Anda di halaman 1dari 32

Dosen: Dr. Dyah Purnamasari, SE, M.Si., Ak.

, CA

MANAJEMEN PAJAK
ATAS KOMBINASI
BISNIS DAN
LIKUIDITAS
Kelompok 4

RINA SITI MARIANA – 51622220035


RAHADIAN ADHA – 51622220037
LIOUNI FEBRIANI SAETBAN - 51622220028
1 KOMBINASI BISNIS

PSAK 22 menggunakan istilah kombinasi


usaha (business combination) untuk
penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan. Dalam Paragraf 08, PSAK
22 mendefinisikan istilah penggabungan
(combination) usaha sebagai penyatuan dua atau
lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu
entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali
atas aktiva dan operasi perusahaan lain.
M E TO D E KOMBINASI BISNIS
Penggabungan usaha dalam peraturan perpajakan diatur dalam Pasal 10 ayat
(3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.
1. Metode Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest)
▪ Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang
bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara
efektif seluruh aset neto dan operasi perusahaan-perusahaan yang bergabung
tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang
melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat
diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (PSAK No. 22).
▪ Pencatatan akuntansi berdasarkan nilai buku.

2. Metode Nilai Wajar (Purchase)


▪ Suatu transaksi dimana suatu entitas memperoleh aset
bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang tergabung.
▪ Pencatatan akuntansi berdasarkan nilai wajar/harga pasar.
ASPEK PERPAJAKAN D A L A M
MERGER DAN
AKUISISI

1. Aspek Pajak Penghasilan


Berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan –79/PMK.03/2008
atas revaluasi aktiva untuk merger degan nilaipasar dikenakan
Pajak Penghasilan sebesar 10% dan bersifat Final.

Contoh PT X dengan menggunakan metode By Purchase


menghasilkan goodwill sebesar Rp 200.000.000. Goodwill ini
akan dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 10% dan bersifat
final. Maka pajak terutang yang muncul adalah :10% x Rp
200.000.000 = Rp 20.000.000.
ASPEK PERPAJAKAN D A L A M
MERGER DAN
AKUISISI
2. Aspek PPN
Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai & Pajak Penjualan Barang Mewah pasal
1A ayat (2) huruf (d) menyatakan bahwa pengalihan Barang
Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan
syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang
menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak tidak
termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak.
Sehingga dalam penyerahan Barang Kena Pajakyang
dilakukan tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
ASPEK PERPAJAKAN D A L A M
MERGER DAN
AKUISISI
3. Aspek BPHTB

BPHTB dikenakan sebesar 5% dari Nilai Jual Objek Pajak


dikurangi dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena
Pajak. Dalam Peraturan Menteri Keuangan –91/PMK.03/2006
dijelaskan bahwa besarnya BPHTB karena merger atau akuisisi
dapat diajukan permohonan pengurangan sebesar 50% jika
menggunakan nilai buku. Besarnya NPOPTKP adalah maksimal
60 juta dan maksimal 300 juta untuk waris.
ASPEK PERPAJAKAN D A L A M
KOMBINASI BISNIS
MACAM - M A C A M KOMBINASI BISNIS

Akuisisi
Suatu penggabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi memperoleh kendali
atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang
diakuisisi, dengan memberikan aktiva tertentu,
mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham.

Akuisisi Pasal 1 Ayat (11) UU PT memberikan pengertian


akuisisi atau pengambilalihan sebagai perbuatan hukum
yang dilakukan oleh badan hukum atau orang
perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan
yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas
Perseroan tersebut.
MACAM - M A C A M KOMBINASI BISNIS

1. Acquisition of stock

Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli


voting stock perusahaan, dapat dengan cara membeli
sacara tunai, saham, atau surat berharga lain.
1. Acquisition of assets
Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan
membeli semua asetnya. Pada jenis ini, dibutuhkan suara
pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat
halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang
terdapat pada acquisition of stock.
JENIS AKUISISI DARI
SEGI BENTUK
akuisisi perusahaan sejenis, yaitu perusahaan pembeli yang
1. AKUISISI
membeli perusahaan lain yang sejenis usahanya. Biasanya akuisisi
HORIZONTAL
seperti ini dilakukan karena ingin memperbesar pangsa pasar
perusahaan.

Yaitu perusahaan membeli perusahaan lain yang bukan sejenis,


2. AKUISISI tetapi perusahaan yang dibeli akan membantu perusahaan
VERTIKAL untuk proses produksinya.

Yaitu perusahaan membeli perusahaan lain yang tidak ada


3. AKUISISI
KONGLOMERASI hubungannya satu sama lain. Dalam kasus ini perusahaan pembeli
sudah kelebihan dana dan ingin membuat konglomerasi
perusahaan.
MACAM - M A C A M KOMBINASI BISNIS

Merger
Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (2009)
mendefinisikan merger sebagai: “Suatu perbuatan
hukum yang dilakukan oleh satu badan usaha atau
lebih untuk menggabungkan diri dengan badan
usaha lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva
dan pasiva dari badan usaha yang menggabungkan
diri beralih karena hukum kepada badan usaha yang
menerima penggabungan dan selanjutnya status
badan usaha yang menggabungkan diri berakhir
karena hukum.”
JENIS MERGER DARI
SEGI BENTUK
Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business
1.MERGER
HORIZONTAL atau pasar yang sama.

Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi


yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau
2. MERGER
VERTIKAL distribusi.

Penggabungan perusahaan-Perusahaan dengan produk dan/atau


3. MERGER
KONGLOMERASI jasa yang tidak saling berhubungan
ALASAN PERUSAHAAN MELAKUKAN
KOMBINASI BISNIS

a. Pertumbuhan atau diversifikasi


b. Sinergi
c. Meningkatkan dana
d. Menambah ketrampilan manajemen
atau teknologi
e. Pertimbangan pajak
KONSOLIDASI

Konsolidasi merupakan kombinasi bisnis


dimana kedua Perusahaan yang melakukan
kombinasi bisnis langsung dibubarkan dan aset
serta kewajiban dari kedua perusahaan ditransfer
ke perusahaan yang baru dibentuk. Operasional
dari masing-masing perusahaan yang sebelumnya
merupakan perusahaan terpisah dilanjutkan ke
dalam entitas Tunggal yang baru dan tidak ada
perusahaan yang bergabung bertahan setelah
konsolidasi.
MACAM - M A C A M KOMBINASI BISNIS

Spin Off (Pemekaran Usaha )


Pemekaran usaha adalah pemisahan satu Wajib
Pajak Badan yang modalnya terbagi atas saham
menjadi dua Wajib Pajak Badan atau lebih
dengan cara mendirikan badan usaha baru dan
mengalihkan sebagian harta dan kewajiban
kepada badan usaha baru tersebut yang
dilakukan tanpa melakukan likuidasi badan
usaha yang lama.
SPIN OFF (PEMEKARAN USAHA)

Wajib Pajak yang melakukan pemekaran usaha yang dapat menggunakan nilai buku
adalah:
1. MERGER
1. Wajib Pajak yang belum Go Public yang akan melakukan penawaran umum
EKSISTENSI PASAR
perdana (Initial Public Offering); atau
2. Wajib Pajak yang telah Go Public sepanjang seluruh badan usaha hasil
pemekaran melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering)

Wajib Pajak yang melakukan pemekaran usaha dalam rangka IPO wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut apabila ingin menggunakan nilai buku sebagai nilai
pengalihannya.
1. Mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan
melampirkan alasan dan tujuan melakukan merger dan pemekaran usaha;
KONGLOMERASI
2. Melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha yang terkait; dan
3. Memenuhi persyaratan tujuan bisnis (business purpose test)
MACAM - M A C A M KOMBINASI BISNIS

Holding
Menurut Bringham & Houston (2001) Holding company
adalah Korporasi yang memiliki Saham biasa perusahaan
lain dalam jumlah yang cukup sehingga dapat
menggendalikan perusahaan tersebut.

Munir Fuady mengartikan holding company adalah suatu


perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam
satu atau lebih perusahaan lain dan/atau mengatur satu
atau lebih perusahaan lain tersebut.
MANFAAAT PEMBENTUKAN
HOLDING COMPANY
1. Mendorong proses penciptaan nilai , market value
creation dan value enhancement.
2. Mensubstitusi defisiensi manajemen di anak-anak
perusahaan.
3. Mengkoordinasikan langkah agar dapat akses ke pasar
internasional.
4. Mencari sumber pendanaan yang lebih murah.
5. Mengalokasikan kapital dan melakukan investasi yang
strategis.
KONGLOMERASI
6. Mengembangkan kemampuan manajemen puncak
melalui cross-fertilization.
P E R E N C A N A A N PA J A K
PERUSAHAAN HOLDING
1. Tax Treaty dan Holding Company
Tax Treaty atau Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
(P3B) dapat mempermudah dan mendorong investasi asing di
Indonesia dengan menghilangkan perpajakan berganda (double
taxation) dan membagi hak pemajakan untuk jenis penghasilan
tertentu antara dua negara. Namun Tax Treaty juga memberi
kesempatan bagi investor untuk menggunakan holding company di
negara mitra P3B untuk berinvestasi di Indonesia dan memperoleh
keuntungan pajak.
Data BKPM beberapa kali menunjukkan bahwa investor
terbesar di Indonesia berasal dari Singapura, Belanda hingga British
Virgin Islands. Negara tersebut sebagai offshore financial center
biasa menjadi lokasi holding company.
P E R E N C A N A A N PA J A K
PERUSAHAAN HOLDING
2. Double Non Taxation

Holding company di negara mitra P3B dapat digunakan untuk


memiliki saham perusahaan di Indonesia dan menurut Tax Treaty,
pajak penghasilan atas penjualan saham berupa capital gain atas
pengalihan saham dapat tidak terutang di Indonesia dan terutang di
negara mitra P3B.

Namun beberapa negara mitra P3B, yang menjadi lokasi


holding company, tidak mengenakan pajak atas penghasilan capital
gain dari penjualan saham sehingga capital gain tersebut sama sekali
tidak dikenakan pajak (double non taxation). Hal ini dapat dilakukan
perusahan multinasional dengan beberapa lapisan holding company.
P E R E N C A N A A N PA J A K
PERUSAHAAN HOLDING

3. Anti Avoidance Rule di Indonesia

Indonesia sudah memiliki peraturan untuk mengatasi


penghindaran pajak seperti terdapat dalam pasal 18 UU PPh.
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Direktorat Jenderal
Pajak No. 61 dan 62 Tahun 2009 untuk memperketat
pemberian keuntungan Tax Treaty kepada pihak yang berhak
mendapatkannya (beneficial owner) namun tidak mengatur
rinci atas persyaratan seperti dalam hal penghasilan yang
dikenakan pajak di negara mitra P3B dengan tarif 0%, jumlah
pegawai serta outsourced management dari holding
company.
U PAYA P E M E R I N TA H D A L A M M E N G U R A N G I
P E N G H I N D A R A N PA J A K O L E H P E R U S A H A A N
HOLDING

1. Pertama, benchmarking kewajaran nilai biaya


beban umum seperti royalti offshore licensing dan
jasa manajemen. Apa ada perbedaan tarif jasa
manajemen dan royalti antara Indonesia dengan
negara lain untuk perusahaan yang sama? Perusahaan
consumer goods di India hanya membayar royalti 1,4
sampai 3,15 persen di tahun 2018, sementara di
Indonesia antara 5-8 persen. Biaya royalti dan jasa
manajemen yang tinggi bisa dianggap sebagai
dividen, selain tentunya merugikan investor
minoritas.
U PAYA P E M E R I N TA H D A L A M M E N G U R A N G I
P E N G H I N D A R A N PA J A K O L E H P E R U S A H A A N
HOLDING

2. Kedua, perlu ada aturan pencabutan izin suatu


usaha Penanaman Modal Asing jika dalam waktu
sekian tahun rugi terus menerus tapi terus beroperasi.
Ketiga, meninjau ulang perjanjian perhindaran pajak
berganda (P3B) dengan negara-negara tempat
domisili holding company yang memiliki anak usaha
di Indonesia, seperti Singapura, Jepang, Korea, China
dan negara Eropa.
U PAYA P E M E R I N TA H D A L A M M E N G U R A N G I
P E N G H I N D A R A N PA J A K O L E H P E R U S A H A A N
HOLDING

3. Ketiga, perlu kesepakatan pertukaran data


keuangan perbankan dengan negara anggota OECD,
untuk mengejar data keuangan para penghindar
pajak, seperti yang dilakukan parlemen Uni Eropa.
Kelima, pembatasan tarif bunga pinjaman ke
perusahaan induk.
LIKUIDITAS

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan


untuk mengonversi aset menjadi uang tunai
dengan cepat tanpa mengalami kerugian yang
signifikan. Dalam konteks kombinasi bisnis,
likuiditas tetap menjadi faktor penting yang
harus dipertimbangkan.
BEBERAPA PERTIMBANGAN MENGENAI
LIKUIDITAS DALAM KOMBINASI BISNIS
1. Ketersediaan Modal Tunai:
2. Struktur Pembayaran
3. Evaluasi Kinerja Keuangan:
4. Integrasi Operasional:
5. Manajemen Kas yang Efisien
6. Skala Operasi
7. Analisis Risiko
2
Dalam keseluruhan, likuiditas adalah faktor yang harus dipertimbangkan dengan
serius dalam setiap kombinasi bisnis. Perencanaan yang baik dan pemantauan
terus-menerus terhadap likuiditas dapat membantu perusahaan menghindari
masalah finansial yang tidak diinginkan selama dan setelah kombinasi bisnis.
PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN
LIKUIDASI

1. LIKUIDITAS
a) Definisi: Likuiditas mengacu pada kemampuan suatu aset atau
investasi untuk dijual atau dikonversi menjadi uang tunai dengan
cepat tanpa mengalami penurunan nilai yang signifikan.
b) Fokus: Likuiditas berfokus pada sejauh mana aset atau investasi
dapat dengan mudah dicairkan menjadi uang tunai.
c) Tujuan: Likuiditas sering menjadi pertimbangan penting dalam
manajemen keuangan untuk memastikan bahwa perusahaan atau
individu memiliki cukup uang tunai atau aset yang dapat dijual
untuk memenuhi kewajiban keuangan dan kebutuhan mendesak.
PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN
LIKUIDASI

2. Likuidasi
a) Definisi: Likuidasi adalah proses penjualan atau penguraian suatu
entitas bisnis atau aset untuk menghasilkan uang tunai atau aset
lainnya.
b) Fokus: Likuidasi berfokus pada tindakan konkret untuk menjual
atau mengonversi aset atau bisnis menjadi uang tunai atau aset
lainnya.
c) Tujuan: Likuidasi biasanya dilakukan ketika suatu perusahaan
atau entitas bisnis ingin mengakhiri operasinya atau memenuhi
kewajiban keuangan tertentu, seperti membayar utang. Hasil dari
likuidasi dapat digunakan untuk membayar kreditor, pemegang
saham, atau pemilik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai