Anda di halaman 1dari 4

Dividend Yield atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rasio Hasil Dividen adalah rasio

keuangan yang membandingkan jumlah dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham
dengan harga saham. Dividen Yield dinyatakan dengan persentase (%) dan merupakan daya tarik
investasi terhadap saham pada suatu perusahaan . Dividend Yield digunakan oleh investor untuk
menunjukan bagaimana investasi mereka menghasilkan arus kas dalam bentuk dividen atau
kenaikan nilai aset oleh apresiasi saham.

Dividend Yield ini menunjukkan berapa banyak penghasilan yang dapat dihasilkan oleh setiap Rupiah
yang diinvestasikan ke dalam saham suatu perusahaan. Pada umumnya, investor akan menggunakan
rasio Dividend Yield ini terlebih dahulu sebelum membuat keputusan investasinya. Dividend Yield
atau Hasil Investasi ini dapat dianggap sebagai ROI (Return of Investment) bagi pendapatan investor
yang tidak tertarik pada Capital Gain suatu saham. Rasio ini sangat penting bagi investor yang
mengutamakan investasi jangka panjang dan Return (Pengembalian) yang konsisten setiap
tahunnya.

Rumus Dividend Yield (Hasil Investasi)

Divident Yield dihitung dengan cara membagian Dividen per Saham Tahunan (Dividend per Share)
dengan Nilai Pasar per lembar Saham (Market Value per Share) saat itu. Berikut ini adalah Rumus
Dividend Yield

Dividend Yield = (Dividen per lembar Saham Tahunan / Nilai Pasar per lembar Saham) x
100

Contoh Perhitungan Dividend Yield

Per tanggal 07 November 2017, Harga per lembar Saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BBRI
yang diperdagangkan adalah sebesar Rp. 16.200,-, sedangkan Dividen per lembar Saham Tahunan
yang dibagikan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. 428. Berapakah Divident Yield PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk ?

Diketahui :

Dividen per lembar Saham Tahunan = Rp. 428 (Cum Date 22 Maret 2017)
Harga per lembar Saham = Rp. 16.200,- (Harga closing tanggal 07 November 2017)
Divident Yield = ??

Jawaban :

Dividend Yield = (Dividen per lembar Saham Tahunan / Nilai Pasar per lembar Saham) x 100
Dividend Yield = (Rp. 428 / Rp. 16.200) x 100
Dividend Yield = 2,64%

Jadi Dividen Yield PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk adalah sebesar 2,64%.

Catatan : Perlu diketahui bahwa Dividend Yield ini akan berubah seiring dengan pergerakan harga
saham di pasar perdagangan saham.

Analisis dan Penilaian


Investor menggunakan rumus Dividend Yield ini untuk menghitung kas/tunai yang mereka dapatkan
dari hasil investasi mereka di saham. Dengan kata lain, Investor ingin mengetahui berapa banyak
dividen yang akan mereka dapatkan pada setiap Rupiah yang mereka investasikan.

Hasil Dividen atau Dividend Yield yang tinggi artinya sebuah perusahaan membayar dividen yang
besar kepada investornya. Dengan demikian, para Investor mendapatkan kompesasi yang lebih
tinggi untuk investasi mereka jika dibandingkan dengan perusahan yang menghasilkan DIviden Yield
yang rendah. Pada dasarnya, semua Investor menginginkan Hasil Dividen atau Dividend Yield yang
setinggi mungkin.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, setiap Investor yang menginvestasikan uangnya di saham
adalah untuk mendapatkan imbal balik (return) baik dengan Dividen ataupun dengan Capital Gain
(kenaikan atau apresiasi saham). Namun dalam hal pemberian Dividen, setiap perusahaan memiliki
kebijakannya masing-masing. Ada beberapa perusahaan yang memilih untuk membayar dividen
secara reguler untuk menarik minat investor. Saham jenis ini biasanya disebut dengan Income
Stocks. Namun ada juga perusahaan yang memilih untuk tidak memberikan Dividen tetapi
menginvestasikan kembali uangnya ke dalam bisnis. Saham jenis ini biasanya disebut dnegan Growth
Stocks.
Baca juga : Pengertian Rasio Profitabilitas dan Jenis-jenisnya.

engertian Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) dan Rumusnya – Rasio Pembayaran
Dividen atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio
keuangan yang digunakan untuk mengukur persentase laba bersih yang dibagikan kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen untuk periode waktu tertentu (biasanya dalam 1 tahun). Dengan kata
lain, Rasio ini menunjukan seberapa tinggi porsi keuntungan yang diberikan kepada pemegang
saham (investor) dan porsi keuntungan yang digunakan untuk mendanai kelangsungan operasional
perusahaan.

Rasio Pembayaran Dividen atau Dividend Payout Ratio ini sangat penting bagi Investor. Investor yang
tertarik dengan laba jangka pendek akan lebih memilih berinvestasi di perusahaan yang Dividend
Payout Ratio-nya tinggi sedangkan bagi Investor yang memilih untuk memiliki pertumbuhan modal
akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang Dividend Payout Ratio yang rendah.
Baca juga : Pengertian Dividend Yield dan Cara Menghitungnya.

Rasio Pembayaran Dividen pada umumnya berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Perusahaan-perusahaan yang lebih tua, mapan dan stabil biasanya memiliki rasio
pembayaran dividen yang tinggi. Sedangkan perusahaan Start-up atau perusahaan muda dan
perusahaan yang mencari pertumbuhan memiliki rasio pembayaran dividen yang rendah.

Investor biasanya akan mencari perusahaan yang rasio pembayaran dividen yang konsisten atau
membaik. Namun Rasio Pembayaran Dividen juga tidak boleh terlalu tinggi karena Dividen ini harus
dibayar cara tunai (cash) sehingga akan terjadi kesulitan pada pengelolaan kas dan likuiditas
perusahaan.

Cara Menghitung Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)


Berikut ini adalah cara untuk menghitung Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) beserta
rumus dan contoh kasusnya.

Rumus Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)

Rumus Rasio Pembayaran Dividen dapat dihitung dengan membagi total dividen dengan laba bersih
perusahaan. Berikut ini adalah Rumus Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio):

Rasio Pembayaran Dividen = Total Dividen / Laba Bersih

Atau dalam bahasa Inggris :

Dividend Payout Ratio = Total Dividend / Net Income

Rasio diatas merupakan perhitungan untuk keseluruhan pembayaran Dividen baik Total Dividennya
maupun Total laba Bersihnya yang umumnya dilaporkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan.
Di satu sisi, kita juga dapat menghitung rasio pembayaran dividen per saham dengan menghitungkan
dividen per saham dengan laba bersih per saham. Tentunya perhitungan rasio pembayaran dividen
per saham ini perlu memperhitungkan dividen per saham dan laba bersih per sahamnya.

Contoh Kasus Perhitungan Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)

Sebuah Restoran dimiliki oleh beberapa pemegang saham melaporan laba bersihnya sebesar Rp. 100
juta. Manajemen Restoran tersebut kemudian memutuskan untuk mengalokasikan Rp. 30 juta untuk
Dividen dan sisanyaRp. 70 juta membeli peralatan-peralatan baru untuk operasional restoran.
Berapakah Rasio Pembayaran Dividen atau Dividend Payout Ratio pada Restoran tersebut ?

Diketahui :

Total Dividen = Rp. 30.000.000,-


Laba Bersih = Rp. 100.000.000,-
Rasio Pembayaran Dividen = ?

Penyelesaiannya :

Rasio Pembayaran Dividen = Total Dividen / Laba Bersih


Rasio Pembayaran Dividen = Rp. 30.000.000,- / Rp. 100.000.000,-
Rasio Pembayaran Dividen = 30%

Jadi Restoran tersebut membayar 30% dari laba bersih kepada para pemegang saham.

Analisis dan Penilaian Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)

Rasio Pembayaran Dividen ini sangat penting bagi Investor, hal ini dikarenakan sebagian besar
Investor menginginkan arus dividen yang berkelanjutan dari perusahaan sehingga tren yang
konsisten dalam rasio ini biasanya lebih penting daripada tinggi rendah rasionya.

Rasio ini biasanya digunakan untuk membandingkan rasio pada tahun-tahun sebelumnya dengan
rasio tahun yang terkini. Dari perbandigan tersebut para investor akan menilai atau memperhatikan
tren berkelanjutan pada Rasio ini. Misalnya, para Investor akan berasumsi bahwa perusahaan yang
memiliki Payout ratio sebanyak 30% selama 5 tahun terkakhir akan terus memberikan 30% laba
bersihnya kepada para pemegang saham.

Sebaliknya, perusahaan yang rasionya memiliki tren penurunan akan mengkhawatirkan investor.
Misalnya, jika rasio pembayaran dividen ini terus mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir
mungkin menunjukan bahwa perusahaan tidak dapat lagi membayar dividen yang tinggi. Ini bisa jadi
merupakan indikasi penurunan kinerja operasi pada perusahaan tersebut.

Seperti yang disebut sebelumnya, perusahaan yang lebih tua, stabil dan mapan cenderung memilki
rasio pembayaran dividen yang tinggi dari perusahaan yang baru dimulai (perusahaan start-up)
ataupun perusahaan yang kurang stabil kinerja operasionalnya.

Anda mungkin juga menyukai