Non-Current Assets are basically long-term assets having bought with the intention of using them in the

business and their benefits are likely to accrue for a number of years. These Assets reveal information
about the investing activities of a company and can be either Tangible or Intangible. Examples include
Fixed Assets such as Property, Plant, Equipment, Land & Building, Long-term Investment in Bonds and
Stocks, Goodwill, Patents, Trademark etc.

Aset tidak lancar pada dasarnya adalah aset jangka panjang yang dibeli dengan niat menggunakan
mereka dalam bisnis dan manfaat mereka cenderung bertambah selama beberapa tahun. Aset ini
mengungkapkan informasi tentang kegiatan investasi perusahaan dan dapat berwujud atau tidak
berwujud. Contohnya termasuk aset tetap seperti properti, pabrik, peralatan, Land & Building, investasi
jangka panjang dalam obligasi dan saham, Goodwill, paten, merek dll.

Types of Non-Current Assets

#1 – Tangible Assets

Assets which physically exist i.e. which can be touched. Tangible Assets are usually valued at Cost Less
Depreciation. Tangible Assets Examples include Land, Property, Machinery, Vehicles etc. However, it is
worthwhile to note that not all Tangible Assets depreciate in value. Examples are like land are often
revalued over a period of time in the Balance Sheet of the Company. Also, have a look at Net Tangible
Assets

#1-aset berwujud

Aset yang secara fisik ada yaitu yang dapat disentuh. Aset berwujud biasanya dihargai dengan biaya
kurang penyusutan. Contoh aset berwujud termasuk tanah, properti, mesin, kendaraan dll. Namun, ada
baiknya untuk dicatat bahwa tidak semua aset berwujud menyusut dalam nilai. Contoh seperti tanah
sering revaluasi selama periode waktu di neraca perusahaan. Juga, lihat aset berwujud bersih

#3 – Intangible Assets

Assets that do not physically exist but has economic value falls under this category. For an asset to be
categorized as Intangible the following criteria must be satisfied:

It must be Identifiable.

The organization must have the means to obtain economic benefits from such an asset.

#3 – aset tak berwujud

Aset yang tidak ada secara fisik tetapi memiliki nilai ekonomi termasuk dalam kategori ini. Agar aset
dikategorikan sebagai tidak berwujud, kriteria berikut harus dipenuhi:

Ini harus diidentifikasi.

Organisasi harus memiliki sarana untuk memperoleh manfaat ekonomi dari aset tersebut.

An intangible asset can either be generated internally by the business or it can be acquired by way of
separate purchase (through mergers vs Acquisitions etc.). Intangible Assets Examples include Goodwill,
Patent Trademark etc. Intangible Assets are recorded in the Balance Sheet according to the cost or
Revaluation Model (Discussed in detail below). However, it is pertinent to note that Goodwill is not
amortized but tested for impairment at least annually and an impairment loss is recognized in those
cases where carrying value exceeds the fair value of the intangible asset.

Aset tidak berwujud dapat dihasilkan secara internal oleh bisnis atau dapat diperoleh dengan cara
pembelian terpisah (melalui merger vs akuisisi dll). Contoh aset tidak berwujud termasuk Goodwill,
paten merek dagang dll. Aset tak berwujud dicatat dalam neraca sesuai dengan biaya atau revaluasi
model (dibahas secara rinci di bawah ini). Namun, hal ini relevan untuk dicatat bahwa Goodwill tidak
diamortisasi tetapi diuji untuk penurunan nilai setidaknya setahun dan kerugian penurunan nilai diakui
dalam kasus di mana nilai tercatat melebihi nilai wajar dari aset tidak berwujud.

Intangible Assets like Patents, Copyrights, etc

“Other intangible assets” examples primarily include corporate intellectual property such as patents,
trademarks, copyrights & business methodologies. Intangible assets on the balance sheet are recognized
only when they are bought from an external entity, not if they are developed internally. Note that
“other intangible assets” are amortized.

#4 – Goodwill

When one company buys another company, it is buying more than just assets on a balance sheet. It’s
also buying some intangibles, like the quality of the employees and client base, its reputation, or its
brand name. This implies that the firm purchasing another business pays more than the fair market
value of the business assets. If the excess purchase price cannot be attributed to patents, brands,
copyrights or other intangible assets, it is recorded as Goodwill.

#4 – Goodwill

Ketika salah satu perusahaan membeli perusahaan lain, itu adalah membeli lebih dari sekedar aset pada
neraca. Ini juga membeli beberapa tak berwujud, seperti kualitas karyawan dan basis klien, reputasinya,
atau nama merek. Ini menyiratkan bahwa perusahaan membeli bisnis lain membayar lebih dari nilai
pasar yang adil dari aset bisnis. Jika harga pembelian berlebih tidak dapat dikaitkan dengan paten,
merek, hak cipta atau aset tidak berwujud lainnya, maka dicatat sebagai Goodwill.