Anda di halaman 1dari 36

DIVIDEND POLICY (KEBIJAKAN DIVIDEN )

MATERI KULIAH M KEUANGAN II


DIVIDEN PAYOUT and STOCK Split
BY . H. DEDY M KUSMAYADI
LABA BERSIH (EAT) UNTUK SIAPA?

PRINSIPNYA UNTUK ;
• PEMEGANG SAHAM DIVIDEN
• PERUSAHAAN LABA YANG DITAHAN
SELAIN DARIPADA ITU TERBAGI JUGA UNTUK
CEO & KOMISARIS TANTIEM
PARA PEGAWAI BONUS/JASA PRODUKSI
MASYARAKAT CSR
SEMUA BESARANNYA DARI HASIL RUPS
Pengertian Dividen
• Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang
saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang
dimiliki
• Dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham
atau equity investors
• KEBIJAKAN DIVIDEN
• Merupakan keputusan mengenai berapa banyak laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagi kepada pemegang saham (berupa deviden) dan
berapa banyak yang akan ditahan (berupa laba ditahan) untuk
diinvestasikan kembali.
• Tipe Dividen

• Cash Dividend  dividen kas


• Non Cash Dividend  dividen saham (stock dividend)
Teori-Teori Kebijakan Dividen

1.Teori Dividen Irelevan (Teori Miller dan Mogdiliani ( MM)mengemukakan


teorinya, bahwa: Kebijakan Deviden tidak berdampak pada harga saham maupun tingkat
pengembalian atas ekuitas yang diminta ()
Kebijakan Dividen merupakan sesuatu yang Irelevan
Bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas dasar dan risiko usahanya. ,
bukan pada pembagian laba perusahaan untuk dividen atau sebagai laba ditahan. Selanjutnya
dikatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan dividen yang besar ataupun kecil, asalkan
dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber eksternal. Dampak dari pilihan keputusan
tersebut sama saja terhadap nilai perusahaan. Jadi keputusan dividen adalah tidak relevan (the
irrelevant of dividend).
2.Bird in The Hand
Teori ini menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang tinggi karena dividen yang diterima
seperti burung di tangan yang risikonya lebih kecil atau mengurangi ketidakpastian dibandingkan
dengan dividen yang tidak dibagikan Investor lebih menyukai dividen yang pasti saat ini
dibandingkan dengan keuntungan modal yang tidak pasti di masa mendatang
Kelompok ini berpendapat bahwa peningkatan dividen akan meningkatkan harga saham yang
selanjutnya berdampak terhadap nilai perusahaan
3.Teori Perbedaan Pajak
Menurut teori ini menyatakan bahwa karena adanya pajak maka pendapatan yang relevan
adalah pendapatan setelah pajak.
Adanya pajak atas keuntungan ( dividen dan capital gains), menyebabkan para investor lebih
menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor
mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan
dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield
rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas
capital gains, perbedaan ini akan makin terasa.

4.Clientele Effect Theory


Menurut teori ini bahwa perusahaan memiliki kelompok klien pemegang saham yang berbeda-
beda, sehingga memiliki preferensi dividen yang berlainan .
Menurut Clientele theory, dividend puzzle (perdebatan) disebabkan oleh adanya investor yang
berbeda baik dilihat dari segi usia investor, kelompok investor, dan golongan.
Investor individual dengan usia lanjut dan penghasilannya hanya tergantung dari dividen
mungkin lebih menyukai dividend payout yang tinggi. Akan tetapi investor dengan penghasilan
tinggi akan lebih menyukai dividend payout rendah.
5.Signaling Hypothesis (Teori signal ) Dalam keadaan ada pajak pribadi dan
pajak perusahaan, dividen tidak disukai hampir semua pemegang saham yang membayar
pajak, atau pemegang saham bersikap sama apakah berupa dividen atau capital gain.
Namun mengapa perusahaan tetap membayar dividen secara teratur dan merata?
Teori ini menganggap bahwa dividen tampaknya memiliki informasi (informational content
of dividend) atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan.

Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin diartikan oleh pemodal


se bagai sinyal harapan manajemen tentang akan membaiknya kinerja perusahaan di masa
yang akan datang. Kenaikan dividen di atas jumlah yang diharapkan merupakan suatu
sinyal bagi investor bahwa manajemen meramalkan laba yang lebih baik di masa
depan ,sebaliknya, penurunan dividen, atau kenaikan dalam jumlah kecil dari yg
diharapkan merupakan sinyal bahwa manajemen meramalkan laba masa depan yang
buruk
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden
1.Posisi likuiditas perusahaan
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang
dibayarkan.
2.Kebutuhan dana untuk membayar utang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar utang maka yang
digunakan untuk membayar dividen makin kecil
3.Rencana perluasan usaha atau kesempatan investasi
Makin besar perluasan usaha perusahaan atau makin terbuka kesempatan
investasi, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.
4.Stabilitas pendapatan
5.Pembatasan dari saham preferen
Tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika dividen saham
preferan belum dibayar.
6.Pengawasan terhadap perusahaan
Kebijakan Pembayaran Dividen

• 1.Kebijakan dividen stabil


• 2.Kebijakan dividen yang meningkat
• 3.Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan
• 4.Kebijakan dividen reguler plus ekstra
• 5.Kebijakan dividen residual
• 6.Kebijakan dividen dalam praktik
1.Kebijakan dividen stabil
Besarnya pembayaran dividen setiap tahun relatif stabil.
Bisa meningkatkan harga saham sebab dividen yang stabil dapat dianggap mempunyai risiko
yang kecil.
Memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa
yang akan datang.
Diasumsikan bahwa pemegang saham menggantungkan hidupnya dari perolehan dividen
• 2.Kebijakan dividen yang meningkat
Perusahaan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu
meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
Misalnya perusahaan akan memberikan dividen Rp 600,00 per lembar dengan pertumbuhan 5%,
sehingga tahun depan dapat diprediksi akan naik menjadi Rp 630,00.
• 3.Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan

Besarnya dividen akan berubah sesuai dengan laba yang dihasilkan, dengan dividend payout ratio
yang tetap.
Misalnya, ditentukan dividend payout ratio 60% dari laba bersih. Jika laba bersih Rp 1 Milyar maka
dividen yang dibayarkan adalah 60% x Rp 1 M = Rp 600 juta.
• 4.Kebijakan Dividen Reguler Plus Ekstra
Kebijakan ini menetapkan jumlah minimal dividen yang dibayarkan. Dalam keadaan keuangan
yang lebih baik dan memungkinkan maka perusahaan akan membayarkan dividen ekstra di atas
jumlah minimal tersebut.
• 5.Kebijakan Dividen Residual
Dividen dibayar jika kesempatan investasi perusahaan atau dana yang dibutuhkan telah
terpenuhi.
 6.Kebijakan dividen dalam praktik
Pada praktiknya perusahaan cenderung memberikan dividen dengan jumlah yang relatif
stabil atau meningkat secara teratur.
Kebijakan ini kemungkinan besar disebabkan oleh asumsi bahwa :
Investor melihat kenaikan dividen sebagai suatu tanda baik bahwa perusahaan memiliki
prospek bagus, demikian sebaliknya. Hal ini membuat perusahaan lebih senang mengambil
jalan aman yaitu tidak menurunkan pembayaran dividen.
Investor cenderung lebih menyukai dividen yang tidak berfluktuasi (dividen yang stabil).
PT. SINTEN memiliki 50.000 lbr saham , selama 6 tahun terakhir memperoleh laba
bersih setelah pajak sebagai berikut
.a Perhitungan dalam EPS
TAHUN EAT PERHITUNGAN EPS
2013 Rp 150.000.000 Rp 150.000.000 Rp 3.000.-/lbr
50.000 lbr
2014 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 4.000.-/lbr
50.000 lbr
2015 Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 Rp 6.000.-/lbr
50.000 lbr
2016 Rp 350.000.000 Rp 350.000.000 Rp 7.000.-/lbr
50.000lbr
2017 Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 Rp 6.000.-/lbr
50.000 lbr
2018 Rp 400.000.000 Rp 400.000.000 Rp 8000.-/lbr
50.000 lbr
.
b Dividen ditetapkan stabil Rp1.500 per lembar dan menjadi Rp 3.000 per lembar jika EPS dua periode berturut-turut diatas Rp 6.000

Tahun EPS DPS


2013 Rp 3.000 Rp 1.500
2014 Rp 4.000 Rp 1.500
2015 Rp 6.000 Rp 1.500
2016 Rp 7.000 Rp 3.000
2017 Rp 6.000 Rp 1.500
2018 Rp 8.000 Rp 3.000
PRODUCT LIFE CYCLE
1.INTRODUCTION YAITU TAHAP PERKENALAN PRODUK
2.GROUWTH YAITU TAHAP PERTUMBUHAN PRODUK
3.MATURITY YAITU TAHAP KEDEWASAAN PRODUK
4.DECLINE YAITU TAHAP MENURUNNYA PRODUK

SALES /
PROIT

1 2 3 4

TIME
c. Dividen per lembar saham jika kebijakan dividen meningkat 10%

TAHUN PERHITUNGAN DPS


2013 1500 1500
2014 1500 ( 1+ 0,1)1 = 1500 X 1,1 Rp 1.650
2015 1500 ( 1+ 0,1) 2 = 1500 X 1.21 Rp 1.815
2016 1500 ( 1+ 0,1) 3 = 1500 X 1,331 Rp 1.996,5
2017 1500 ( 1+ 0,1) 4 = 1500 X 1,464 Rp 2,196
2018 1500 ( 1+ 0,1) 5= 1500 X 1,611 Rp 2.416
d. Dividen ditentukan secara reguler Rp 1.500 dan ditambah
ekstra 40%, jika EPS diatas Rp 4.000

TAHUN DIVIDEN PERHITUNGAN DIVIDEN DPS


REGULER EKSTRA
2013 Rp 1.500 Rp 1.500
2014 Rp 1.500 Rp 1.500
2015 Rp 1.500 6000 – 4000 X 40% = 800 1500 + 800=Rp 2.300
2016 Rp 1.500 7000 – 4000 X 40% = 1200 1500 + 1200 =Rp 2.700
2017 Rp 1.500 6000 – 4000 X 40% = 800 1500+800= Rp 2.300
2018 Rp 1.500 8000 – 4000 X 40% = 1600 Rp 3.100
TUGAS

PT. SINTEN memiliki 50.000 lbr saham ,selama 6 tahun terakhir memperoleh
laba bersih sebagai berikut .
Tahun EAT
2013 Rp 250.000.000
2014 Rp 270.000.000
2015 Rp 290.000.000
2016 Rp 320.000.000
2017 Rp 350.000.000
2018 Rp 425.000.000
Tugas

Dari data tersebut diminta menentukan :


a. Laba per lembar [EPS]
b. Besarnya dividen per lembar saham jika kebijakan dividen stabil yaitu
Rp 2.500, kecuali jika laba per lembar saham yang diperoleh
perusahaan mencapai Rp 3.500 dua periode berturut-turut, dividen
akan dibayarkan menjadi Rp 3.250 per lembar.
c. Dividen yg dibayarkan meningkat terus menerus dengan
pertumbuhan 15%. Dividen yg dibagikan tahun 2015 Rp 2.500 per
lembar
d. Besarnya dividen jika ditentukan divident payout rationya 40%
e. Besarnya dividen jika kebijakan dividen adalah reguler Rp 2.500 +
ekstra 50% jika EPS mencapai lebih Rp 5.000.
PT. SINTEN memiliki 50.000 lbr saham , selama 6 tahun terakhir
memperoleh laba bersih setelah pajak sebagai berikut
.a Perhitungan dalam EPS
TAHUN EAT PERHITUNGAN EPS
2013 Rp 250.000.000 Rp 250.000.000 Rp 5.000.-/lbr
50.000 lbr
2014 Rp 270.000.000 Rp 270.000.000 Rp 54000.-/lbr
50.000 lbr
2015 Rp 290.000.000 Rp 290.000.000 Rp 5.800.-/lbr
50.000 lbr
2016 Rp 320.000.000 Rp 320.000.000 Rp 6.400.-/lbr
50.000lbr
2017 Rp 350.000.000 Rp 350.000.000 Rp 7.000.-/lbr
50.000 lbr
2018 Rp 450.000.000 Rp 450.000.000 Rp 9.000.-/lbr
50.000 lbr
.
b Dividen ditetapkan stabil Rp1.500 per lembar dan menjadi Rp 3.000 per lembar jika EPS dua periode berturut-turut diatas Rp 6.000

Tahun EPS DPS


2013 Rp 3.000 Rp 2.500
2014 Rp 4.000 Rp 1.500
2015 Rp 6.000 Rp 1.500
2016 Rp 7.000 Rp 3.000
2017 Rp 6.000 Rp 3.000
2018 Rp 8.000 Rp 3.000
Dividen Saham dan Stocks Split
Dividen Saham (Stock Dividends)
Dibayar dalam bentuk saham tambahan, bukan dalam bentuk
kas, dan hanya berupa pemindahan pembukuan dari pos laba
ditahan ke pos modal.
Dividen saham merupakan dividen tidak tunai, yaitu
mengeluarkan saham tambahan bagi pemegang saham.
Hal ini dilakukan bila posisi kas/likuiditas perusahaan tidak
memungkinkan.
Investor dalam hal ini akan memiliki lebih banyak saham tetapi
laba per lembar saham akan menjadi lebih rendah
Proporsi kepemilikan investor tidak mengalami perubahan,
hanya struktur modalnya yang berubah.
STOCK SPLIT
STOCK SPLIT Adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam
nilai nominal yang lebih kecil.
Dengan stock split jumlah lembar saham menjadi lebih banyak
dengan cara memecah jumlah lembar saham lama.
Peningkatan jumlah lembar saham mengakibatkan turunya harga
saham sehingga menarik pembeli/investor.
Dampak Stock Split

• Pemecahan Saham (Stock Split)

Setiap pemegang saham akan memiliki lebih


banyak saham, tetapi setiap saham nilainya
menjadi lebih rendah
Menurunkan Harga Saham per lembarnya
Ilustrasi 1

Struktur modal PT. SONIA sebelum stock dividend adalah sbb:

Saham biasa 100.000 lbr @ Rp 1.000 Rp 100.000.000


stock Premium Rp 20.000.000 Laba
Ditahan Rp 680.000.000
Modal Sendiri Rp 800.000.000

Perusahaam membagi stock dividend sebesar 5% dari saham beredar dengan


harga pasar Rp 6.000 per lembar.
Perhitungan 1

Tambahan saham karena stock dividend :


 5% x 100.000 lembar = 5.000 lembar
 Nilai Pasar Saham Baru: 5.000 x Rp 6.000 = Rp 30.000.000
 Nilai Nominal Saham: 5.000 x Rp 1.000 =Rp 5.000.000/-
 stock Premium 5000 x Rp 5.000 = Rp 25.000.000

 Struktur modal setelah stock dividend sbb:


 Saham biasa: 105.000 lbr @ Rp 1.000 Rp 105.000.000
 stock Premium ( 20.000.000+25.000.000 Rp 45.000.000
 Laba Ditahan Rp 650.000.000
 Modal Sendiri Rp 800.000.000
Tugas
Struktur modal PT. DIDI sebelum stock dividend adalah sbb:

Saham biasa: 400.000 lbr @ Rp 5.000 Rp 2.000.000.000


stock Premium Rp 1.000.000.000
Laba Ditahan Rp 7.000.000.000
Modal Sendiri Rp10.000.000.000

Perusahaam membagi stock dividend sebesar 5% dari saham beredar dengan


harga pasar Rp 40.000 per lembar.

a.Bagaimana struktur modal PT. DIDI sesudah stock dividend?


b.Berapa EPS jika EAT PT. AZA adalah Rp 1.000.000.000?
Contoh 1
STOCK SPLIT
Perusahaan sebelum stock split mempunyai struktur modal sebagai berikut:
Saham biasa 250.000 lbr @ Rp 4.000 Rp1.000.000.000
stock Premium Rp 500.000.000
Laba Ditahan Rp 900.000.000
Modal Sendiri Rp 2.400.000.000

Perusahaan akan melakukan stock split dari satu lembar saham menjadi
dua lembar saham.
Maka struktur modalnya setelah stock split adalah sbb :

Saham biasa 500.000 lbr @ Rp 2.000 Rp1.000.000.000


stock Premium Rp 500.000.000
Laba Ditahan Rp 900.000.000
Modal Sendiri Rp 2.400.000.000
ilustrasi 2
STOCK SPLIT
PT. MELATI memiliki 3.000.000 lembar saham beredar. EAT Rp 4,5
milyar sehingga EPS Rp1.500,00/ lembar. Saat ini harga pasar saham Rp
45.000,00 sehingga PER 30x. Perusahaan mengambil kebijakan stock
split, di mana satu lembar saham dipecah menjadi 2 lembar saham.
Berapakah EPS dan harga saham sesudah stock split?
Jawab:
EAT = Rp 4,5 Milyar
Jumlah saham sesudah stock split = 2 x 3.000.000= 6.000.000 lembar
EPS sesudah stock split = Rp 4,5 milyar = Rp 750,00
6.000.000
PER = 30x (konstan)  Harga saham = Rp 22.500,00
( 30 x Rp 750,-)
• Stock Repurchase =Pembelian Kembali Saham yang Beredar

 Perusahaan yang membeli kembali sahamnya memperoleh keuntungan


pajak dibandingkan yang melakukan pembayaran dividen.
 Pembelian kembali akan menyebabkan kenaikan harga saham
 Saham yang telah dibeli kembali disebut treasury stoc

• Dampak Stock Repurchase


• Sebagian saham beredar dibeli kembali
• Jumlah saham beredar lebih sedikit
• Dengan asumsi pembelian kembali tidak berdampak negatif pada laba di
masa depan, laba per lembar saham yang tersisa akan naik
• Harga pasar saham naik
Ilustrasi stock repurchase

PT. ESA Tbk memiliki Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) sebesar Rp 2 milyar
• Saham yang beredar sebanyak 10 juta lembar
• Harga saham Rp. 3.200 / lembar
• Perusahaan akan melakukan stock repurchases 20%
• Pembelian diharapkan tidak mempengaruhi price earning ratio (PER)

• Bagaimana pengaruh stock repurchase terhadap harga saham


• PT. ESA Tbk
Penyelesaian ilustrasi 1

• Kondisi sebelum Stock Repurchases :

– = 200/lembar

– = = 16 kali
– Artinya bahwa earning dari modal saham dapat kembali setelah 16 kali
Penyelesaian ilustrasi 1

Kondisi Setelah Stock Repurchases:


Dibeli kembali 20% dari 10 juta lembar = 2.000.000 lembar
Maka Jumlah saham beredar setelah pembelian kembali = 8 juta lembar

= Rp250/lembar
Maka Rasio P/E x EPS = 16 x 250 = Rp 4.000/lembar
Pengaruh repurchase stock terhadap harga saham perusahaan ini adalah :
MENINGKATKAN HARGA SAHAM PER LEMBARNYA SEBESAR Rp 800,-
karena Laba per lembar saham (EPS) nya naik menjadi 250 / saham
Ilustrasi 2
• PT. REYA memiliki struktur modal ekuitas (modal sendiri) sebesar 100% yaitu
2000.000 lembar saham.
• Nilai saham Rp 20.000 per lembar
• Pertumbuhan direncanakan 14 % per tahun, dengan rata-rata Pertumbuhan
12% dan realitasnya 5% per tahun.
• Pada tahun 2018, diproyeksikan laba bersih Rp 20 M
• Pembayaran deviden 20% tetap diteruskan, sehingga saldo laba ditahan akan
menjadi Rp16 M
• Lebih lanjut perusahaan menyadari bahwa proyek investasi dengan
pertumbuhan 14% hanya akan menghasilkan Rp 8 M untuk tahun 2018 itu
dibandingkan dengan proyeksi laba bersih sebesar Rp 20 M
• Satu hal yang menggembirakan adalah bahwa laba yang tinggi dari aktiva yang
sudah ada diperkirakan akan tetap berlangsung.
• Laba bersih sebesar Rp 20M masih dapat diharapkan untuk tahun 2018.
• Manajemen REYA sedang melakukan peninjauan atas kebijakan deviden saat
ini.
Ilustrasi 2

Dengan asumsi proyek investasi tahun 2018 yang dapat diterima akan
sepenuhnya didanai oleh laba ditahan selama tahun tersebut;
Maka hitung DPS ( Devidend Per Share) tahun 2018.
Berapa ratio pembayaran berlaku untuk tahun 2018?
Jika ratio pembayaran devidend 60% tetap dipertahankan, berapa
estimasi anda akan harga saham saat ini ?
Penyelesaian
• Proyeksi EAT Rp 20 M
• Proyeksi Investasi Modal Rp 8 M –
• Sisa EAT yang tersedia untuk Dividen Rp 12 M
• Diketahui Saham Beredar 200.000 lembar, maka:

= Rp 6.000/ lembar
Ilustrasi 2

=Rp10.000/lbr
Maka Rasio Pembayaran = = = 60%
Atau dapat juga dicari dengan cara = = = 60%
:
• = = Rp. 66.666,67
• Dalam situasi terdahulu , yaitu saat pembagian deviden tetap 20% atas
EPS Rp10.000 atau Rp. 2.000 maka dengan tingkat pertumbuhan 14% dan
rata-rata pertumbuhan mencapai 12% :
• = = Rp. 100.000
Kesimpulan

• Meskipun PT. REYA mengalami kemunduran yang berat, namun aktiva nya
yang ada akan terus memberikan aliran laba yang baik.
• Lebih banyak dari laba ini yang akan diteruskan ke pemegang saham,
karena pertumbuhan internal yang terus melambat telah mengurangi
banyaknya keperluan dana.
• Akan tetapi hasilnya adalah penurunan nilai saham sebesar Rp. 33.333
diperoleh dari (Rp 100.000 – Rp 66.667 )
MATERI UAS

1 Penilaian Investasi (score 30%)


a. Discounted Pay Back Periode method
b. NPV method
c.Profitability Index method
2 Prediksi Financial Distress (score 30%)
• 1 ALTMAN Z SCORE
• 2 SPRINGATE S SCORE
3. Teori score (40%)
a.Model penggabungan Usaha
b.Faktor penyebab kebangruktan
c.kebijakan dividen (EPS DPS)
d.sumber dana bank

Waktu pengerjaan 4 Jam ( jam 20.00- 00.00)

Anda mungkin juga menyukai