dan memdapatkan kepemilikan setengah. Jurnal : Kas Modal Petty Modal Hilda Modal Diana 20.000.000 2.000.000 2.000.000 24.000.000

Penilaian Kembali Aktiva ( Revaluation of Assets ) Saldo aktiva persekutuan harus disajikan pada nilai berjalan apabila seorang sekutu baru masuk. Jika akun tersebut tidak mencerminkan nilai pasar berjalan, akun ini harus disesuaikan. Penyesuaian bersih ( penurunan atau kenaikan ) nilai aktiva didistribusikan diantara akun modal sekutu yang ada sesuai dengan rasio pembagian laba rugi yang telah disepakati. Kegagalan untuk menyesuaikan akun dengan nilai pasar berjalan bisa menyebabkan sekutu baru memperoleh keuntungan atau kerugian yang berhubungan dengan aktiva, yang muncul dalam periode sebelumnya. Contohnya sebuah firma beranggotakan A dan B dengan modal masing-masing : A sebesar Rp 15.000.000 dan B sebesar Rp 10.000.000 dengan rasio pembagian laba masing-masing A = 3/5 bagian dan B = 2/5 bagian. Berdasarkan ketentuan yang berwenang, aktiva yang dimiliki dapat dinilai kembali, setelah dinilai kembali, nilai besih aktiva naik dari Rp 5.000.000 menjadi Rp 7.500.000. Kenaikan nilai aktiva sebesar Rp 2.500.000 tersebut oleh firma akan dijurnal sebagai berikut : Aktiva Modal A Modal B Rp 2.500.000 Rp 1.500.000 1.000.000

Pengunduran Diri atau Meninggalnya Seorang Anggota Sekutu Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Bila salah seorang anggota sekutu mengundurkan diri sebagai anggota sekutu atau meninggal dunia maka terhadap sekutu tersebut diselesaikan kewajiban-kewajiban persekutuan atas hak-hak anggota sekutu tersebut. Penyelesaian segala hak dan kewajiban kepada anggota sekutu yang meninggal dunia atau mengundurkan diri sebagai anggota sekutu tergantung dari hasil persetujuan bersama. Kepada sekutu yang mengundurkan diri atau meninggal dunia dapat diselesaikan atau dibayarkan kepadanya sesuai dengan besarnya saldo modal, dapat lebih kecil dari modalnya, atau dapat lebih besar dari saldo modalnya. Pengunduran diri seorang anggota sekutu atau meninggalnya seorang anggota sekutu berarti persekutuan bubar, tetapi bila segala administrasi telah diselesaikan sekutu-sekutu yang tinggal dapat melanjutkan usahanya dengan membentuk persekutuan baru. Likuidasi Persekutuan Penambahan sekutu baru, pengunduran diri atau kematian salah seorang sekutu akan menyebabkan dibubarkannya persekutuan. Namun, bisnis persekutuan tersebut dapat terus berjalan tanpa adanya perubahan yang berarti dimata orang luar, seperti konsumen dan kreditur. Sebaliknya likuidasi persekutuan merupakan suatu proses berhenti dari usaha yang ditekuni persekutuan tersebut dengan cara menjual semua aktiva persekutuan dan membayar semua kewajiban yang dimiliki persekutuan tersebut. Langkah terakhir dalam proses likuidasi suatu persekutuan adalah pembagian sisa kas kepada masing-masing sekutu. Sebelum sebuah persekutuan dilikuidasi, buku besar persekutuan tersebut harus disesuaikan dan ditutup. Setelah proses penutupan buku besar dilakukan, maka yang tersisa hanyalah akun-akun yang berkaitan dengan aktiva, kewajiban,dan modal.

Likuidasi dari suatu persekutuan dapat dilakukan dalam tiga langkah : Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

1. Menjual laba rugi

semua aktiva nonkas. Membagi laba atau rugi dari hasil penjualan

aktiva pada akun modal masing-masing sekutu berdasarkan rasio pembagian 2. Membayar kewajiban persekutuan 3. Membagi sisa kas pada masing-masing sekutu berdasarkan nilai sisa modal mereka Contoh : Sebuah persekutuan firma yang anggotanya terdiri dari A, B, dan C dengan pembagian keuntungan 5 : 3 :2. Neraca yang dimiliki pada tanggal 31 Desember 2005 sebelum likuidasi adalah sebagai berikut Nama Akun Kas Aktiva non kas Kewajiban Modal A Modal B Modal C Total Debet Rp 5.500.000 32.000.000 Rp 4.500.000 11.000.000 11.000.000 11.000.000 Rp 37.500.000 Kredit

Rp 37.500.000

Karena suatu hal disepakati persekutuan firma dilikuidasi pada tanggal 31 Desember 2005 : Likuidasi yang mungkin terjadi ada empat macam, yaitu : a. laba atas realisasi b. tidak ada laba atau rugi realisasi c. rugi realisasi, tanpa defisiensi modal d. rugi realisasi, mengakibatkan defisiensi modal

a.

Laba atas Realisasi Bila dalam realisasi terdapat keuntungan atau laba, maka laba yang terjadi didistribusikan kepada para anggota sekutu sesuai dengan perbandingan rasio

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

laba yang disepakati. Misal : aktiva non kas dapat terjual pada harga Rp 36.000.000. Keuntungan atas realisasi Rp 4.000.000 ( 36.000.000 32.000.000 ). Atas laba realisasi masing-masing sekutu memperoleh : A = 5/10 x Rp 4.000.000 = Rp 2.000.000 B = 3/10 x Rp 4.000.000 = Rp 1.200.000 C = 2/10 x Rp 4.000.000 = Rp 800.000

Laporan Likuidasi sebagai berikut : Fa. ABC Laporan Likuidasi 31 Desember 2005 ( dalam ribuan Rupiah) Keterangan SaldoSebelum realisasi Penjualan aktiva & pembagian laba Saldo sesudah realisasi Bayar kewajiban Saldo Distribusi kas kepada para sekutu Saldo akhir Kas Aktiva Non Kas 5.500 36.000 41.500 (4.500) 37.000 (37.000) 0 32.000 (32.000) 0 4.500 4.500 (4.500) 0 Kewajiban Modal dan Rasio Laba Rugi A 11.000 2.000 13.000 13.000 (13.000) 0 B 11.000 1.200 12.200 12.200 (12.200) 0 C 11.000 800 11.800 11.800 (11.800) 0

Jurnal yang dilakukan persekutuan firma untuk mencatat transaksi dalam likuidasi tersebut sebagai berikut : 1. Pada saat penjualan aktiva non kas (realisasi aktiva non kas ) Kas Aktiva non kas Laba atas realisasi Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rp 36.000.000 Rp 32.000.000 4.000.000 Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

2.

Saat distribusi laba atas realisasi Laba atas realisasi Modal A Modal B Modal C Rp 4.000.000 Rp 2.000.000 1.200.000 800.000

3.

Saat pembayaran utang Utang Kas Rp 4.500.000 Rp 4.500.000

4.

Saat distribusi kas kepada para sekutu Modal A Modal B Modal C Kas Rp 13.000.000 12.200.000 11.800.000 Rp 37.000.000

b.

Tidak ada laba atau rugi realisasi Bila dalam realisasi tidak ada laba atau rugi dalam realisasi, maka uang yang tersedia dari realisasi setelah melunasi kewajiban, maka sisa kas akan sama persis dapat dipakai untuk membayar salso modal masing-masing sekutu.

c.

Rugi realisasi, tanpa defisiensi modal Contoh sama dengan di atas, hanya diasumsikan realisasi aktiva non kas sebesar Rp 22.000.000. Maka kerugian realisasi Rp 10.000.000 (22.000.000 32.000.000) Fa. ABC Laporan Likuidasi 31 Desember 2005 ( dalam ribuan Rupiah) Keterangan Kas Aktiva Non Kas Kewajiban Modal dan Rasio Laba Rugi A B C

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

SaldoSebelum realisasi Penjualan aktiva & pembagian rugi Saldo sesudah realisasi Bayar kewajiban Saldo Distribusi kas kepada para sekutu Saldo akhir

5.500 22.000 27.500 (4.500) 23.000 (23.000) 0

32.000 (32.000) 0

4.500 4.500 (4.500) 0

11.000 ( 5.000) 6.000 6.000 ( 6.000) 0

11.000 (3.000) 8.000 8.000 (8.000) 0

11.000 (2.000) 9.000 9.000 (9.000) 0

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

PENGANTAR AKUTANSI 2

Anda mungkin juga menyukai