HUKUM BISNIS 1
POKOK BAHASAN
1. AGEN & DISTRIBUTOR
2. WARALABA (FRANCHISE)
3. JOINT VENTURE
4. MERGER
5. KONSOLIDASI
6. AKUISISI
PT. A PT. B
PT. JOINT
MERGER/PENGGABUNGAN
Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan
lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan
diri menjadi bubar.
(PP No. 27 Th. 1998)
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu, (Bank
Syariah Indonesia) dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli
semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger. Dengan demikian,
Bidding firm tetap berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh
semua aset dan kewajiban milik target firm/Perusahaan. Setelah merger target
firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm.
JENIS-JENIS MERGER
a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan
yang bergerak di bidang industri yang sama bergabung.
b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi
perusahaan supplier atau customernya.
c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri
yang sama tetapi tidak dalam garis bisnis yang sama dengan
supplier atau customernya. Keuntungannya adalah perusahaan
dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak
berhubungan bisnis melakukan merger. Keuntungannya adalah
dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003, p.717).
Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi
PT. X
PT. Y AKUISISI
Pemegang
Saham
Tn. A
Tn. B
Tn. C
Contoh praktek Akuisisi yang diikuti dgn
langkah konsolidasi
Contoh praktek Akuisisi yang diikuti dgn
langkah konsolidasi
PERSYARATAN PENGGABUNGAN,
PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PT.
Pasal 6 PP No. 27 th. 1998
• Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan hanya dapat dilakukan
dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
• Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan dilakukan berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga perempat)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan
disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) bagian dari jumlah
suara tersebut.
• Bagi Perseroan Terbuka, dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) tidak tercapai maka syarat kehadiran dan pengambilan
keputusan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.