Anda di halaman 1dari 10

2.4.

KONSEP KARTU KREDIT


2.4.1. SEJARAH
Ide penggunaan kartu kredit diawali pada tahun 1950-an secara kebetulan.
Peristiwanya terjadi di kota New York, Amerika Serikat pada sebuah restoran. Seorang
pengusaha bernama Frank McNamara mengadakan perjamuan makan bagi rekan usahanya di
restoran tersebut. Pada saat akan membayar, ia kebingungan dan malu karena ternyata lupa
membawa uang tunai sama sekali. Satu-satunya tindakan yang dapat dilakukannya hanyalah
meninggalkan kartu identitas dengan maksud akan membayar kepada restoran tersebut
setelah ia pulang untuk mengambil uang tunai dalam jumlah yang cukup.kartu identititas
tersebut berlaku sebagai semacam jaminan bahwa si pengusaha pasti akan melunasi
kewajibannya.
Kejadian yang sangat berkesan bagi Frank McNamara mengilhaminya untuk terus
memikirkan suatu sistem pembayaran tanpa penggunaan uang tunai secara langsung. Sistem
pembayaran yang baru tersebut menggunakan kartu yang sekarang dikenal dengan Diners
Club. Sitem baru ini relatif lebih aman dan praktis. Penggunaan kartu sebagai alat
pembayaran kemudian semakin luas dan diikuti oleh penerbit kartu yang lain seperti Visa
Card dan Master Card. Di negara-negara yang telah maju dan telah lama menggunakan kartu
plastik dalam perekonomian, kegiatan perusahaan kartu diatur secara khusus dalam Undang-
undang. Pada tahun 1887 melalui buku berjudul Looking Backward, Edward Bellamy
sebenarnya telah meramalkan adanya penggunaan kartu sebagai alat pembayaran. Bellamy
meramalkan kartu akan menggantikan penggunaan uang tunai sebagai alat pembayaran pada
tahun 2000.
Penggunaan kartu untuk transaksi keuangan mulai berkembang di Indonesia pada
tahun 1980-an. Sejalan dengan adanya perkembangan luar biasa dari dunia perbankan sebagai
akibat adanya deregulasi ekonomi dan perbankan mulai awal 1980-an, kartu plastik
semakinluas digunakan sebagi alat untuk melakukan transaksi keuangan.
Perkenalan dan perkembangan kartu plastik di Indonesia tidak bisa lepas dari
perkembangan dunia perbankan karena penerbit dan terutama pengelola kartu plastik di
Indonesia adalah bank. Sebelum adanya iklim deregulasi dalam dunia perbankan, suasana
persaingan antarbank tidak muncul di Indonesia. Tingkat bunga sudah ditentukan oleh bank
sentral, bank-bank pemerintah memperoleh perlakuan khusus, pasar perbankan dimonopoli
oleh bank-bank pemerintah, dan bank swasta tidak dirangsang untuk tumbuh sehingga tidak
ada suasana persaingan.
Keadaan ini tidak kondusif bagi inovasi dan pengenalan produk-produk baru yang
berkaitan dengan dunia perbankan, termasuk adanya kartu plastik. Ketika deregulasi mulai
diterapkan, bank-bank mulai bersaing menghimpun dana dan menyalurkan dana sehingga
mereka mulai memikirkan inovasi produk-produk baru di dunia perbankan.
Kartu plastik mulai diperkenalkan kepada masyarakat dan masyarakat sedikit demi
sedikit mulai terbiasa dengan penggunaan kartu kredit dan kartu ATM. Citibank dan bank
Duta adalah bank-bank yang termasuk pelopor penggunaan kartu plastik di Indonesia melalui
kerja samanya dengan Visa International dan Mastercard International. Perkembangan kartu
plastik semakin pesat dengan dibangunnya jaringan perbankan di seluruh Indonesia, dan
nama-nama kartu yang lain mulai diperkenalkan seperti Amex Card, BCA Card, Astra Card,
Procard, Exim Card, dan lain-lain sesuai dengan fungsi dan keunggulannya masing-masing.
2.4.2. PIHAK TERKAIT
Pihak-pihak yang terkait dengan penggunaan kartu kredit meliputi :
1. Penerbit (issuer)
Issuer adalah pihak atau lembaga yang menerbitkan dan mengelola kartu kredit.
Lembaga ini dapat berupa lembaga keuangan bukan bank yang secara khusus
bergerak dalam bidang kartu kredit, lembaga keuangan bukan bank lain, bank, atau
perusahaan nonlembaga keuangan.
2. Pengelola (acquirer)
Acquirer adalah pihak yang mewakili kepentingan penerbit kartu dalam menyalurkan
kartu kredit, melakukan penagihan pada pemilik kartu, melakukan pembayaran
kepada pihak merchant. Meningat jangkauan dari penggunaan kartu kredit biasanya
sangat luas dan penerbit kartu kredit tidak mungkin untuk memiliki kantor cabang di
semua tempat, maka penerbitan selalu memerlukan jasa ecquire dalam pengelolaan
kartu kreditnya. Penerbit ada yang secara khusus menerbitkan kartu saja , sedangkan
kegiatan operasional, penyaluran, penagihan, dan pembayaran diserahkan sepenuhnya
kepada acquirer. Penerbit tertentu juga bertindak sebagai acquirer dari kartu kredit
yang diterbitkan. Sebelum suatu perusahaan atau bank bertindak sebagai acquirer atas
suatu kartu kredit tertentu, terlebih dahulu yang bersangkutan mengadakan perjanjian
kerja sama denga issuer.
3. Pemilik kartu (card holder)
Pemilik kartu adalah pihak yang menggunakan kartu kredit untuk kegiatan
pembayaran. Seseorang yang ingin memiliki kartu kredit belum tentu selalu disetujui
apabila mengajukan permohonan kartu kredit kepada acquirer atau issuer. Untuk
meminimalkan risiko, issuer dan acquirer melakukan seleksi atau analisis terlebih
dahulu sebelum memutuskan seseorang layak untuk memegang kartu kredit yang
mereka terbitkan. Prasyaratan yang seharusnya dipenuhi pada dasarnya adalah :
a. Penghasilan yang jumlahnya cukup dan disesuaikan dengan fasilitas kredit
melalui kartu kredit yang akan diberikan. Pemenuhan syarat ini biasanya dilihat
melalui bukti tertulis tentang gaji atau penghasilan calon pemilik kartu seperti slpi
gaji,laporan keuangan usaha, mutasi rekening simpanan pada bank, dan lain-lain.
b. Kontinuitas penghasilan.penghasilan seseorang yang tinggi belum tentu
menggambarkan kemapuannya untuk dapat selalu memenuhi kewjibannya kepada
perusahaan kartu kredit. kontinuitas dari penghasilan yang cukup akan lebih dapat
memberikan keyakinan atas kemampuan calon pemilik kartu bagi issuer atau
acquirer.
c. Niat baik atau kemauan dari calon pemilik kartu untuk selalu memenuhi
kewajibannya. Syarat ini paling sulit untuk diidentifikasikan. Salah satu cara
melihat niat baik dari calom pemilik kartu adalah melalui terdapat atau tidaknya
nama calon pemilik kartu pada daftar kartu hitan (black list) milik bank, bank
sentral, atau lembaga lain. Seseorang yang namanya telah masuk daftar hitam
biasanya dianggap kurang dipercaya dalam memenuhi kewajiban keuangannya
kepada issuer atau acquirer.
Demi kepentingan pemasaran kartu, penerbit kartu sering kali memberikan kartu
tambahan kepada pemilik kartu, sehingga dikenal dua jenis kartu kredit, kartu utama
(basic card) dan kartu tambahan (supplementary card). Kartu tambahan diharapkan
digunakan oleh saudara atau relasi pemegang kartu utama sehingga intensitas
penggunaan kartu lebih tinggi dan fasilitas kredit yang diberikan cenderung lebih
maksimal dimanfaatkan oleh pemilik kartu. Hal ini menguntungkan bagi issuer karena
semakin fasilitas kredit digunakan berarti harapan penghasilan melalui bunga juga
semakin besar. Pemegang kartu utama bertanggung jawab atas semua pemenuhan
kewajiban pemegang kartu tambahan kepada issuer dan acquirer.
4. Penjual (merchant)
Merchant adalah pihak penjual barang dan jasa yang dibeli oleh pemilik kartu dengan
menggunakan kartu kreditnya. Sebelum merchant menerima pembayaran dengan
kartu kredit tertentu, yang bersangkutan harus terlebih dahulu mengadakan perjanjian
kerja sama dengan issuer dan acquirer dari kartu kredit, maksudnya adalah merchant
harus terlebih dahulu mencapai kesepakatan dengan issuer dan/atau acquirer untuk
mendapatkan ijin pemakaian kartu kredit yang bersangkutan di toko merchant,
termasuk di dalamnya mengenai cara penagihan slip pembayaran card holder.
2.4.3. PERJANJIAN KARTU KREDIT
Dalam penggunaan kartu kredit, perjanjian yang terlebih dahulu harus dibuat meliputi :
1. Perjanjian antara issuer dengan acquirer
Perjanjian ini terutama meliputi hal-hal teknis yang menyangkut tugas dan hak acquirer
secara operasional dalam hal menyalurkan kartu kredit, melakukan penagihan, dan
pembayaran kepada merchant, termasuk persyaratan-persyaratan yang akan diterapkan
terhadap pemilik kartu dan merchant.
2. Perjanjian antara issuer dengan pemilik kartu
Perjanjian ini meliputi :
a. Perjanjian umum
Kartu adalah milik issuer dan tidak dapat dipindahtangankan.
Keadaan yang mewajibkan pengembalian kartu kepada issuer.
Masa berlaku kartu dan cara perpanjangan.
Bertanggung jawab terhadap issuer bila merchant menolak pembayaran dengan
kartu milik pemilik kartu.
Tagihan atas kartu suplemen adalah tanggung jawab pemegang kartu utama.
Hak issuer untuk melakukan pendebitan langsung atas rekening simpanan
pemilik kartu.
Hak pemblokiran kartu oleh issuer atas dasar keadaan tertentu (pemilik kartu
melanggar perjanjian, pemilik kartu pailit, pemilik kartu meninggal, dan lain-
lain).
Hak issuer untuk bertukar informasi dengan lembaga lain tentang pemilik
kartu.
Batas maksimum kredit.
b. Pembayaran tagihan
Kewajiban pemilik kartu untuk menandatangani slip pembelian pada merchant.
Kewajiban pemilik kartu melakukan pembayaran minimum pada jangka.
Saat/waktu/periode pengiriman laporan tagihan oleh issuer.
Kewajiban pemilik kartu untuk memberitahukan adanya kesalahan tagihan
pada jangka waktu tertentu setelah laporan tagihan dikirim oleh issuer.
Jumlah pembayaran minimum.
Hak issuer untuk menggunakan jasa pihak ketiga dalam penagihan.
c. Bunga
Bunga atas sisa tagihan yang belum dibayar.
Bunga atas pelanggaran limit kredit.
d. Biaya
uang pangkal.
iuran tahunan.
biaya administrasi apabila ada keterlambatan pembayaran tagihan.
e. Transaksi dalam valas
Mata uang penagihan atas transaksi dalam valuta asing.
dasar kurs untuk penagihan atas transaksi dalam valas.
biaya administrasi atas kehilangan kartu.
f. Lain-lain
Kewajiban pemilik kartu apabila terjadi kehilangan kartu.
jaminan pelunasan dari harta kekayaan pemilik kartu;
kewajiban pemilik kartu yang bukan WNI.
3. Perjanjian antara issuer dengan merchant
Perjanjian ini meliputi beberapa hal antara lain:
a. Hak issuer
imprinter dan slip adalah milik issuer.
Jaminan bahwa penjual dengan kartu tidak lebih besar dari pada harga penjualan
tunai.
Slip penolakan yang diserahkan oleh merchant.
diskon pembayaran issuer kepada merchant.
pemotongan rekening merchant untuk pajak
pemotongan rekening merchant untuk refund kepada pemilik kartu.
b. Hak merchant
hak merchant untuk menerima pembayaran dengan berbagai merek kartu kredit
tertentu.
jangka waktu penagihan pembayaran oleh merchant kepada issuer.
cara pembayaran oleh issuer kepada merchant.
c. Kewajiban merchant
Kewajiban merchant untuk memeriksa keabsahan kartu yang digunakan untuk
pembayaran.
Kewajiban merchant untuk menggunakan slip penjualn tertentu.
Kewajiban merchant untuk meminta tanda tangan pemilik kartu pada slip.
Kewajiban merchant untuk memeriksa keabsahan tanda tangan pemilik kartu
pada slip.
Kewajiban merchant untuk Memberikan salinan slip bagi pemilik kartu.

2.4.4. MANFAAT PENGGUNAAN KARTU KREDIT


Secara umum, penggunaan kartu kredit sangat bermanfaat bagi peningkatan
efisiensi dan keamanan transaksi jual beli. Ditinjau dari sisi pihak-pihak yang terkait dalam
penggunaan kartu kredit, maka manfaat dapat dikelompokakkan sebagai berikut :
1. Bagi pemilik kartu
a. Risiko kehilangan dan pencurian lebih rendah karena pemilik kartu dapat segera
menghubungi issuer atau acquirer untuk memblokir kartu.kartu yang telah diblokir
tidak dapat digunakan lagi sebagai alat pembayaran pada merchant.
b. Lebih praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
c. Mengatasi kebutuhan dana mendesak dalam jangka pendek tanpa harus
mengajukan permohonan kredit kepada bank atau lembaga keuangan lain.
d. Fasilitas penting lain yang ditawarkan oleh issuer pada kartu kredit yang
diterbitkan seperti asuransi, informasi dokter, dan kemudahan pembelian barang
dan jasa pada merchant tertentu dan lain-lain.
2. Bagi issuer
Manfaat utama yang dapat diterima oleh issuer adalah adanya penerimaan yang
berasal dari :
a. Uang pangkal
b. Iuran tahunan
c. Diskon terhadap pembayaran kepada merchant. Contohnya : Merchant A
melakukan penagihan transaksi penjualan sebesar Rp 1.000.000 kepada issuer B.
Apabila diskon ditetapkan sebesar 3% maka jumlah yang harus dibayar sebesar
Rp 1.000.000 dikurangi 3% yaitu Rp 970.000. Sedangkan jumlah yang dapat
ditagih issuer kepada pemilik kartu adalah tetap sejumlah Rp 1.000.000 sehingga
selisihnya sebesar Rp 30.000 atau 3% merupakan penerimaan bagi issuer.
d. Bunga atas sisa tagihan yang belum dibayar.
e. Bunga atas pelanggaran batas maksimum kredit.
f. Denda atas keterlambatan pembayaran.
3. Bagi merchant
a. Risiko kehilangan dan pencurian uang lebih rendah karena pembeli tidak
membayar secara tunai.
b. Lebih praktis, karena tidak perlu menyimpan uang tunai di kasir dalam jumlah
besar.
c. Peningkatan penjualan karena pembeli dapat membeli secara kredit melalui issuer.
4. Bagi acquirer
a. Penerimaan berupa interchange fee. Contohnya : Merchant A melakukan
penagihan transaksi penjualan sebesar Rp 1.000.000 kepada acquirer C. Apabila
diskon ditetapkan sebesar 3% maka jumlah yang harus dibayar oleh acquire
kepada mechant sebesar Rp 1.000.000 dikurangi 3% yaitu Rp 970.000. sedangkan
jumlah yang dapat ditagih acquirer kepada issuer sejumlah Rp 970.000 ditambah
dengan interchange fee. Apabila interchange fee sebelumnya ditetapkan 1% dari
nilai transaksi, maka pembayaran issuer kepada acquirer adalah Rp 970.000
ditambah Rp 10.000 yaitu Rp 980.000. Uang sejumlah Rp 10.000 tersebut adalah
interchange fee atau penerimaan bagi acquirer.(Selanjutnya issuer menagih
pemilik kartu sebesar Rp 1.000.000, sehingga penerimaan bagi issuer adalah
sebesar Rp 1.000.000 dikurang Rp 980.000 atau sebesar Rp 20.000)
b. Pemilik kartu dapat disyaratkan untuk memiliki rekening simpanan pada acquirer
yang berupa bank.
c. Acquirer yang berbentuk bank berkesempatan untuk menawarkan produk-produk
lain kepada pemilik kartu.
2.4.5. MEKANISME KARTU KREDIT
Meskipun tidak ada perbedaan yang penting, mekanisme penggunaan kartu kredit dapat
dibedakan anatara mekanisme melibatkan acquirer dan mekanisme yang tanpa acquirer.
Kedua mekanisme penggunaan kartu kredit tersebut akan diuraikan dalam tahap-tahap sejak
adanya perjanjian awal, kemudian adanya permohonan kartu kredit oleh calon pemilik kartu
sampai dengan pembayaran tagihan sebagai berikut :
a. Melibatkan Pihak Acquirer
1. Penerbitan kartu oleh issuer.
2. Perjanjian antara issuer dengan merchant.
3. Perjanjian antara issuer dengan acquirer.
4. Permohonan kartu kredit oleh calon pemilik kartu.
5. Analisis oleh acquirer atau issuer mengenai kelayakan calon pemilik kartu. Limit
kredit yang lebih tinggi biasanya disertai persyaratan yang lebih berat bagi
pemilik kartu.
6. Perjanjian antara issuer dengan pemilik kartu melalui atau tanpa bantuan acquirer.
7. Pemberian kartu kredit kepada pemilik kartu melalui atau tanpa bantua acquire.
8. Penggunaan kartu oleh pemilik kartu untuk pembelian pada merchant yang telah
ditunjuk dan mempunyai jalinan kerja sama dengan issuer. Merchan umumnya
memasang logo issuer untuk memudahkan pemilik kartu dalam menentukan jenis
kartu yang akan mereka gunakan. Selain itu, merchant tertentu juga menetapkan
biaya sekitar 2% dari nilai transaksi. Tahap ini meliputi :
a) pemilik kartu menyerahkan kartu dan menerima barang atau jasa yang dibeli
b) merchant memeriksa keabsahan kartu
c) merchant mencatat transaksi melalui alat khusus
d) mencetak transaksi pada slip khusus
e) pemilik kkartu menandatangani slip
f) merchant memeriksa keabsahan tanda tangan
g) merchant memberikan salinan slip kepada pemilik kartu
h) kartu dikembalikan kepada pemilik kartu
9. Merchant melakukan penagihan kepada acquirer dengan menggunakan slip
penjualan. Periode penagihan sudah ditentukan terlebih dahulu dalam perjanjian
merchant dengan issuer.
10. Acquirer memeriksa keabsahan slip penjualan
11. Acquirer membayar kepada merchant sebesar jumlah transaksi setelah dikurangi
diskon yang besarnya telah ditentukan sebelumnya dalam perjanjian antara issuer
dengan merchant (kurang lebih sekitar 4% dari nilai transaksi).
12. Acquirer melakukan penagihan pada issuer (termasuk dengan interchange fee
sebesar 2% dari nilai transaksi). Nilai interchange fee yang sebelumnya telah
ditentukan dahulu dalam perjanjian acquirer dengan issuer.
13. Issuer membayar kepada acquirer (reimbursement ditambah interchange fee).
14. Issuer melakukan penagihan kepada pemilik kartu sesuai waktu yang telah
diperjanjikan sebelumnya, melalui atau tanpa acquirer. Pemilik kartu wajib
membayar sebesar pembayaran minimum yang semula telah ditetapkan. Apabila
pemilik kartu langsung melunasi seluruh tagihan maka tahapannya selesai sampai
disini, sedangkan jika hanya membayar sebagian atau sampai batas minimum
maka sisa pembayaran harus dilunasi pada jangka waktu tertentu sejak penagihan
dengan ditambah dengan bunga.laporan tagihan yang dikirimkan secara periodik
pada tanggal tertentu oleh issuer kepada pemilik kartu berisi antara lain :
a) nomor kartu
b) tanggal tagihan dari laporan tagihan tersebut
c) tanggal jatuhtempo pembayaran atas tagihan tersebut
d) tanggalposting
e) tanggal transaksi
f) jumlah tagihan
g) besarnya pembayaran minimum (biasanya berkisar20% dari jumlah tagihan)
h) batas maksimum kredit
i) tunggakan
15. Pemilik kartu melakukan pembayaran kepada issuer melalui atau tanpa acquirer
(pembayaran minimum, angsuran, bunga, dan biaya lainnya)
Mekanisme yang melibatkan pihak acquirer sebenarnya bisa sangat bervariasi yang
tergantung pada jenis tanggung jawab atau tugas yang dilimpahkan issuer kepada
acquirer sesuai perjanjian.
b. Tanpa Melibatkan Pihak Acquirer
1. Penerbitan kartu oleh issuer.
2. Perjanjian antara issuer dengan merchant.
3. Permohonan kartu kredit oleh calon pemilik kartu.
4. Analisis oleh issuer mengenai kelayakan calon pemilik kartu.
5. Perjanjian antara issuer dengan pemilik kartu.
6. Pemberian kartu kredit kepada pemilik kartu.
7. Penggunaan kartu oleh pemilik kartu untuk pembelian pada merchant yang telah
ditunjuk dan mempunyai jalinan kerja sama dengan issuer. Merchan umumnya
memasang logo issuer untuk memudahkan pemilik kartu dalam menentukan jenis
kartu yang akan mereka gunakan. Selain itu, merchant tertentu juga menetapkan
biaya sekitar 2% dari nilai transaksi. Tahap ini meliputi :
a) pemilik kartu menyerahkan kartu dan menerima barang atau jasa yang dibeli
b) merchant memeriksa keabsahan kartu
c) merchant mencatat transaksi melalui alat khusus
d) mencetak transaksi pada slip khusus
e) pemilik kkartu menandatangani slip
f) merchant memeriksa keabsahan tanda tangan
g) merchant memberikan salinan slip kepada pemilik kartu
h) kartu dikembalikan kepada pemilik kartu
8. Merchant melakukan penagihan kepada issuer dengan menggunakan slip
penjualan.
9. Issuer memeriksa keabsahan slip penjualan
10. Issuer membayar kepada merchant sebesar jumlah transaksi setelah dikurang
diskon yang besarnya telah ditentukan sebelumnya dalam perjanjian antar issuer
dengan merchant
16. Issuer melakukan penagihan kepada pemilik kartu, sesuai waktu yang telah
diperjanjikan sebelumnya, melalui atau tanpa acquirer. Pemilik kartu wajib
membayar sebesar pembayaran minimum yang semula telah ditetapkan. Apabila
pemilik kartu langsung melunasi seluruh tagihan maka tahapannya selesai sampai
disini, sedangkan jika hanya membayar sebagian atau sampai batas minimum
maka sisa pembayaran harus dilunasi pada jangka waktu tertentu sejak penagihan
dengan ditambah dengan bunga.laporan tagihan yang dikirimkan secara periodik
pada tanggal tertentu oleh issuer kepada pemilik kartu berisi antara lain :
a) nomor kartu
b) tanggal tagihan dari laporan tagihan tersebut
c) tanggal jatuhtempo pembayaran atas tagihan tersebut
d) tanggalposting
e) tanggal transaksi
f) jumlah tagihan
g) besarnya pembayaran minimum (biasanya berkisar20% dari jumlah
tagihan)
h) batas maksimum kredit
i) tunggakan
11. Pemilik kartu melakukan pembayaran kepada issuer melalui atau tanpa acquire
(pembayaran minimum, angsuran, bunga, dan biaya lainnya)

REFERENSI :

Triandaru, Santoso dan Budisantoso, Totok. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. 2006.
Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai