LAPORAN PENELITIAN
DISUSUN OLEH:
1
BAB I
Pendahuluan
2
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang melakukan penelitian, perumusan masalah, tujuan dari
dilakukannya penelitian dan manfaat yang dapat diambil dari penelitian
tersebut, serta sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan Pustaka
3
masalah dan organisasi yang dikemas dalam bentuk rekaman elektronik yang
ditampilakan secara visual melalui saluran sinyal.
Banyak resiko yang mungkin terjadi jika pembelian game tidak melalui
penyeleksian yang ketat. Berikut ini beberapa dampak negatif jika anak-anak
bermain game:
1. Kekerasan.
Jika seorang anak sering bermain video game yang bergenre olahraga fisik
seperti tinju, gulat, atau video game yang banyak memperagakan adegan
pemukulan dan kekerasan fisik bisa berakibat pada sifat anak tersebut. Anak
tersebut bisa jadi mudah marah, melawan orang tua, atau bahkan berbuat
kasar kepada temannya karena terlalu sering memainkan adegan-adegan
pemukulan dan kekerasan fisik.
2. Pornografi.
Game-game bertemakan dewasa banyak terdapat unsur pornografi di
dalamnya. Baik itu dari perkataan, pakaian si karakter, maupun gerakan-
gerakan yang ada pada game tersebut. Hal itu sangat beresiko jika game
tersebut dimainkan oleh anak di bawah umur. Kemungkinan akan keluar kata-
kata kotor dari mulut anak tersebut, serta anak-anak yang sengaja mencari
gambar atau video porno di internet setelah melihat atau memainkan game
tersebut.
3. Lupa waktu.
Ya, anak yang kecanduan bermain game cenderung lupa waktu. Waktunya
akan dihabiskan berjam-jam di depan layar televisi atau monitor komputer
untuk bermain game, sehingga tugas-tugas rumah dan pekerjaan rumah
yang didapat dari sekolah pun terbengkalai. Hasilnya nilai anak tersebut bisa
menjadi jelek.
4. Anti-sosial.
Berlama-lama mengurung diri di dalam rumah untuk bermain video game
bisa berakibat fatal dalam kehidupan sosial si
4
Memang, bermain video game identik dengan sisi negatifnya karena memang cukup
banyak hal negatif yang ditimbulkan dari kecanduan bermain video game. Namun
disamping menimbulkan dampak negatif, bermain game juga berdampak positif bagi
si anak.
Beberapa hal negatif yang didapat dari bermain game adalah sebagai berikut:
1. Menambah daya analisa dan pola pikir.
Bagi anak-anak yang mempunyai hobi bermain game semisal game perang, secara
tidak langsung akan meningkatkan daya analisa si anak. Di dalam game tersebut si
anak dituntut untuk menganalisa strategi apa yang paling cocok untuk melawan
musuhnya. Juga dituntut mempunyai pola pikir yang efektif dalam menjalankan
beberapa perintah yang terdapat di dalam game tersebut.
2. Menambah teman.
Walaupun kecanduan bermain video game mengakibatkan anti-sosial, nyatanya para
pelaku masih dapat bersosialisasi antar pemain game yang sama. Contohnya
perkumpulan sebuah game online. Di dalam perkumpulan tersebut terdapat orang-
orang dari berbagai kalangan, usia dan latar belakang yang membentuk suatu forum
atas dasar suka dan memainkan game tersebut.
3. Sportivitas dan adil.
Sportivitas dan adil (fair play) adalah nilai-nilai yang umum dikembangkan dalam
olahraga dan organisasi. Game secara tidak langsung menawarkan Anak Anda nilai-
nilai ini, terutama saat bersaing satu sama lain.
4. Kerja tim.
Kerjasama dan kebutuhan untuk membangun team work kuat pengaruhnya saat anak
bermain video game. Beberapa game online misalnya, yang membutuhkan sebuah
kerjasama tim untuk mencapai kemenangan.
5. Membuat senang.
Salah satu efek terbesar dari bermain game adalah membuat orang bahagia. Namun,
sangat penting untuk membatasi waktu bermain game, karena ada kemungkinan
bahwa alat ini membuat Anda menjadi kecanduan.
Biarkan anak-anak Anda untuk bermain game sesering mungkin, tapi jangan lupa
mengingatkan mereka untuk berhenti. Pastikan pula anak Anda tetap melakukan
aktivitas di lingkungan sosial.
2.4 Peran Orang Tua dan Guru dalam menyikapi anak-anaknya yang kecanduan
bermain game.
Tindakan yang tepat untuk dilakukan orang dewasa dalam membimbing anak dalam
bermain video game adalah sebagai berikut:
1. Membatasi waktu bermain.
Orang tua wajib membatasi si anak dalam memainkan video gamenya. Pilih waktu-
waktu yang dikira tepat untuk si anak dalam bermain. Misalnya akhir pekan ketika
orang tua juga libur bekerja. Mereka juga bisa bermain bersama anaknya sembari
mengawasi si anak bermain. Batasilah waktu bermain semisal seminggu 2-3 jam.
2. Membatasi pembelian game baru.
Tidak dapat dipungkiri kemajuan terknologi membuat game-game baru bermunculan.
Hal tersebut praktis membuat si anak penasaran untuk memainkannya, tentunya
dengan membeli game baru tersebut. Sebagai orang tua yang bijak, baiknya mereka
membatasi waktu pembelian game baru, misalnya sekali dalam dua bulan. Selain
untuk meredam keinginan si anak bermain, dari segi ekonomi pun itu merupakan
keputusan yang bijak mengingat harga satuan game yang tidak murah.
3. Pengawasan guru di sekolah.
5
Hal yang lumrah jika anak-anak membawa konsol gamenya ke sekolah. Hal ini
didasari mereka ingin bermain game tersebut bersama teman-temannya. Atau pun
sekedar pamer kepada teman. Beberapa sekolah menerapkan peraturan bahwa siswa
dilarang membawa game konsol dalam bentuk apa pun ke dalam sekolah, karena hal
tersebut jelas-jelas menggangu program belajar-mengajar. Jikalau masih ada siswa
yang colong-colongan membawa game konsolnya ke sekolah, peran seorang guru
sangat dibutuhkan. Dengan cara memberi teguran atau bahkan menyita game anak
tersebut sembari memberi hukuman yang menimbulkan efek jera.
2.5 Hipotesa.
Pada dasarnya video game dibuat untuk hiburan semata. Kemajuan teknologi yang
sangat cepat sedikit banyak membuat sebuah video game semakin mendekati
kenyataan. Hal tersebut yang membuat banyaknya orang menggandrungi permainan
ini, bahkan beberapa diantaranya kecanduan. Sebagai manusia yang bijak ada baiknya
kita membatasi diri agar tidak terjebak dalam dunia game terlalu dalam. Bermain
game sah-sah saja, tapi yang perlu diingat bahwa sebagai manusia kita wajib
bersosialisasi antar sesama dan membangun hubungan yang baik antar sesama
manusia. Disamping banyaknya sisi negatif dari bermain game, terdapat pula sisi-sisi
positif yang dapat dipertimbangkan orang tua untuk mengizinkan putra-putrinya
bermain video game.
BAB III
Metode Penelitian
6
3.4 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di lingkungan SD Yasporbi Pancoran, yang berada di Perumahan
Bank Indonesia Pancoran, Jakarta Selatan dan dilaksanakan selama 30 hari.
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan.
Membiarkan anak-anak bermain video game sah-sah saja, asalkan masih dalam ruang
lingkup yang wajar. Tuntut anak agar beraktifitas diluar rumah seperti bermain
dengan teman sebayanya atau ajak anak berolahraga. Memang, kemajuan teknologi
yang sangat pesat membuat anak-anak bahkan orang dewasa tergiur untuk mencoba
berbagai jenis video game terbaru. Namun, perlu diingat sisi negatif dan positif dari
bermain game. Jangan sampai anda atau anak anda menjadi kecanduan dan seakan
terisolasi dari dunia luar.
5.2 Saran.
Ajak anak anda untuk beraktifitas diluar rumah seperti bermain bersama temannya
pun dengan mengajaknya berolahraga. Batasi jam bermain video game, karena itu
akan berpengaruh pada tingkat kedisiplinan si anak. Karena bermain game terlalu
lama bisa membuat si anak lupa waktu. Ajak anak untuk sekedar mengobrol, misal
tentang kesehariannya di sekolah agar pikiran si anak tidak melulu tertuju ke video
gamenya. Untuk guru, awasi dan bimbing anak didiknya agar membiasakan diri
untuk tidak membawa konsol gamenya ke sekolah. Karena selain menggangu, hal itu
juga dapat mengurangi tingkat kerajinan si anak di sekolah.
Daftar Pustaka
http://www.papanputih.com/2012/02/judul-tulisan-ilmiah.html
http://indonesiadalamtulisan.blogspot.com/2012/06/pengertian-video.html
http://diyarblablablap.blogspot.com/2012/06/pengertian-video.html