Anda di halaman 1dari 4

1) ROA 

(Return On Asset)
ROA merupakan imbal hasil atau tingkat pengembalian laba atas total asset yang tertera
di dalam neraca perusahaan.ROA ini biasanya merupakan ukuran kinerja manajemen
tingkat atas, karena melihat bagaimana manajemen dapat memanfaatkan aset ini
menjadi laba perusahaan.
 Rumus :
ROA = Laba Bersih / Total Asset

 Penyebab kenaikan ROA :


1. Laba bersih naik, asset total turun.
2. Laba bersih naik, aset total stagnan.
3. Laba bersih dan asset total naik.

 Penyebab penurunan ROA :


1. Laba bersih turun, asset turun total.
2. Laba bersih turun, asset total stagnan.
3. Laba bersih turun dan asset total turun.

 Fungsi ROA :
1. Sebagai salah satu kegunaan yang prinsip sifatnya menyeluruh.
2. untuk membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya
berada di bawah, sama, atau di atas rata-ratanya.
3. untuk mengukur effisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh devisi atau bagian
yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang
bersangkutan..
4. untuk mengukur profitabiltas dari masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan
dengan menggunakan  product cost system yang baik.
5. untuk keperluan kontrol, selain itu juga berguna untuk keperluan perencanaan.

2) ROE (Return On Equity)


ROE adalah suatu hasil perbandingan antara laba bersih setelah pajak perusahaan
dengan total modal yang dimilikinya. ROE adalah bagian dari rasio profitabilitas, yang
dalam pengukurannya difungsikan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih setelah pajak dari pemanfaatan modal yang dimilikinya.
Semakin baik (tinggi) nilai return on equity (ROE) perusahaan, maka semakin baik
kinerjanya dalam memperoleh laba bersih setelah pajak 
 Rumus
ROE = Laba Bersih / Rata-Rata

 Faktor-faktor yang memengaruhi ROE


1. Rasio aktivitas, yang umumnya terdiri dari rasio perputaran kas, rasio perputaran
persediaan, dan rasio perputaran piutang.
2. Rasio utang, yang umumnya terdiri dari debt to asset ratio (DAR), debt to equity
ratio (DER), dan time interest earned ratio (TIE)
3. Rasio likuiditas, yang umumnya terdiri dari rasio cepat dan rasio lancer.
 Fungsi ROE untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan
laba dari investasi pemegang saham dalam lingkup perusahaan tersebut. untuk
pencatatan transaksi keuangan biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai
jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba perusahaan untuk
menilai kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian
aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi perusahaan.

3) ROI (Return On Investment)


ROI adalah laba atas investasi yang dihitung berdasarkan hasil pembagian dari
pendapatan yang dihasilkan dengan besaran modal yang ditanam. Artinya, ROI
berperan penting guna memberikan informasi mengenai ukuran profitabilitas bisnis
dengan jelas sehingga segala kegiatan operasional dapat dievaluasi tingkat
pengembalian investasinya. Itulah mengapa penting bagi Anda untuk mengetahui cara
menghitung ROI secara tepat.

 Rumus :
ROI = (Total penjualan – jumlah investasi awal) ÷ (Jumlah investasi awal x 100%)

 Faktor-faktor yang mempengaruhi ROI


1. Turnover dari operating assets atau tingkat perputaran aktiva yang digunakan
untuk kegiatan operasional, yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam
suatu periode tertentu.
2. Profit margin, adalah besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
bentuk persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin dapat mengukur
tingkat keuntungan perusahaan dan dihubungkan dengan penjualannya.
3. ROI sebagai bentuk teknik analisa rasio profitabilitas sangat penting dalam suatu
perusahaan karena dengan mengetahui ROI, pengusaha dapat mengetahui
seberapa efisien perusahaan guna memanfaatkan aktiva untuk kegiatan
operasional dan dapat memberikan informasi ukuran profitabilitas perusahaan.

 Fungsi
1. Untuk mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi, dan
efisiensi bagian penjualan.
2. Untuk efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain
yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah,
sama, atau di atas rata-rata
3. Untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masing-masing
divisi atau bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam
bagian yang bersangkutan.  
4. Untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
5. Untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan.
4) EPS (Earning per Share)
EPS merupakan rasio keuangan yang mengukur jumlah laba bersih yang diperoleh
dalam setiap lembar saham yang beredar. EPS adalah representasi dari jumlah uang
yang akan diterima oleh para pemegang saham atas setiap lembar saham yang mereka
miliki. Biasanya pembagian dividen atau keuntungan saham dilakukan pada akhir tahun.

 Penyebab kenaikan EPS :


1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
2. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
3. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.
4. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar
daripada persentase penurunan laba bersih.
5. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.

 Penyebab penurunan EPS


1. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.
4. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar
daripada persentase kenaikan laba bersih.
5. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan
jumlah lembar saham biasa yang beredar.

 Rumus :
EPS = (Laba bersih – Dividen preferen) / Jumlah saham yang beredar pada akhir
periode

 Fungsi ;
1. Dapat mempengaruhi naiknya harga saham perusahaan. Jika perusahaan
mampu menghasilkan tingkat laba yang tinggi per lembar sahamnya, itu berarti
perusahaan memiliki lebih banyak uang yang dapat diinvestasikan kembali
dalam bisnis.
2. Sebagai komponen utama yang digunakan untuk menghitung rasio harga
pendapatan atau yang lebih populer disebut dengan Price Earning Ratio
3. Untuk salah satu gambaran perusahaan go public secara profesional dan
transparan dalam laporan keuangan
5) PER (Price to Earning Ratio)
a. PER adalah gambaran mengenai rasio harga saham perusahaan dan
keuntungan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan biasanya disebut sebagai
EPS (earning per share). Pada dasarnya, rasio ini merupakan rasio paling
populer yang digunakan oleh investor atau analis dalam memahami nilai
sebuah perusahaan.
b. Price to Earnings Ratio (PER) merupakan kemampuan perusahaan
dalam mempengaruhi harga pasar saham berdasarkan laba bersih yang
diperolehnya. ... Perusahaan dengan PER yang tinggi tentu direspon
positif oleh investor di pasar modal sehingga akan meningkatkan harga
pasar saham di bursa efek.

 Rumus

1. Untuk menghitung PER, kamu hanya perlu menggunakan formula di

bawah ini:

 Harga saham : pendapatan per saham (EPS)

2. Untuk laba per saham atau EPS, kamu bisa mendapatkannya dengan

melakukan penghitungan seperti ini:

 (Laba bersih-dividen) : jumlah lembar saham

6) NAVPS (Net Aseet Value Per Share)


NAVPS adalah ekspresi untuk nilai aset bersih yang mewakili nilai per saham
reksa dana, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), atau dana tertutup. Ini
dihitung dengan membagi total nilai aset bersih dari dana atau perusahaan
dengan jumlah saham yang beredar dan juga dikenal sebagai nilai buku per
saham.

 Rumus
Nilai Aset Bersih Per Saham = Saham OutstandingNAV di mana:
NAV = Aset − Liabilitas

Anda mungkin juga menyukai