Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BAB 11

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Di susun oleh :

Aldrin Arisko ( 22 2017 040)

Gineo Naro Wirana (22 2016 163)

Mata Kuliah : Sistem Informasi Akutansi 2

Dosen Pembimbing : Welly,SE,.M.SI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2020-2021
PEMBAHASAN

Pengauditan (auditing) adalah proses sistematik atas pemerolehan dan


pengevaluasian bukti mengenai asersi-asersi tentang tindakan dan kejadian
ekonomi dalam rangka menentukan seberapa baik kesesuaiannya dengan
kriteria yang ditetapkan.

Pengauditan internal (internal auditing) adalah sebuah aktivitas


independen, menjamin objektivitas serta konsultasi yang didesain untuk
menambah nilai serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi,
termasuk membantu dalam desain dan implementasi dari sebuah SIA.

Ada beberapa jenis berbeda dari audit internal :

1. Audit Keuangan (financial audit) memeriksa keterandalan dan integritas


dari transaksi-transaksi keuangan, catatan akuntansi, dan laporan keuangan

2. System informasi (information system) atau audit pengendalian internal


(internal control audit) memeriksa pengendalian dari sebuah SIA untuk
menilai kepatuhannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian
internal serta efektifitas dalam pengamanan asset

3. Audit operasional (operational audit) berkaitan dengan penggunaan secara


ekonomis dan efisien atas sumber daya dan pencapaian tujuan serta
sasaran yang ditetapkan

4. Audit kepatuhan (compliance audit) menentukan apakah entitas mematuhi


hukum, peraturan, kebijakan, dan prosedur yang berlaku.

5. Audit investigative (investigative audit) menguji kejadian-kejadian dari


penipuan (fraud) yang mungkin terjadi, penggunaan asset yang tidak tepat,
pemborosan dan penyalahgunaan, atau aktivitas tata kelola yang buruk.

Sebaliknya, audit eksternal bertanggung jawab pada para pemegang saham


perusahaan dan biasanya berkaitan dengan pengumpulan bukti yang
diperlukan untuk menyatakan sebuah opini pada laporan keuangan. Para
auditor eksternal mungkin memerlukan kemampuan khusus untuk :

1. Menentukan bagaimana audit akan dipngaruhi oleh teknologi informasi

2. Menilai dan mengevaluasi pengendalian tekonologi informasi

3. Mendesain dan menjalankan baik pengujian atas pengendalian TI maupun


pengujian substantive

I. Sifat Pengauditan

A. Tinjauan Menyeluruh Proses Audit

Audit dapat dibagi ke dalam empat tahap :

- Perencanaan

- Pengumpulan bukti

- Pengevaluasian bukti

- Komunikasi hasil audit

Pengumpulan Bukti Audit


Perencanaan Audit Observasi atas aktivitas operasi
Menetapkan lingkup dan tujuan Pemeriksaan atas dokumentasi
Mengatur tim audit Diskusi dengan para pegawai
Mengembangkan pengetahuan atas operasi bisnis Kuesioner
Memeriksa hasil audit sebelumnya Pemeriksaan fisik atas asset-aset
Mengidentifikasi factor-faktor risiko Konfirmasi melalui pihak ke tiga
Menyiapkan program audit Melakukan ulang atas prosedur-prosedur
Memeriksa bukti pendukung atas dokumen
sumber
Tinjauan analitis
Penarikan sampel audit

Pengomunikasian Hasil Audit Evaluasi Atas Bukti Audit


Memformulasikan kesimpulan audit Menilai kualitas dari pengendalian internal
Mengembangkan rekomendasi bagi Menilai keterandalan informasi
manajemen Menilai kinerja pengoperasian
Menyiapkan laporan audit Mempertimbangkan kebutuhan akan bukti
Menyajikan hasil audit ke manajemen tambahan
Mempertimbangkan factor-faktor risiko
Mempertimbangkan factor-faktor
materialitas
Mendokumentasikan temuan temuan audit
1) Perencanaan Audit

Audit direncanakan, sehingga jumlah terbesar pekerjaan audit berfokus


pada area dengan factor-faktor risiko tertinggi. Terdapat tiga jenis risiko
audit :

a. Risiko Bawaan (inherent risk) adalah kelemahan terhadap risiko


material Karena tidak tersedianya pengendalian internal.

b. Risiko Pengendalian (control risk) adalah risiko saat suatu salah saji
material akan melampaui struktur pengendalian internal ke dalam
laporan keuangan.

c. Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko saat para auditor dan
prosedur auditnya akan gagal mendeteksi sebuah kesalahan atau salah
saji yang material.

2) Pengumpulan Bukti Audit

a. Obseravasi atas aktivitas aktivitas yang di audit (misalnya


menyaksikan bagaimana personel pengendalian data menangani
pekerjaan pengolahan data saat diterima).

b. Pemeriksaan atas dokumentasi untuk memahami bagaimana sebuah


proses atau system pengendalian internal tertentu harusnya berfungsi.

c. Diskusi dengan para pegawai mengenai pekerjaan mereka dan


bagaimana mereka melakukan prosedur-prosedur tertentu.

d. Kuesioner untuk mengumpulkan data

e. Pemeriksaan fisik atas kuantitas atau kondisi dari asset berwujud


seperti peralatan dan persediaan
f. Konfirmasi (confirmation) atas ketetapan informasi seperti saldo akun
pelanggan, melalui komunikasi dengan pihak ketiga yang independen

g. Melakukan ulang (reperformance) atas perhitungan untuk


memverifikasi informasi kuantitif

h. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) untuk validitas dari sebuah


transaksi dengan memeriksa dokumen pendukung, sepeti pesanan
pembelian, laporan penerimaan, dan faktur penjualan yang mendukung
sebuah transaksi utang

i. Tinjauan analitis (analytical review) atas hubungan dan trend antar


informasi untuk mendeteksi hal-hal yang seharusnya diselidiki lebih jauh.

3) Pengevaluasi Bukti Audit

1) Menentukan materialitas  apa yang penting dan tidak penting dalam


audit adalah sebuah masalah pertimbangan profesional.

2) Penjaminan memadai  mendapatkan jaminan penuh bahwa informasi


yang benar adalah mahal, maka auditor menerima tingkatan yang masuk
akal atas risiko bahwa kesimpulan audit salah.

4) Komunikasi Hasil Audit

Auditor mengirimkan sebuah laporan tertulis yang merangkum


temuan-temuan audit dan rekomendasi kepada manajemen, komite audit ,
dewan direksi, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

 Pendekatan Audit Berbasis Risiko

1. Menentukan ancaman yang akan dihadapi perusahaan.

Adalah sebuah daftar dari penyalahgunaan dan perusakan yang secara


kebetulan atau disengaja pada sistem terbuka.

2. Mengidentifikasi prosedur pengendalian yang mencegah, mendeteksi atau


memperbaiki ancaman.
Hal tersebut adalah seluruh pengendalian yang harus dipertimbangkan
manajemen dan harus diperiksa, diujiauditor untuk meminimalkan ancaman.

3. Mengevaluasi prosedur pengendalian

 Tinjauan sistem  menentukan apakah prosedur pengendalian benar-


banar dilaksanakan

 Uji pengendalian  dilakukan untuk menentukan apakah pegendalian


yang berjalan seperti yang dikehendaki

4. Mengevaluasi kelemahan

Jika auditor menentukan bahwa risiko pengendalian terlalu tinggi


karena sistem pengendalian tidak memadai, auditor mungkin harus
mengumpulkan bukti yang lebih baik, atau yang lebih tepat waktu.

Pendekatan berbasis risiko memberikan para auditor sebuah


pemahaman yang lebih jelas atas penipuan dan kesalahan yang dapat terjadi
serta risiko dan pengungkapan yang terkait.

 Audit Sistem Informasi

Tujuan dari sebuah audit sistem informasi adalah untuk memeriksa dan
mengevaluasi pengendalian internal yang melindungi sistem. Ketika melakukan
sebuah audit sistem informasi, para auditor seharusnya memastikan bahwa tujuan
berikut telah dicapai :

TUJUAN 1 : Keamanan secara menyeluruh

Prosedur pengendalian untuk meminimalkan ancaman-ancaman termasuk


pengembangan sebuah rencana kemanan/perlindungan informasi. Prosedur
tinjauan sistem meliputi memeriksa dengan seksama pada situs
komputer,mewawancarai personal,meninjau kebijakan dan prosedur, serta
memriksa log akses,kebijakan asuransi, dan rencana pemulihan bencana
Para auditor memeriksa pengendalian keamanan dengan mengamati
prosedur,memverifikasi bahwa pengendalian dilaksanakan dan bekerja sesuai
yang dikehendaki,menyelidiki kesalahan atau masalah untuk memastikan mereka
ditangani dengan benar,dan memriksa segala pengujian yang dilakukan
sebelumnya.

TUJUAN 2 : Pengembangan program dan akuisisi

2 hal yang dapat menjadi kesalahan dalalam pengembangan program :

1. Kelalaian pemograman yang berkaitan dengan kurangnya pemahaman


tentang spesifikasi sistem atau pemograman yang teledor

2. Instruksi yang tidak diotorisasi dengan sengaja disisipkan ke dalam


program.

TUJUAN 3 : Modifikasi Program

Ancaman-ancaman yang terjadi dalam pengembangan program juga terjadi


selama modifikasi program .

TUJUAN 4 : Pemrosesan Komputer

Selama pemoresan komputer, sistem mungkin gagal mendeteksi input yang


salah, tidak memperbaiki kesalahan input dengan benar, memproses input salah
atau tidak mendistribusikan atau mengungkapkan output dengan tepat. Para
auditor secara periodik mengevaluasi ulang pengendalian pemrosesan untuk
memastikan keterandalan berkelanjutan. Jika mereka tidak puas ,pengendalian
pengguna data dan data sumber mungkin cukup kuat untuk mengimbangi.Jika
tidak, terdapat sebuah kelemahan material dan langkah harus mengeliminasi
kekurangan pengendalian . Beberapa prosedur dalam pemrosesan komputer :

a. Pengolahan data Pengujiaan

 Sebuah daftar atas transaksi – transaksi aktual


 Transaksi – transaksi pengujian yang digunakan perusahaan untuk
menguji program.

 Sebuah tes pembuat data,yang menyiapkan data pengujian berdasarkan


spesifikasi program.

b. Teknik – teknik Audit Bersamaan

Oleh karena transaksi – transaksi dapat diproses dalam sistem online tanpa
meninggalkan jejak audit , maka bukti yang dikumpulkan setelah data
diproses tidaklah cukup untuk tujuan audit. Para auditor biasanya
menggunakan lima teknik audit bersamaan sebagai berikut :

 Integrated Test Facility ( ITF )

Menyisipkan catatan – catatan fiktif yang merepresentasikan divisi,


departemen ,pelanggan atau pemasok fiktif dalam file induk
perusahaan. ITF secara efektif menguji sistem pemrosesan online ,
karena transaksi – transaksi pengujian dapat sering dikirimkan
,diproses dengan transaksi – transaksi aktual dan ditelusuri melalui
setiap tahap pemrosesan tanpa menganggu operasi pemrosesan reguler.

 Teknik Snapshot

Menandai transaksi – transaksi dengan kode khusus, mencatatnya


beserta catatan file induknya sebelum dan sesudah pemrosesan dan
menyimpan data untuk kemudian memvertifikasi bahwa seluruh
langkah pemrosesan dilakukan dengan benar.

 System Control Audit Review File ( SCARF)

Mengunakan modul audit yang dilekatkan terus – menerus mengawasi


aktivitas transaksi – transaksi , mengumpulkan data dalam transaksi
dengan sifnifikansi audit khusus, serta menyimpan untuk kemudian
mengidentifikasi dan menyelidiki transaksi – transaksi yang
dipertanyakan.
 Audit Hooks

Runtintas audit yang memberitahu para auditor atas transaksi –


transaksi yang dipertanyakan, biasanya saat transaksi – transaksi
tersebut terjadi.

 Continuous and Intermittent Simulation ( CIS )

Melekatkan sebuah modul audit dalam sebuah sistem manajemen


database yang mengunakan kriteria khusus yang memeriksa seluruh
transaksi yang memperbarui database.

c. Analisis Atas Logika Program

Analisis ini membutuhkan banyak waktu dan kecakapan dalam bahasa


pemograman yang sesuai, sehingga analisis ini sebaiknya digunakan sebagai
langkah terakhir. Auditor juga menggunakan paket – paket perangkat lunak
sebagai berikut :

 Program bagan alir otomatis , ialah perangkat lunak yang


mengartikan kode sumber sebuah program dan menghasilkan sebuah
bagan alir atas logika program.

 Program tabel keputusan otomatis , ialah perangkat lunak yang


mengartikan kode sumber sebuah program dan menghasilkan sebuah
tabel keputusan atas logika program.

 Rutinitas pemindaian , ialah perangkat lunak yang mencari sebuah


program untuk seluruh kejadian atas komponen – komponen tertentu.

 Program pemetaan , ialah perangkat lunak yang mengidentifikasi


kode program yang tidak dilakukan.

 Penelusuran program, secara berurutan mencetak seluruh langkah –


langkah program yang dilakukan ketika sebuah program berjalan ,
bercampur sengan output reguler sehingga urutan kejadiaan yang
dijalankan program dapat diamati.
Kerangka kerja untuk audit atas Pengendalian Pemrosesan Komputer

Jenis – jenis Kesalahan dan Penipuan

- Kegagalan mendeteksi data input yang salah , tidak lengkap atau tidak
diotoritas.

- Kegagalan untuk tidak mengoreksi kesalahan dengan benar yang ditandai


dengan prosedur pengeditan data.

- Distribusi atau pengukapan yang tidak tepat.

- Ketidakpastian yang disengaja dalam pelaporan

Prosedur Pengendalian

- Rutinitas pengeditan data.

- Penggunaan yang tepat.

- Prosedur perbaikan kesalahan yang efektif.

- Pengawasan yang kompeten atas operasi komputer.

- Pemeliharaan atas kondisi lingkungan yang baik dalam fasilitas komputer.

Prosedur Audit : Tinjauan Sistem

- Memeriksa dokumentasi administratif untuk memproses standar


pengendalian.

- Memeriksa dokumentasi sistem untuk pengeditan data dan pengendalian


pemrosesan lainnya.

- Memeriksa dokumentasi pengoperasian atau kelengkapan dan kejelasan.

- Memeriksa salinan daftar kesalahan.

- Mendiskusikan pengendalian pemrosesan dan output dengan para operator


dan pengawas sistem informasi.

Prosedur Audit : Pengujian Atas Pengendalian


- Mengevalusi kecukupan dan pengendalian pengeditan data.

- Memvertifikasi ketaatan atas prosedur pengendalian pemrosesan.

- Menelusuri sebuah sampel dari kesalahan rutinitas edit data untuk


memastikan penangan yang tepat.

- Memvertifikasi ketepatan pemrosesan atas transaksi – transaksi yang


dihasilkan komputer.

- Mencari kode yang salah atau tidak diotorisasi melalui analisa atau logika
progam.

- Mengecek ketepatan dan kelengkapan dari pengendalian pemrosesan


mengunakan data pengujian.

Pengendalian Kompensasi

- Pengendalian pengguna yang kuat dan pengendalian atas data sumber yang
efektif.

 ANALISIS ATAS LOGIKA PROGRAM

Jika para auditor mencurigai bahwa sebuah program memuat kode yang tidak
diotorisasi atau kesalahan serius, sebuah analisis mendetail atas logika
program mungkin diperlukan. Analisis ini membutuhkan banyak waktu dan
kecakapan dalam bahasa pemrograman yang sesuai, sehingga analisis ini
sebaiknya digunakan sebagai langkah terakhir. Para auditor menganalisis
pengembangan, pengoperasian dan pendokumentasian program demikian juga
pada cetakan dari kode sumber. Auditor juga menggunakan paket-paket
perangkat lunak berikut :

 Program bagan alir otomatis mengartikan kode sumber dan


menghasilkan sebuah bagan alir program
 Program table keputusan otomatis mengartikan kode sumber dan
menghasilkan sebuah table keputusan.

 Rutinitas pemindaian mencari sebuah program untuk seluruh kejadian


atas komponen-komponen tertentu.

 Program pemetaan mengidentifikasi kode program yang tidak


dilaksanakan. Perangkat lunak ini dapat menemukan kode program
yang disisipkan oleh seorang pemrogram jahat untuk menghapus file
computer ketika ia diberhentikan.

 Penelusuran program secara berurutan mencetak seluruh langkah-


langkah program yang dilakukan ketika sebuah program berjalan,
bercampur dengan output regular, sehingga urutan kejadian yang
dijalankan program dapat diamati.

TUJUAN 5 : Data Sumber

Matriks pengendalian input digunakan untuk mendokumentasikan


pemeriksaan atas pengendalian data sumber. Fungsi pengendalian data harus
independen (bebas) dari fungsi lainnya, melindungi sebuah log pengendalian data,
menangani kesalahan dan memastikan keseluruhan efisiensi dari operasi.
Meskipun pengendalian data sumber mungkin tidak sering mengalami perubahan,
seberapa ketatnya pengendalian tersebut diterapkan dapat berubah, para auditor
harus secara teratur mengujinya.

Auditor menguji system dengan mengevaluasi sampel data sumber untuk


otorisasi denga tepat, merekonsiliasi pengendalian batch, serta mengevaluasi
apakah kesalahan edit data telah diatasi dan dikirim ulang untuk pemrosesan.

TUJUAN 6 : File Data

Tujuan memperhatikan tentang ketepatan, integritas dan keamanan atas


data yang disimpan dalam file yang dapat dibaca mesin. Pendekatan pengauditan
denga tujuan adalah sebuah upaya yang komprehensif, sistematik dan efektif atas
evaluasi pengendalian internal. Pendekatan ini dapat diimplementasikan
menggunakan sebuah checklist prosedur audit bagi setiap tujuan. Checklist ini
membantu auditor mencapai sebuah kesimpulan terpisah untuk tiap-tiap tujuan
dan menyarankan pengendalian kompensasi (pengganti) yang baik.

 PERANGKAT LUNAK AUDIT

Computer-assisted audit technique (CAATs) mengacu pada perangkat


lunak audit, sering disebut generalized audit software (GAS), yang
menggunakan spesifikasi yang disediakan auditor mengotomatiskan atau
menyederhanakan proses audit. Dua dari perangkat lunak yang paling popular
adalah Auditor Control Language (ACL) dan Interactive Data Extraction and
Analysis (IDEA). CAATs sangat sesuai untuk memeriksa file data yang besar
dalam mengidentifikasi catatan yang memerlukan pengawasan audit lebih
jauh.

Penggunaan CAATs

 Meminta file data untuk memuat catatan yang memenuhi kriteria


tertentu.

 Membuat, memperbarui, membandingkan, mengunduh, dan


menggabungkan file.

 Merangkum, menyortir, dan menyaring data.

 Mengakses data dalam format yang berbeda dan mengubah data ke dalam
sebuah format umum.

 Menguji catatan-catatan atas kualitas, kelengkapan, konsistensi dan


kebenaran.

 Membagi catatan berdasarkan tingkatan, memilih dan menganalisis sampel


statistis.
 Pengujian atas resiko tertentu dan mengidentifikasi bagaimana
pengendalian atas resiko tersebut.

 Melakukan penghitungan, analistis statistic, dan operasi matematis


lainnya.

 Melakukan pengujian analitis, seperti analisis rasio dan tren, mencari pola
data yang tidak diduga atau tidak dijelaskan yang mungkin
mengidentifikasi penipuan.

 Mengidentifikasi kebocoran financial, ketidakpatuhan atas kebijakan, dan


kesalahan, pengolahan data.

 Merekonsiliasi perhitungan fisik dengan jumlah yang dikomputasi,


menguji ketepatan kasir atas perluasan dan saldo, menguji item-item
salinan.

 Memformat serta mencetak laporan dan dokumen.

 Membuat kertas kerja elektronik.

Contoh aplikasi atau perangkat lunak audit

ACL adalah sebuah software yang dirancang secara khusus untuk menganalisa


data dan menghasilkan laporan audit baik untuk pengguna biasa (common/
nontechnical users)  maupun pengguna ahli (expert users).
Keuntungan Menggunakan ACL

1. Mudah dalam penggunaan.


2. Built- in audit dan analisis data secara fungsional
3. Kemampuan menangani ukuran file yang tidak terbatas
4. Kemampuan mengekspor hasil audit
5. Pembuatan laporan berkualitas tinggi

Manfaat ACL menggunakan ACL


 Dapat membantu dalam mengakses data baik langsung (direct) kedalam
sistenm jaringan ataupun indirect (tidak langsung) melalui media lain seperti
softcopy dalam bentuk text file/report.
 Menempatkan kesalahan dan potensial “fraud” sebagai pembanding dan
menganalisa file-file menurut aturan-aturan yang ada.
 Mengidentifikasi kecenderungan/gejala-gejala, dapat juga menunjukan dengan
tepat sasaran pengecualian data dan menyoroti potensial area yang menjadi
perhatian.
 Mengidentifikasi proses perhitungan kembali dan proses verifikasi yang
benar.
 Mengidentifkasi persoalan sistem pengawasan dan memastikan terpenuhinya
permohonan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan.
 Aging dan menganalisa account receivable/payable atau beberapa transaksi
lain dengan menggunakan basis waktu yang sensitive. 

5 Siklus Data Acl


•         Perencanaan
Rencanakan pekerjaan anda sebelum memulai sebuah project. Dengan
merumuskan jelas tujuanya sebelum mulai analisis, dengan mengembangkan
strategi dan waktu serta sumber daya.
•         Akses Data
Langkah berikutnya adalah mengakses data yang digariskan dalam rencana
strategis. Dengan mencari, meminta, dan mentransfer data sebelumnya untuk
membacanya dengan ACL.
•      Integritas data Verifikasi Data
Setelah menerima data, maka diperlukan untuk menguji integritas. Jika
anda memulai project anda tanpa harus diverifikasi terlebih dahulu data
yang integritas, ada kemungkinan tidak lengkap atau tidak benar.
•      Analisis Data
Dalam analisis tahap melakukan tes yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. Anda mungkin akan menggunakan kombinasi perintah, filter, dan
hitungan dalam analisis Anda.
•      Pelaporan Hasil
Tergantung pada proyek tersebut, Anda mungkin perlu membuat laporan
dari yang dihasilkan. ACL dapat membuat berbagai jenis laporan,
termasuk multiline, detail, dan ringkasan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart. 2014 Sistem Informasi
Akuntansi: Accounting Information Systems (Edisi 13), Prentice Hall.
Charles T. Horngren dan Walter T.Harrison. 2007. Akutansi Jilid 1, Edisi ke-
7. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sadeli, Lili M, Haji, 2010. Dasar-dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK No.1 : Pengertian Laporan Keuangan)
Financial Accounting Standards Board (FASB). 1978. “Statement of
Financial Accounting Concepts No.1: Objectives of Financial Reporting
by Business Enterprises”. Stamford. Connecticut.
American Accounting Association. 2001. SEC Auditor Independence
Requirements. AAA Financial Accounting Standards Committee, vol:
15, no: 4, hal: 373-386.
Farid dan Siswanto. 2011. Analisis Laporan Kuangan. Jakarta: Bumi Aksara
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. 2011. Intermediate
Accounting Volume 1 IFRS Edition. United States of America : Wiley.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No. 1
: Penyajian Laporan keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Safri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
S. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Liberty : Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa. Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai