Disusun Oleh :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yeng telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dengan
judul “Merger dan Akuisisi Perusahaan”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah.
Kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Sumber-sumber yang sudah memberikan informasi
untuk menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas, kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin
ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi
perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan
eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.
Di Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan
akuisisi semakin banyak dilakukan. Bentuk-bentuk penggabungan usaha antara lain
melalui merger dan akuisis. Di Indonesia praktek akuisisi umumnya dilakukan oleh satu
grup (internal acquition) khusus pada perusahaan yang go publik. Merger dan akuisis ini
telah berkembang menjadi tren beberapa perusahaan.
Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah untuk memperoleh
sinergi, strategic opportunities, meningkatkan efektifitas dan mengeksploitasi mis-
pricing di pasar modal. Pada umumnya tujuan dilakukannya merger dan akuisis adalah
mendapatkan sinergi dan nilai tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan
sekedar menjadikan dua ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisis harus
menjadikan dua ditambah dua menjadi lima dan seterusnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian marger dan akuisisi?
2. Apa jenis merger dan akuisisi?
3. Apa model-model dari marger dan akuisisi?
4. Apa dasar hukum marger dan akuisisi?
5. Bagaimana prosedur pelaksanaan marger dan akuisisi?
6. Apa saja larangan-larangan dalam marger dan akuisisi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari marger dan akuisisi.
2. Untuk mengetahui jenis merger dan akuisisi.
3. Untuk mengetahui apa model-model dari marger dan akuisisi.
4. Untuk mengetahui dasar hukum marger dan akuisisi.
1
5. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan marger dan akuisisi.
6. Untuk mengetahui apa saja larangan-larangan dalam marger dan akuisisi.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Josua Tarigan, Swenjiadi Yenewan, dkk “Merger Dan Akuisisi: dari perspektif strategis dan kondisi indonesia
(Pendekatan Konsep dan Studi Kasus)”, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2016), hlm. 7.
2
Pada dasarnya merger adalah penggabungan dua badan (perusahaan) yang
kemudian akan hanya ada satu badan usaha yang masih tetap berdiri sebagai satu
kesatuan hukum, sementara perusahaan yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau
bubar, sehingga dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa merger
merupakan penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan
lain yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang bertahan, sedangkan perusahaan
yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan.2
Perusahaan A
Perusahaan A
Atau
Perusahaan B
Perusahaan B
Ilustrasi Merger
b. Pengertian Akuisisi
Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan aquisition (Inggris), makna
harafiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu obyek untuk ditambahkan
pada sesuatu atau obyek yang telah dimiliki sebelumnya.
Menurut Eliya dan Pardi (2013), Akuisisi adalah penggabungan usaha dimana
perusahaan pengakuisisinya memperoleh kembali atas aktiva neto dan operasi
perusahaan yang diakuisisi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas mendefinisikan
akuisisi sebagai berikut “Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan
hukum atau orang perseroan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar
saham yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan
tersebut.” Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 mendefinisikan
akuisisi dari perspektif akuntansi berikut ini “Akuisisi adalah suatu penggabungan
2
Rheza Gozali , Rosinta Ria Panggabean, “Merger Dan Akuisisi, Dampaknya Pada Likuiditas, Profitabilitas,
Aktivitas, Dan Solvabilitas: Bukti Dari Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen Vol. 6 No. 1 2019,
hlm 17.
3
usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisi (acquirer) memperoleh kendali
atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan
memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.”3
Perusahaan A Perusahaan A
Pengendalian
Perusahaan B Perusahaan B
Ilustrasi Akuisisi
3
ibid, hlm. 17-18.
4
Hughes (1980) dan Tirole (1988) langsung membedakan merger menjadi tiga, yaitu
horizontal, vertical dan conglomerate.4
B. Model-model akuisisi
1. Akuisisi berdasarkan cara yang ditempuh
Akuisisi saham, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan cara membali saham
suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain.
Akuisisi Aset, yakni akuisisi yang dilakukan dengan cara membeli asset
dari perusahaan berupa aktiva/pasiva perusahaan yang akan diakuisisi.
4
Josua Tarigan, Swenjiadi Yenewan, dkk “Merger Dan Akuisisi: dari perspektif strategis dan kondisi indonesia
(Pendekatan Konsep dan Studi Kasus)”, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2016), hlm. 9-10.
5
2. Akuisisi berdasarkan tujuannya
Akuisisi financial, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan financial semata sehingga yang diperhitungkan
adalah untung dan rugi.
Akuisisi strategis, yaitu akuisisi yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh sinergi.5
6
1. Direksi perseroan yang akan menggabungkan diri dan menerima penggabungan
menyusun rancangan penggabungan dan harus mendapatkan persetujuan Dewan
Komisaris di setiap perseroan dan akan diajukan kepada RUPS.
2. Bagi perseroan tertentu yang akan melakukan penggabungan perlu mendapat
persetujuan dari instansi terkait sesuai dengan UU.
3. Penggabungan perseroan wajib memperhatikan :
a) Perseroan, Pemegang saham minoritas, karyawan perseroan.
b) Kreditor dan mitra usaha lainnya dari Perseroan.
c) Masyarakat dan persaingan sehat dalam usaha
4. Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan RUPS mengenai
penggabungan boleh melakukan hak nya untuk meminta kepada perseroan agar
sahamnya dibeli dengan harga yang wajar
5. Keputusan RUPS mengenai penggabungan perseroan harus memenuhi jumlah
yang ditentukan.
b. Prosedur pelaksanaan akuisisi
1. Pengambilalihan dilakukan dengan cara pengambilalihan saham yang telah
dikeluarkan/ yang akan dikeluarkan oleh perseroan Melalui Direksi perseroan atau
langsung dari pemegang saham.
2. Pengambilalihan dapat dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan
3. Pengambilalihan dimaksud pada ayat (1) adalah pengambilalihan saham yang
mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
4. Direksi perseroan yang akan diambil alih dan perseroan yang akan mengambil
alih dengan persetujuan Dewan Komisaris.
5. Pengambilalihan saham dimaksud pada ayat (7) wajib memperhatikan ketentuan
anggaran dasar perseroan yang diambil alih tentang pemindahan hak atas saham
dan perjanjian yang telah dibuat oleh perseroan.
7
1. Pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan badan usaha, peleburan
badan usaha, atau pengambilalihan saham perusahaan lain yang dapat
mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat.
2. Praktik Monopoli atau persaingan tidak sehat jika badan usaha hasil
penggabungan, peleburan atau pun pelaku usaha yang melakukan
pengambilalihan saham perusahaan lain di duga melakukan :
a. Perjanjian yang dilarang seperti penetapan harga, perjanjian tertutup,
pemboikotan dll
b. Kegiatan yang dilarang seperti Persekongkolan, penguasaan pasar dll
c. Penyalahgunaan posisi, dimana pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi
diantara pesaing nya di pasar yang bersangkutan dalam kaitan
kemampuan, keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan dll
8
BAB III
PENUTUP
J. Kesimpulan
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu dimana perusahaan
yang me-merger mengambil atau membeli assets dan liabilities perusahaan yang di
merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50%
saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya
menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru.
Akuisisi adalah pengambilalihan (take over) sebuah perusahaan dengan
membeli saham atau aset perusahaan tersebut perusahaan yang dibeli tetap ada.
Dalam melakukan merger akuisisi banyak Kendala yang harus diatasi oleh
perusahaan yaitu modal, tenaga kerja maupun budaya perusahaan. Untuk
menyatukan kedua perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit
dan ini harus dipilih salah satu budaya mana yang sekiranya cocok untuk tetap
digunakan dalam melaksanakan merger dan akuisisi. Sebelum melakukan merger
dan akuisisi kedua perusahaan ini, harus berkoordinasi dengan perwakilan
karyawan dari masing-masing perusahaan tentang kebijakan yang akan diambil
perusahaan nantinya setelah merger dan akuisisi karena budaya perusahaan hal yang
sangat sulit untuk dirubah sehingga dalam melakukan perubahan ini perlu dilakukan
secara bertahap.
K. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi
kita semua. Apabila ada penulisan atau kata-kata yang kurang berkenan kami
mohon maaf. Kritik dan saran yang membangun senantiasa Kami harapakan
9
untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga bermanfaat dan
Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Gozali, R., & Panggabean, R. R. (2019). Merger Dan Akuisisi, Dampaknya Pada Likuiditas,
Profitabilitas, Aktivitas, Dan Solvabilitas: Bukti Dari Bursa Efek Indonesia. Inovasi,
6(1), 13. https://doi.org/10.32493/inovasi.v6i1.y2019.p13-28.
10