1
Adrian, Charles F, 1992, Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial, Yogyakarta, Tiara Wacana,
Hlm. 34.
2
Susanto, astrid, 1985, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung, Bina Cipta, Hlm.
28.
3
Susanto, astrid, 1985, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, hlm. 28.
4
Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta, Bumi Aksara, Hlm, 10-36
harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan
perubahan keadan tersebut.
b. Adanya seseorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap
mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut,
untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari
masyarakat, untuk dijadikan program dana arah bagi geraknya
masyarakat.
d. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada
masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan
dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan
yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.
e. Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat dimana segala
keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan
revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang
dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.
2. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki disebut juga dengan perubahan yang
direncanakan. Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang
terjadi karena adanya perkiraan atau perencanaan oleh pihak-pihak yang
menghendaki perubahan tersebut (agen of change). Misalnya, perubahan
yang dilakukan pemerintah melalui perundang-undangan untuk melarang
anggota dewan merangkap sebagai pegawai negeri sipil.
Sedangkan perubahan yang tidak dikehendaki disebut juga dengan
perubahan yang tidak direncanakan.. Perubahan yang tidak direncanakan
ialah perubahan yang berlangsung di luar kehendak dan pengawasan
masyarakat. Perubahan ini biasanya menimbulkan pertentangan yang
merugikan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Misalnya,
kecenderungan untuk mempersingkat prosesi adat pernikahan yang
memerlukan biaya besar dan waktu lama, meskipun perubahan ini tidak
dikehendaki masyarakat tetapi tidak sanggup untuk menghindarinya.
3. Perubahan kecil dan besar
Perubahan kecil dan besar memiliki batas-batas yang sangat relatif.
Perubahan kecil diartikan perubahan yang terjadi pada unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi
masyarakat. Contohnya, perubahan model pakaian, rambut, sepatu, dan
lain-lain yang tidak berpengaruh signifikan terhadap masyarakat
keseluruhan sebab tidak menimbulkan perubahan pada lembaga
kemasyarakatan.
Perubahan besar adalah sebuah perubahan yang terjadi pada unsur-
unsur struktur sosial yang memberi pengaruh langsung atau berarti bagi
masyarakat. Contohnya, pengelolaan pertanian dengan pemakain alat
pertanian dari mesin (traktor) pada masyarakat agraris merupakan
perubahan yang membawa pengaruh besar, perubahan sosial budaya tidak
mungkin terjadi dengan sendirinya. Perubahn sosial budaya dapat terjadi
karena ada penyebabnya. Kemungkinan perubahan terjadi karena adanya
sesuatu yang baru dan sesuatu yang lama dianggap tidak berfungsi lagi.