TM 9:
Irsan Lubis
MANAJEMEN PERPAJAKAN
1
PENGERTIAN MERGER & AKUISISI
Secara akuntansi, merger dan akuisisi diatur dalam PSAK 22 Tahun 2010
tentang Kombinasi Bisnis.
Seperti yang tercantum dalam PSAK 22, Penggabungan usaha (business
combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah
menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting
wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi
perusahaan lain
2
MERGER
JENIS MERGER
3
JENIS MERGER
2. Merger Vertikal
Terjadi apabila suatu perusahaan membeli perusahaan-perusahaan hulunya
seperti perusahaan pemasoknya, dan atau perusahaan hilirnya, seperti
perusahaan distribusinya yang langsung menjual produknya ke pelanggan.
3. Merger Konglomerat
Merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan yang masing-masing
bergerak dalam industri yang terkait. Merger konglomerat terjadi apabila sebuah
perusahaan mendiversifikasi bidang bisnisnya dalam memasuki bidang bisnis yang
berbeda sama sekali dengan bisnis semula.
Contoh: merger antara Viks Richardson (farmasi) dengan Procter and Gamble
(Consumer Goods).
JENIS MERGER
4
JENIS MERGER
Konsekuensi dari proses merger, apapun jenis dan metode pencatatannya, adalah
adanya perpindahan aktiva yang tentunya terkait dengan perpajakan.
1) Setiap pengalihan aktiva atau harta berupa tanah dan bangunan dilakukan
dalam rangka merger perusahaan akan dikenakan PPh Final sebesar 5% dari
harga jual terhadap perusahaan yang melakukan pengalihan harta, dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dikenakan tarif 5% dari nilai
jual kena pajak – selisih antara harga jual dengan nilai jual objek pajak tidak kena
pajak, terhadap perusahaan yang menerima pengalihan harta.
5
ASPEK PAJAK ATAS MERGER
6
ASPEK PAJAK ATAS MERGER
4) Atas pengalihan harta menggunakan nilai pasar atas pengalihan harta dalam
rangka penggabungan (Merger), peleburan, pemekaran, atau pengambilalihan
usaha (Akuisisi). Namun dapat menggunakan nilai buku sebagai dasar pencatatan
harta, sepanjang memenuhi persyaratan:
a. mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 6 (enam)
bulan setelah tanggal efektif penggabungan, peleburan, pemekaran, atau
pengambilalihan usaha dilakukan, dengan melampirkan alasan dan tujuan
melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, atau pengambilalihan usaha;
b. memenuhi persyaratan tujuan bisnis (business purpose test); dan
c. memperoleh surat keterangan fiskal dari Direktur Jenderal Pajak untuk tiap
Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang terkait.
PMK 52/PMK.010/2017 jo PMK 56/PMK.010/2021, PER 21/PJ/2021
7
ASPEK PAJAK ATAS MERGER
kepada Wajib Pajak badan dalam negeri yang modalnya terbagi atas
saham dan membubarkan badan hukum yang didirikan atau bertempat
kedudukan di luar negeri yang mengalihkan harta dan kewajiban tersebut.
AKUISISI
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu
entitas usaha lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi
miliknya.
Contoh kasus Akuisisi : Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik.
Di dalam hal ini, pihak Semen Gresik melakukan pembelian terhadap sebagian
besar Saham Semen Padang, sehingga Semen Gresik memiliki kekuasaan terhadap
manajemen perusahaan Semen Padang. Tetapi operasi kedua perusahaan masih
berdiri sendiri-sendiri.
8
JENIS AKUISISI
JENIS AKUISISI
9
JENIS AKUISISI
3. Akuisisi Konglomerasi
Yaitu perusahaan membeli perusahaan lain yang tidak ada hubungannya satu
sama lain. Dalam kasus ini perusahaan pembeli sudah kelebihan dana dan ingin
membuat konglomerasi perusahaan.
Misalnya, perusahaan mie instan mengakuisisi perusahaan smartphone.
1) Akuisisi saham berarti terjadi jual beli saham yang akan menghasilkan
capital gain. Capital gain merupakan objek pajak PPh Pasal 17.
2) Akuisisi aset pada umumnya melakukan revaluasi aktiva tetap terlebih
dahulu. Kemudian, atas selisih lebih penilaian kembali aktiva diterapkan tarif
pajak tersendiri dengan Peraturan Menteri Keuangan sepanjang tidak melebihi
tarif PPh Tahunan. Saat ini tarif yang berlaku yaitu 10% dan bersifat final.
3) Atas penyerahan aktiva (Akuisisi aset) terutang PPN 10%.
4) Atas pengalihan aktiva berupa tanah dan/atau bangunan (Akuisisi aset)
terutang PPh Final dengan tarif 2,5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan, bagi pihak yang mengalihkan (penjual).
10
ASPEK PAJAK ATAS AKUISISI
11
ASPEK PAJAK ATAS AKUISISI
Ilustrasi:
PT AAA telah menderita kerugian sebesar Rp10 miliar. Pemilik PT AAA kemudian
menjual perusahaannya (akuisisi asset) kepada perusahaan lain, dan
diperlakukan sebagai penjualan aktiva. Dari hasil penjualan tersebut pemilik PT
AAA mengakui memperoleh capital gain sebesar Rp10 miliar, karena aktiva
tetap dijual dengan harga Rp10 miliar di atas nilai bukunya.
Namun, sebelumnya PT AAA telah menderita kerugian sebesar Rp10 miliar,
sehingga capital gains Rp10 miliar tersebut akan menutup kerugian yang ada,
dan pemilik PT AAA tidak perlu membayar pajak keuntungan penjualan saham.
Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan
perusahaan yang menghasilkan laba, agar nantinya bisa dimanfaatkan untuk
menutup kerugian pajak.
12
-end-
13