Anda di halaman 1dari 20

RMK

Pasar Modal (bab 1)

Oleh:
Kelompok VI

1. Putu Sherly Ariani (1832122003)


2. Ni Luh Putu Siska Ekayanti (1832122015)
3. Ni Kadek Sri Kartika (1832122060)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2019/2020
Sejarah Singkat Perkembangan Pasar Modal Di Indonesia

Pasar modal Indonesia didirikan pada tahun 1900-an ketika Indonesia dijajah Belanda.
Kemudian pasar modal Indonesia mengalami pasang surut, sempat mengalami pasang surut
pada masa orde lama. Perkembangan pasar modal Indonesia pada masa orde baru dimulai 10
Agustus 1977 ketika pasar modal Indonesia diaktifkan kembali oleh pemerintah, bapepam
dan PT. Dana Reksa. Akan tetapi, pasar modal Indonesia baru berkembang dengan pesat
setelah pemerintah melakukan deregulasi pada pasar modal dan perbankan dengan
mengeluarkan Pakto 1988. Hal ini terus berlangsung sampai tahun 1997 ketika krisis
ekonomi menghantam Indonesia.

Pasar modal Indonesia mulai bangkit pada tahun 2002 yang ditandai dengan kenaikan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 8% setelah mengalami penurunan sebesar 6% pada
tahun 2001 dan 39% pada tahun 2000. Setelah itu pasar modal Indonesia terus berkembang
dengan cukup baik, puncaknya pada tanggal 9 Januari 2008 dimana IHSG mencacat rekor
tertinggi nya pada level 2.830,26. Akan tetapi krisis ekonomi global yang disertai dengan
penurunan harga minyak membawa dampak buruk terhadap pasar modal Indonesia, hal ini
menyebabkan pasar modal Indonesia ditutup pada level 1,355.41 di akhir tahun 2008 atau
turun 51% dari penutupan akhir 2007. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia yang
disertai dengan kondisi politik yang kondusif setelah pemilu 2009 mampu membuat pasar
modal Indonesia untuk kembali pada level 2000, terakhir pada penutupan 18 Desember IHSG
ditutup pada level 2,509.58

Pengertian Go Public

Pada hakekatnya go public secara terjemahannya adalah proses perusahaan yang “go public
atau pergi ke masyarakat”, artinya perusahaan itu memasyarakatkan dirinya yaitu dengan
jalan memberikan sarana bagi masyarakat untuk masuk dalam perusahaannya, yaitu dengan
menerima penyertaan masyarakat dalam usahanya, baik dalam pemilikan maupun dalam
penetapan kebijakan pengelolaan. Go public adalah penawaran saham atau obligasi kepada
masyarakat umum untuk pertama kalinya. Pertama kali, artinya bahwa pihak
emiten/perusahaan yang menerbitkan efek pertama kalinya melakukan penjualan efek.
Peristiwanya disebut penawaran efek/surat berharga, sedangkan kegiatan ini disebut sebagai
pasar perdana (primary market). Efek yang telah dijual ke masyarakat umum, selanjutnya
akan dicatatkan di bursa efek. Di Indonesia terdapat satu bursa efek, yaitu Bursa Efek
Indonesia (BEI). alam istilah pasar modal, go public sering disebut sebaga IPO (initial public
offering), yaitu penawaran pasar perdana kepada masyarakat. Perusahaan memiliki berbagai
alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya dengan menggunakan laba yang
ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari
kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang,
maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan
melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan
kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go public. Penawaran Umum atau sering pula
disebut Go Public adalah kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh
Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Arti
dari go public yang sering kita dengar adalah istilah yang dipakai oleh suatu perusahaan yang
mengijinkan masyarakat memiliki perusahaan tersebut dengan cara membeli saham. Go
public adalah gaya baru menjadi investor sebuah perusahaan tanpa bersusah payah
membangun perusahaan dari dari nol.

Alasan dilakukannya Go Public oleh perusahaan

Ada dua hal secara garis besar yang melatarbekangi perusahaan melakukan go public. Dua
hal tersebut berkaitan dengan aspek finansial maupun nonfinansial.

·         Aspek Finansial : Perusahaan melakukan go public untuk refinancing atau restrukturasi


permodalan, yaitu meningkatkan permodalan, memperbaiki struktur keuangan perusahaan
(Debt Equity Ratio),  mengurangi Cost Of Fund, dan merupakan sumber pendanaan Jangka
Panjang.

·         Aspek nonfinansial : perusahaan melakukan go public untuk meningkatkan


kepercayaan masyarakat, meningkatkan profesionalisme, dalam rangka pemasaran
perusahaan melalui ekspansi bisnis atau perluasan usaha, investasi baru dan mengambil alih
usaha lain.

Konsekuensi dari Go Public

1.      Berbagai kepemilikan
Perusahaan go public yang menjual sahamnya pasar bursa, berarti proses kepemilikannya
hanya dimiliki oleh pendiri kini sebagian dimiliki oleh public. Hal ini berarti proses
kepemilikan para pendiri menjadi berkurang.

2.      Mematuhi peraturan pasar modal yang berlaku

Pasar modal memang menerbitkan berbagai peraturan. Namun semua ketentuan tersebut pada
dasarnya justru akan membantu perusahaan untuk berkembang dengan cara yang baik dimasa
mendatang. Para pemegang saham, pendiri,dan manajemen perusahaan tidak perlu khawatir
dengan berbagai pemenuhan peraturan tersebut, karena cukup banyak pihak profesional yang
dapat manfaatkan jasanya untuk membantu.

3.      Biaya laporan yang meningkat

Salah satu kewajiban perusahaan yang harus lakukan adalah melakukan pengungkapan secara
luas (extent of sclosure), akurat, benar, dan akuntable baik yang terkait financial maupun non
financial. Dengan demikian, terdapat konsekuensi logis yang harus ditanggung perusahaan
yang go public, yaitu tambahan biaya dalam rangka keterbukaan laporan perusahaan.

4.      Ketakutan untuk diambil alih

Sesungguhnya kekuatan ini tidak boleh terjadi, karena sebagaimana peraturan perundangan
yang berlaku bahwa yang jual untuk publik hanya sebagaian dari saham yang keluarkan
perusahaan. Untuk itu pemegang saham pendiri tetap memiliki potensi untuk mengendalikan
perusahaan. Kecuali jika pemegang saham pendiri bermaksut menjual keseluruhan porsi
saham yang dimiliki.

5.      Proses go public mengorbankan tenaga dan pengorbanan waktu

Proses go public membutuhkan jaminan kepastian kesehatan perusahaan, aset, hutang, modal,


manajemen, serta aspek lain. Go public berarti menjual saham ke masyarakat yang
membutuhkan kepastian keamanan investasi. Untuk itu perusahaan yang berkehendak
menjual saham ke publik lewat go public harus menanggung konsekuensi biaya profesi dan
lembaga penunjang pasar modal untuk membantu proses go public.

Proses Go Public

1.      Tahap Persiapan untuk Go Public


a.       Rekturisasi Perusahaan
b.      Pemberesan surat-surat dan    dokumentasic.    Dilakukan private placement
2.      Tahap Pendahuluan
a.       Penunjukan Pihak yang terlibat
b.      Proses underwriting
c.       Rekturisasi anggaran Dasar
d.      Pembuatan Laporan dan dokumentasi go public
e.       Pencatatan pendahuluan atas saham-saham di bursa efek
3.      Prses Pelaksanaan Go Public
a.       Proses pengajuan pernyataan pendaftaran
b.      Public expose
c.       Pembuatan dan percetak prospectus 
d.      Road show
e.       Penjatahan di Pasar Modal
f.       Proses jual-beli saham di Pasar Sekunder

Satuan Fraksi Saham

Pada Mei 2016, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah peraturan penetapan fraksi harga
( tick size  ). Saham yang berharga di bawah Rp200 memiliki fraksi saham Rp1 dengan
maksimal perubahan Rp10. Sementara, saham dengan rentang harga Rp200 sampai kurang
dari Rp500 memiliki fraksi saham Rp2 dengan maksimal perubahan Rp20. Saham harga
Rp500 sampai kurang dari Rp2000 memiliki fraksi saham Rp5 dengan maksimal perubahan
Rp50. Adapun saham dengan harga Rp2000 sampai kurang dari Rp5000 memiliki fraksi
saham Rp10 dengan maksimal perubahan Rp100, serta saham berharga Rp5000 ke atas
memiliki fraksi saham Rp25 dengan maksimal perubahan Rp250.
Fraksi harga saham adalah batasan rentang perubahan harga saham pada suatu saat. Sebagai
ilustrasi, saham PT X memiliki harga pembukaan ( opening price ) Rp175 atau memiliki
fraksi harga Rp1. Artinya, harga saham PT X tersebut hanya akan dapat berubah Rp1 per kali
penawaran dan maksimal perubahannya Rp10, atau harga penutupan maksimal bagi saham
terkait adalah Rp185 pada sesi perdagangan di hari tersebut.
Tujuan dari penetapan fraksi harga adalah untuk mengurangi volatilitas perubahan harga
saham di pasar modal serta menambah partisipasi masyarakat sebagai investor ritel sebab
biaya investasi menjadi lebih terjangkau, atau meningkatkan likuiditas dan aktivitas
perdagangan saham.
Penyelesaian Transaksi

Penerapan penyelesaian transaksi dana melalui bank sentral ini sesuai dengan salah
satu Principles for Financial Market Infrastructures (PFMI) yang dikeluarkan
oleh Committee on Payments of Market Infrastructure (CPMI) dan IOSCO. PFMI merupakan
standar internasional bagi infrastruktur pasar keuangan untuk memperkuat dan menjaga
stabilitas keuangan. 
 
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen
menambahkan bahwa tujuan fasilitas Full CeBM adalah untuk mengurangi risiko dan
meningkatkan efisiensi transaksi dipasar modal.
 
“Tujuannya adalah mengurangi risiko di intermediaries di pasar modal. Ini juga menjadi
bagian dari proses efisiensi yang menjadi tantangan ke depan karena investor identification
juga telah mencapai 1 juta investor. Bagi kami, masa depan pasar keuangan kita adalah
investor ritel,” tuturnya.
 
Sejak diimplementasikan pada 22 Juli — 2 Agustus 2019, rata-rata nilai perputaran dana di
BI terkait penyelesaian transaksi di pasar modal tercatat sebesar Rp11,4 triliun per hari.
Adapun rata-rata frekuensi dana masuk sebesar 233 instruksi per hari dan dana keluar sebesar
589 instruksi per hari.
 
Penerapan penyelesaian transaksi dana melalui bank sentral secara menyeluruh untuk
penyelesaian transaksi efek di pasar modal juga sesuai dengan salah satu PFMI nomor 9
tentang penyelesaian dana.

Di dalamnya, disebutkan bahwa penyelesaian dana untuk infrastruktur pasar keuangan akan
lebih baik menggunakan bank sentral. Tujuannya, untuk meminimalkan dan mengendalikan
risiko kredit dan risiko likuiditas atas penyelesaian dana tersebut. 
Untuk itu, KSEI selaku Financial Market Infrastructure (FMI) direkomendasikan untuk
melakukan penyelesaian transaksi dana melalui bank sentral.

Sebelumnya, penyelesaian dana terkait keperluan penyelesaian transaksi di pasar modal oleh
pemegang rekening KSEI, yakni perusahaan efek dan bank kustodian, harus dilakukan
melalui bank komersial yang ditunjuk oleh KSEI sebagai bank pembayaran. Dengan
penerapan Full CeBM, rekening khusus di bank yang digunakan untuk penempatan dana
yang tersimpan di rekening efek akan dilakukan di rekening giro KSEI di BI dan tidak lagi
ditempatkan dalam rekening KSEI di bank pembayaran. 

Implementasi Full CeBM dilakukan secara bertahap. Dalam tahap pertama, bank kustodian
wajib melakukan penyelesaian dana menggunakan sistem BI-RTGS untuk semua transaksi
dalam rupiah per Juni 2015. 

Selanjutnya, sistem BI-RTGS juga digunakan untuk transaksi Surat Berharga Negara (SBN)
dalam rupiah oleh perusahaan efek per Maret 2016. Kemudian, pada 2018, BI-RTGS mulai
digunakan oleh sebagian perusahaaan efek untuk penyelesaian transaksi dana. 

Penerapan Full CeBM dilakukan efektif per 22 Juli 2019, di mana seluruh pemegang
rekening KSEI telah melakukan penyelesaian dana menggunakan sistem BI-RTGS untuk
semua transaksi dalam rupiah. 

Penerapan Full CeBM juga didukung oleh penerbitan surat persetujuan OJK Nomor S-


675/PM.21/2019 pada tanggal 31 Mei 2019.

Ke depannya, KSEI juga berencana untuk menjadi anggota Sistem Kliring Nasional (SKN)
BI. Hal ini untuk memberikan alternatif penyelesaian dana yang lebih murah dan efisien bagi
Pemakai Jasa KSEI. 

Melengkapi penerapan Full CeBM ini, karena batas waktu penyelesaian transaksi tidak lagi
bergantung pada jam operasional bank pembayaran, maka sejak 22 Juli 2019, KSEI telah
memperpanjang waktu penyelesaian transaksi yang hingga pukul 16.00 WIB dari sebelumnya
pukul 15.00 WIB.
Sejak diberlakukan Full CeBM, bank pembayaran yang bekerja sama dengan KSEI dalam
periode 2019-2022, akan mengalami perubahan fungsi dari sebelumnya sebagai bank
penyelesaian dana transaksi di pasar modal menjadi bank penyedia fasilitas intraday kepada
perusahaan efek.

Instrumen Pasar Modal Indonesia

1. Saham
Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai
pemegang saham (Shareholder atau stockholder). Saham ada 2 macam yaitu saham preferen
(preferred stock) dan saham biasa (common stock). Saham preferen adalah jenis saham yang
memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulaif. Hak
kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang
mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun mengalami keuntungan, sehingga saham
preferen akan menerima laba dua kali. Sedangkan saham biasa adalah jenis saham yang akan
menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut,
maka pemegang saham biasa yang akan menderita terlebih dahulu.
2. Obligasi
Obligasi (Bond) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada
masyarakat yaitu diatas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi
(bondholder) dan pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi
yang dibayarkan.
3. Bukti Right
Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Hak memebeli dimiliki oleh pemegeng saham lama. Harga tertentu berarti harganya
sudah ditetapkan di muka dan biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike
price atau exercise price). Apabila pemegang saham lama yang menerima bukti right tidak
mampu atau idak berniat menukarkan bukti right dengan saham, maka bukti right tersebut
dapat dijual di bursa efek melalui broker efek. Apabila pemegang bukti right lalai
menukarkannya dengan saham dan waktu penukaran sudah kadaluwarsa, maka bukti right
tersebut tidak berharga lagi, atau pemegang bukti right akan menderita rugi.
4. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan
kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menrbitkan
obligasi. Pemegang waran tidak akan menderita kerugian apapun seandainya waran itu tidak
dilaksanakan. Pada saat harga pasar melebihi strike price waran, maka waran sudah saatnya
untuk ditukar dengan saham. Namun pemegang saham masih dapat menunggu sampai harga
saham mencapai tingkat tertinggi sepanjang waktu berlakunya belum kadaluwarsa. Apabila
pemegang warantidak ingin menebusnya, maka waran itu dapat dijual di bursa efek melalui
broker. Apabila waktu untuk mendapatkannya sudah kadaluwarsa dan pemegang waran lalai
menebusnya, maka waran tersebut akan menjadi kertas yang tidak bernilai lagi.
5. Produk turunan atau biasa atau disebut derivative
Contoh produk derivative adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi. Indeks saham
dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan
lindungi nilai (hedging). Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang
secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli dan harga
jual. Mekanisme perdagangan produk derivative ini dilakukan

Lembaga yang terlibat Pasar Modal Indonesia

1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


            Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU nomor
21 tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa
Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran
Bapepam-LK.
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
a.         kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
b.        kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
c.         kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:
a.         menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
b.        menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
c.         menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
d.        menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
e.         menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
f.         menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga
Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
g.        menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa
Keuangan;
h.        menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i.          menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:
a.         menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
b.        mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
c.         melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan
lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
d.        memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu;
e.         melakukan penunjukan pengelola statuter;
f.         menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g.        menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
(2) Bursa Efek
            Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-Pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek di antara mereka.
Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan
pembelian dan penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek
tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal
bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk
catatan, namun perdagangan kini semakin sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena
bursa saham modern kini adalah jaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi
kecepatan dan biaya transaksi. Karena pihak pihak yang bertransaksi tidak perlu saling tahu
lawan transaksinya, perdagangan dalam bursa hanya dapat dilakukan oleh seorang anggota,
sang pialang saham. Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar saham didukung faktor-
faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas, memengaruhi harga saham.
Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari sebuah pasar
saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa saham itu sendiri dan
saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut: hal semacam ini dinamakan "off
exchange". Untuk saham yang sudah terdaftar perdagangannya harus dilapor ke bursa
yang bersangkutan.
Segmen pasar di bursa efek ada tiga, yakni pasar reguler, pasar negosiasi, dan pasar
tunai. Penjelasan masing-masing pasar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pasar reguler
Yakni segmen pasar di bursa efek yang pembentukan harganya dilakukan dengan cara
tawar menawar secara lelang dan terus menerus (continue auction market) berdasarkan
kekuatan pasar. Perdagangan efek atau transaksi di pasar reguler harus menggunakan satuan
perdagangan (round lot) efek atau kelipatannya atau ada batas minimal saham yang
diperdagangkan, yakni 500 efek atau saham.
2. Pasar negosiasi
Yakni segmen pasar di bursa efek yang pembentukan harganya dilakukan dengan cara
negosiasi langsung (negotiated market) antara perusahaan pialang atau AB jual dan
perusahaan pialang atau AB bell. Perdagangan saham di pasar ini tidak menggunakan satuan
perdagangan (non-round lot).
3. Pasar tunai
Yakni segmen pasar di bursa efek yang pembentukan harganya sama dengan pasar
reguler, demikian juga proses transaksinya menggunakan satuan perdagangan. Pasar tunai
biasanya digunakan oleh perusahaan pialang yang tidak dapat memenuhi kewajibannya
dalam penyelesaian transaksi di pasar reguler dan negosiasi pada hari bursa yang ditetapkan.
Pada pasar tunai digunakan sistem pembayaran uang dan penyerahan uang seketika (cash and
carry). Bagi investor pemula, pada prinsipnya bisa bertransaksi di semua segmen pasar.
Namun, disarankan bagi investor pemula untuk masuk ke pasar reguler.

(3) Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) Dijalankan oleh PT. Kliring dan Penjamin Efek
Indonesia (KPEI)
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah pihak yang menyelenggarakan jasa
kliring dan penjaminan transaksi bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien.  Ex :
PT. KPEI (PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia).
Fungsinya adalah:
- Melakukan kliring(proses penentuan hak dan kewajiban pelaku bursa atas suatu transaksi)
terhadap tiap transaksi.
- Melakukan penjaminan terhadap penyelesaian suatu transaksi bursa.
Kliring Penjamin Efek Indonesia ( KPEI )
Kegiatan para investor dan para emiten di bursa adalah jual dan beli, tentunya akan banyak
transaksi keuangan antar bank yang akan terjadi dalam 1 hari. Untuk itu diperlukan 1
Lembaga yang menampung dan mencatat semua transaksi kliring yang bisa di pertanggung
jawabkan pencatatan semua transaksi yang terjadi di bursa. Untuk kepentingan inilah di
bentuk Lembaga Kliring dan Penjaminan yang merupakan pihak yang menyelenggarakan
jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa.
Tugas dari Kliring Penjamin Efek Indonesia  (KPEI) adalah mengawasi,
melaksanakan dan penjaminan atas semua transaksi kliring di bursa agar berjalan dengan
teratur, wajar dan efisien.

2. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) Dijalankan oleh PT. Kustodian


    Sentral Efek Indonesia (KSEI)
LPP adalah perusahaan yang mempunyai tanggung jawab menyelesaikan (settlement)
semua transaksi yang sudah dicatat oleh LKP.[1]  Sesuai fungsinya, KSEI memberikan
layanan jasa yang meliputi: penyimpanan efek dalam bentuk elektronik, administrasi
rekening efek, penyelesaian transaksi efek, distribusi hasil Corporate Action dan jasa-jasa
terkait lainnya, seperti: Post Trade Processing (PTP) dan penyediaan laporan-laporan jasa
kustodian sentral.
Saat ini fungsi LPP dilaksanakan oleh PT. KSEI. LPP pada dasarnya adalah pihak
yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek dan
pihak lain. Jasa tersebut harus memenuhi standar bagi sesuatu penggunaan jasa. Jasa
k ustodian yang diberikan oleh LPP harus mampu memberikan pelayanan secara menyeluruh
termasuk pembagian hak atas efek seperti dividen dan bonus, pemrosesan administrasi atas
segala kegiatan yang dilakukan oleh emiten yang terkait dengan kepentingan pemegang
rekening seperti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).[2]
3. PT.REKSADANA
PT Danareksa adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang
jasa keuangan. Perseroan terbatas yang didirikan pada tahun 1976 ini melakukan kegiatan
utama di bidang pasar modal dan pasar uang meliputi antara lain sebagai perusahaan
pembiayaan, perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, serta pengelolaan investasi dan
reksa dana. Danareksa juga melakukan usaha yang biasa dilakukan oleh perusahaan amanat
(trust fund), seperti pengeluaran surat berharga yang dikaitkan dengan portofolio dari suatu
perusahaan.
Reksa dana perseroan (PT) merupakan badan hukum tersendiri yang didirikan untuk
melakukan kegiatan reksa dana. Sebagaimana halnya suatu badan hukum PT, maka reksa
dana yang berbentuk perseroan memiliki suatu anggaran dasar, pemegang saham, pengurus
atau direksi, kekayaan sendiri, dan kewajiban-kewajiban. Pendirian reksa dana perseroan
dilakukan dengan terlebih dahulu mendirikan badan hukum perseroan (PT) yang didirikan
khusus untuk melakukan usaha reksa dana. Efek yang dikeluarkan oleh reksa dana perseroan
disebut saham. Pengelolaan portofolio dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak.
Sedangkan untuk pengadministrasian dan penyimpanan portofolio ditunjuk dan dilakukan
kontrak dengan bank kustodian. Penyetoran modal pada waktu pendirian reksa dana
perseroan oleh pendiri (sponsor) hanya dimaksudkan untuk merintis pendirian reksa dana
tersebut. Modal yang diwajibkan untuk pemenuhan modal ditempatkan dan disetor penuh
pada waktu reksa dana didirikan minimum 1% dari modal dasar reksa dana.
1) Penjamin Emisi saham (Underwriter)
Adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran
umum bagi kepentingan emiten, dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang
tidak terjual.

3) Perantara Perdagangan Efek


Perantara perdagangan efek adalah seseorang yang dapat dipercaya untuk menyampaikan
harga jual dan beli saham/ obligasi yang disediakan oleh bursa efek.
Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Pasar Modal memberikan deenisi sebgai berikut:
“Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk
kepentingan sendiri atau kepentingan pihak lain.” Perantara Efek berperan penting dan
dominan agar pasra modal berfungsi. Oleh karenanya PPE, sebagai salah satu pihak yang
terkait dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas dari Pedagang Perantara Efek antara lain:
·         Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan para pemodal
·         Menyelesaikan amanat jual beli efek dari pemberi amanat
·         Membantu mebgelola dana bagikepentingan para pemodal
·         Memberikan saran kepada para pemodal
4) PEMERINGKAT EFEK (Rating Company)
Perusahaan Pemeringkat Efek adalah Penasihat Investasi berbentuk Perseroan
Terbatas yang melakukan kegiatan pemeringkatan dan memberikan peringkat. Dalam
melaksanakan kegiatannya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib terlebih dahulu mendapatkan
izin usaha dari Bapepam dan LK. Perusahaan Pemeringkat Efek wajib melakukan kegiatan
pemeringkatan secara independen, bebas dari pengaruh pihak yang memanfaatkan jasa
Perusahaan Pemeringkat Efek, obyektif, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pemberian
Peringkat. Perusahaan Pemeringkat Efek dapat melakukan pemeringkatan atas obyek
pemeringkatan sebagai berikut:
a. Efek bersifat utang, Sukuk, Efek Beragun Aset atau Efek lain yang dapat diperingkat;
b. Pihak sebagai entitas (company rating), termasuk Reksa Dana dan Dana Investasi
Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib berdomisili dan
melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Selain itu, Perusahaan Pemeringkat Efek juga
wajib memiliki prosedur dan metodologi pemeringkatan yang dapat dipertanggungjawabkan,
sistematis, dan telah melalui tahapan pengujian serta dilaksanaan secara konsisten dan
bersifat transparan. Selanjutnya, Perusahaan Pemeringkat Efek yang melakukan
pemeringkatan atas permintaan Pihak tertentu, wajib membuat perjanjian pemeringkatan
dengan Pihak dimaksud.
2. Instansi Yang Terkait Tidak Langsung Dalam Pasar Modal
(1). Lembaga Penunjang dalam Pasar Modal
Dalam pasar modal terdapat beberapa lembaga penunjang yang masing-masing
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda serta mempunyai batasan-batasan dan
aturan yang telah ditetapkan. Adapun aturan main yang digunakan bertujuan untuk
melindungi investor khususnya perorangan dari risiko kerugian yang disebabkan oleh pelaku
pasar lainnya.
Lembaga penunjang yang dimaksud adalah pendukung/ penunjang beroperasinya
suatu pasar modal. Lembaga penunjang tersebut terdiri dari:
a.Wali Amanat (Trustee)
   Wali amanat berdasarkan Pasal 1 angka 30 adalah :
a. “pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat hutang”. Oleh karena efek
bersifat utang merupakan surat pengakuan utang yang bersifat sepihak dari pihak penerbit
(Emiten) dan para kreditur (Investor) jumlahnya relatif banyak, maka perlu dibentuk suatu
lembaga yang mewakili kepentingan seluruh kreditur.
b. Wali Amanat umumnya adalah bank yang telah mendapat izin operasi sebagai Wali
Amanat dari Bapepam. Wali Amanat bertugas atas dasar hukum kontrak perwaliamanatan
yang ditandatangani oleh Wali Amanat dengan issuer.
 Wali Amanat memiliki tugas antara lain :
§  Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten.
§  Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang diterima
olehnya sebagai jaminan
§  Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten. 
§  Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok beserta bunganya yang harus
dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya. 
§  Melaksanakan tugas selaku agen utama pembayaran. 
§  Mengikuti secara terus-menerus perkembangan perusahaan emiten. 
§  Membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten. 
§  Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi. RUPO (apabila diperlukan).
Kewenangan yang dimiliki oleh Wali Amanat dalam menjalankan fungsinya terdiri dari 2
(dua) jenis, yaitu :
1.  Kewenangan Umum Þ untuk pengurusan (daden van beheer), antara lain:
o   Menjalankan pengawasan terhadap Emiten dalam penggunaan dana hasil emisi obligasi.
o   Mewakili para pemegang obligasi dalam RUPO (Rapat Umum Pemegang Obligasi).
o   Sebagai agen pembayar dalam membayar bunga obligasi,  dan sebagainya.
2.  Kewenangan Khusus bersifat tindakan pemilikan, antara lain :
            Dalam hal Emiten melakukan wan prestasi, maka Wali Amanat dapat melakukan
tindakan pelelangan atas agunan (barang jaminan) yang telah ditetapkan dalam kontrak
perwaliamanatan dan jaminan.
b. Pedagang Efek
pedagang efek adalah pemodal yang melakukan jual beli efek. Namun, yang dapat menjadi
pedagang efek adalah lembaga-lembaga yang sudah mendapat izin
Pedagang Efek adalah orang-perorangan yang bertugas sebagai:
·   Sales yang bertugas sebagai penjual efek.
·   Dealer yang bertugas mencatat order dari nasabah untuk menjual atau membeli efek,
kemudian meneruskannya kepada floor trader.
·   Floor broker/trader yang bertugas untuk memasukkan order yang diterima dari dealer ke
dalam sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading System) untuk dieksekusi. Khusus
untuk bidang pekerjaan floor broker/trader, selain izin sebagai wakil perantara-pedagang efek
juga diberlakukan persyaratan tambahan, yakni sertifikat JATS sebagai bukti kelulusan
mereka setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan sistem komputer JATS yang
diselenggarakan oleh Bursa Efek. Hanya JATS trader yang berhak mengoperasikan komputer
perdagangan.
·   Firm Manager yang bertugas sebagai koordinator para floor broker/floor trader dari suatu
Anggota Bursa. Apabila suatu Anggota Bursa memiliki banyak floor broker/floor trader di
lantai perdagangan, maka salah satu di antara mereka akan ditunjuk sebagai firm manager
dan yang memiliki anggota Bursa ketika berurusan dengan Bursa Efek.
c. Perusahaan surat berharga (securities company)
Perusahaan surat berharga adalah perusahaan yang tercatat di bursa efek mengkhususkan diri
tidak hanya perdagangan efek, tetapi melakukan underwriter, perantara perdagangan efek,
dan penyediaan jasa pengelola dana.Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga
yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain :
·         Sebagai pedagang efek
·         Penjamin emisi
·         Perantara perdagangan efek
d. Perusahaan pengelola dana (investment company)
Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan
investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan
dana. Perusahaan pengelola dana merupakan perusahaan yang beroprasi di pasar dengan
mengelola modal yang berasal dari investor.perusahaan pengelola dana mempunyai dua unit
yang paling utama, yakni pengelolaan dana (fund management) dan penyimpanan dana
(qustodian).
Dalam praktekya, perusahaan pengelola dana mungkin saja tidak mempunyai unit
fund managent,sehingga untuk melakukan fungsi sebagai fund management menggunakan
jasa dari luar.sedangkan perusahaan pengelola dana yang hanya mempunyai fund
management dan tidak mempunyai qutodian,maka untuk menjalankan fungsi qustodian
,perusahaan dana akan  menunjuk suatu bank yang dipercayainya.
e.Biro Administrasi Efek (BAE)
Biro Administrasi Efek (BAE) merupakan pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten
untuk  melakukan pencatatatn kepemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan
efek dan memberikan informasi terhadap peruubahan pemilikan.
Biro Administrasi Efek (BAE) yang bertugas menerima pemesanan saham berupa Daftar
Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS)
yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana dipersyaratkan dalam pemesanan saham
dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk
memberikan penjatahan saham. Melakukan dan memelihara administrasi pemesanan saham
sesuai dengan sistem aplikasi komputer yang tersedia pada BAE.
Biro administrasi efek misalnya melakukan tugas-tugas seperti administrasi efek,
transfer, pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, emisi sertifikat sampai
laporan tahunan. BAE bertanggungjawab kepada emiten yang menggunakan jasanya.
Kustodian efek adalah lembaga penyedia jasa penyimpanan harta atau efek yang
dititipkan. Lembaga ini juga berperan menyelenggarakan jasa penagihan dividen, bunga atau
hak-hak lain, pemindahan kepemilikan, penyerahan atau penerimaan sertifikat, pelaporan
kekayaan dan jasa administrasi penitipan lainnya.
f. Kantor administrasi efek.
Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar
administrasinya.
Kantor administrasi efek memiliki tugas:
·         Membantu emiten dalam rangka emisi
·         Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor
·         Membantu menyusun daftar pemegang saham
·         Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham
·         Membuat laporan-laporan yang diperlukan
2. Profesi Penunjang dalam Pasar Modal
Profesi penunjang dalam pasar modal, antara lain:
a.Notaris
Notaris, adalah pejabat umum yang berwenang dalam membuat akta perubahan anggaran
dasar emiten. Notaris pasar modal juga menghadiri setiap Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan
oleh emiten
Notaris memiliki tugas antara lain:
·         Membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
·         Membuat konsep akta perubahan anggaran dasar, 
·         Menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi efek.
b. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum adalah pihak yang memberikan pendapatt dari segi hukum mengenai
segala kewajiban yang mengikat perusahaan yang hendak go publik secara hukum, sehinngga
dalam  proses penjualan efek calon pembeli memperoleh informasi yang akurat.
Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan hukum pasar modal mempunyai peranan:
1. Membantu membereskan segala aspek hukum suatu perusahaan yang akan go
publik, dengan jalan memberikan nasehat dan pendapat yang diperlukan oleh emiten,
juga pendapatnya tentang emiten sendiri yang dimuat dalam prospektus yang diterbitkan
dalam rangka emisi. Hal tersebut diwujudkan dengan pembuatan legal audit (pemeriksaan
hukum) dan legal opinion (pendapat hukum). Legal audit dipakai oleh seorang
Konsultan hukum pasar modal sebgai landasan untuk membuat legal opinion. Serta legal
opinion ini wajib dimuat dalam prospektus yang dibuat oleh Emiten.
2. Membenahi suatu perusahaan yang akan go publik, misalnya dengan
melakukan restrukturisasi.
3. Ikut mendampingi dan memberikan advise hukum pada kliennya, yang diduga
melakukan pelanggaran hukum
4. Ikut membantu profesi lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal untuk
menangani masalah-masalah hukum, seperti membantu notaris, akuntan, underwriter
dalam pembuatan kontrak-kontrak
5. Merupakan mitra pemerintah, dalam hal ini Bapepam untuk memecahkan
berbagai peraturan hukum pasar modal
c. Akuntan Publik
adalah seorang yang bertanggung jawab  mmemberikan pendapat terhadap kewajaran
laporan keuangan perusahaan yang hendak go publik dan bukan kebenaran atas laporan
keuangan. Untuk memperoleh informasi yang tepat, akurat dan dapat dipercaya, laporan
keuangan haruslah disajikan sesuai dengan prinsip-pronsip akuntansi yang diterima umum,
dan untuk memastikan kewajarannya, laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh akuntan
yang independen. Akuntan dalam kapasitas dan kompetensi profesionalnya harus
melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing dan mematuhi serta menjunjung
tinggi kode etik profesi.
Dalam mendorong perkembangan pasar modal di Indonesia, peranan para akuntan
sebagai profesi kepercayaan publik menjadi sangat penting. Fungsi utama akuntan adalah
dalam rangka memberikan gambaran yang transparan mengenai posisi keuangan suatu
perusahaan dalam menginformasikan ke publik.
Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, akuntan tidak diwajibkan untuk
melakukan pemeriksaan terhadap seluruh transaksi yang ada di perusahaan, namun
diperkenankan hanya berdasarkan sampling. Dengan demikian, laporan keuangan yang telah
diperiksa tidak menjamin bahwa laporan keuangan telah terbebas dari kesalahan namun
kemungkinan masih mengandung kesalahan. Oleh karena itu, akuntan dalam memberikan
pendapatnya akan menyatakan kewajaran atas laporan keuangan, bukan kebenaran atas
laporan keuangan. Sepanjang akuntan telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar
auditing yang berlaku, maka akuntan yang bersangkutan tidak dapat dibebankan tanggung
jawab atas kesalahan tersebut.
Tugas akuntan publik adalah:
·       Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapatnya.
·       Memeriksa pembukuan, apakah sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia dan
ketentuan Bapepam. 
·       Memberi petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik (apabila diperlukan).
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai