Pengertian
Pengertian Earning Per Share bisa dipahami dengan lebih dalam lewat contoh
berikut. Saat sebuah perusahaan meningkat pendapatannya, bisa menjadi indikasi
jika perusahaan tersebut secara finansial berjalan baik dan memiliki potensi
investasi yang memadai. Namun untuk menilai kesehatan finansial sebuah
perusahaan, perhitungan ini memiliki batasan. Hal ini disebabkan perusahaan
memiliki pilihan untuk membeli kembali saham mereka, dimana berarti nilai Earning
Per Share bisa meningkat karena keuntungan perusahaan akan dibagi dengan
jumlah lembar saham yang lebih sedikit tanpa meningkatkan untung bersih. Dalam
hal ini perusahan bisa memanipulasi investor untuk berfikir jika mereka
memiliki performa lebih baik dari yang seharusnya. Lebih jauh, Earning Per
Share tidak mengambil faktor tambahan seperti nilai hutang dalam perhitungannya.
Yang terakhir, earning per share tidak bisa mewakili modal yang dibutuhkan untuk
menghasilkan keuntungan perusahaan. Jika ada dua perusahaan melapor angka
keuntungan yang sama namun satu perusahaan menggunakan modal yang lebih
sedikit, perusahaan tersebut memiliki performa yang lebih baik. Dan fakta ini tidak
bisa ditampilkan lewat Earning Per Share. Karena itu kamu sebagai seorang
investor saham harus lebih teliti lagi dan melihat nilai EPS bukan sebagai satu-
satunya bagian dari performa perusahaan. Akan tetapi sebagai penguat
pengamatan dan data-data utama yang sudah kamu kumpulkan sebelumnya.
Analisa
Earning Per Share sama artinya dengan keuntungan lainnya, atau prospek rasio
pasar. Semakin tinggi Earning Per Share selalu lebih baik dari pada rasio yang lebih
rendah karena berarti perusahaan menghasilkan laba yang lebih banyak untuk
dibagikan ke pemilik modal. Walaupun banyak investor tidak banyak melihat
nilai dari EPS, semakin tinggi rasio Earning Per Share seringkali membuat
harga saham dari sebuah perusahaan meroket. Karena semakin banyak hal bisa
memanipulasi rasio ini, investor cenderung untuk tetap melihat nilai ini, namun
bukan sebagai faktor utama penentu keputusan mereka. Ada sebagian investor
saham yang condong untuk memilih jenis investasi yang membagikan dividen
saham secara konsisten setiap tahunnya, dimana memang menjadi daya tarik
tersendiri. Walaupun banyak perusahaan lain yang lebih memilih untuk
menginvestasikan kembali kelebihan uang tunai dalam bentuk aset. Semuanya
kembali pada preferensi dari masing-masing investor saham.
Seperti dalam pengertian EPS sebelumnya, Earning Per Share merupakan sebagian
laba perusahaan yang dibagikan dalam setiap lembar saham. Istilah ini sangat
penting bagi investor saham. Saat kamu menghitung nilai EPS, kami menyarankan
untuk menggunakan rasio terbobot, dimana jumlah lembar saham bisa berubah
seiring waktu berjalan. Rumus Earning Per Share dapat dibagi dalam dua metode:
Yang pertama: Earning Per Share berupa pendapatan bersih setelah dipotong
pajak dibagi total jumlah lembar saham yang beredar.
Yang kedua: Earning per share berbobot yaitu pendapatan bersih setelah dipotong
pajak dikurang dividen terbatas yang dibagikan, baru kemudian dibagi total jumlah
lembar saham yang beredar.
Jika kamu tertarik dengan pemasukan tetap dari kepemilikan saham, rasio EPS
mampu memperlihatkan ruang bagi sebuah perusahaan untuk meningkatkan
dividen mereka. Walaupun EPS sangat penting bagi investor, kamu tidak bisa
melihatnya dari satu sisi saja. EPS dari sebuah perusahaan harus
dibandingkan dengan perusahaan lainnya agar kamu bisa lebih objektif dalam
melihat kondisi pasar barang/jasa yang ditawarkan.
Rumus lengkapnya berupa: Jika kita perhatikan dari rumus diatas, dividen tidak
termasuk dalam perhitungan laba bersih untuk dibagi ke dalam jumlah lembar
saham yang beredar. EPS hanya menghitung pemasukan bagi pemegang saham
biasa. Ada jenis dividen yang tetap dibagikan kepada pemilik saham tertentu yang
tidak dimiliki oleh pemegang saham biasa. Kebanyakan, EPS dihitung dalam laporan
keuangan tahunan. Dikarenakan perusahaan sering kali mengeluarkan lembar
saham baru untuk dijual sepanjang tahun, EPS berbobot digunakan dalam kasus ini
untuk menghitung nilai yang lebih akurat. Nilai EPS berbobot bisa dihitung dengan
menjumlahkan nilai awal dan akhir, kemudian dibagi dua.
Earning Per Share adalah bagian dari laba perusahaan yang ditambahkan ke setiap
lembar saham yang beredar. Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, EPS
saham dapat dihitung menggunakan rumus laba bersih dibagi jumlah lembar saham.
Contoh perhitungan EPS adalah sebagai berikut.
Soal : Jika sebuah perusahaan memiliki laba 20 milyar dan membayar 2 milyar
dibagikan ke dividen terbatas di tahun 2019. Kemudian ada 10 juta lembar saham di
kuartal pertama 2019, 12 juta lembar saham di kuartal kedua atau rerata 11 juta
lembar saham. Jika kita aplikasikan ke dalam rumusnya, maka:
Jawab :
Seperti yang kita lihat, jika perusahaan tersebut membagikan setiap penghasilan
mereka ke setiap lembar saham, maka setiap lembar saham akan memiliki
tambahan nilai 1.636,36 Rupiah per lembar saham. Jika kamu memiliki 100 ribu
lembar saham atau 1 ribu lot, maka kamu akan mendapatkan Earning Per Share
sebesar Rp. 163,36 juta untuk periode 2019.
Kesimpulan EPS
Arti Earning Per Share, sama dengan pemasukan bersih per lembar saham, dimana
merupakan rasio prospek pasar yang menghitung jumlah laba dari setiap lembar
saham yang ada. Dengan kata lain, jumlah pemasukan perusahaan dibagi ke setiap
satu lembar saham perusahaan di akhir tahun. Dengan lebih spesifik, Earning Per
Share adalah sebuah metrik yang dirancang secara hati-hati, biasa digunakan
sebagai barometer untuk mengukur keuntungan per lembar kepemilikan saham
perusahaan. Jadi, EPS menjadi bagian penting penentu harga saham. Cara
menghitung EPS juga ada dua, selain metode biasa, juga ada perhitungan EPS
berbobot, dimana mengkalkulasikan dividen yang dibagikan secara khusus selain
pada pemilik saham. Disini, kedua-duanya menggunakan variabel laba bersih
setelah dipotong pajak, sehingga murni keuntungan perusahaan dalam periode
tertentu. Penjumlahan kedua variabel tersebut, baru dibagikan dengan jumlah
saham yang ada, untuk menghitung laba bersih per lembar saham.
Pengertian
Price Earning Ratio, atau disingkat P/E Ratio adalah alat utama penghitungan harga
saham suatu perusahaan dibandingkan dengan pendapatan perusahaan.
Penting untuk dicatat bahwa P/E Ratio dapat dihitung juga berdasar data
perusahaan secara umum. Ini dapat dilakukan dengan membagi kapitalisasi pasar
perusahaan (sebagai pengganti harga saham) dengan total pendapatan perusahaan
(sebagai pengganti earning per share).
Kapitalisasi Pasar
PER = Total Pendapatan
Kapitalisasi pasar = (10 juta saham * harga per saham Rp. 10.000)
= 100 milyar
Pentingnya PER
Kelemahan P/E Ratio yang terakhir adalah volatilitas dan risiko. P/E Ratio juga
mengabaikan item penting seperti risiko dan volatilitas. Dua perusahaan mungkin
memiliki P/E Ratio yang sama, akan tetapi jika pendapatan dan sumber penghasilan
satu perusahaan dapat benar‐benar diandalkan, sedangkan pendapatan
perusahaan lain adalah sangat tidak pasti, maka perusahaan dengan pendapatan
yang dapat diandalkan adalah pilihan investasi yang lebih baik untuk jangka
panjang. Dengan segala keterbatasan di atas, ketika berusaha menaksir nilai dari
suatu perusahaan, invesor yang lebih berpengalaman akan memilih
menganalisa P/E Ratio bersama‐sama dengan bermacam‐macam rasio lainnya,
seperti Price/Sales, Price/Cash Flow, dan lain‐lain.