• EPS merupakan informasi yang paling mendasar dan berguna karena dapat
menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa depan.
• Earning per share (EPS) diperoleh dengan menghitung perbandingan antara jumlah
earning (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham) dengan
jumlah lembar saham perusahaan,data untuk mencari Eps ini dapat diperoleh dari laporan
keuangan Perusahaan.
• EPS dapat dihitung dengan rumus :
Laba bersih setelah bunga dan pajak / Jumlah saham beredar
LAPORAN KEUANGAN
1) Neraca:
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu.
Laporan rugi laba (income statement) adalah ringkasan profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun.
Laporan rugi laba ini menunjukkan penghasilan (revenues) yang diperoleh selama satu periode, biaya (expenses) yang dikeluarkan dalam
satu periode, dan elemen-elemen lain pembentuk laba.
Laporan arus kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang berasal dari tiga sumber aktivitas: (1) operasi perusahaan, (2)
investasi dan (3) aktivitas finansial yang dilakukan perusahaan.
ANALISIS RASIO PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
• Untuk melakukan analisis perusahaan, disamping melihat laporan keuangan dapat juga menggunakan analisis rasio
profitablitias perusahaan.
• Dua jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan adalah:
1. Return on Equity (ROE)
menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham.
Laba bersih setelah bunga dan pajak
ROE
Jumlah modal sendiri
2. Return on Asset (ROA): menggambarkan
menggambarkan sejauhmana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba.
EBIT
ROA
Jumlah aset
PRICE EARNING RATIO (PER)
• Estimasi Nilai Intrinsik saham adalah penilaian terhadap nilai yang sesungguhnya dari suatu saham.
• Estimasi Nilai intrsinik saham digunakan untuk menjawab pertanyaan investor terkait kapan waktu untuk membeli atau
menjual suatu saham Jika nilai intrinsik suatu saham lebih tinggi dibanding harga pasarnya, maka saham tersebut
tergolong sebagai saham yang undervalued, dan sebaiknya dibeli. Sebaliknya, jika nilai intrinsic suatu saham lebih rendah
dibanding harga pasarnya, maka saham tersebut tergolong sebagai saham yang overvalued, dan sebaiknya tidak dibeli,
atau sebaiknya dijual jika sudah dimiliki.
• RUMUS:
= E1 x PER
TERIMA KASIH