Anda di halaman 1dari 31

KEBIJAKAN

DIVIDEN
Winda Ningsih, SE., M.Ak
Universitas Garut
Agenda Pembahasan
01 Pentingnya Kebijakan Dividen

02 Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

03 Kebijakan Pemberian Dividen

04 Kebijakan Stock Dividen

05 Kebijakan Stock Split

06 Kebijakan Repurchase Stock


Kebijakan Dividen
A. Pentingnya Kebijakan Dividen

Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah memutuskan
apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan selama satu periode akan dibagi
semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam
bentuk laba ditahan.

2015perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh


Apabila 2019 sebagai
dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga
mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan
perusahaan. Sedang 2016 2018
apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai
dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan.
Cash Dividend merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham .
Ada dua jenis dividen, yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan secara tetap
dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa yang dibayarkan kepada
pemegang saham apabila perusahaan mendapatkan laba.

Harga saham dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dividen atau Po = D/P +g.
Dengan demikian besarnya dividen yang dibayarkan akan meningkatkan nilai
perusahaan atau harga saham.

Namun semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan
memperkecil sisa dana yang dapat diperugunakan untuk mengembangkan
perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba ditahan tersebut merupakan ksumber
dana intern yang dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan
mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumber
dana intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam
jangka panjang akan menurunkan nilai perusahaan, sebab
pertumbuhan dividen akan semakin berkurang.

Oleh karena itu tugas manajer keuangan untuk bisa menentukan


kebijakan dividen yang optimal agar bisa menjaga nilai perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara
lain adalah:
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

1. Posisi Solvabilitas perusahaan


Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang
menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan
laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur
modalnya.

2. Posisi Likuiditas Perusahaan


Cash dividend merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu
apabila perusahaan membayarkan dividen berati harus bisa menyediakan uang
kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan.
3. Kebutuhan untuk melunasi utang
Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditor berupa hutang baik
jangkapendek maupun berjangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera dibayar
pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang-hutang tersebut harus disedi-
akan dana.
Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus
disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan
kepada pemegang saham.

4. Rencana perluasan
Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan
perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusa-
haan.Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang
dilakukan.
Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan
tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari
hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga
bisa diperoleh dari internal resources berupa memperbesar laba yang ditahan.
Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin
kecil dividend payout rationya.

5. Kesempatan investasi
Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besamya divi-
denyang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen
Yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan invies-
tasi.
6. Stabilitas pendapatan
Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan
kepadapemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendap-
atannya
tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas
yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya
tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

7. Pengawasan terhadap Perusahaan


Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan.
Apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan
masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama
dalam mengendalikan perusahaan. Jika dibelanjai dari hutang risikonya cukup
besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar
pengendalian tetap berada ditangannya.
C. KEBIJAKAN PEMBERIAN DIVIDEN

1. Kebijakan pemberian dividen stabil


Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini artinya dividen akan diberikan secara
Tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh
Perusahaan berfluktuasi.

2. Kebijakan dividen yang meningkat


Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang
saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
Misalnya perusanaan akan memberikan dividen sebesar Rp 600,- per lembar
Dengan pertumbuhan 5%, sehingga tahun depan bisa diprediksi besarnya dividen
akan naik 5%menjadi Rp 630,- per lembarnya.
3. Kebijakan dividen dengan ratio yang konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang
diperoleh oleh perusanaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar
dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil dividen yang
dibayarkan juga kecil.

4. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler yang rendah ditambah ekstra


Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah
pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan
dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
CONTOH
PT. DESANTA selama 8 tahun terakhir mempunyai pola laba bagi pemegang
saham sebagai berikut:

Tahun Laba Untuk Pemegang Saham

2012 120.000.000
2013 50.000.000
2014 150.000.000
2015 250.000.000
2016 300.000.000
2017 325.000.000
2018 350.000.000
2019 275.000.000
PT. DESANTA mempunyai jumlah saham yang beredar sebanyak 40.000 lembar.
Dari data tersebut diminta menentukan:
a. Laba per lembar saham atau Earning Per Share (EPS)
b. Besarnya dividen per lembar saham bila kebijaksanaan dividen stabil sebesar
Rp. 1.600 per lembar, kecuali bila laba per lembar saham yang diperoleh
perusahaan mencapai Rp. 6.000 dua periode berturut-turut, dividen akan
dibayarkan menjadi Rp. 2.400 per lembar.
c. Dividen yang dibayarkan meningkat terus-menerus dengan pertumbuhan
sebesar 10%. Dividen yang dibagikan tahun 2012 sebesarr Rp. 1.500 per
lembar.
d. Besarnya dividen bila ditentukan dividen payout rationya sebesar 60%
e. Besarnya dividen bila kebijakan dividen adalah reguler sebesar 1.600 dan
ditambah ekstra 40% bila laba per lembar saham yang dicapai lebih besar
Rp. 5.000
Untuk Menyelesaikan persoalan di atas, maka:

A. Earning Per Share (EPS)

Tahun Perhitungan EPS (Rp)


2012 120.000.000 : 40.000 3.000
2013 50.000.000 : 40.000 1.250
2014 150.000.000 : 40.000 3.750
2015 250.000.000 : 40.000 6.250
2016 300.000.000 : 40.000 7.500
2017 325.000.000 : 40.000 8.125
2018 350.000.000 : 40.000 8.750
2019 275.000.000 : 40.000 6.875
B. Dividen ditetapkan stabil Rp. 1.600 dan menjadi Rp. 2.400 bila EPS
dua periode berturut-turut Rp. 6.000, maka dividennya adalah:

Tahun Dividen (Rp)


2012 1.600
2013 1.600
2014 1.600
2015 1.600
2016 1.600
2017 1.600
2018 1.600
2019 1.600
C. Dividen per lembar saham bila kebijakannya meningkat 10%

Tahun Perhitungan EPS


2012 1.500 (1 + 0,1)^0 1.500
2013 1.500 (1 + 0,1)^1 1.650
2014 1.500 (1 + 0,1)^2 1.815
2015 1.500 (1 + 0,1)^3 1.997
2016 1.500 (1 + 0,1)^4 2.196
2017 1.500 (1 + 0,1)^5 2.416
2018 1.500 (1 + 0,1)^6 2.657
2019 1.500 (1 + 0,1)^7 2.923
D. Dividen yang dibayarkan dengan dividend payout ratio 60%

Tahun Perhitungan EPS (Rp)


2012 3.000 x 60% 1.800
2013 1.250 x 60% 750
2014 3.750 x 60% 2.250
2015 6.250 x 60% 3.750
2016 7.500 x 60% 4.500
2017 8.125 x 60% 4.875
2018 8.750 x 60% 5.250
2019 6.875 x 60% 4.125
E. Dividen ditentukan secara reguler Rp. 1.600 dan ditambah ekstra 40%
bila EPS mencapai di atas Rp. 5.000

Dividen Ekstra
Tahun Dividen Reguler Dividen
Perhitungan Jumlah Per Share
2012 1.600 - 1.600
2013 1.600 - 1.600
2014 1.600 - 1.600
2015 1.600 40% x (6.250 - 5.000) 500 2.100
2016 1.600 40% x (7.500 - 5.000) 1.000 2.600
2017 1.600 40% x (8.125 - 5.000) 1.250 2.850
2018 1.600 40% x (8.750 - 5.000) 1.500 3.100
2019 1.600 40% x (6.875 - 5.000) 750 2.350
D. KEBIJAKAN STOCK DIVIDEN

Salah satu kebijakan yang bisa diambil oleh perusahaan adalah dengan
memberikan divden tidak dalam bentuk uang tunai, tetapi dividen
diberikan dalam bentuk saham.

Artinya pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai


pengganti cash dividend. Pemberian stock dividend tidak akan mengubah
besarnya jumlah modal sendiri, tetapi akan mengubah komposisi dari
modal sendiri perusahaan yang bersangkutan. Karena pada dasanya
pemberian stock dividen ini akan mengurangi pos laba ditahan di neraca
dan akan ditambahkan ke pos modal saham. Dengan demikian laba
ditahan akan berkurang dan modal saham akan bertambah.
Contoh
Suatu perusahaan pada akhir tahun mempunyai struktur modal sendiri sebagai
berikut (sebelum adanya stock dividend).

Modal Saham (Nominal Rp. 5.000 x 120.000 lembar = Rp. 600.000.000


Agio Saham = Rp. 400.000.000
Laba ditahan = Rp. 800.000.000
Jumlah modal sendiri = Rp.1.800.000.000

Perusahaan akan memberikan stock dividen sebanyak 25% atau 30.000 lembar
saham. Harga saham tersebut sebesar Rp 7.500,- per lembarnya.

Struktur modal sendiri setelah ada pemberian stock dividend adalah sebagai
berikut:
Modal saham (nominal Rp. 5.000 x Rp. 150.000 lembar) = Rp. 750.000.000

Agio Saham = Rp. 475.000.000

Laba ditahan = Rp. 575.000.000

Jumlah Modal Sendiri Rp. 1.800.000.000

Karena yang dibagikan sebesar 30.000 lembar saham, maka jumlah dana yang
dipindahkan ke rekening modal saham sebesar Rp 225.000.000,- (atau 30.000 x
Rp 7.500,)
Oleh karena nilai nominal saham Rp 5.000,- per lembar, maka yang dicantumkan
dalam rekening Modal Saham sebesar 30.000 x Rp 5.000,
Sisanya dicantumkan ke rekening Agio Saham sebesar Rp 75.000.000,-

Laba ditahan akan berkurang sebesar Rp. 225.000.000 dari saldo laba ditahan
sebelumnya. (7.500 x 30.000)
Pada umumnya pemberian stock dividend ini dimaksudkan untuk mena-
han uang kas karena kermungkinan ada kesempatan investasi yang
menguntungkan.

Namun juga bisa karena perusahaan sedang kesulitan likuiditas sehingga


tidak membayarkan dividen tunai melainkan memberikan tambahan sa-
ham sebagai dividen.

Pemberian stock dividend ini juga Rp 150.000.000,- sisanya akan


digunakan untuk menahan harga jual saham agar tidak terlalu tinggi dan
masih dalam diperdagang-kan karena harganya terjangkau.
E. KEBIJAKAN STOCK SPLIT

Apabila harga pasar saham suatu perusahaan terlalu tinggi, akan


Mengakibatkan banyak investor kurang berminat terhadap saham
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan bisa mengambil kebijkasanaan
untuk maningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu
pemecahan nilai nominal saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil.

Dengan stock split ini jumlah lembar saham menjadi lebih banyak, dan
Karena peningkatan jumlah lembar saham dikarenakan memecah
saham lama, maka akan mengakibatkan harga saham turun proporsional
dengan kenaikan jumlah lembar saham.
Oleh karena itu dengan stocK split harga saham menjadi lebih murah,
sehingga harga pasar masih dalam trading range tertentu.
Contoh
Suatu perusahaan pada akhir tahun mempunyai struktur modal sendiri sebagai
berikut:

Modal saham (nominal Rp. 4.000 x Rp. 250.000 lembar) = Rp. 1.000.000.000

Agio Saham = Rp. 500.000.000

Laba ditahan = Rp. 900.000.000

Jumlah Modal Sendiri Rp. 2.400.000.000

Perusahaan akan mengadakan stock split dari satu lembar saham menjadi dua
Lembar saham, Maka struktur modalnya setelah stock split akan nampak sebagai
berikut:
Modal saham (nominal Rp. 2.000 x Rp. 500.000 lembar) = Rp. 1.000.000.000
Agio Saham = Rp. 500.000.000
Laba ditahan = Rp. 900.000.000
Jumlah Modal Sendiri Rp. 2.400.000.000

Setelah diadakan stock split, struktur modal sendiri tidak berubah. Nilai Modal
saham tetap Rp. 1.000.000.000 tetapi nilai nominal berubah menjadi Rp. 2.000
dan jumlah lembar saham menjadi 500.000 lembar.
Agio saham dan laba ditahan tidak berubah.
Kesejahteraan pemegang saham atau investor juga tidak mengalami perubahan.
Investor yang semula mempunyai 1.000 lembar saham akan menjadi 2.000
lembar saham dengan nilai pasar yang sama.
F. KEBIJAKAN REPURCHASE STOCK
Kadang-kadang pada suatu saat tertentu perusahaan mempunyai kelebihan uang
kas,sementara kesempatan untuk investasi yang menguntungkan tidak ada.
Kebijakan yang bisa diambil bisa berupa pembagian cash dividend atau pembelian
kembali saham yang dimiliki Oleh investor .

Repurchase Stock adalah pembelian kembali saham-saham perusahaan yang


dipegang oleh pemegang saham atau investor.

Kelebihan dana perusahaan yang digunakan untuk membayar dividen atau


Pembelian kembali saham, tidak ada bedanya bagi perusahaan bila tidak ada
pajak pendapatan (personal tax) dan biaya transaksi. Misalnya suatu perusahaan
mempunyai laba setelah pajak dan harga pasar saham sebagai berikut:
Keuntungan setelah pajak Rp. 200.000.000
Jumlah saham beredar 160.000 lembar
Laba per lembar saham Rp. 1.250
Harga pasar saham Rp. 7.500
Price Earning Ratio (PER) 6 kali

Saat ini tidak ada investasi yang menguntungkan, sehingga perusahaan akan
memanfaatkan labanya sebesar Rp 120.000.000,- dengan cara dibayarkan
sebagai cash dividend atau untuk membeli kembali sahamnya.
Apabila investor menginginkan labanya dibagi sebagai cash dividend maka
mereka akan menerima dividen sebesar Rp 750,- per lembarnya
(Rp 120.000.000 : 160.000)
Dengan demikian harga pasar sahamnya akan menjadi Rp 7.500,- + Rp
750 = Rp 8.250,-
Tapi apabila perusahaan memilih melakukan pembelian kembali atas
sahamnya, maka dana sebesar Rp 120.000.000,- tersebut bisa digunakan
untuk membeli saham sejumlah 120.000.000: 8.250 = 14.545 lembar.

Dengan pembelian kembali saham tersebut, saham yang beredar menjadi


160.000 lembar - 14.545 lembar = 145.455 lembar.
Dengan demikian laba per lembar sahamnya adalah
= Rp 200.000.000 : 145.455 = Rp 1.375,-.
Apabila price earning ratio tetap, maka harga sahamnya adalah sebesar
= Rp 1.375,- x6 = Rp 8.250,-
dan ternyata harga sahamnya sama bila labanya dibagikan sebagai dividen.

Dalam rangka melakukan repurchase stock, perusahaan bisa menggu-


nakan dua cara:
a. Melakukan pembelian secara langsung di pasar dengan harga
sesuai dengan harga yang terjadi di pasar modal.
b. Melalui penawaran secara tender atau tender offer yaitu perusa-
haan mengajukan penawaran secara resmi kepada pemegang sa-
ham atau invesor untuk membeli kembali sejumlah lembar saham
dengan harga tertentu. Biasanya harga tendernya di atas
harga pasar.
Insert Your Image
Thank you

Anda mungkin juga menyukai