Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MERGER DAN AKUISISI PERUSAHAAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Matak Kuliah Manajemen Keuangan Syariah

Dosen Pengampu : Ni’am Al Mumtaz, M.E.

Disusun Oleh :

Muhammad Imam Abu Hanifah 63040190135

Rizky Aditya 63040190192

Ayu Nur Rahmawati 63040190196

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yeng telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan
judul “Merger dan Akuisisi Perusahaan”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah.

Kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Sumber-sumber yang sudah memberikan informasi
untuk menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas, kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.

Salatiga , 2 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Pengertian Merger dan Akuisisi..................................................................................2

B. Jenis Merger dan Akuisisi...........................................................................................4

C. Model-model dari Merger dan Akuisisi......................................................................5

D. Dasar Hukum Merger dan Akuisisi.............................................................................6

E. Prosedur Pelaksanaan Merger dan Akuisisi................................................................6

F. Larangan dalam Merger dan Akuisisi.........................................................................7

BAB III.......................................................................................................................................9

PENUTUP..................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin
ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi
perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan
eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.
Di Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan
akuisisi semakin banyak dilakukan. Bentuk-bentuk penggabungan usaha antara lain
melalui merger dan akuisis. Di Indonesia praktek akuisisi umumnya dilakukan oleh satu
grup (internal acquition) khusus pada perusahaan yang go publik. Merger dan akuisis ini
telah berkembang menjadi tren beberapa perusahaan.
Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah untuk memperoleh
sinergi, strategic opportunities, meningkatkan efektifitas dan mengeksploitasi mis-
pricing di pasar modal. Pada umumnya tujuan dilakukannya merger dan akuisis adalah
mendapatkan sinergi dan nilai tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan
sekedar menjadikan dua ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisis harus
menjadikan dua ditambah dua menjadi lima dan seterusnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian marger dan akuisisi?
2. Apa jenis merger dan akuisisi?
3. Apa model-model dari marger dan akuisisi?
4. Apa dasar hukum marger dan akuisisi?
5. Bagaimana prosedur pelaksanaan marger dan akuisisi?
6. Apa saja larangan-larangan dalam marger dan akuisisi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari marger dan akuisisi.
2. Untuk mengetahui jenis merger dan akuisisi.
3. Untuk mengetahui apa model-model dari marger dan akuisisi.
4. Untuk mengetahui dasar hukum marger dan akuisisi.

1
5. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan marger dan akuisisi.
6. Untuk mengetahui apa saja larangan-larangan dalam marger dan akuisisi.
BAB II
PEMBAHASAN

D. Pengertian Merger dan Akuisisi


a. Pengertian Merger
Dalam UU Perseroan Terbatas Pasal 1 butir 9, maka Merger dapat
didefiniskan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih
untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan
aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih kepada Perseroan
yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang
menggabungkan diri berakhir karena hukum1
Merger adalah salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan dan
menumbuhkan perusahaan. Merger dapat dikatakan serupa dengan konsolidasi tetapi
perusahaan pengakuisisi mempertahankan nama dan identitas serta mengakuisisi
semua aset dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi.
Menurut Eliya dan Pardi (2013), merger adalah penggabungan dua usaha atau
lebih dengan cara pengalihan aktiva dan kewajiban suatu perusahaan ke perusahaan
lain.
Merger menurut Henry Faizal Noor (2009:242) dalam Fahlevi (2011)
mengatakan yakni peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan yang
baru.
Definisi merger menurut Fahlevi (2011:22) bahwa merger berasal dari bahasa
latin yang berarti bergabung bersama atau berkombinasi sehingga menyebabkan
hilangnya identitas perusahaan yang di merger.
Moin (2007) dalam Nugroho (2010) menyatakan bahwa merger adalah
kesepakatan dua atau lebih perusahaan untuk bergabung yang kemudian hanya ada
satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya
menghentikan aktivitasnya.

1
Josua Tarigan, Swenjiadi Yenewan, dkk “Merger Dan Akuisisi: dari perspektif strategis dan kondisi indonesia
(Pendekatan Konsep dan Studi Kasus)”, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2016), hlm. 7.

2
Pada dasarnya merger adalah penggabungan dua badan (perusahaan) yang
kemudian akan hanya ada satu badan usaha yang masih tetap berdiri sebagai satu
kesatuan hukum, sementara perusahaan yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau
bubar, sehingga dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa merger
merupakan penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan
lain yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang bertahan, sedangkan perusahaan
yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan.2

Perusahaan A

Perusahaan A
Atau
Perusahaan B

Perusahaan B

Ilustrasi Merger

b. Pengertian Akuisisi
Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan aquisition (Inggris), makna
harafiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu obyek untuk ditambahkan
pada sesuatu atau obyek yang telah dimiliki sebelumnya.
Menurut Eliya dan Pardi (2013), Akuisisi adalah penggabungan usaha dimana
perusahaan pengakuisisinya memperoleh kembali atas aktiva neto dan operasi
perusahaan yang diakuisisi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas mendefinisikan
akuisisi sebagai berikut “Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan
hukum atau orang perseroan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar
saham yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan
tersebut.” Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 mendefinisikan
akuisisi dari perspektif akuntansi berikut ini “Akuisisi adalah suatu penggabungan

2
Rheza Gozali , Rosinta Ria Panggabean, “Merger Dan Akuisisi, Dampaknya Pada Likuiditas, Profitabilitas,
Aktivitas, Dan Solvabilitas: Bukti Dari Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen Vol. 6 No. 1 2019,
hlm 17.

3
usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisi (acquirer) memperoleh kendali
atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan
memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.”3

Perusahaan A Perusahaan A

Pengendalian

Perusahaan B Perusahaan B

Ilustrasi Akuisisi

E. Jenis Merger dan Akuisisi


Berdasarkan bentuk korelasi yang terjadi antara dua atau lebih perusahaan yang
melakukan merger dan akuisisi, secara garis besar merger dan akuisisi dapat dibedakan
menjadi 2 kategori yaitu related dan unrelated (berhubungan dan tidak berhubungan)
dimana perbedaan itu terletak pada produk/ jasa yang ditawarkan apakah masih
berhubungan (contoh: perusahaan tekstil dengan perusahaan baju) atau justru tidak ada
hubungan sama sekali (contoh: perusahaan makanan merger dengan perusahaan mebel).
Kedua kategori tersebut sendiri masih dibagi dalam beberapa tipe dimana ada 2 tipe
dalam kategori related yaitu:
1. Vertically related. Hubungan vertikal ini mengacu pada proses merger akusisi pada 2
perusahaan hulu dan hilir dimana terjadi penggabungan antara produsen/ supplier
dengan distributor atau distributor dengan retailer/penjual (contoh: Merck dan
Merco).
2. Horizontally related Sedangkan hubungan horizontal terjadi jika penggabungan
tersebut melibatkan perusahaan yang saling bersaing / kompetitor (contoh: Exxon dan
Mobil). Di dalam kategori unrelated dikenal pula hubungan konglomerasi
(conglomerate) dimana 1 induk perusahaan mempunyai banyak perusahaan lainnya di
berbagai bidang (contoh: Phillip Moris dan General Foods). Beberapa peneliti seperti

3
ibid, hlm. 17-18.

4
Hughes (1980) dan Tirole (1988) langsung membedakan merger menjadi tiga, yaitu
horizontal, vertical dan conglomerate.4

F. Model-model dari Merger dan Akuisisi


A. Model-model marger
1) Merger Horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya
sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, merger perusahaan sepatu,
merger perusahaan kapas. Contoh PT “A” yang mengusahakan kapas, bergabung
dengan PT “B” yang mengusahakan pemintalan, bergabung dengan PT “C” yang
mengusahakan kain dan seterusnya. Dengan demikian, tujuan kerjasama disini
adalah menjamin tersedianya pasokan atau penjualan dan distribusi, dimana PT
“B” akan mempergunakan produk PT “B” dan seterusnya.
2) Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang
saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya:
perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban
merger dengan peurusahaan mobil. Contoh: PT. A, PT. B, PT. C bergabung, lalu
PT B yang menjadi induk perusahaan.
3) Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan
berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan
sepatu merger dengan perusahaan elektronik, atau perusahaan mobil merger
dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai
pertumbuhan Badan Usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang
disatukan.

B. Model-model akuisisi
1. Akuisisi berdasarkan cara yang ditempuh
 Akuisisi saham, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan cara membali saham
suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain.
 Akuisisi Aset, yakni akuisisi yang dilakukan dengan cara membeli asset
dari perusahaan berupa aktiva/pasiva perusahaan yang akan diakuisisi.

4
Josua Tarigan, Swenjiadi Yenewan, dkk “Merger Dan Akuisisi: dari perspektif strategis dan kondisi indonesia
(Pendekatan Konsep dan Studi Kasus)”, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2016), hlm. 9-10.

5
2. Akuisisi berdasarkan tujuannya
 Akuisisi financial, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan financial semata sehingga yang diperhitungkan
adalah untung dan rugi.
 Akuisisi strategis, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh sinergi.5

G. Dasar Hukum Merger dan Akuisisi


a) Dasar hukum marger
Penggabungan merupakan transaksi yang sah dan diperbolehkan menurut
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbataas. Dasar hukum
marger
b) Dasar hukum akuisisi
Regulasi yang menjadi dasar hukum bagi akuisisi yang dilakukan oleh PT
Terbuka secara khusus berlaku Undang-undang nomor 8 tahun 1995 Tentang Pasar
Modal Dan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), antara
lain:
1. Keputusan ketua BAPEPAM Nomor Kep-05/PM/2000 (peraturan nomor IX.E.2)
tentang transaksi material utama dan perubahan keh=giatan usaha utama,
sebagaimana telah dirubah dengan keputusan Ketua BAPEPAM Nomor
Kep-02/PM/2001
2. Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-12/PM/1997 (Peraturan Nomor
IX.E.1i) tentang transaksi berbenturan kepentingan, sebagaimana telah diubah
dengan keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-32/PM/2000
3. Keputusan kketua BAPEPAM nomor Kep-04/PM/2000 (Peraturan Nomor
IX.H.1) tentang pengambilalihan perusahaan terbuka.6

H. Prosedur Pelaksanaan Merger dan Akuisisi


a. Prosedur pelaksanaan merger
Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan merger ini diatur dalam UUPT No. 40
tahun 2007 pasal 122 - 133. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut :
5
Syahrin Naihasy, Hukum Bisnis (Business Low),  2005, Yogyakarta: Mida Pustaka, Hlm. 152
6
Ibid, hlm. 156

6
1. Direksi perseroan yang akan menggabungkan diri dan menerima penggabungan
menyusun rancangan penggabungan dan harus mendapatkan persetujuan Dewan
Komisaris di setiap perseroan dan akan diajukan kepada RUPS.
2. Bagi perseroan tertentu yang akan melakukan penggabungan perlu mendapat
persetujuan dari instansi terkait sesuai dengan UU.
3. Penggabungan perseroan wajib memperhatikan :
a) Perseroan, Pemegang saham minoritas, karyawan perseroan.
b) Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan.
c) Masyarakat dan persaingan sehat dalam usaha
4. Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan RUPS mengenai
penggabungan boleh melakukan hak nya untuk meminta kepada perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar
5. Keputusan RUPS mengenai penggabungan perseroan harus memenuhi jumlah
yang ditentukan.
b. Prosedur pelaksanaan akuisisi
1. Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham yang telah
dikeluarkan/ yang akan dikeluarkan oleh perseroan Melalui Direksi perseroan atau
langsung dari pemegang saham.
2. Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan
3. Pengambilalihan dimaksud pada ayat (1) adalah pengambilalihan saham yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
4. Direksi perseroan yang akan diambil alih dan perseroan yang akan mengambil
alih dengan persetujuan Dewan Komisaris.
5. Pengambilalihan saham dimaksud pada ayat (7) wajib memperhatikan ketentuan
anggaran dasar perseroan yang diambil alih tentang pemindahan hak atas saham
dan perjanjian yang telah dibuat oleh perseroan.

I. Larangan dalam Merger dan Akuisisi


Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) seorang pelaku usaha dapat
dibuktikan melanggar peraturan mengenai monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
maka pelaku usaha dapat dikenakan sanksi berupa sanksi administrasi hingga sanksi
pidana. Berdasarkan pasal 2 PP 57/2010 dijelaskan bahwa :

7
1. Pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan badan usaha, peleburan
badan usaha, atau pengambilalihan saham perusahaan lain yang dapat
mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat.
2. Praktik Monopoli atau persaingan tidak sehat jika badan usaha hasil
penggabungan, peleburan atau pun pelaku usaha yang melakukan
pengambilalihan saham perusahaan lain di duga melakukan :
a. Perjanjian yang dilarang seperti penetapan harga, perjanjian tertutup,
pemboikotan dll
b. Kegiatan yang dilarang seperti Persekongkolan, penguasaan pasar dll
c. Penyalahgunaan posisi, dimana pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi
diantara pesaing nya di pasar yang bersangkutan dalam kaitan
kemampuan, keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan dll

8
BAB III
PENUTUP

J. Kesimpulan
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu dimana perusahaan
yang me-merger mengambil atau membeli assets dan liabilities perusahaan yang di
merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50%
saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya
menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru.
Akuisisi adalah pengambilalihan (take over) sebuah perusahaan dengan
membeli saham atau aset perusahaan tersebut perusahaan yang dibeli tetap ada.
Dalam melakukan merger akuisisi banyak Kendala yang harus diatasi oleh
perusahaan yaitu modal, tenaga kerja maupun budaya perusahaan. Untuk
menyatukan kedua perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit
dan ini harus dipilih salah satu budaya mana yang sekiranya cocok untuk tetap
digunakan dalam melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan merger
dan akuisisi kedua perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan
karyawan dari masing-masing perusahaan tentang kebijakan yang akan diambil
perusahaan nantinya setelah merger dan akuisisi karena budaya perusahaan hal yang
sangat sulit untuk dirubah sehingga dalam melakukan perubahan ini perlu dilakukan
secara bertahap.

K. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi
kita semua. Apabila ada penulisan atau kata-kata yang kurang berkenan kami
mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun senantiasa Kami harapakan

9
untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga bermanfaat dan
Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Syaichu, M. (2006). Merger Dan Akuisisi: Alternatif Meningkatkan Kesejahteraan Pemegang


Saham. Jurnal Studi Manajemen Organisasi, 3(2), 59–68.

Gozali, R., & Panggabean, R. R. (2019). Merger Dan Akuisisi, Dampaknya Pada Likuiditas,
Profitabilitas, Aktivitas, Dan Solvabilitas: Bukti Dari Bursa Efek Indonesia. Inovasi,
6(1), 13. https://doi.org/10.32493/inovasi.v6i1.y2019.p13-28.

Naihasy, Syahrin, Hukum Bisnis (Business Low),  2005, Yogyakarta: Mida Pustaka.

10

Anda mungkin juga menyukai