Anda di halaman 1dari 20

BENTUK-BENTUK

KERJASAMA DALAM BISNIS

Disusun oleh: NANDA MANDIRA PUTRA

HUKUM BISNIS 1
POKOK BAHASAN
1. AGEN & DISTRIBUTOR
2. WARALABA (FRANCHISE)
3. JOINT VENTURE
4. MERGER
5. KONSOLIDASI
6. AKUISISI

HUKUM BISNIS - BSP 2


AGEN & DISTRIBUTOR
• KEAGENAN adalah suatu hubungan hukum, dimana
seorang/badan diberi kuasa bertindak untuk dan atas
nama orang/badan yang merupakan pihak prinsipal
untuk melaksanakan transaksi bisnis dengan pihak
lain.
• AGEN adalah orang/badan yg diberi kewenangan
untuk bertindak atas nama Prinsipal.
• DISTRIBUTOR adalah orang/badan yg bertindak
sebagai distributor atas namanya sendiri.
FRANCHISE/WARALABA
• Waralaba adalah: Hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan
atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas dalam
rangka memasarkan barang dagang/atau jasa yang telah terbukti
berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan perjanjian waralaba (PP No. 42 th. 2007)
• Franchisor (Pemberi Waralaba) adalah orang atau badan usaha yang
memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan
waralaba yg dimilikinya kepada Penerima Waralaba.
• Franchisee (Penerima Waralaba) adalah orang atau badan usaha yang
diberi hak oleh Pemberi Waralaba untuk memanfaatkan dan/atau
menggunakan waralaba yang dimiliki Pemberi Waralaba.
Kewajiban Pemberi Waralaba
• mendaftarkan prospektus/dokumen resmi perusahaan
penawaran Waralaba sebelum membuat perjanjian Waralaba
dengan Penerima Waralaba.
• memberikan prospektus penawaran Waralaba kepada calon
Penerima Waralaba pada saat melakukan penawaran.
• memberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan, bimbingan
operasional manajemen, pemasaran, penelitian, dan
pengembangan kepada Penerima Waralaba secara
berkesinambungan.
Prospektus Waralaba sekurang-
kurangnya memuat:
a. data identitas Pemberi Waralaba;
b. legalitas usaha Pemberi Waralaba;
c. sejarah kegiatan usahanya;
d. struktur organisasi Pemberi Waralaba;
e. laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir;
f. jumlah tempat usaha;
g. daftar Penerima Waralaba; dan
h. hak dan kewajiban Pemberi Waralaba dan Penerima
Waralaba.
KEWAJIBAN PENERIMA
WARALABA
• Penerima Waralaba wajib mendaftarkan
perjanjian Waralaba
• Melaksanakan seluruh instruksi Pemberi
Waralaba
• Tidak melakukan kegiatan usaha yang
bermaksud untuk menyaingi yang
diwaralabakan;
• Membayar Franchise Fee dan Royalti
JOINT VENTURE

• Adalah kerjasama dua pihak


atau lebih dalam bidang
bisnis untuk membentuk
suatu perusahaan baru
MANFAAT JOINT VENTURE
• Perkuatan Modal
• Peningkatan Akses Pasar atau Bahan Baku
• Peningkatan kemampuan manajemen,
teknologi, dan pengalaman

PT. A PT. B

PT. JOINT
MERGER/PENGGABUNGAN
Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan
lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan
diri menjadi bubar.
(PP No. 27 Th. 1998)

PT. A PT. B PT. C

Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu, (Bank
Syariah Indonesia) dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli
semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger. Dengan demikian,
Bidding firm tetap berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh
semua aset dan kewajiban milik target firm/Perusahaan. Setelah merger target
firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm.
JENIS-JENIS MERGER
a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan
yang bergerak di bidang industri yang sama bergabung.
b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi
perusahaan supplier atau customernya.
c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri
yang sama tetapi tidak dalam garis bisnis yang sama dengan
supplier atau customernya. Keuntungannya adalah perusahaan
dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak
berhubungan bisnis melakukan merger. Keuntungannya adalah
dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003, p.717).
Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi

1. Pertumbuhan atau diversifikasi. Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan


yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat
melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya
produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi,
maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.
2. Sinergi. Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan
perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang
melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja
yang berlebihan dapat dihilangkan.
3. Meningkatkan dana. Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk
melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan
yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam
perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.
Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi

4. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi. Beberapa perusahaan tidak


dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi pada manajemennya
atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan
manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya,
dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau
teknologi yang ahli.
5. Pertimbangan pajak. Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20
tahun ke depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang
memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang
menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan
yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan
mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi.
Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi
berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi
6. Meningkatkan likuiditas pemilik. Merger antar perusahaan
memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih
besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan
lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih
likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
7. Melindungi diri dari pengambilalihan. Hal ini terjadi ketika
sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang
tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain,
dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena
beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi
untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat
KONSOLIDASI/PELEBURAN
Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua
perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara membentuk
satu perseroan baru dan masing-masing perseroan yang meleburkan
diri menjadi bubar.
.
BANK
EXIM
BANK BUMI
DAYA
BANK JULI 1999
DAGANG
NEGARA
BAPPIND
O
AKUISISI/Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik
seluruh ataupun sebagian besar saham perseroan yang dapat
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
(PP No. 27 Th. 1998)

PT. X
PT. Y AKUISISI
Pemegang
Saham
Tn. A
Tn. B
Tn. C
Contoh praktek Akuisisi yang diikuti dgn
langkah konsolidasi
Contoh praktek Akuisisi yang diikuti dgn
langkah konsolidasi
PERSYARATAN PENGGABUNGAN,
PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PT.
Pasal 6 PP No. 27 th. 1998
• Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan hanya dapat dilakukan
dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
• Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan dilakukan berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga perempat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah
suara tersebut.
• Bagi Perseroan Terbuka, dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) tidak tercapai maka syarat kehadiran dan pengambilan
keputusan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai