Disusun Oleh :
NOVI INDRIANI
NIM : 2262401022
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya Saya dapat menyelesaikan tugas ini. Sholawat serta salam senantiasa kita
haturkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya
di hari kiamat nanti. Tugas ini Saya buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan
pemahaman mengenai “Merger dan Akuisisi” dalam Mata Kuliah Hukum Bisnis. Dengan segala
keterbatasan yang ada Saya telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna menyelesaikan
tugas ini.
Novi Indriani
MERGER DAN AKUISISI
Merger dan akuisisi ini adalah cara mengembangkan sebuah usaha dengan cara yang
lebih konsisten tanpa memakan biaya dan waktu banyak sehingga dengan merger dan
akuisisi ini bisa mempunyai perusahaan tanpa mendirikan dari awal dengan sulitdan
menanggung setiap resiko kegagalan usaha
2. Model- Model Merger dan Akuisisi
Munir Fuady menjelaskan, merger dapat dikatagorikan menjadi beberapa jenis, yaitu:
Menurut jenis usahanya, merger dapat dikatagorikan ke dalam empat bagian sebagai berikut:
1) Merger Horizontal
Adalah merger di antara dua atau lebih perusahaan dimana semua perusahaan tersebut
bergerak pada bidang bisnis “line of business” (bidang usaha) yang sama atau dapatlah
dikatakan terjadinya fusi/merger horizontal yaitu apabila dua atau lebih perusahaan yang
sebagian besar mempunyai pasar pembelian dan pasar penjualan yang sama-sama
berlebur menjadi satu, seperti misalnya antara perusahaan kelapa sawit. Sementara itu,
untuk merger horizontal khusus apabila dilakukandalam satu kelompok usaha, ada dua
perusahaan dalam satu kelompok, yang disebut dengan “sister company” (satu
kelompok). Saham mereka sama-sama di pegang oleh satu perusahaan “holding”
(dipegang). Namun kemudian setelahmerger horizontal, perusahaan “holding” atau
memegang saham pada anakperusahaan hasil merger yang telah bersatu. Dan dalam
proses mergerhorizontal ini, khususnya apabila dipilih merger tanpa likuidasi, tindakan-
tindakan yuridis minimal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Semua aktiva dan passiva dialihkan dari anak perusahaan yang satuterhadap anak
perusahaan lain (kecuali aktiva yang harus dibayarkepada pemegang saham minoritas
yang tidak setuju merger).Kecuali dipilih model merger dengan likuidasi.
b. Anak perusahaan satu menghentikan kegiatannya, kemudiandibubarkan tanpa
likuidasi.
c. Pemegang saham minoritas yang tidak setuju merger dapatmemilih antara menjadi
pemegang saham dalam anak perusahaan atau meminta kompensasi harga saham
yang sedang dipegangnyatanpa menjadi pemegang saham pada anak perusahaan hasil
merger.
2) Merger Vertical
Merger vertikal adalah suatu gabungan di antara dua perusahaan atau lebih dengan
mana yang satu bertindak sebagai suplier bagi yang lainnya.Atau dapat dikatakan fusi/
merger vertikal ini terjadi apabila perusahaan bersatu dengan perusahaan lainnya, yang
mengerjakan lebih lanjut barang-barang yang dibuat oleh perusahaan yang pertama.
Misalnya kerjasama antara pabrik pemintalan benang dan pabrik tekstil.
3) Merger Kon-Generik
Yang dimaksud dengan merger kon-generik adalah merger diantara 2(dua) atau lebih
perusahaan yang saling berhubungan tetapi bukanterhadap produk yang sama seperti
pada merger horizontal dan bukanpula antara perusahaan hulu dengan hilir seperti dalam
mergervertikal.
4) Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah penggabungan dua perseroan atau lebihyang tidak
memiliki kesamaan bidang usaha. Sehingga aktivitas bisnistidak berkaitan sama sekali
antara perseroan yang menggabungkan diridengan perseroan yang menerima
penggabungan.
Transaksi merger dan akusisi juga harus mempertimbangkan dari sisi hukum
persaingan usaha sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Anti Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat dan Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 3
Tahun 2019. Kemudian, advokat tersebut juga harus mengetahui regulasi khusus per sektor
usaha karena ada peraturan-peraturan lain sesuai lini bisnis usaha perseroan seperti bank,
asuransi, pertambangan dan konstruksi.
4. Prosedur Pelaksanaan Merger dan Akuisisi
1) Menetapkan tujuan.
2) Melakukan identifikasi target perusahaan yang potensial untuk dimerger.
3) Melakukan seleksi calon target perusahaan merger.
4) Mengadakan kontak dengan pihak manajemen perusahaan target untuk mendapatkan
informasi.
5) Mencari informasi yang dibutuhkan terutama informasi tentang kondisi keuangan
perusahaan yang meliputi periode 5 tahun terakhir dan komitmen yang dilakukan
perusahaan target.
6) Menetapkan harga penawaran dan cara pembiayaannya.
7) Mencari alternatif sumber pembiayaan.
8) Melakukan uji kelayakan pada perusahaan target.
9) Mempersiapkan dan menandatangani kontrak merger.
10) Pelaksanaan merger.
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 UU No. 5 Tahun 1999, persaingan usaha tidak sehat
dilarang atau tidak diperbolehkan karena perbuatan atau kegiatan tersebut dapat
memunculkan pemusatan kekuatan ekonomi yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan
atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu serta dapat merugikan kepentingan umum
dan dapat menimbulkan adanya praktek monopoli. Persaingan tidak sehat adalah persaingan
yang dilakukan secara tidak wajar, melanggar hukum, dan merugikan pesaingnya.
Tindakan merger dapat membawa keuntungan bagi pelaku usaha karena merger dapat
menjadi sarana untuk menghimpun modal bagi para pelaku usaha dalam rangka memperluas
usahanya atau bisnisnya dan praktik ini sering dilakukan oleh para pelaku bisnis. Dengan
dilakukannya merger dan akuisisi, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kosentrasi
pasar yang dilarang oleh Undang-Undang Anti Monopoli. Itulah sebabnya hukum tentang
merger maupun hukum tentang anti monopoli sangat mewanti-wanti agar suatu merger atau
akuisisi tidak sampai melanggar ketentuan anti monopoli atau persaingan sehat.
Akuisisi lintas negara atau sering popular disebut disebut dengan cross-border
acquisition merupakan trend bisnis yang berkembang sejak gelombang minat melakukan
pencatatan saham lintas negara yang sekarang terjadi pada pasar baru Eropa mengikuti
periode tahun 1980-an ketika ratusan perusahaan asing mencatatkan sahamnya pada bursa
efek di Eropa. Biaya pencatatan saham relatif rendah dan setiap orang melakukannya. Ini
dikarenakan penghampusan hambatan perdagangan di Eropa.
Akuisisi lintas negara adalah akusisi yang dilakukan oleh 1 (satu) perusahaan
terhadap perusahaan lain yang berada di luar negeri. Karena berbeda negara antar pihak yang
mengakuisisi dengan pihak yang diakuisisi sehingga berbeda pula hukum, prosedur dan
kultur perusahaan maka akuisisi linta negara ini jauh lebih kompleks dari akuisisi biasa
(Munir Fuady, 2008:185).
Perkembagang bisnis akuisisi lintas negara juga terjadi di Indonesia. Banyak sudah
akuisisi yang perusahaan dilakukan di Indonesia, baik akuisisi internal maupun akuisisi
eksternal. Penamanan modal asing yang mengakibatkan akuisisi perusahaan lintas negara
(cross-border acquisition) memunculkan aturan hukum di Indonesia. Dengan masuknya
penaman modal asing di Indonesia dengan membeli saham di bursa efek saham maka proses
ini menimbulkan akuisisi lintas negara. Jika pembelian saham lebih dari 51% saham target
perusahaan akuisisi maka akan menimbulkan kepemilikan saham mayoritas pada sebuah
perusahaan terbuka.
Perbuatan hukum melakukan akuisisi lintas negara memunculkan masalah-masalah
karena berbeda negara antara pihak yang mengakusisi dengan pihak yang diakuisisi sehingga
menimbulkan perbedan hukum, prosedur dan kultur perusahaan sehingga akusisi lintas
negara (cross-border acquisition) jauh lebih kompleks dari akuisisi biasa. Akuisisi
merupakan pembelian saham dari perusahaan sehingga merupakan suatu jual beli saham
yang tidak lepas dari hukum perjanjian. Meninjau disisi lain akibat dari akuisisi lintas batas
negara menimbulkan kepemilikan saham.
Fuady Munir, 2008, Pengantar Hukum Bisnis – Menata Bisnis Modern di Era Global,
Cetakan Ketiga, Citra Aditya bakti, Bandung.
Fuady, Munir. Hukum Tentang Akuisisi, Take Over dan LBO. 9 Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2001.
Fuady, Munir, Hukum Antimonopoli Menyongsong Era Persaingan Sehat, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1999.