Anda di halaman 1dari 104

PENGELOLAAN DANA DESA

DALAM MENINGKATKAN INFRASTRUKTUR


DI DESA TUMBANG SALIO KECAMATAN PERMATA INTAN
KABUPATEN MURUNG RAYA

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Politik dengan
Minat Utama Kebijakan Publik

Oleh :
YOHANIS PENDRIANTO
NIM GAB 116 132

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021

i
PERRNYATAAN

NAMA : YOHANIS PENDRIANTO


NIM : GAB 116 132

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul


”PENGELOLAAN DANA DESA DALAM MENINGKATKAN
INFRASTRUKTUR DI DESA TUMBANG SALIO KECAMATAN
PERMATA INTAN KABUPATEN MURUNG RAYA” adalah betul-betul
karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi tersebut diberi tanda
citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang
saya peroleh dari skripsi tersebut.

Palangka Raya. April 2021


Yanag Membuat Pernyataan,

Nama : Yohanis Pendrianto


NIM : GAB 116 132

2
MOTTO PERSEMBAHAAN

“MOTTO”

Pakailah firman Tuhan ketika logika dan perasaan tak mampu membuat
keputusan. Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
" (Mazmur 119:105)”

Memulai dengan penuh keyakinan,


menjalankan penuh keputusan dan keiklasan,
menyelesaikan dengan penuh tanggungjawab dan kebijaksanaan.

“PERSEMBAHAN”

Atas Kuasa Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan
dan kelancaran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan karya ini maka dengan
segenap kerendahan hati penulis karya ini saya persembahkan kepada :
1. Kepada Orang Tua Tercinta, Ibu Marnita dan Almarhum Ayah Kartian yang
telah membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang terimakasih
doa dan dukungnya tak terhitung kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Kepada Saudara-saudara saya tercinta yang telah mendukung dan memberikan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Kepada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan
skripsi untuk mendapatkan Gelar Strata-1.
4. Kepada Almamater Universitas Palangka Raya.
5. Kepada Pemerintah Kabupaten Murung Raya yang telah memberikan Bantuan
Beasiswa tiap tahun kepada penulis
5. Agama, Suku, Bangsa, dan Negara

3
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Karunia-Nya
kepada penulis sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
PENGELOLAAN DANA DESA DALAM MENINGKATKAN
INFRASTRUKTUR DI DESA TUMBANG SALIO KECAMATAN PERMATA
INTAN KABUPATEN MURUNG RAYA. Laporan Sripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Strata-1 di Jurusan
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Palangka Raya.

Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini tidak akan selesai tanpa
batuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini saya ingin
mengucapkan trima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Andri Elia, SE,.M.SI selaku Rektor Universitas Palangka Raya

2. Bapak Dekan FISIP UPR Prof. Drs. Kumpiady Widen, MA.,PH.D

3. Bapak Immanuel Jaya, S.AP., M.AP selaku ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara FISIP UPR

4. Bapak Dr. Syamsuri, S.Sos., M.SI selakau pemimbing utama skripsi saya

5. Bapak Bhayu Rhama, ST., MBA.,Ph.D selaku pemimbing dua skripsi saya

6. penguji 1 (belum diisi)

7. penguji 2 (belum diisi)

8. penguji 3 (belum diisi)

9. Ibu Sri Murjiarti Ulfah, S.Sos., M.AP selaku Dosen Pemimbinga Akademik

10. Kepada Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan IIlmu Politik Universitas Palangka
Raya yang telah membekali penulisan dengan berbagai ilmu selama mengikuti
perkuliahaan sampai akhir penyelesaian skripsi ini

4
11. Kepada Kepala Desa Tumbang Salio Bigung Piandi dan Jajaran Pmerintah
Desa yang telah mengijinkan saya untuk melakuka penelitian di Desa Tumbang
Salio Kecamatan Permata Intan Kabupaten Murung Raya

12. Orang tua tercinta yang selaku memberikan dukungan baik secara material
dan moril selama ini

13. Seluruh saudara saya yang juga telah memberikan saya motivasi dan nasehat.

14. Teman-teman seangkatan (2016) Ilmu Administrasi Negara WK 1, WK 2, dan


WK 3 yang selalu berjuang bersama dalam menyelesaikan Skripsi.

15. Kepada Hesti selalu memberikan semangat dan motivasi ditengah penulisan
skripsi ini

15. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu. Trima kasih atas bantuan yang diberikan.

Saya menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan, Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhinrya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang Pengelolaan Dana
Desa di Desa Tumbang Salio dalam Meningkatkan Infrastruktur dan penerapan
dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Palangka Raya, April 2021

Nama : Yohanis Pendrianto


NIM : GAB 116 132

5
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kebijakan ........................................................................................ 10
B. Kebijakan Pembangunan Daerah .................................................... 17
C. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah ...................................... 20
D. Pengelolaan Dana Pemerintah ......................................................... 24
E. Dana Desa ...................................................................................... 38
F. Pengelolaan Dana Desa ................................................................... 33
G. Kerangka Pikir ................................................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................. 42
B. Fokus Penelitian .............................................................................. 43
C. Lokasi Penelitian ............................................................................. 44
D. Instrumen Penelitian ........................................................................ 44
E. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 46
G. Teknik analisis data ......................................................................... 47
H. Teknik Keabsahan Data.................................................................. 50
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Desa Tumbang Salio.........................................
B. Kondisi Kependudukan Desa Tumbang Salio................................
C. Sarana dan Prasarana Pembangunan Desa ....................................
D. Penggunaan Dana Desa Tumbang Salio.........................................
E. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa................
F. Visi dan Misi...................................................................................

6
G. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan....................................................
H. Hasil Penelitian...............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

7
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
2. Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kepercayaan
3. Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
4. Tabel 4.4 Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian
5. Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana
6. Tabel 4.6 Penggunaan Dana Desa
7. Tabel 4.7 Pembangunan, Pemanfaatan, pemeliharaan Infrastruktur dan
Lingkungan Desa
8. Tabel 4.8 daftar usulan masyarakat desa dan pemerintahan desa
9. Table 4.9 program yang disahkan
10. Table 4.10 Penggunaan Dana Desa Tumbang Salio Tahun 2019

DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Kerangka Berpikir
2. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Tumbang Salio

8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini ingin melihat bagaimana pengelolaan dana desa

dalam meningkatkan infastuktur di desa Tumbang Salio kcamatan

Permata Intan kabupatn Murung Raya. Pengelolaan dana desa sering kali

menjadi permasalahan kepala desa antar elemen masyarakat,

permasalahan yang seperti ini seringkali terjadi dikarenakan suatu

pengelolaan dana desa yang tidak sejalan dengan arah, tujuan dan

kebijakan pemerintah desa maupun kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang

pemerintah daerah, Pemerintah Daerah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat

daerah (DPRD) menurut asas dan otonomi dan tugas pembantu dengan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Desa

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak

asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9
Dalam PERMENDAGRI No. 113 Tahun 2014 menjelaskan bahwa,

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai

dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Pengelolaan

keuangan desa yang baik adalah pengelolaan sesuai dengan pedoman

yang telah diatur oleh pemerintah yakni dalam PERMENDAGRI No. 113

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, dimana mencakup lima

poin penting yaitu pengelolaan, perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. PERMENDAGRI

Nomor 113 Tahun 2014 yang mengatur tentang pengelolaan keuangan

desa, disini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang menyangkut

dengan kegiatan:

1. Pengelolaan

2. Perencanaan

3. Pelaksanaan

4. Penatausahaan

5. Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Dikuatkan dalam Peraturan Bupati Murung Raya Nomor 3 Tahun

2019 tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa

setiap Tahun Anggaran 2019, yang selanjutnya disingkat APBDes adalah

Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Desa, bahwa penulis

menyimpulkan dalam peraturan diatas Pengelolaan Dana Desa mencakup

seluruh rangkaian kerja yang dapat di pertanggungjawabkan dalam setiap

10
kegiatan kerja yang dilakukan oleh setaip desa dalam setahun sehingga

melibatkan, perencanaan, kegiatan, pemantausahaan, akuntabilitas dan

disiplin anggaran sehingga memacu pada efektif dan efesien, dan pada

dasarnya pengelolaan dana desa membutuhkan pertanggungjawaban yang

tertib anggaran.

Dasar-dasar kebijakan dari pemerintah pusat serta kebijakan daerah

yang menguatkan dalam pelaksanaan pengelolaan Dana Desa sehingga

dapat diukur dari tingkat pelaksanaan pengelolaan dana desa yang untuk

mencapai tujuan-tujuan pembangunan perdesaan.

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2014, terutama pada

pasal 20, penggunaan Dana Desa mengacu pada Rencana Pembangunan

Jangka Menangah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa

(RKPDesa), sebagaimana tiap desa melakukan rangkaian kegaiatan

angaran pengelolaan Dana Desa sehingga tidak luput dengan RPJMDes

dan RKPDes sehingga terlihat tarnsparasi dan akuntabilitas dalam

mencapai hasil yang maksimal.

Dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, menegaskan bahwa

komitkmen dari pemerintah untuk pembangunan desa agar menjadi

mandiri dan demokratis, sehingga mampu membawa ke harapan-harapan

baru bagi kehidupan kemasyarakatan.

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) yang diperuntukan untuk desa. Setiap tahun desa

akan mendapatkan dana desa dari pemerintah pusat disalurkan melalui

11
kabupaten atau kota. Maka dana desa akan terus menerus dialokasikan

oleh pemerintah pusat, dana desa ditransfer melalui APDN kabupaten

atau kota setiap tahun, untuk membayar perizinan-perizinan desa sesuai

hak usul, dan perizinan skala lokal desa yang diwajibkan setiap tahun

anggaran disetujui diamanatkan Pasal 22 ayat (1) huruf b ayat (2)

Undang-Undang (UU) Nomor 6 tahun 2014 tentang desa.

Sedangkan Alokasi Dana Desa, adalah alokasi dana pemerintah

kabupaten atau kota untuk mengalokasikan anggaran untuk desa yang

diambil dari dana desa bagi hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU)

yang merupakan bagian dari dana perimbangan. Alokasi dana desa yang

bersumber dari DBH dan DAU yang di alokasikan dala anggaran

pendapatan daerah (APBD) kabupaten atau kota. Pengalokasian alokasi

dana desa untuk setiap desa dan tata cara penggunaanya diatur melalui

peraturan Bupati atau walikota setiap tahunnya.

Dari sekian kabupaten yang ada di provinsi Kalimantan Tengah,

Kabupaten Murung Raya di Desa Tumbang Salio memiliki penilaian

kurang baik tentang pemanfaatan dan pengelolaan dana desa dalam

peningkatan infastuktur, pada tahun 2019 Desa Tumbang Salio

mendapakan Penghargaan dalam Pengelolaan Dana Desa. Namun

infrastuktur yang ada di desa Tumbang Salio belum optimal dalam

peningkatannya.

Pengelolaan alokasi dana desa Tumbang Salio pada Tahun

anggaran 2019 berjumlah Rp. 910.027.000, digunakan untuk

12
pemberdayaan masyarakat, untuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES),

dan untuk peningkatan infrastruktur. Akan tetapi Terdapat kekurangan

dalam pengelolaan alokasi dana desa, pengelolaan alokasi dana desa

tersebut belum secara optimal digunakan untuk meningkatkan

infrastuktur yang ada di Desa Tumbang Salio.

Dapat disimpulkan dari hasil observasi yang telah dilakukan di

desa Tumbang Salio bahwa pengelolaan alokasi dana desa dan

pengharagaan yang diberikan kepada Desa Tumbang Salio dalam

Pengelolaan Alokasi dana desa tidak sesuai dengan arah kebijakan dan

tujuan dalam meningkatkan infrastukur di Desa Tumbang Salio.

Pemilihan objek penelitian ini dilakukan di Desa Tumbang Salio

Kecamatan Permata Intan Kabupaten Murung Raya. Seperti yang telah

diuraikan diatas bahwa pengelolaan dana desa belum secara optimal

direalisasikan di Desa Tumbang Salio dalam meningkatkan infrastruktur,

kenapa peneliti mengambil penelitian di desa Tumbang Salio dikarenakan

Tumbang Salio mendapatkan Penghargaan sebagai desa yang mengelola

dana desa tersebut, namun yang terjadi adalah infrastrukur di desa

tersebut belum secara optimal dijalankan dengan semestinya. Maka dari

pada itu peneliti ingin memilih lokasi penelitian di Desa Tumbang Salio

agar para pemerintah desa dapat dengam benar-benar merealisasikan dana

desa tersebut untuk kebutuhan masyarakat desa dan agar singkron dengan

penghargaan yang diberikan oleh Bupati Murung Raya kepada Desa

Tumbang Salio.

13
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan melakukan

penelitian guna untuk mendapatkan gambaran secara fakta dan ilmiah

mengenai pengelolaan Dana Desa yang dilakukan oleh pemerintah desa

dengan judul penelitian “Pengelolaan Dana Desa Dalam

Meningkatkan Infrastruktur Di Desa Tumbang Salio Kecamatan

Permata Intan Kabupaten Murung Raya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan urian singkat latar belakang diatas, penulis akan

melakukan penelitian guna untuk mendapatkan gambaran secara fakta

dan ilmiah mengenai Pengelolaan Dana Desa yang dilakukan oleh

pemerintah desa.

Dengan Rumusan Masalah Sebagai Berikut :

1. Bagaimana Mekanisme Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan

Infrastruktur di Desa Tumbang Salio Kecamatan Permata Intan

Kabupaten Murung Raya?

2. Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengelolaan

Dana Desa di Desa Tumbang Salio Kecamatan Permata Intan

Kabupaten Murung Raya?

14
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan

menganalisis:

1. Untuk menganalisa Bagaimana Mekanisme Pengelolaan Dana Desa

dalam Meningkatkan Infrastruktur di Desa Tumbang Salio Kecamatan

Permata Intan Kabupaten Murung Raya.

2. Untuk mendeskripsikan Faktor-faktor mempengaruhi pengelolaan Dana

Desa di Desa Tumbang Salio Kecamatan Permata Intan Kabupaten

Murung Raya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan, menjadi salah satu

bahan acuan, dalam sebagai berikut :

1. Teoritis

Diharakan dengan adanya penelitian ini maka dapat memberikan

masukan bagi berbagai pihak khusunya kepada Pemerintah Desa

Tumbang Salio dalam rangka penyelenggaraan Pengelolaan Dana Desa

dalam memingkatkan Infrastruktur Desa. Sehingga dapat dijadikan

referensi untuk meningkatkan Infrastruktur Desa, pembinaan

masyarakat dan pemberdayaan masyarakat serta bagi peneliti agar

mengetahui dasar-dasar kebijakan dalam pengelolaan dana desa.

2. Akademis

Hasil penelitian diharapkan digunkan sebagai suatu karya ilmiah

yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada

15
bidang administrasi negara studi kebijakan publik dan sebagai bahan

masukan yang dapat mendukung bagian penelitian maupun pihak lainya

yang tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

3. Masyarakat

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi

masyarakat umum mengenai pengelolaan Dana Desa yang dilakukan

oleh pemerintah desa, Dalam rangka untuk mewujudkan Transpransi ,

Akuntabilitas dan manfaat pengeloaan dari pemrintah desa.

16
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kebijakan

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi

pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara bertindak. Pada istilah ini dapat diterapkan pada

pemerintahaan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu.

Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat

memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang

mengharuskan pembayaraan pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi

pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diingkan.

Carl J Federick dalam (Muhajir, F.A 2018) mendefinisikan

kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan

seseorang, kelompok atau pemerintahan dalam suatu lingkungan tertentu

dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan

kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan tersebut

dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

1. Definisi Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah kebijakan yang dikembangkan oleh badan

dan lembaga pemerintahan dalam artian yang luas yang berarti lembaga

non pemerintahan juga secara implisist termasuk di dalamnya dengan

alasan karena mereka pun adalah juga sebagai pelaku dan faktor yang

memepengaruhi, dalam (Faried Ali, 2012:14)

17
Kebijakan publik merupakan keputusan politik yang dikembangkan

oleh badan dan pejabat pemerintah. Karena itu, karakteristik khusus dari

kebijakan publik adalah bahwa keputusan politik tersebut dirumuskan oleh

apa yang disebut David Easton sebagai “otoritas” dalam sistem politik,

yaitu para senior, kepala tertinggi, eksekutif, legislatif, para hakim,

administrator, penasehat, para raja, dan sebagainnya. Easton mengatakan

bahwa mereka-meraka yang berotoritas dalam sistem politik dalam rangka

memformulasikan kebijakan publik itu adalah orangorang yang terlibat

dalam urusan sistem politik sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab

dalam suatu masalah tertentu dimana pada satu titik mereka diminta untuk

mengambil keputusan dikemudian hari kelak diterima serta mengikat

sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu.(dalam Leo

Agustino, 2008:6-10)

Menurut E. Hugh Heclo dalam Yasril,Oktia (2017: 85), kebijakan

adalah cara bertindak yang sengaja untuk menyelesaikan beberapa

permasalahan. Henz Eula dan Kenneth Previt merumuskan kebijakan

sebagai keputusan yang tetap, ditandai dengan kelakuan yang

berkesinambungan dan berulang-ulang pada mereka yang membuat

kebijakan dan yang melaksanakan kebijakan itu.

Dye dalam (Solihuddin Kusumanegara, 2010: 5) menjelaskan

bahwa kebijakan publik merupakan subdisiplin yang tidak asing lagi

dibahas dalam ilmu politik. Terbukti dalam studi awal ilmu politik yang

dilakukan oleh para filosof, Menurut Bridgeman dan Davis, 2004 dalam

18
Edi Suharto (2007:5) menerangkan bahwa kebijakan publik setidaknya

memiliki tiga dimensi yang saling bertautan, yakni sebagai tujuan

(objective), sebagai pilihan tindakan yang legal atau sah secara

hukum(authoritative choice), dan sebagai hipotesis (hypothesis).

a. Kebijakan Publik Sebagai Tujuan

Kebijakan publik pada akhirnya menyangkut pencapaian publik.

Artinya, kebijakan publik adalah serangkaian tindakan pemerintah yang

didesain untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diharapkan oleh publik

sebagai konstituen pemerintah.

b. Kebijakan publik sebagai pilihan tindakan yang legal

Pilihan tindakan dalam kebijakan bersifat legal atau otoritatif karena

dibuat oleh lembaga yang memiliki legitimasi dalam sistem pemerintahan.

Keputusan itu mengikat para pegawai negri untuk bertindak atau

mengarahkan pilihan tindakan atau kegiatan seperti menyiapkan rancangan

undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dipertimbangkan oleh

parlemen atau mengalokasikan anggaran guna mengimplementasikan

program tertentu.

2. Kebijakan Publik Sebagai Hipotesis

Kebijakan dibuat berdasarkan teori, model atau hipotesis mengenai

sebab dan akibat. Kebijakan-kebijakan senantiasa bersandar pada asumsi-

asumsi mengenai prilaku. Kebijakan selalu mengandung insentif yang

mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Kebijakn juga selalu memuat

disensetif yang mendorong orang tidak melakukan sesuatu. Kebijakan

19
harus mampu menyatukan perkiraan-perkiraan mengenai keberhasilan

yang akan dicapai dan mekanisme mengatasi kegagalan yang mungkin

terjadi. Adapun beberapa karakteristik utama dari suatu definisi kebijakan

publik.

a. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada tindakan

yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada prilaku yang

berubah atau acak.

b. Kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan

yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada keputusan yang terpisah-

pisah.

c. Kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh

pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau

menawarkan perumahan rakyat, bukan apa yang dimaksud dikerjakan atau

akan dikerjakan.

d. Kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif,

kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jelas dalam

menangani suatu permasalahan, secara negatif, kebijakan publik dapat

melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan

suatu tindakan atau tidak mengerjakan apapun padahal dalam konteks

tersebut keterlibatan pemerintah amat diperlukan.

e. Kebijakan publik paling tidak secara positif, didasarkan pada hukum dan

merupakan tindakan yang bersifat memerintah.

1. Proses Perumusan Kebijakan

20
Proses perumusan kebijakan yaitu analisis kebijakan, pengesahan

kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan.

a. Analisis Kebijakan

E. S. Quade mengatakan dalam (Harbani Pasolong, 2008: 41),

mengatakan bahwa asal mula analisis kebijakan disebabkan oleh

banyaknya kebijakan yang tidak memuaskan. Begitu banyak kebijakan

yang tidak memecahkan masalah kebijakan, bahkan menciptakan

masalah baru. William N. Dunn, mengatakan bahwa analisis kebijakan

adalah disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode

penelitian dan argument untuk menghasilkan dan memindahkan

informasi relevan dnegan kebijakan, sehingga dapat dimanfaatkan

ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah-masalah

kebijakan. Nugroho (dalam Harbani Pasolong, 2008: 41) mengatakan

bahwa analisis kebijakan pemahaman akan suatu kebijakan atau pula

pengkajian untuk merumuskan suatu kebijakan.

b. Pengesahan Kebijakan

M. Irfan Islamy (dalam Harbani Pasolong, 2008: 51) ,

mengatakan bahwa proses pengesahan kebijakan dapat dilakukan

sebagai pembuatan keputusan. Oleh karena suatu usulan kebijakan yang

dibuat oleh orang atau badan dapat saja usulan itu disetujui oleh

pengesah kebijakan. Suatu usulan kebijakan diadopsi atau diberikan

pengesahan oleh orang atau badan yang berwenang, maka usulan

kebijakan tersebut berubah menjadi sasaran dari kebijakan tersebut.

21
Oleh karena setiap kebijakan yang telah disahkan berarti telah siap

untuk diimplementasikan. Proses pengesahan kebijakan adalah proses

penyesuian dan penerimaan secara bersama terhadap prinsip-prinsip

yang diakui dan ukuran-ukuran yang diterima. Landasan utama untuk

melakukan pengesahan kebijakan ialah variable sosial seperti sisten

nilai masyarakat, ideologi negara, sistem politik dan sebagainya. (dalam

Harbani Pasolong, 2008: 51)

c. Implementasi Kebijakan

Bernadine R. Wijaya & Susilo Supardo (dalam Harbani

Pasolong, 2008:57) mengatakan bahwa implementasi adalah proses

mentransformasikan suatu rencana ke dalam praktik. Hinggis

mendefinisikan implementasi sebagai rangkuman dari berbagai kegiatan

yang didalamnya sumber daya manusia menggunakan sumber daya lain

untuk mencapai sasaran strategi.

Gordon (dalam Harbani Pasolong, 2008: 58) mengatakan bahwa

implementasi berkenaan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan pada

realisasi program. Dalam hal ini administrator mengatur cara untuk

mengorganisir, menginterprestasikan dan menerapkan kebijakan yang

telah diseleksi. Mengorganisir berarti mengatur sumber daya, unit-unit

dan metode-metode untuk melaksanakan program.

Melakukan interprestasi berkenaan dengan mendefinisikan

istilah-istilah program ke dalam rencana-rencana dan petunjuk-

petunjuk yang dapat diterima. Menerapkan berarti menggunakan

22
instrument-instrumen mengerjakan atau memberikan pelayan rutin,

melakukan pembayaran-pembayaran. Atau dengan kata lain

implementasi merupakan tahap realisasi tujuantujuan program.

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah persiapan

implementasi, yaitu memikirkan dan menghitung secara matang

berbagai kemungkinan keberhasilan dan kegagalan, termasuk

hambatan atau peluang-peluang yang ada dan kemampuan

organisasi yang diserahi tugas melaksanakan program. (dalam

Harbani Pasolong, 2008: 57-580).

d. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi digunakan untu mempelajari tentang hasil yang

diperoleh dalam suatu program untuk dikaitkan dalam

pelaksanaanya, mengendalikan tingkah laku dari orang-orang yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program, dan

mempengaruhi respon dari mereka yang berada diluar lingkungan

politik. Evaluasi, tidak saja berguna untuk menjastifikasikan

kegunaan dari program yang sedang berjalan, tetapi juga untuk

melihat kegunaan program dan inisiatif baru, peningkatan

efektivitas manajemen dan administrasi program, dan

mempertanggung jawabkan hasil kepada pihak yang mensponsori

program tersebut Rossi dan Freeman. (dalan Harbani Pasolong,

2008: 60).

23
Berdasarkan beberapa pengertian tentang kebijakan yang

telah dikemukakan oleh para ahli ilmuan tersebut, kiranya dapatlah

ditarik kesimpulan bahwa pada pengelolaan dana desa salah satu

mengakut kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan

daerah sehingga menjadi pendoman dalam pelaksanaan

pembangunan dimana pada dasar-dasar kebijakan menjadi kekuatan

dalam mengatur Pemdes terkait dalam rangcangan terhadap

pengelolaan dana desa.

B. Kebijakan Pembangunan Daerah

1. Pengertian Kebijakan Pembangunan Daerah

Kebijakan umumnya dianggap sebagai pedoman untuk

bertindak atau saluran untuk berpikir. Secara lebih khusus kebijakan

adalah pedoman untuk melaksanakan suatu tindakan. Kebijakan

mengarahkan tindakan untuk mencapai sasaran atau tujuan. Kebijakan

menjelaskan bagaimana cara pencapaian tujuan dengan menentukan

petunjuk yang harus diikuti. Kebijakan ini dirancang untuk menjamin

konsistensi tujuan dan untuk menghindari keputusan yang berwawasan

sempit dan berdasarkan kelayakan. George A. Steiner dan John B.

Miner (1997; 22)

Pembangunan merupakan suatu proses transformasi yang dalam

perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan

pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan

ekonomi masyarakat yang bersangkutan.Pembangunan ekonomi daerah

24
adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya

mengelola sumberdaya – sumberdaya yang ada dan bersama sama

mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu pemerintah

daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan

sumberdaya-sumberdaya yang ada harus mampu menaksir potensi

sumberdaya – sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan

membangun perekonomian daerah, Singkatnya pembangunan

merupakan suatu kenyataan fisik dan suatu keadaan jiwa yang

diupayakan cara-caranya oleh masyarakat melalui kombinasi berbagai

proses sosial, ekonomi, dan kelembagaan untuk mencapai kehidupan

yang lebih baik.

Kebijakan Pembangunan daerah adalah seluruh pembangunan

yang dilaksanakan di daerah dan meliputi aspek kehidupan masyarakat,

dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong

royong serta partisipasi masyarakat secara aktif.

Dalam hubungan ini pembangunan daerah diarahkan untuk

memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya alam dan

mengembangkan sumber daya manusia dengan meningkatkan kualitas

hidup, keterampilan, prakarsa dengan bimbingan dan bantuan dari

pemerintah. Dengan demikian ciri pokok pembangunan daerah adalah:

a. Meliputi seluruh aspek kehidupan

b. Dilaksanakan secara terpadu

c. Meningkatkan swadaya masyarakat

25
Tujuan Kebijakan Pembangunan Daerah :

Kebijakan Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, baik jangka panjang maupun jangka

pendek. Tujuan pembangunan jangka pendek adalah menunjang atau

mendukung keberhasilan pembangunan proyek – proyek penunjang

daerah. 

Tujuan pembangunan jangka panjang adalah mengembangkan

seluruh desa di Indonesia menjadi desa swadaya melalui tahap – tahap

desa swadaya dan swakarya dan memperhatikan keserasian pembangunan

daerah pedesaan dan daerah perkotaan, imbangan kewajiban antara

pemerintah dan masyarakat serta keterpaduan yang harmonis antara

program sektoral atau regional dengan partisipasi masyarakat yang

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat dalam rangka

pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia (Sudirwo, 1981 :64)

Penetapan kebijakan pembangunan berpedoman kepada peraturan-

peraturan yang telah ditetapkan pemerintah yaitu berdasarkan Undang-

undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional pasal 1 angka 3 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pasal 76, merupakan satu

kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan

rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah

26
dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan

masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

C. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah

Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah yang

dapat dipergunakan oleh Daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan

pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhannya guna memperkecil

ketergantungan dalam mendapatkan dana kepada pemerintah.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 merupakan dasar dalam

reformasi pada bidang perencanaan dan penganggaran. Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004 menjadi dasar dalam reformasi bidang pelaksanaan

anggaran. UndangUndang No. 15 tahun 2004 menjadi dasar dalam

reformasi di bidang pertanggungjawaban keuangan dan audit. Menurut

undang-undang ini, pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan

kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan

kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

dan pertanggungjawaban.

Gambaran pengelolaan keuangan daerah mencakup gambaran

kinerja dan pengelolaan keuangan daerah tahun-tahun sebelumnya (2011-

2015), serta kerangka pendanaan. Gambaran pengelolaan keuangan daerah

memberikan gambaran mengenai kemampuan anggaran daerah untuk

membiayai belanja daerah.  Kemampuan belanja daerah, baik belanja

langsung maupun belanja tidak langsung akan menjadi acuan dalam

27
pengalokasian anggaran pada masing-masing program yang akan

dilaksanakan pada 5 tahun mendatang.

Keuangan daerah menurut PP No. 58 tahun 2005 adalah semua hak

dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah

yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk

kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menurut PP No. 58

tahun 2005 adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang

dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD. Dalam

APBD tergambar semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang

termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan

hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kurun satu tahun. APBD juga

merupakan instrument dalam rangka mewujudkan pelayanan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.

Anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan

kerja, mengurangi pemborosan sumber daya, meningkatkan efisiensi dan

efektivitas perekonomian, serta harus memerhatikan rasa keadilan dan

kepatutan. Hal ini merupakan tuntutan dari fungsi alokasi dan fungsi

distribusi APBD.

Di  dalam  batang  tubuh  Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia Tahun 1945 pada Bab VI Pasal 18 ayat 2 menyatakan bahwa

daerah mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan  menurut asas

28
otonomi.  Kemudian hal ini di follow up dengan Undang-Undang Nomor 

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang ditujukan untuk

menyelenggarakan fungsi pemerintahan yang lebih luas kepada daerah

dalam wujud desentralisasi untuk mengurus daerahnya. Melalui kebijakan

otonomi daerah dapat berdampak  positif  terhadap :

1. Perkembangan pembangunan ekonomi daerah yang efektif,  efisien

dan tangguh dengan memberdayakan stakeholder dan potensi

ekonomi daerah;

2. Kemajuan pembangunan pedesaan melalui pemberdayaan masyarakat;

dan

3. Meningkatkan kualitas hidup melalui sumber daya manusia di daerah

yang handal yang mampu mengelola potensi dan kepentingan

daerah. Hal ini dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil

dan merata.

Untuk merealisasikannya diperlukan dukungan resources

financing (sumber daya pendanaan) dalam membangun daerah sejalan

dengan implementasi desentralisasi. Oleh sebab itu harus disertai juga

dengan pengelolaan keuangan daerah yang baik oleh pemerintah daerah

(good governance). Di dalam pengelolaan keuangan daerah harus

berorientasi pada prinsip-prinsip :

1. Transparance (Transparansi), yaitu adanya keterbukaan dari pemerintah

daerah dalam proses pembuatan kebijakan mengenai keuangan daerah,

29
dan memberikan kebebasan memperoleh informasi kepada masyarakat

berkaitan dengan penggunaan keuangan dalam pembangunan daerah.

2. Efficient (Efisien), yaitu setiap pengeluaran anggaran daerah

berdasarkan proporsi kebutuhan program dan kegiatan daerah guna

menghasilkan output atau income tanpa mengurangi pelayanan yang

optimal kepada publik.

3. Effective (Efektif), yaitu dalam implementasi kebijakan keuangan harus

tepat guna dan tepat sasaran sesuai kebutuhan masyarakat, serta

realisasi anggaran sesuai dengan rencana pembangunan dan habis

terpakai.

4. Accountability (Akuntabilitas), yaitu kepercayaan dalam pengelolaan

keuangan daerah wajib dipertanggungjawabkan kepada semua elemen

masyarakat. Secara institusional pertanggungjawaban dilakukan kepada

Legislatif (DPRD) sebagai representatif dari masyarakat yang dapat

menilai kinerja Eksekutif (PEMDA) dengan menggunakan kriteria dan

tolok ukur yang bersifat komprehensif yang mencakup aspek kebijakan

dan penggunaan anggaran.

5. Participative (Partisipatif), yaitu adanya peran serta langsung atau tidak

langsung dari publik dalam memberikan kajian, koreksi/kritikan, dan

masukan yang konstruktif  terhadap system pengelolaan keuangan

daerah yang profesional dan akuntabel.

Di samping itu, kebijakan pembangunan dalam anggaran daerah

mengakomodasi aspirasi masyarakat serta memberi peran yang besar

30
kepada masyarakat dalam wujud pemberdayaan masyarakat dalam

membangun daerah melalui proyek-proyek pembangunan. Dalam

kebijakan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah di

masa otonomi daerah membawa konsekuensi berbagai fluktuasi dalam

keuangan daerah yang didalamnya struktur Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD). adapun struktur APBD berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

yang meliputi :

a. Pendapatan daerah

b. Belanja Daerah; dan

c. Pembiayaan

D. Pengelolaan Dana Pemerintah

Kekuatan rantai besi berada di mata rantai yang terlemah. Hal ini

diibaratkan sistem pemerintahan nasional sebagai rangkaian mata rantai

sistem pemerintahan mulai dari pusat , daerah, dan desa, maka desa

merupakan mata rantai yang terlemah, Hampir segala aspek menunjukan

betapa lemahnya kedudukan dan keberadaan desa dalam konstalasi

pemerintahan. Padahal desalah yang menjadi pertautan terakhir dengan

masyarakat  yang akan membawanya ketujuan akhir yang telah di gariskan

sebagai cita-cita bersama.

Desa merupakan entitas kecil dalam pemerintahan Indonesia yang

diakui dan dihormati bersadarkan konstitusi. Desa adalah ujung tombak

pelaksanaan pemerintah paling terdepan dalam sistem penyelenggaraan

31
Pemerintahan di Negara Indonesia. Hal tersebut dapat memberikan

peluang bagi desa untuk mewujudkan otonomi desa. Namun dalam

kenyataannya di desa belum mampu sepenuhnya menjalankan tugas dan

fungsinya dalam penyelenggaraan Peraturan Dana desa yang di harapkan,

sebagaimana di atur dalam Undang-Udang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Desa.

Sedangkan Keuangan berasal dari kata terjemahan  monetary atau

moneter, sedangkan kata finance memiliki arti yaitu pembiayaan. 

selain finance. Finance atau bisa dikatakan pembiayaan adalah kegiatan

yang berkaitan dengan uang. Prof Padmo Wahyono memberikan

pengertian keuangan negara adalah APBN “plus” beliau mengatakan

bahwa: “APBN adalah anggaran pendapatan dan belanjanya pemerintah

pusat. kekayaan Negara yang dipisahkan untuk mendirikan perusahaan

milik” Negara  Bukanlah  Pengeluaran konsumtif melainkan pengeluaran

produktif yang diusahakan untuk menjadi sumber pendapatan baru bagi

APBN. Dengan perkataan lain , meskipun dipisahkan dari APBN, namun

dalam waktu tertentu dan secara berangsur-angsur diharapkan dapat

‘bergabung’ kembali.

APBN diadakan berdasarkanatas kuasa undang-undang yang

membagi wilayah Negara kesatuan kita menjadi daerah-daerah otonom.

Desa sebagai kesatuan pemerintahan terkecil di dalam pemerintahan

Indonesia mempunyai sistem keuangan sendiri yang terintegral kedalam

pendapatan asli desa dan merupakan bagian dari APBN.

32
Tahapan Keuangan Desa,Pengertian keuangan desa menurut

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yaitu semua hak dan

kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa

uang dan barang yang

Berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa Setiap

tahapan proses pengelolaan keuangan desa tersebut memiliki aturan-aturan

yang harus dipahami dan dipatuhi sesuai dengan batasan waktu yang telah

ditetapkan (Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016). Siklus

dalam Pengelolaan  Keuangan desa dikelola berdasarkan praktek-praktek

pemerintahan yang baik, cara-cara pengelolaan keuangan desa yang baik

dan benar sebagaimana yang terdapat dalam Permendagri Nomor 113

Tahun 2014 yaitu akuntabel, transparan, partisipatif serta dilakukan

dengan tertib dan disiplin anggaran.

Kebijakan pemerintah mengenai tempat yang di utama adalah

penggunaan dana desa untuk tahun 2018 sudah dibuat oleh Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik

Indonesia (Kemendesa) Pemilihan utama penggunaan dana Desa ini

bertujuan untuk pedoman dan acuan bagi penyelenggaraan kewenangan,

acuan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menyusun

pedoman teknis penggunaan Dana Desa dan acuan bagi Pemerintah

Daerah Pusat/tengah dalam pemantauan dan evaluasi penerapan

penggunaan Dana Desa. Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2014 Yang

33
Berhubungan Dengan Desa Berikut ini merupakan peraturan peraturan

dana desa yang telah diajukan oleh pemerintah :

1. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Mengenai Dana Desa Yang

bersumber dari APBN

2. PP No. 8 Tahun 2016 Mengenai Perubahan Kedua Kebijakan 

Pemerintah No.60 Tahun 2014 Mengenai Uang desa Yang bersumber

dari APBN

3. Peraturan Masyarakat DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.1 TAHUN

2015 Mengenai Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Usul dan

Kewenangan Lokal Berskala Desa

4. PM DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.2 TAHUN 2015 Mengenai

Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan

Musyawarah Desa

5. Peraturan Masyarakat DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.3 TAHUN

2015 Mengenai Pendampingan Desa

6. PM DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.4 TAHUN 2015

Mengenai Pendirian, Pengurusan dan pengelolaan dan

PembubaranBadan Usaha Milik Desa

7. Peraturan Masyarakat DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.5 TAHUN

2015 Mengenai Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun

2015

34
8. PM DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.6 TAHUN 2015 Mengenai

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi

9. Peraturan Masyarakat DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.21

TAHUN 2015 Mengenai Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa

Tahun 2016

10. Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 2 Tahun 2010

Tentang Alokasi Dana Desa Di Kabupaten Murung Raya

11. Peraturan Bupati Murung Raya Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Tata Cara

Pembagian Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa Kabupaten

Murung Raya.

E. Dana Desa

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60

Tahun 2014 tentang Dana Desa “cara pengelolaan, penyaluran,

penggunaan, pemantauan, dan evaluasi Dana Desa, Dana Desa adalah

dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang

diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat”. Pada dasarnya dana

desa telah diatur oleh pemerintah pusat secara jelas dalam pembiyaan dan

pengelolaan dana desa, pada tiap tahun di Desa Tumbang Salio selalu

mendapatkan penyaluran dana desa dari tingkat pusat melalui pemerintah

35
daerah yang diperuntukan oleh desa tumbang salio. Setiap tahun anggaran

dana desa di peruntukan dan berdasarkan aturan dan tata tertib anggaran.

Dimana untuk membiayai peningkatan pembangunan saran dan

pasarana masyarakat terutama di bidang infrastruktur desa sehingga dapat

mensejahterakan masyarakat dan membuka akses bagi masyarakat

setempat, maka dari itu dapat penulis simpulkan dana desa menjadi sebuah

kebijakan yang tepat dalam membangun perdesaan dengan jumlah dana

yang memadai.

1. Pengertian Dana Desa Penetapan

Definisi, pengalokasian dan mekanisme transfer untuk Dana

Desa diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2014

tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN). Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2014, Dana Desa

adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukan bagi desa

yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten/ Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan

dan pemberdayaan masyarakat.

2. Rincian Dana Desa Per Kabupaten/kota

Rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana

36
Desa yang Bersumber dari APBN, dihitung dengan penduduk, angka

kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat memperhatikan jumlah kesulitan

geografis desa setiap kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (3) huruf b, dihitung dengan bobot sebagai berikut:

a. 30% (tiga puluh perseratus) untuk jumlah penduduk Desa;

b. 20% (duapuluh perseratus) untuk luas wilayah Desa; dan

c. 50% (lima puluh perseratus) untuk angka kemiskinan Desa

Tingkat kesulitan geografis setiap Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) digunakan sebagai faktor pengkali hasil penghitungan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Rincian Dana Desa setiap Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat dihitung dengan cara:

a) Dana Desa untuk suatu Desa, Dana Desa kabupaten/kota x [(30% x

persentase jumlah penduduk desa yang bersangkutan terhadap total

penduduk desa di kabupaten/kota yang bersangkutan) x (20% x

persentase luas wilayah desa yang bersangkutan terhadap total luas

wilayah desa di kabupaten/kota yang bersangkutan) + (50% x

persentase rumah tangga pemegang Kartu Perlindungan Sosial

terhadap total jumlah rumah tangga desa di kabupaten/kota yang

bersangkutan)]; dan

b) Hasil penghitungan sebagaimana dimaksud pada huruf a disesuaikan

dengan tingkatkesulitan geografis setiap desa.

c) Tingkat kesulitangeografis sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

ditentukan oleh faktor yang meliputi:

37
1) Ketersediaan pelayanan dasar;

2) Kondisi infrastruktur;

3) transportasi; dan

4) komunikasi desa ke kabupaten/kota.

3. Mekanisme Penyaluran Dana Desa

Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan

dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) adalah rekening tempat

penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri selaku

Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan

negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral) ke

Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) adalah rekening tempat

penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati/ Walikota untuk

menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh

pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan) dan pada akhirnya

dipindahbukukan ke Rekening Kas Desa (RKD) adalah rekening tempat

penyimpanan uang Pemerintah Desa yang menampung seluruh penerim

aan Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Desa

pada bank yang ditetapkan sebagaimana bunyi pasal 15 ayat 1 yang

kemudian diterangkan lagi presentasenya pada ayat berikutnya yang

dilakukan paling lambat minggu kedua bulan bersangkutan dari

rekening RKUN ke RKUD dan paling lambat 7 hari dari rekening

RKUD ke RKD pada setiap tahap. Adapun tahap-tahap tersebut adalah:

a. Tahap I,·pada. bulan April sebesar 40% (empat puluh per seratus);

38
b. Tahap II, pada bulan Agustus sebesar 40% (empat puluh per seratus);

dan

c. Tahap III, pada bulan Oktober sebesar 20% (dua puluh per seratus)

1. Penggunaan Dana Desa

Penggunaan dana desa diatur dalam Permenkeu Nomor

93/PMK.07/2015 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,

Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa. BAB IV tentang

Penggunaan dari Pasal 21 hingga pasal 25 yang bunyinya

sebagaimana berikut: Pasal 21 Dana Desa digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,

pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Dana Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk

membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan sesuai dengan prioritas penggunaan Dana Desa yang

ditetapkan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi. Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dilengkapi dengan Pedoman Umum

pelaksanaan penggunaan Dana Desa. Bagian Pendapatan Desa

yaitu :

a. Pendapatan Asli Desa

b. Alokasi APBN

c. Bagian dari PDRD Kabupaten/kota

39
d. Alokasi Dana Desa (ADD)

e. Bantuan Keuangan dari APBN Provinsi/Kabupaten/kota

f. Hibah dan sumbangan pihak ketiga

g. Lain-lain pendapatan yang sah.

F. Pengelolaan Dana Desa

Pengelolaan dana desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari pengelolaan keuangan dana desa harus memenuhi prinsip pengelolaan

alokasi dana, Lapanda (2016) berikut :

1. Seluruh kegiatan yang didanai oleh dana desa direncanakan,


dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan prinsip dari
pengelolaan, oleh untuk masyarakat.
a. Perencanaan
Pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan desa

sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan

pembangunan kabupaten dan kota. Rencana pembangunan desa

disusun untuk menjamin keterkaitan dan kosistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan,

Sujarweni, (2015 : 18)

Perencanaan pengelolaan Dana Desa (DD) didasarkan atas

adanya di musyawarakan oleh pemerintah desa dan BPD dalam

merencanakan dan menetapkan rencana kerja pembangunan serta

penggunaan ADD untuk penyelenggaraan pemerintah desa dan

pemberdayaan masyarakat didalam RKPDes (Rencana Keuangan

40
Pemerintah Desa) dan RPJM (Rencana Pemerintah Jangka

Menengah).

b. Pelaksanaan

pelaksanaan dalam pengelolaan keuangan desa merupakan

implementasi atau eksekusi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa, termasuk dalam pelaksanaan diantaranya adalah proses

pengadaan barang dan jasa serta proses pemberdayaan. Tahap

pelaksanaan adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan

APBDes dalam satu tahun anggaran yang dimulai dari 1 Januari

hingga 31 Desember, Atas dasar ABPDes dimaksud disusunlah

rencana anggaran biaya (RAB) untuk setiap kegiatan yang menjadi

dasar pengajuaan Surat Pemintaan Pembayaraan (SPP).

c. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu usaha serta tindakan yang dilakukan

untuk mengkoreksi pelaksanaan suatu kegiatan dalam suatu

organisasi. Selanjutnya, pengawasan merupakan sebagai proses

untuk mendeterminir apa yang akan dilaksanakan, mengevaluir

pelaksanaan dan bilama perlu menerapkan tindakan-tindakan

korektif sedemikian rupa hingga pelaksanaan sesuai dengan

rencana. Terry (dalam Sarwoto 2011:98).

Dimaksud dengan pengawasan adalah penyusunan rencana

kegiatan dalam pengelolaan Dana Desa (DD), pihak pemerintah

desa melakukan pengawasan dengan Tim TPK (Tim Pengelolaan

41
Kegiatan) yang telah disusun dalam rencana kegiatan anggaran

sesuai dengan penetapan sebelumnya.

2. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara


administrative, teknis, dan hukum.

Pertanggungjawaban secara administrasi, teknis dan hukum

didalam pengelolaan Dana Desa (DD) sangat jelas membutuhkan

administrasi, teknis, dan hukum yang jelas supaya tidak ada

penyimpangan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.

a. Pertanggungjawaban Secara Administrasi Keuangan

Menurut The Liang Gie (1978) administrasi keuangan

diartikan sebagai suatu subkonsep atau tata keuangan sebagai suatu

proses, yaitu rangkaian kegiatan penataan yang berupaya

penyusunan anggaran belanja, pembukuaan, dan

pertanggungjawaban atas pembiyaan dalam kerja sama untuk

mencapai tujuan tertentu.

b. Pertanggungjawaban Secara Teknis

Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan

desa yang secara teknis, dibantu oleh pelaksanaan teknis

pengelolaan keuangan desa (PTPKD), yang terdiri : Sekretaris

Desa dan Perangkat Desa. Sekretaris Desa bertindak selaku

coordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan

bertanggungjawab kepada Kepala Desa. Tuga sekretaris desa

adalah :1) menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan

42
APBDes, perusahan APBDes dan pertanggungjawaban

pelaksanaan peraturan desa tentang APBDes dan Perubahan

APBDes.

Kepala Desa menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban

Realisasi Pelaksanaan APBDes kepada Bupati/Walikota melalui

camat. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan

APBDes disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir

tahun anggran berjalan.

c. Pertanggungjawaban Secara Hukum

Menurut Lembaga Administrasi Negara dan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan RI (Dalam Agus

Subroto: 2008), akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan

Pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan

tindakan seseorang/pemimpinan suatu unit organisasi kepada pihak

yang memiliki hak atau yang berwenang meminta

pertanggungjawaban.

Pada dasarnya Dana Desa (DD) yang telah dikelola oleh

pemerintah desa sangat diatur oleh dasar-dasar hukum yang berlaku

sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam

pertanggungjawab secara hukum itu sama dengan halnya dengan

pelaporan kegiatan yang bersifat terbuka dan dipublikasikan oleh

pemerintah desa dalam tahap pelaksanaan pengelolaan dana desa.

43
Kepala Desa menyampaikan pertanggungjawaban Realisasi

Pelaksanaan APBDes kepada Bupati/Walikota melalui camat.

Laporan pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes yang

terdiri dari pendapatan, belanja, dan pembiyaan. Laporan

Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes disampaikan

paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berjalan.

3. Dana desa dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat,


terarah dan terkendali.
a. Manajemen Keuangan Desa
Menurut Halim (2014) bahwa manajemen keuangan
pemerintahan melingkupi semua kegiatan atau aktivitas yang berkaitan
dengan masalah pendapatan, masalah belanja, masalah penanganan
kelebihan pendapatan di atas belanja (surplus) atau masalah kelebihan
belanja diatas pendapatan (deficit) yang dikenal dengan masalah
pembiayaan. Berdasarkan pengertian tersebut, ada tiga fungsi dari
manajemen keuangan pemerintah, yakni sebagai berikut :
a) Sebagai alat dalam mengoptimalkan pendapatan, baik dalam
bentuk pendapatan, baik dalam bentuk pendapatan pajak maupun
bukan pajak.
b) Sebagai alat dalam mengkomposisikan (memproporsikan)
belanja, baik di pemerintahaan pusat maupun daerah.
c) Sebagai alat dalam mengoptimalkan pengelolaan pembiyaan,
yaitu penyaluran dana ketika surplus dan pencairan dana ketika
deficit.
Manajemen keuangan di tingkat desa memiliki fungsi penting

dalam pelaksanaan kebijakan Pemerintahan demikian pula dalam

penyediaan barang dan jasa publik. Termasuk dalam hal penegakan

kebijakan Pemerintahan di berbagai bidang misalnya administrasi

44
tanah, keluarga berencana, dan diarea keuangan publik seperti

pengumpulan penerimaan, pembiyaan, serta penyediaan barang jasa.

4. Jenis kegiatan yang akan dibiayai melalui dana desa sangat terbuka
untuk meningkatkan sarana pelayanan masyarakat berupa
pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan kelembangaan desa dan
kegiatan lainnya yang dibutuhkan masyarakat desa melalui
musyawarah desa.
a. Transparansi Pengelolaan Dana Desa
Terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada

pihak-pihak yang membutuhkan informasi (Mardiasmo, 2010:30).

Transparansi di sini memberikan arti bahwa anggota masyarakat

memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran

karena menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama

pemenuhan kebutuhankebutuhan hidup masyarakat banyak. Salah satu

aktualisasi nilai dan prinsip-prinsip good governance adalah

transparansi aparatur dan sistem manajemen publik harus

mengembangkan keterbukaan dan sistem akuntabilitas.

Pembiyaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

anggaran berikutnya. Pembiyaan Desa terdiri dari :

a) penerimaan Pembiayaan; dan

b) Pengeluaran Pembiyaan.

Penerimaan pembiyaan mencakup :

a) Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya;

45
b) Pencairan Dana Cadangan;

c) Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan; dan

d) Penerimaan Pinjaman

Pengeluaran Pembiyaan mencakup :

a) Pembentukan Dana Cadangan,

b) Pernyataan Modal Desa,

c) Pembayaran Utang

Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan

pembangunan pada: Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan

infrastruktur ekonomi serta pengadaan sarana prasarana produksi,

distribusi dan pemasaran untuk mendukung perluasan/ekspansi usaha

ekonomi pertanian ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya

berskala produktif, usaha ekonomi untuk yang difokuskan kepada

pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau

produk unggulan kawasan perdesaan; pembangunan dan pemeliharaan

infrastruktur sosial dasar serta pengadaan sarana prasarana sosial dasar

dan lingkungan yang diarahkan pada upaya mendukung peningkatan

kualitas pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial

dasar dan lingkungan; dan pengembangan dan pemeliharaan

infrastruktur dasar.

46
G. Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori serta kebijakan pengelolaan keungan

dana desa maka peneliti dalam pengelolaan Dana Desa (DD) perlu di

buatkan sebuah konsep berpikir dalam tingkat pelaksanaan dalam

rangkaian kegiatan kerja aparat Pemdesa, BPD serta unsur masyarakat dan

untuk melihat sejauhmana dalam sebuah penelitian untuk menarik

fenomena yang terjadi dilapangan, konsep berpikir adalah untuk dapat

memecahkan cara penyelesaian penelitian untuk dapat menjawab semua

alur dari penelitian, dalam penelitian pengelolaan dana desa (DD) peneliti

didasarkan hukum yang berlaku sehingga dalam penelitian dikuatkan ada

tiga aturan hukum yang berlaku dan satu teori pengelolaan dana desa.

Penelitian ini dalam konsep berpikirnya ada teori serta dasar-dasar

peraturan pemerintah khusus untuk mengupas dinamika-dinamika

persoalan dilapangan serta tujuan akhir penelitian, untuk menguatkan

dalam penelitian sehingga sejalan dengan apa tujuan dari penelitian. maka

sebagai berikut gambaran berpikir dari Pengelolaan Dana Desa di Desa

Tumbang Salio.

47
Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa

Pemerintahan Desa

Dana Desa

Pengelolaan Dana Desa


(DD) Faktor-Faktor Yang
Lapanda (2016) Mempengaruhi
1. Seluruh kegiatan yang didanai oleh Dana Desa (DD)
dana desa direncanakan, 1. Faktor Pendukung
dilaksanakan dan dievaluasi. 2. Faktor Penghambat
2. Pertanggungjawabkan secara
administrative, teknis, dan hukum.
3. Prinsip hemat, terarah dan terkendali.
4. Jenis kegiatan dibiayai.

Peningkatan Infrastruktur

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

48
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif. Dimana metode penelitian kualitatif ini

untuk cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data hasil

penelitian tersebut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni

suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpetasikan arti data-data

yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam

sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga

memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan

sebenarnya (Kriyantono, 2007).

Penelitian yang digunakan oleh penulis mengharuskan adanya

interasi secara langsung dengan objek yang akan diteliti, sehingga dapat

dengan mudah peneliti menarik kesimpulan mengenai fenomena apa yang

sebenarnya terjadi di objek yang menjadi sasaran utama peneliti. Dimana

penelitian mengenai Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan

Infrastruktur di Desa Tumbang Salio Kecamatan Permata Intan Kabupaten

Murung Raya ini tergolong cukup meluas, dikarenakan objek yang akan

diteliti mengharuskan peneliti untuk benar-benar bias memahasi situasi

sosial yang ada di sana, dan bersifat alamiah sehingga peneliti

mendapatkan informasi yang lebih jelas dan baemakna, serta mendapatkan

49
pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang

diteliti.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini di fokuskan Pengelolaan Dana Desa Dalam

Meningkatkan Infrastruktur di Desa Tumbang Salio Kecamatan Permata

Intan Kabupaten Murung Raya, dengan permasalahan tersebut

menyangkut kebijakan Pemerintah Desa, Pelaksanaan Teknis

Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) skretaris, bendahara, dan Tim

Pelaksanaan Kegiatan Desa (PTKD) dan Badan Pengawas Desa (BPD)

dalam Pengelolaan Dana Desa di Desa Tumbang Salio Kecamatan

Permata Intan Kabupaten Murung Raya Tahun Anggaran 2019. Di tinjau

pada Pelaksanaan pengelolaan Dana Desa di Desa Tumbang Salio yang

dilaksanakan pada periode 2019 yang berdampak pada peningkatan

infrastruktur desa dalam Pengengelolaan dana desa diukur dengan

indikator :

a. Perencanaan pengelolaan dana desa

b. Pelaksanaan pengelolaan dana desa

c. Penatausahaan dalam pengelolaan dana desa

d. Laporan Pertanggungjawaban dari dana desa

e. Pengawasan pembinaan proses penyaluran dana desa.

50
C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Tumbang Salio Kecamatan

Permata Intan Kabupaten Murung Raya. Dengan Fokus penelitian

mengenai Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Infrastruktur.

Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Desa Tumbang Salio,

dikarenakan bahwa pengelolaan dana desa yang masih belum optimal

dalam segi meningkatkan infrastruktur di Desa Tumbang Salio, bagi

peneliti hal ini cukup menarik untuk diteliti, dikarenakan Desa Tumbang

Salio sendiri salah satu desa yang terpencil mendekati perbatasan dengan

Kabupaten Kapuas sehingga perlu penelitian khusus terkait lokasi

terpencil mengenai kebijakan keuangan negara yang telah disalurkan

kesetiap desa.

D. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan iyalah seperti

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Memerlukan alat bantu seperti

instrument, yang dimansud dengan instrument yaitu berupa buku, kamera,

telpon genggam, ballpoint, recorder, dan lain sebagainya.

Instrumen yang digunakan adalah observasi dan wawancara,

sedangkan melalui wawancara atau interview, peneliti mempersiapkan

beberapa pertanyaan untuk dijadikan bahan data atau sumber yang relevan

dalam penelitian tersebut.

51
E. Sumber Data

Menurut Meleong (201 : 178) dalam menguji kebebasan data

penelitian menggunakan teknik triangulasi pada tahap ini penelitian harus

menyakinkan bahwa segala temuan-temuan yang didapat di lapangan

adalah betul adanya dan dapat di percaya. Jenis dan sumber data diambil

objek penelitian, penelitian dilapangan meliputi :

1. Data Primer

Adalah data yang secara langsung diperoleh atau

dikumpulkan langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan

data primer ini didapatkan melalui wawancara dengan informan yang

dijadikan sebagai subjek dalam penelitian secara observasi yang

dilakukan dilapangan. Dalam penelitian mengenai Pengelolaan Dana

Desa Dalam Meningkatkan Infrastruktur di Desa Tumbang Salio

Kecamatan Permata Intan Kabupaten Murung Raya. Peneliti

memperoleh data langsung dari Kepala Desa, Sekretaris Desa,

Bendahara, Pendamping Desa, Tim PTKD, BPD, serta masyarakat

Tumbang Salio. Serta pengamatan langsung oleh peneliti di Desa

Tumbang Salio yang dijadikan sebagai lokasi Penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder yang

digunakan peneliti berupa profil desa, RKPDes, RPJM, dan

52
Pelenggaraan pemerintah desa dan rencana anggaran pengeluaran

pertahapan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu teknik trigulasi. Dimana penelitian akan menggunakan tiga macam

teknik pengumpulan data yaitu : Wawancara tidak terstruktur, Observasi

terus terang dan Dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah cara pengambila data dimana peneliti secara

langsung datang dan mengamati di Desa Tumbang Salio. Cara ini

hanya mengandalkan penglihatan dan pengamatan peneliti, dan

peneliti dapat menentukan informan yang akan diteliti dan juga dapat

mengetahui jabatan, tugas atau kegiatan sehingga mudah untuk

mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian.

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Wawancara merupakan metode yang dapat diterapkan secara

luas untuk melakukan penelitian sosial yang sistematis.

Dalam Teknik ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab

secara langsung kepada narasumber yang berkaitan dengan apa yang

hendak diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara dengan

panduan kerangka interview. Dalam metode ini, pewawancara

membuat pokok masalah yang akan ditanyakan. Kemudian pokok

53
masalah tersebut ditanyakan tetapi tidak harus sesuia dengan urutan

yang telah dibuat sebelumnya. Kerangka wawancara secara sederhana

berfungsi sebagai daftar checklist selama wawancara berlangsung

untuk memastikan bahwa pokok masalah yang telah dibuat telah

ditanyakan. Pelaksanaan wawancara serta pengurutan pertanyaan

disesuaikan dengan keadaan responden dalam konteks wawancara

yang sebenarnya.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, parsasti, notulen, lengger, agenda

dan lain sebagainya (Suharsini Arikunto 2002:206). Dokumentasi

adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama

berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil

yang berhubungan dengan masalah penyelidikan (Hadari Nawawi

2005:133).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlansung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang

diberikan Miles dan Huberman (dalam Usman, 2009:85). Mereka

mengemukakan bahwa akitifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai

54
jenuh. Meliputi pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi data. dan berlansung.

Pengumpulan Data
Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan

1. Proses Pengumpulan Data

Proses pengambilan data berdasarkan metode kualitatif biasanya

dilakukan dengan pengamatan terlibat (partisipan observation) yaitu

peneliti melibatkan dri dengan kegiatan masyarakat sesuai dengan

penelitian yang diangkat. Jadi penelitian dapat lebih mengetahui tentang

apa yang diteliti dengan terlibat lansung kegaiatan lapangan sesuai

dengan penelitian yang diangkat. Jenis pengamatan ini melibatkan

penelitian dalam kegiatan orang yang menjadi sarana penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian, penyederhanaan, penabstrakan dan transformasi

data “kasar” atau data murni yang masih belum di olah yang berasal

dari catatan-catatan dan hasil observasi lapangan. Reduksi data

55
merupakan suatu bentuk analisis yang mengolah data dengan cara

menanjamkan, menggolongkan.

3. Penyajian Data

Berdasarkan menurut (Rachmawati dalam Mile dan Hubermann

1992), memakai penyajian data merupakan sekumpulan yang tersusun

kemudian memberikan kemungkinana adanya penarikannkesimpulan

dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data ini, peneliti akan

lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi serta apa yang harus

dilakukan terkait penelitian tersebut.

Mengarahkan, sehingga data yang tidak perlu daoat dibuang

agar data yang didaptkan dapat merupakan data yang diperlukan sesuai

dengan penelitian yang diangkat sehingga kesimpulan-kesimpulan

fialnya dapat ditarik dan diverifikasi.

4. Menarik Kesimpulan

Berdasarkan menurut (Rachmawati dalam Mile dan Hubermann

1992), menyatakan bahwa seorang peneliti yang kompeten mengenai

kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetapi terbuka dan sketis,

tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula belum jelas, kemudian

menjadi lebih jelas rinci dan mengakar dengan tokoh dengan begitu

analysis ini merupakan sebuah proses yang berulang dan berlanjutan

serta terus menerus dan saling menyusul.

H. Waktu Penelitian

56
Penelitian tentang Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan

Infrastruktur di Desa Tumbang Salio Kecamatan Permata Intan Kabupaten

Murung Raya, waktu akan ditentukan dikemudian hari berapa lama waktu

yang digunakan dalam melakukan penelitian ini.

BAB IV

57
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Desa Tumbang Salio
1. Luas dan Batas Wilayah

Desa Tumbang Salio adalah salah satu dari (10) sepuluh desa dan 2
(dua) Kelurahan yang berada dibawah Pemerintah Kecamatan Permata
Intan Kabupaten Murung Raya.

Di desa Tumbang Salio berdasarkan mata pencaharian kebiasaan


masyarakat yaitu beraneka ragam sehingga masyarakat memiliki potensi
masing-masing dalam bidang mata pencaharian, sehingga dari berbagai
macam potensi yang dimiliki oleh masyarakatnya sehingga saling
mengimbangi untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Desa Tumbang Salio Kecamatan Permata Intan Kabupaten Murung


Raya memiliki luas wilayah ± 54 Km² yang terdiri dari 4(empat) RT, yang
sebagain besar diperuntukan untuk pembangunan dan fasilitas-fasilitas
lainnya seperti perumahan atau pekarangan. Desa Tumbang Salio
berbatasan langsung 3 (tiga) Desa dan 1 (satu) Kelurahan dengan batas
wilayah sebagai berikut :

Desa Sungai Batang / Tumbang Lahung


Desa Datah Kpas / Mamput
Kelurahan Muara Bakanon
Desa Jakatan Pari.

B. Kondisi Kependudukan Desa Tumbang Salio

58
1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin merupakan perbandingan
jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa


Tumbang Salio Tahun 2019

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)


.
1. Laki-Laki 264 jiwa
2. Perempuan 173 jiwa
Jumlah 437 jiwa
Sumber : Monografi Desa Tumbang Salio

Dari tabel diatas menunjukan tingkat perbandingan jumlah penduduk


berjenis kelamin laki-l aki dan perempuan terlihat tidak seimbang dimana
dengan berjenis kelamin laki-laki lebih dominan dari pada perempuan bisa
dilihat skala perbandingannya laki-laki: perempuan (264:173) jiwa.

2. Jumlah Penduduk Menurut Kepercayaan


Jumlah penduduk menurut agama merupakan perbandingan jumlah
penduduk yang beragama islam, Kristen Protestan, Kristen Khatolik, dan
hindu.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kepercayaan di Desa Tumbang


Salio Tahun 2019

No Kepercayaan Jumlah (Jiwa)


.
1. Islam 50 jiwa
2. Kristen Protestan 87 jiwa
3. Kristen Khatolik 11 jiwa
4. Hindu/ Kharingan 289
Jumlah 437 jiwa

Dari data monografi tersebut dapat diketahui bahwa hampir seluruh


penduduk di Desa Tumbang Salio dominan beragama Hindu/Kharingan dari

59
total jumlah penduduk 437 Jiwa hanya 15% yang beragama Kristen
Protestan dan 10% yang beragama Islam serta 3% yang beragama Kristen
Khatolik. Meskipun desa Tumbang Salio mayoritas beragama
Hindu/Kharingan, akan tetapi tidak mempengaruhi toleransi antar umat
beragama. Toleransi tersebut ditunjukan pada saat perayaan hari besar umat
beragama serta umat beragama saling menghormati.

3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan terbagi menjadi rentan
pendidikan dimulai dari SD hingga Perguruan Tinggi.
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Tumbang Salio Tahun 2019

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)


.
1. Pra Sekolah 84 Jiwa
2. SD 243 Jiwa
3. SMP/SLTP 52 Jiwa
4. SMA/SLTA 39 Jiwa
5. Perguruan Tinggi 19 Jiwa
Jumlah 437 Jiwa
Sumber : Monografi Desa Tumbang Salio

Berdasarkan data tabel diatas menunjukan bahwa penduduk di Desa

Tumbang Salio dengan pendidikan terakhir SD memiliki jumlah yang paling

banyak tingkat pendidikan tersebut bisa mempengaruhi kepada mata

pencaharian. Dimana kemampuan seseorang berbeda bukan hanya perkara

tingkat pendidikan namun juga potensi seseorang dapat diasah dan

dikembangkan sesuai dengan apa yang dikuasai. Rata-rata tingkat

pendidikan sampai jenjang Sekolah Dasar (SD) dikarenakan faktor orang

tuanya dulu hanya sampai jenjang yang sama.

4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

60
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian terbagi menjadi beberapa
di antaranya seperti pedagang, petani, karyawan swasta, PNS dan
pekerjaan lainnya. Mata pencaharian ini menjadi penghasilan utama dari
masyarakat Desa Tumbang Salio.

Table 4.4 Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa


Tumbang Salio tahun 2019

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)


.
1. Pedangang 25
2. Petani 74
3. PNS 15
4. Karyawan Swasta 85
5. Dan lain sebagainya 73
Jumlah 272 jiwa
Sumber : Monografi Desa Tumbang Salio

Dapat dilihat dari data table diatas bahwa mata pencaharian penduduk

di Desa Tumbang Salio terdiri dari lima mata pencaharian, dimana tidak

adanya perbandingan yang signifikan. Mayarakat desa Tumbang Salio

memili mata pencaharian sesuai dengan keahlian mereka. Sehingga mata

pencharian yang ada di desa tersebut mendapatkan pemerataan mata

pencaharian.

C. Sarana dan Prasarana Pembangunan Umum Desa Tumbang Salio

Sarana dan prasarana pembangunan umum merupakan suatukeharusan


yang dimana merupakan upaya untuk menunjang mobilitas keseharian
masyarakat desa itu sendiri. Dengan adanya sarana dan prasarana
pembangunan umum di desa diharapkan dapat untuk menunjang dan
membantu aktiitas keseharian masyarakat desa Tumbang Salio. Oleh karena
itulah pemerintahan desa mengambil suatu kebijakan yang dimana kebijakan

61
tersebut tertuang dalam adanya sarana dan prasaran pembanguna umum yang
ada di Desa Tumbang Salio.

Tabel 4.5 Sarana dan Prasaran Pembangunan Umum di Desa Tumbang


Salio Tahun 2019

No Keterangan Jumlah
. (Unit)
A. Sarana dan Prasarana Ibadah
1. Masjid/Langgar 1
2. Gereja 1
3. Balai Basarah 1
B. Sarana dan Sarana Pendidikan
1. Sekolah Dasar 1
2. Sekolah Menengah Pertama 1
3. Sekolah Menengah Atas 1
4. Taman Kanak-kanak 1
5. PAUD 1
C. Sarana dan Prasarana Kesehatan
1. Puskesmas Pembantu 1
D. Sarana dan Prasarana Olah Raga
1. Lapangan Volly Ball 2
2. Lapangan Bulu Tangkis 1
3. Lapangan Tenis Meja 1
E. Sarana Publik/Pemerintahan
1. Kantor Desa 1
2. Balai Desa/Gedung Pertemuan 1
3. MCK Umum 1
4. Gedung Posyandu 1
5. Pos Kamling 1

D. Penggunaan Dana Desa (DD) Desa Tumbang Salio

Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2014, Dana Desa adalah dana yang

bersumber dari APBN yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/ Kota dan

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan

62
masyarakat.berdasarkan peraturan tersebut, pemerintah Desa Tumbang Salio

merealisasikan dana desa tersebut kedalam program desa yang menjadi

prioritas utama masyarakat desa Tumbang Salio.

Dan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah merupakan

sebuah hasil dari rapat penentuan dan beberapa tahapan yang diambil untuk

memilah dan menentukan usulan masyarakat, sehingga dengan telah

dilakukannya suatu kebijakan yang telah ditentukan oleh pemerintah desa,

diharapkan dengan adanya program dan kegiatan yang telah direalisasikan

dapat membantu mempermudah kegiatan yang menjadi mobilitas keseharian

masyarakat desa Tumbang Salio. Sehingga dapat menaikan tara kehidupan

masyarakat di segala bidang dan dapat maksimal dalam meningkatkan

inrastruktur di desa Tumbang Salio. Program dan kegiatan tersebut

diantaranya dapat dilihat dari tabel penggunaan Dana Desa Tumbang Salio.

Tabel 4.6 Penggunaan Dana Desa (DD) Desa Tumbang Salio tahun 2019

No Program Lokasi Anggaran Sumber Dana


.
A. Bidang Pembangunan
1. Pengecoran Jalan Desa Tumbang Rp.600.000.000 Dana Desa
RT 01 ke RT 03 Salio
2. Pengecoran Desa Tumbang Rp.113.027.000 Dana Desa
Halaman Salio
Perkantoran
3. Pembuatan Jalan Desa Tumbang Rp.40.000.000 Dana Desa
Menuju Gedung Salio
TK RT.01
B. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
1. LKMD Desa Tumbang Rp.55.000.000 Dana Desa
Salio

63
2. Kelompok Gotong Desa Tumbang Rp.25.000.000 Dana Desa
Royong Salio
3. Karang Taruna Desa Tumbang Rp.30.000.000 Dana Desa
Salio
C. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
1. Kursus Mengemudi Desa Tumbang Rp.12.000.000 Dana Desa
Salio
2. Kursus Komputer Desa Tumbang Rp.35.000.000 Dana Desa
Salio
Sumber: LKPJ Desa Tumbang Salio Tahun 2019

Berdasarkan data tabel penggunaan dana desa, Desa Kayu Bulan


Tahun 2019 direalisasikan kedalam tiga bidang. Yang meliputi bidang
Pembangunan Desa, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan dan Bidang
Pemberdayaan Masyarakat. Yang dimana ketiga bidang tersebut telah
direalisasikan menurut prioritas dan kebutuhan masyarakat Desa Tumbang
Salio.

E. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Tumbang Salio

Struktur organisasi dan tata kerja pemerintahan Desa Tumbang Salio yang
terdiri dari :

Kepala Desa
Sekertaris Desa
Kaur Keuangan
Kaur Pemerintahan
Kasie Pelayanan
Kaur Tata Usaha dan Umum
Kaur Perencanaan
Staf Kaur Pemerintahan
Staf Kasie Pelayanan
Staf Kaur Tata Usaha dan Umum
Staf Kaur Perencanaan

64
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Desa Tumbang Salio Kecamatan
PermataIntan
Kades BPD

MIGUN PIADI CUMBI

Sekdes

Dodik Ansori

Kaur Keuangan

Dodi Saputra

Kaur Kaur Tata Usaha


Kasie Pelayanan dan Umum Kaur Perencanaan
Pemerintahan
Jumadi, A.P Sudarwo, S.Hut Devi Wandini, S.Pd
Erwin Abadi W

Sta Kaur Sta Tata Usaha dan


Pemerintahan Sta Kasie Pelayanan Sta Perencanaan
Umum
Juda Sosilo Sudarman Dadin
Dewi Portuna

Ketua RT.01 Ketua RT.02 Ketua RT.03 Ketua RT.04


OGI KENEDI SIMBUN RUSDIANSYAH
F. visi Misi Desa Tumbang Salio
H
visi :

Terwujudnya peyelengaraan Pemerintahan Desa Tumbang Salio dalam


pelayanan kepada masyarakat yang terbaik, denga Kepemimpinan yang
berkualitas baik sekarang maupun pada tahun ke depan.

Misi :

65
Sejalan dengan visi tersebut diat, maka Misi Pemerintahan Desa
Tumbang Salio adalah Pelayanan kepada masyarakat yang adil dan merata.

(Sumber desa Tumbang Salio)

Strategi dan arah kebijakan desa

Dalam mengkalkulasikan visi dan Misi Desa Tumbang Salio disusunlah


strategi dan arah kebijakan pembangunan desa yang berisikan program-
program sebagai tindakan yang harus dilakukan pemerintah desa
sebagaimana tindakan yang harus dilakukan pemerintah desa. Program
diartikan sebagai kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan, yang akan
dilaksanakan, sedangkan kebijakan desa adalah pedoman atau petunjuk
terhadap tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan.

Pemerintah desa sebagai pengemban amanah masyarakat dan penerus


kebijakan pemerintah dituntut untuk mampu dan mengetahui apa yang
merupakan kebutuhan masyarakatnya yang harus segera dipenuhi dan
dibangun untuk terwujudnya kesejahteraan mereka. Secara garis besar
implementasi dari berbagai kebijakan dan tugas serta ungsi yang harus
dilaksanakan pemerintah desa Tumbang Salio dapat digolongkan menjadi :

1. Melaksanakan tugas- tugas pemerintahan umum dan pembinaan Kepada


Masyarakat. Artinya pemerintah desa harus menginentarisir segala
kebutuhan masyarakat kemudian berusaha untuk mencukupinya. Kepala
desa harus mampu tampil sebagai seorang yang selalu siap membantu dan
melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang dipimpinnya.
2. Melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah
3. Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan kegiatan pembinaan
pembangunan yang meliputi kehutanan, perekonomian, produksi dan
pembinaan sosial.
4. Menyiapkan laporan informasi yang mengeni wilayah Desa Tumbang
Salio Kecamatan Permata Intan Kabupaten Murung Raya.

66
Strategi dan arah kebijakan desa disesuaikan dengan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Desa ( LPPD) tahun 2019, selama ini keadaan
ketentraman dan ketertiban masyarakat desa Tumbang Salio pada umumnya,
kondusi, sengketa dan perselisihan antar warga masyarakat sangat minim
terjadi. Permasalahan yang terjadi di desa selalu diselesaikan dengan cara
musyawarah muakat serta berkonsultasi dengan bapak Camat Permata Intan
dan bagian pemerintahan Desa yang ada di pemerintahan daerah kabupaten
Murung Raya denganarahan dan bimbingan yang diberikan kepada
pemerintah Desa Tumbang Salio dapat menyelesaikan permasalahan yang
timbul ditingkat desa.

G. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan


Kepala Desa
Kepala desa bertugas nenyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa. Dalam melaksanakan tugas, kepala desa
berwenang :
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa
b. Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa
c. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa
d. Menetapkan peraturan desa
e. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa
f. Membina kehidupan masyarakat desa
g. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa
h. Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta
mengintegrasikannta agar mencapai perekonomian skala produkti untuk
sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat desa.
i. Mengembangkan sumber pendapatan desa
j. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagai kekayaan negara guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
k. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa

67
l. Memanaatkan teknologi tepat guna
m. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipati
n. Mewakili desa di dalam dan diluar pengadilan atau menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
o. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
Sekertaris Desa
Sekertaris desa bertugas membantu kepala desa dalam bidang
administrasi pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas sekretaris desa
menyelenggarakan ungsi:
a. Melakukan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat
menyurat, arsip dan ekspedisi
b. Melaksanakan urusanan umum seperti penataan administrasi perangkat
desa, penyediaan perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inentarisasi, perjalanan dinas dan pelayanan.
c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran.
d. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana RPJMDesa.
e. Melaksanakan tugas dan ungsi kepala desa apabila kepala desa
berhalangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Kepala Urusan Perencanaan


Mempunyai fungsi melaksanakan penyiapan koordinasi dan
penyusunan program dan anggaran, pengumpulan dan pengolahan data-data
informasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan serta melaksanakan tugas-
tugas, lain yang diberikan oleh sekertaris desa. Dalam melaksanakan tugas,
kepala urusnan perencanaa menyelenggarakan. Fungsi :

68
a. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan
anggaran pendapatan dan belanja desa
b. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan inventarisir data-data
pembangunan, serta penyiapan infrormasi
c. Penyiapan bahan dan melakukan monitoring dan evaluasi program.
d. Penyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa dan laporan
lainnya.
e. Melaksanakan fungsi lain yang diberikan atasan.
Kepala Urusan Keuangan
Mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan keuangan,
penatausahaan, verifikasi, pembukuan dan melaksanakan tugas-tugas lainnya
yang diberikan oleh sekretaris desa. Dalam melaksanakan tugas kepala urusan
keuangan menyelenggarakan, fungsi :
a. Penatausahaan admonistrasi keuangan dan perbendaharaan
b. Administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran
c. Pengelolaan pelaksanaan anggaran
d. Melaksanakan akuntansi dan verifikasi admibnistrasi keuangan
e. Penyusunan laporan keuangan
Kepala Tata Usaha dan Umum
Mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kearsipan,
perlengkapan, asset, rumah tangga, pelayanan umum dan melaksanakan
tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh sekretaris desa. Dalam melaksanakan
tugasnya menyelenggarakan fungsi :
a. Melaksanakan administrasi surat menyurat, kearsipan dan ekspedisi
b. Penyusunan tata naskah dan penyiapan rapat-rapat
c. Menyiapkan administrasi perjalanan dinas
d. Menyusun kebutuhan perlengkapan, pengadministrasian, dan inventarisasi.
Kepala Seksi Pemerintahan
Mempunyai tugas pelaksanaan manajemen tatapraja dan pemerintahan,
pembinaan pertahanan, ketentraman dan ketertiban, kependudukan, penataan

69
wilayah pendataan profil desa serta melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh kepala desa.
a. Melaksanakan manajemen tatapraja dan pemerintahan
b. Menyusun rancangan regulasi desa
c. Melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat
d. Melaksanakan upaya-upaya perlindungan masyarakat.

H. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan di desa Tumbnag


Salio, dimana telah diterapkannya sebuah Pengelolaan Dana Desa Dalam
Meningkatkan Infrastruktur di Desa Tumbang Salio Kecamatan Permata
Intan Kabupaten Murung Raya. Desa Tumbang Salio telah melaksanakan

70
pengelolaan Dana Desa khususnya periode 2019 berdasarkan empat prinsip
pengelolaan yang sebagai berikut :

1. Seluruh Kegiatan Yang didanai Oleh Dana Desa di rencanakan,


dilaksanakan dan di Ealuasi

Beradasarkan prinsip pengelolaan yang melibatkan Direncanakan,

Dilaksanakan dan Dievaluasi. Perencanaan pengelolaan Dana Desa (DD)

didasarkan atas adanya di musyawarakan oleh pemerintah desa dan BPD

dalam merencanakan dan menetapkan rencana kerja pembangunan serta

penggunaan Dana Desa (DD) untuk penyelenggaraan pemerintah desa

dan pemberdayaan masyarakat didalam RKPDes (Rencana Keuangan

Pemerintah Desa) dan RPJM (Rencana Pemerintah Jangka Menengah).

Pelaksanaan dalam pengelolaan keuangan desa merupakan

implementasi atau eksekusi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,

termasuk dalam pelaksanaan diantaranya adalah proses pengadaan barang

dan jasa serta proses pemberdayaan. Tahap pelaksanaan adalah rangkaian

kegiatan untuk melaksanakan APBDes dalam satu tahun anggaran yang

dimulai dari 1 Januari hingga 31 Desember, Atas dasar ABPDes dimaksud

disusunlah rencana anggaran biaya (RAB) untuk setiap kegiatan yang

menjadi dasar pengajuaan Surat Pemintaan Pembayaraan (SPP).

Pengawasan adalah suatu usaha serta tindakan yang dilakukan untuk

mengkoreksi pelaksanaan suatu kegiatan dalam suatu organisasi.

Selanjutnya, pengawasan merupakan sebagai proses untuk mendeterminir

apa yang akan dilaksanakan, mengevaluir pelaksanaan dan bilama perlu

71
menerapkan tindakan-tindakan korektif sedemikian rupa hingga

pelaksanaan sesuai dengan rencana.

Berikut wawancara dengan beberapa narasumber yang sejalan apa

yang ada pada prinsip pengelolaan Dana Desa (DD), yang

bertanggungjawab dengan tugas dan fungsinya masing-masing didalam

pelaksanaan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pemantausahan/

evaluasi di Desa Tumbang Salio :

Mekanisme dalam pengelolaan dana desa pada tahun 2019 di Desa


Tumbang Salio menggunakan dua mekanisme yang dimana salah
satunya yaitu mekanisme Desa Membangun. Didalam Desa
Membangunan ada yang dimanakan Pra RKPDes, dimana adanya
(Pra dan Du) pra yaitu dilakukannya suatu perencanaan yang
melibatkan musyawarah desa. Sedangkan DU yaitu datar usulan dari
desa dan ditetapkan Bersama oleh pemerintah desa dan tokoh
masyarakat yang telah disepakati Bersama dalam DU (Daftar
Usulan).

(wawancara dengan Bapak Migun Piandi, S.Pd Kepala Desa


Tumbang Salio pada Tgl 26 Januari 2021)

Hal ini juga didukung oleh pernyataan informan sebagai berikut :

Betul sekali, dalam pelaksaan Perencanaan, Pelaksaan dan evaluasi,


kami selaku BPD yang berperan dalam mengumpulka Pemdes dan
Tokoh2 masyarakat dan orang yang dianggap penting dilibatkan
dalam perencanaan pengelolaan Dana Desa. Sebelum terjadinya
APBDes maka kami beserta pemerintah desa tumbang salio
melaksanakan Musyawarah Desa (MUSDES) agar menetapkan atau
mengevaluasi dari usulan masyarakat yang dianggap pering sehingga

72
di masukan didalam RKPDes desa tumbang salio yang dietapkan
bersama dan disepakati semua pihak.

(Hasil Wawancara dengan Bapak Cumbi selaku Ketua BPD Desa


Tumbang Salio pada Tgl 26 Januari 2021).

Hal ini juga didukung oleh pernyataan informan sebagai berikut :

Dimaksud dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi itu


dibahas didalam MUSDES dimana disana rapat penentuan usulan
yang ditetapkan, dimasukan setelah di evaluasi tim pemdes desa
tumbang salio baru dimasukan usulan didalam RKPDes sehingga
nanti ditetapkan didalam APBDes tahun berjalan.

(Hasil wawancara dengan Bapak Skretatis Desa Tumbang Salio pada


Tgl 27 Januari 2021)

Hal ini juga didukung oleh pernyataan informan sebagai berikut :

Sebelum pencairan Pemdes harus selesai SPJ sebelum tahun


anggaran berjalan paling lambat 31 desember. Pencairan Dana Desa
dilakukan awal tahu, anggaran masuk di rekening desa dipegang
oleh Bendahara Desa Tumbang Salio. Baru tahap penetapan RPKDes
dan APBDes desa Tumbang Sali.

(Hasil wawancara dengan Bapak Dodi Saputra Bendara Tumbang


Salio pada Tgl 27 januari 2021)
Hal ini juga didukung oleh pernyataan informan sebagai berikut :

Semua boleh mengusulakan nanti dipilih yang paling mendesak dan


dianggap penting yang akan dibuatkan dalam APBDes, setelah
penetapan perencanaan didalam RKPDes maka tahap pelaksanaan
dilakukan oleh TIM TPK (Tim Pelaksanaan Kegiatan) yang telah
dibentuk Pemdes sendiri.

(Hasil wawancara dengan pendamping Desa Tumbang Salio pada Tgl


27 Januari 2021)

73
Hal ini juga didukung oleh pernyataan informan sebagai berikut :

Dengan hasil usulan yang kami sepakati bersama pemerintah desa


kami harap menjadi tujuan utama dalam pelaksanaan program kerja
yang di hasilkan dari Dana Desa, khusus kami sebagai masyarakat
peningkatan infrastruktur yang harus kami utamakan agar menjadi
kenyaman dan kesejahteraan bersama.

(Hasil Wawancara dengan Bapak Aladin tokoh masyarakat desa


tumbang salio pada Tgl 27 januari 2021)

Berdasarkan hasil dari wawancara diatas dapat kira simpulkan


bahwa dimana Dana Desa di Desa Tumbang Salio pada tahun 2019 telah
mencapai kata keberhasilan dalam tahap pelaksanaan yang berdasarkan
aturan yang berlaku khususnya tahap dalam pengelolaan dana desa dalam
meningkatkan inrastruktur. Dapat kita lihat bahwa dari hasil pemaparan
wawancara telah sejalan dengan apa yang telah ada dalam prinsip
pengelolaan Dana Desa, pemerintah Desa Tumbang Salio telah
merealisasikan kebijakan berdasarkan aturan yang berlaku pemerintah
dalam menyelanggarakan kegiatan pelaksanaan pengelolaan Dana Desa.

Dapat kita lihat hasil dari penggunaan Dana Desa yang ditetapkan
melalui RKPDes dan APBDes oleh pemerintah desa dengan jumlah Dana
Rp. 910.027.000 sehingga dengan jumlah dana yang besar tersebut dapat
dilaksanakanlah sebuah program salah satunya yaitu dalam kegiatan
pembangunan inrastruktur dan beberapa pgorgram lainnya.

Tabel 4.6 Penggunaan Dana Desa (DD) Tumbang Salio Tahun 2019

No Program Lokasi Anggaran Sumber Dana


.
A. Bidang Pembangunan

74
1. Pengecoran Jalan Desa Tumbang Rp.600.000.000 Dana Desa
RT 01 ke RT 03 Salio
2. Pengecoran Desa Tumbang Rp.113.027.000 Dana Desa
Halaman Salio
Perkantoran
3. Pembuatan Jalan Desa Tumbang Rp.40.000.000 Dana Desa
Menuju Gedung Salio
TK RT.01
B. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
1. LKMD Desa Tumbang Rp.55.000.000 Dana Desa
Salio
2. Kelompok Gotong Desa Tumbang Rp.25.000.000 Dana Desa
Royong Salio
3. Karang Taruna Desa Tumbang Rp.30.000.000 Dana Desa
Salio
C. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
1. Kursus Mengemudi Desa Tumbang Rp.12.000.000 Dana Desa
Salio
2. Kursus Komputer Desa Tumbang Rp.35.000.000 Dana Desa
Salio
Sumber: LKPJ Desa Tumbang Salio Tahun 2019

Dapat dilihat bahwa 95 % Dana Desa disalurkan ke bagian


pembangunan Infrastruktur dan 5 % untuk pemberdayaan masyarakat,
kebijakan tersebut atas kesepakatan bersama karna kepetingan yang
dianggap penting oleh masyarakat setempat dan dikuatkan oleh aturan
yang berlaku didalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016
tentang dana desa, tahapan yang dilakukan atas dasar aturan dan presedur
pengelolaan dana desa sehingga dalam tahap pertanggungjawaban diakhir
tahun anggran berjalan sesuai dengan hasil kinerja dan penetapan APBDes
desa Tumbang Salio tahun 2019.

2. PertanggungJawaban Secara Administrative, teknis dan hukum

75
Tahap Pertanggungjawaban secara administrasi, teknis dan hukum

didalam pengelolaan Dana Desa (DD) sangat jelas membutuhkan

administrasi, teknis, dan hukum yang jelas supaya tidak ada penyimpangan

dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.

Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa yang

secara teknis, dibantu oleh pelaksanaan teknis pengelolaan keuangan desa

(PTPKD), yang terdiri : Sekretaris Desa dan Perangkat Desa. Sekretaris

Desa bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa

dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

Pertanggungjawaban kegiatan yang dimaksud disini yaitu, proses

penyesuaian dengan anggaran yang didapat Desa Tumbang Salio sebesar

Rp.910.027.000 dan yang didalam RKPDes ditetapkan dalam APBDes.

Dalam pertanggungjawaban kegiatan dimulai dari

pertanggungjawaban secara administrative, teknik dan hukum. Semua hal

pertanggung jawaban tersebut telah tertuang dalam Laporan Keterangan

Pertanggung Jawaban Desa Tumbang Salio periode tahun 2019.

Penguatan keuangan desa dilakukan untuk menguatkan pilar

transparansi dan akuntabilitas. Pengelolaan Dana Desa harus dilakukan

secara efisien dan efektif, transparan dan akuntabel. Dana Desa merupakan

salah satu sumber utama pendapatan desa juga harus

dipertanggungjawabkan secara administrasi, teknis dan hukum kepada

76
masyarakat maupun kepada pemerintah kabupaten sebagai institusi

pemeberi kewengan.

Berikut hasil wawancara dengan beberapa informan yang terkait

dalam pertanggungjawaban dalam Dana Desa kepada pemerintah

kabupaten kota dan masyarakat setempat :

Pertanggungjawaban Dana Desa itu, TA (Tenaga Ahli Kementrian

Desa) beserta PLD (Pendamping Lokal Desa) dan PTD (Pendamping

Teknis Desa) turun melihat lansung dan melalui SPJ (Laporan

Pertanggungjawaban) yang dibuatkan oleh TIM PTKD (Pengelolaan

Teknis Keuangan Desa).

(Hasil wawancara dari Bapak Bigung Piandi, S.Pd Kepala Desa

Tumbang Salio pada Tgl 26 januari 2021).

Hal ini juga didukung oleh pernyataan informan sebagai berikut :

SPJ, Peraturan desa tentang surat pertanggungjawaban, LPPD,

RKPJ, Dimana pemerintah desa tidak asal-asalan dalam membuat

laporan pertanggungjawaban karna sudah diatur aturan yang

berlaku dan langkah secara administrasi yang tertip hukum.

(Hasil wawancara dengan Bapak Dodik Ansori Skretaris Desa


Tumbang Salio pada Tgl 27 Januari 2021)

77
Hal ini juga kuatkan dan dikaitkan oleh pernyataan informan sebagai
berikut:

Semua dana desa dicairkan sesuai dengan APBDes dengan program


yang dari anggaran dicatat dilampiri dengan penunjang seperti nota
dan kwitansi. Di akhiri ada laporan akhir.

Kami selaku TIM PTPKD yang bertanggungjawab penuh dengan


pengunaan dana desa yang nanti akan dipertanggungjawabkan ke
kepala desa terlebih dahulu atas apa saja yang digunakan sesuai kah
dengan anggaran yang dikeluarkan dari Dana Desa Tumbang Salio
pada tahun anggaran 2019.

( Hasil Wawancara dengan Dedi Saputra selaku Bendahara Desa

Tumbang Salio pada Tgl 27 Januari 2021).

Hal diatas juga berkaitan oleh pernyataan informan sebagai berikut :

Setiap tiga bulan sekali selalu diadakan evaluasi pelaksanaan Dana

Desa yang mengundang tokoh masyrakat, LPM, BPD. Evaluasi

dilakukan untuk mewujudkan pertanggungjawaban secara

administrasi, teknis dan hukum dan diharapkan adanya masukan-

masukan demi berjalannya Dana Desa. Artinya setelah SPJ rampung

diserahkan kepada bagian pemerintah setelah diverifikasi oleh Tim

Pendamping Desa dari kecamatan.

( Hasil Wawancara dengan Ibu Dewi Pendamping Desa Tumbang

Salio pada Tgl 27 Januari 2021)

Darai hasil penelitian dan wawancara PertanggungJawaban secara


administrasi, teknis dan hukum maka pemerintah desa Tumbang Salio
lebih berhati-hati dalam pengunaan Dana Desa (DD) terlihat sistem

78
susunan kinerja dan kebijakan yang ditetapkan terutama ada TIM PTPKD
sehingga teratur dengan baik oleh Pemdes Tumbang Salio khsusnya di
tahun anggaran 2019. Pertanggungjawaban tersebut dibentuk melalui SPJ
(surat pertanggungjawaban). Didalam pertanggungjawaban Dana Desa itu
orang tertentu yang bertanggungjawab atas administrasi sesuai dengan
fungsi dan tanggungjawabnya sebagai bagian administrasi yang
berdasarkan teknis dan hokum. Kepala Desa hanya mengetahui dan
mengontrol kebijakan yang tekah ditetapkan itu yang dapat dilihat dalam
pertanggungjawaban Dana Desa pada desa Tumbang Salio.

Dari hasil wawancara menunjukan bahwa dalam hal pertanggung


jawaban mulai dari secara administrative, Hukum dan teknis telah
dilakukan dimana telah diterangkan bahwa seluruh pengeluaran dalam
melaksanakan program dan kegiatan tersebut harus diserta dengan bukti
yang sah sehingga dengan begitu tidak adanya dana yang dikeluarkan
untuk kepentingan pribadi maupun pelencengan biaya diluar dari program
yang direalisasikan.

3. Prinsip Hemat, terarah dan terkendali

Dalam pelaksanaan kebijakan Dana Desa ini dimana menggunakan


prinsip hemat, terarah dan terkendali, yaitu keuangan desa melingkupi
semua kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan masalah pendapatan,
masalah belanja, masalah penanganan kelebihan pendapatan di atas
belanja (surplus) atau masalah kelebihan belanja diatas pendapatan
(deficit) yang dikenal dengan masalah pembiayaan.

Desa Tumbang Salio pada periode 2019 telah merealisasikan


program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dari Dana Desa
dengan menegagkan prinsip hemat, terarah dan terkendali agar tidak ada
pembengkakan dana desa dan penyimpangan dana dari desa Tumbang
Salio. Dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali supaya
dari Dana Desa yang ditransfer sebesar Rp. 910.027.000 juta yang

79
dikendalikan oleh pemerintah desa agar kebijakan pengelolaan keuangan
tepat sasaran khususnya dalam peningkatan infrastruktur desa tumbang
salio.

Setelah penetapan RKPDes (Rencana Kerja Pemerintah Desa) maka


dibentuk lah TPK ( Tim Pengelolaan Kegiatan), TPK ini lah yang bekerja
dilapangan supaya Dana Desa hemat, terarah dan terkendali. Pemerintah
desa memberikan kebijakan untuk melaksanakan kegitan program kepada
TPK (Tim Pelaksanan Kegiatan) untuk mencari bahan-bahan apa saja
yang diperlukan dan harga pasar supaya singkron dengan Dana yang telah
ditetapkan dalam RKPDes dan APBDes. memikirkan sebuah program dan
menghitungkan secara matang mengenai keberhasilan serta kegagalan
yang mungkin akan terjadi dalam suatu program. Termasuk dalam
hambatan atau peluang-peluang yang mungkin terjadi, maka dengan
demikian kemampuan suatu pemerintahan desa untuk dapat dengan benar-
benar mengimplemtasikan suatu kebijakan yang tertuang dalam program
yang akan di jalankan. Hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara
dengan infroman yang mengatakan :

Kebijakan menjalan pembangunan infrastruktur disitu ada


namanya TPK (Tim Pelaksanana Kegiatan), TPK inilah yang
bekerja dari hasil Pra RKPDes beserta Penetapan RKPDes yang
melibatkan masyarakat dimana Dana Desa adalah soakelola yang
melibatka masyarakat dimana 30 porsen upah dari bajet anggran
untuk masyarakat yang bekerja. Dalam hal kebijakan ini disini
peran TPK dalam menghubung toko-toko untuk menayaka harga
dan membeli bahan yang akan digunakan agar terarah dan
terkendali supaya menjadi hemat biaya sesuia dengan penetapan
anggaran yang ditentukan.

(Hasil wawancara dengan Bapak Bigun Piandi, S.Pd kepala desa


Tumbang Salio pada Tgl 26 junuari 2021).

80
Pendapat tersebut juga didukung pula oleh Bendahara desa Tumbang Salio
antara lain :

Agar Dana Desa terarah dan terkendali biar menjadi terperinci


maka kami selaku Pemerintah Desa Tumbang salio mengadakan
Pra dan DU didalam RKPDes serta membentuk TIM TPK (Tim
Pelaksanaan Kegiatan) biar kinerja dari hasil pengelolaan Dana
Desa Desa dapat terstruktur.

( wawancara dengan Bapak Dodi Saputra Bendahara Desa


Tumbang Salio pada Tgl 27 Januari 2021 )

Pendapat tersebut juga didukung pula oleh Bendahara desa Tumbang Salio
antara lain :

Dengan adanya TIM TPK (Tim Pelaksanaan Kegiatan) menjadi


lebih efektif dan efisiensi bagi pemerintah desa Tumbang Salio
karna mereka lah yang dapat menghitung berapa jumlah atau total
dari kegiatan dilapangan dan hasil dari survei pembelian bahan-
bahan sehingga dapat dikontrol dana yang akan dikeluarkan.

(Wawancara dengan Bapak Dodik Ansori Sekdes Desa Tumbang


Salio pada Tgl 27 Januari 2021)
Pendapat tersebut juga didukung pula oleh Ketua TPK desa Tumbang
Salio antara lain :

Iya benar sekali, kamilah yang melaksanakan kegiatan yang hasil


dari RKPDes dimana kami mengecek segala harga bahan disetiap
toko, kami juga menghitung dari jumlah dana yang akan
diperuntukan didalam suatu kegiatan. khususnya di pembangunan
infrastruktur sangat rentang sekali dalam pembekakan dana yang
tidak sesuai, dengan adanya TPK terlihat berjalan dengan lancar
didalam pelaksanaan kegiatan sehingga terlihat dari jumlah dana

81
yang dikeluarkan sesuai dengan apa yang Pemdes tetapkan didalam
RKPDes dan APBDes tahun anggran berjalan.

(Hasil wawancara dengan Bapak Jumadi Ketua TPK tahun 2019


desa Tumbang Salio pada Tgl 26 Januari 2021)

Pendapat tersebut juga didukung pula oleh masyarakat desa Tumbang


Salio antara lain :

Benar adanya keterlibatan TPK (Tim Pelaksanaan Kegiatan)


sangat membantu dalam tahap pengelolaan keuangan desa yang
baik dimana didalam TPK yang melibatkan masyarakat yang mau
ikut serta pelaksanaan kegiatan. Dengan adanya masyarakat
seperti kami juga membantu karna kami yang membutuhkan
program itu berjalan, kami siap membantu pemerintah desa agar
Dana Des aitu sendiri tidak sia-sia karna 30 % dari anggaran itu
sudah diangarkan untuk upah yang bekerja dari program tersebut.
Jadi sangat membantu juga bagi masyarakat desa tumbang salio
dimana selain dapat upah kami juga memberikan kinerja kami
yang terbaik untuk desa kami juga.

(Wawancara dengan Anton Masyarakat Desa Tumbang Salio pada


Tgl 27 Januari 2021)

Dari hasil penelitian dan wawancara dapat diterangkan bahwa


menjadi hemat dan terarah didalam Dana Desa adalah terbentuknya TIM
TPK oleh Pemdes Tumbang Salio dan disertakan penetapan RKPDes dan
APBDes yang jelas sehingga terstruktur didalam pengelolaan Dana Desa
agar tidak ada penyimpangan anggaran Dana Desa. Prinsip hemat, terarah
dan terkendali itu adalah dengan adanya keterbukaan dan
pertanggungjawaban dalam memberikan kebijakan kepada yang bertugas.
Pemdes Tumbang Salio mengarahkan TPK bekerja itu demi mengikuti
prosedur dan aturan yang berlaku dan sudah ada dasar-dasar hukum yang

82
mengatur sehingga terjadilah pelaksanaan kegiatan yang terarah dan
terkendali khsusunya di tahun anggaran 2019.

Berikut lah yang daftar program yang telah disepakati oleh


masyarakat desa dan pemerintahan desa yang dilaksanakan oleh TPK
dengan jumlah Dana Desa yang telah ditetapkan sehingga nanti TPK lah
yang akan menglaksanakan sesuai Dana Desa, dapat dilihat tadi tabel
dibawah ini :

Tabel 4.9 daftar program hasil dari Pra dan DU yang disahkan beserta
dengan anggaran Dana Desa Tumbang Salio tahun 2019

No Program Anggaran Sumber


. Dana

1. Pengecoran Jalan Rp. 600.000.000 Dana Desa

2. Pengecoran Rp. 113.027.000 Dana Desa


Halaman
Perkantoran

3. Pembuatan Jalan Rp.40.000.000 Dana Desa


Menuju Gedung TK

4. LKMD Rp.55.000.000 Dana Desa

5. Kelompok Gotong Rp.25.000.000 Dana Desa


Royong

6. Karang Taruna Rp.30.000.000 Dana Desa

7. Kursus Mengemudi Rp.12.000.000 Dana Desa

8. Kursus Komputer Rp.35.000.000 Dana Desa

83
Sumber: LKJP Desa Tumbang Salio 2019

Dilihat dari tabel diatas bahwa dari Pra (datar usulan) yang telah
direalisasikan menggunakan anggaran dana desa Tumbang Salio yang
berjumlah Rp.910.027.000 dengan program yang ada dan rincian anggaran
setiap program, merupakan hasil dari musyawarah desa sebagai bentuk
kebijakan pemerintahan desa Tumbang Salio agar tidak adanya pelaksaan
kegiatan yang tidak menjadi prioritas utama dalam menjesahterakan
masyarakat desa dan meningkatkan tara kehidupan masyarakat desa
Tumbang Salio.

Dari tiga Proses perumusan kebijakan Pengelolaan dana desa dalam


peningkatan inrastruktur di desa Tumbang Salio, dapat kita lihat bahwa
ketiga indikator ini bahwanya adalah mekanisme pengelolaan dana desa
telah tertuang dalam segala aspek bukan hanya dari segi pembangunan
inrastrukur. Dikarenakan pada data yang diterima dan dilakukan secara
langsung di desa Tumbang Salio seluruh proses pengelolaan dana desa
setiap periodenya melalui musyawarah desa dan dilakukannya lah suatu
penampungan untuk usulan-usulan yang diajukan oleh masyarakat desa itu
sendiri maupun dari pemerintah desa. Berikut hasil wawancara dengan
Bapak Dodik Ansori Selaku Sekretaris Desa Tumbang Salio :

Daftar usulan itu harus di rombak lagi dan dengan teliti untuk
memutuskan mana yang memang menjadi poin utama dan sebagai
kebutuhan masyarakat, maka dari itu sebelum direalisasikan bidang
dan program yang ada saat ini memang memerlukan dan memakan
waktu yang lama sebelum semua di sahkan dan disaksikan oleh
seluruh atau perwakilan dari masyarakat desa Tumbang Salio.

(hasil wawancara dengan Bapak Dodik Ansori Sekretaris Desa


Tumbang Salio pada Tgl 27 Junuari 2021)

84
Namun pada dasarnya pada periode 2019 anggaran dana desa di
Desa Tumbang Salio telah merealisasikan 95 % dana desa digunakan
untuk pembangunan infrastrukur, sehingga dalam hal ini pemerintah desa
Tumbang Salio telah memenuhi suatu kebijakan proses peningkatan
infrastruktur dari dana desa yang ada. Dengan tercapai dan terpenuhinya
peningkatan infrastruktur tersebut, sehingga dana desa dikatakan
mengelola dengan sangat tepat guna meningkatkan inrastruktur di Desa
Tumbang Salio.

4. Jenis Kegiatan Yang di Biayai Oleh Dana Desa

Berdasarkan hasil temuan dari pengelolaan Dana Desa Tumbang


Salio dalam kegiatan program atau juga dinamakan jenis kegiatan yang
akan didanai oleh Dana Desa, itu telah tertuang dalam kesepakatan disaat
perencanan RKPDes yang telah diusulkan kegiatan program kerja tahun
anggaran 2019. Dimana yang ditetapkan dalam APBDes Tumbang Salio.

Desa Tumbang Salio mendapatkan transfer dana dari pemerintah


pusat berupa Dana Desa (DD) sebesar Rp. 910.027.000. Dana Desa
tersebut digunakan untuk beberapa bidang program yang dilaksanakan.
Program-program tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan yang menjadi
prioritas utama dalam pembangunan bagi masyarakat desa Tumbang Salio,
seperti yang telah ditemukan 95 % dari Dana Desa telah diarahkan
kebijakan pembangunan infrastruktur dan 5 % itu diarahkan ke
pemberdayaan masyarakat dan pembinaan kemasyarakatan desa tumbang
salio.

Pihak pemerintahan Desa Tumbang Salio berupaya semaksimal


mungkin untuk mengelola Dana Desa yang telah diberikan agar dapat
benar-benar di manaatkan dengan secara optimal. Agar bisa membawa
desa Tumbang Salio pada pertumbuhan lajunya peningkatan inrastrukur
desa demi menunjang kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakatnya.
Dalam hal ini juga Pemerintahan Desa Tumbang Salio sangat berharap

85
desa-desa yang ada di Indonesia dapat benar-benar mngelola Dana Desa
tersebut sesuai dengan kebutuhan dan gagasan masyarakat nya. Sehingga
dapat menjadi sebuah desa yang mensejahterakan seluruh masyarakatnya
dan demi munuju pembangun Desa terutama di bagian inrastrukur karena
inrastruktur tersebut sebagai sebuah pokok dari setiap hal yang menuju
pencapaian yang diharpakan pemerintahan desa dan masyarakatnya.
Berikut ini penggunaan Dana Desa Tumbang Salio yang direalisasikan
dalam beberapa bidang sebagai berikut :

Tabel 4.10 Penggunaan Dana Desa (DD) Tumbang Salio Tahun 2019

No Program Lokasi Anggaran Sumber Dana


.
A. Bidang Pembangunan
1. Pengecoran Jalan Desa Tumbang Rp.600.000.000 Dana Desa
RT 01 ke RT 03 Salio
2. Pengecoran Desa Tumbang Rp.113.027.000 Dana Desa
Halaman Salio
Perkantoran
3. Pembuatan Jalan Desa Tumbang Rp.40.000.000 Dana Desa
Menuju Gedung Salio
TK RT.01
B. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
1. LKMD Desa Tumbang Rp.55.000.000 Dana Desa
Salio
2. Kelompok Gotong Desa Tumbang Rp.25.000.000 Dana Desa
Royong Salio
3. Karang Taruna Desa Tumbang Rp.30.000.000 Dana Desa
Salio
C. Bidang Pemberdayaan Masyarakat
1. Kursus Mengemudi Desa Tumbang Rp.12.000.000 Dana Desa
Salio
2. Kursus Komputer Desa Tumbang Rp.35.000.000 Dana Desa
Salio
Sumber: LKPJ Desa Tumbang Salio Tahun 2019

86
Dapat dilihat dari datar tabel penggunaan dana desa di Desa
Tumbang Salio pada tahun 2019 dan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2016 tentang dana desa, bahwa pengelolaan dana desa
telah terlaksananya dalam upaya meningkatkan infrastruktur. Dari data
tersebut juga telah menunjukan 95% dari anggaran dana desa digunakan
untuk bidang pelaksanaan pembangunan desa yang berupa pembangunan
inrastruktur desa. Dan 5% sisanya untuk program dibidang pembinaan
kemasyarakatan dan bidang pemberdayaan masyarakat.

Berikut hasil wawancara dengan infroman di desa Tumbang Salio


mengenai jenis kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa berikut hasil
wawancara dari narusmber :

Menyakut program yang didanai oleh Dana Desa sangat jelas


tertuang didalam RKPDes dan APBDes, sehingga tidak ada celah
untuk tidak didanai oleh dana desa karna semua program kerja
telah disepakati dan di anggarkan dalam APBDes tahun 2019. .

(wawancara dengan Bapak Migun Piandi, S.Pd Kepala Desa


Tumbang Salio pada Tgl 26 januari 2021)

Pernyataan diatas juga didukung dari hasil wawancara dengan Bapak


Dodik Ansori Sekdes Tumbang Salio sebagai berikut :

Adanya Dana Desa pasti adanya kegiatan yang akan diusulkan


dan dikerjakan oleh pemdes, hal tersebut memang
dipertimbangkan secara matang oleh kami selaku pemangku
kebijakan, maka dari itu kami juga menghimbau kepada
Pemerintah Desa dan Tokoh masyarakat disaat Musdes agar
sebelum Penetapan RKPDes benar-benar tepat

87
mempertimbangkan program kerja dan juga tim privikasi usulan
juga beberapa hari baru bisa disetuji, mengingat ini adalah
tanggungjawab terkait dana desa.

(Hasil wawancara dengan Bapak Dodik Ansori Sekdes Tumbang


Salio pada Tgl 27 januari 2021)

Pernyataan diatas juga didukung dari hasil wawancara dengan Bapak


Cumbi Ketua BPD Desa Tumbang Salio sebagai berikut :

Iya benar, kegiatan yang didanai dari Dana Desa itu bersumber
dari hasil penetapan RKPDes saat Musdes yang dimuatkan dalam
APBDes, tim yang memprivikasi usulan antara pemerintah desa
dan tokoh masyarakat itu adalah kami selaku BPD yang berhak
memperivikasi usulan kegiatan yang tepat dan memperhitungkan
anggran yang dikeluarkan dari Dana Desa.

(Hasil wawancara dengan Bapak Cumbi Ketua BPD Desa


Tumbang Salio pada Tgl 26 Januari 2021).

Pernytaan diatas juga penulis kaitkan dengan hasil dari wawancara dengan

Bendahara Desa Tumbang Salio berikut :

Dana Desa tidak bisa diberikan Cuma-Cuma atau dikeluarkan

sesukat hati oleh pemerintah desa, tapi Dana Desa harus

berdasarkan prosedur yang berlaku seperti menyangkut kegiatan

yang akan didanai harus TIM yang telah ditentukan oleh Pemdes

harus melaporkan atau membuat RABDes yang sesuai dengan

RKPDes dan APBDes karna nanti untuk laporan

pertanggungjawaban lebih mudah dan detail berdasarkan aturan

hukum yang berlalu sehingga tidak ada prosedur yang tertinggal.

88
(Hasil wawancara dengan Bapak Dodi Saputra Bendahara Desa

Tumbang Salio pada tgl 27 januari 2021).

Pernyataan diatas juga didukung dari hasil wawancara dengan Ibu Dewi
Pendamping Desa Tumbang Salio sebagai berikut :

Keberadaan Dana Desa sangat dibutuhkan karna untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di desa

tumbang salio, kita bisa lihat dari usulan yang mereka usulkan lebih

besar kegiatan itu merunjuk kepada infrastruktur desa seperti

halnya Pengecoran Jalan RT 01 ke RT 03, Pengecoran Halaman

Perkantoran dan Pembuatan Jalan Menuju Gedung TK RT.01.

(Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Pendamping Desa Tumbang

Salio pada tgl 27 januari 2021)

Berdasarkan hasil dari pemaparan wawancara dan hasil penelitian

diatas bahwa dimana dana desa di Desa Tumbang Salio pada tahun 2019

telah mencapai kata keberhasilan dalam pengelolaan dana desa dalam

meningkatkan inrastruktur. Hal ini berlandaskan pada Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 merupakan dasar dalam reormasi pada bidang

perencaan dan penganggaran, dimana pemerintah Desa Tumbang Salio

telah berupaya dalam merencanakan serta benar-benar menganggarkan

setiap program yang telah di rencanakan dalam musyawarah masyakat.

Dan juga hal ini berlandaskan dengan data Penggunaan dana desa di Desa

Tumbang Salio serta bentuk fisik infrastruktur yang dimana telah

dinikmati oleh masyarakat desa serta beberapa bidang dan program yang

telah dapat direalisasikan, karena memang dana desa pada tahun 2019 di

89
Desa Tumbang Salio dengan jumlah Rp. 910.027.000 sehingga dengan

jumlah dana yang besar tersebut dapat dilaksanakanlah sebuah program

salah satunya yaitu dalam kegiatan pembangunan inrastruktur dan

beberapa program lainnya.

Dari kegiatan ini juga tentunya menjadikan seluruh masyarakat Desa

Tumbang Salio berperan dalam menentukan dan mengusulkan program

atau kegiatan yang akan dilaksanakan, para perangkat Desa juga

memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk mengeluarkan pendapat

dan suaranya. Berikut wawancara dengan Bapak Anton Selaku Perwakilan

Masyarakat Desa Tumbang Salio.

Kegiatan yang ada saat ini merupakan hasil dari usulan

masyarakat dan perangkat desa, jadi menurut saya itu sangat baik

karena penggunaan Dana Desa di Desa Tumbang Salio periode

2019 ini lebih mementingkan kepentingan seluruh masyarakat,

tentunya juga ini adalah yang diharapkan oleh masyarakat. Saya

sendiri sebagai perwakilan yang ikut menyaksikan Daftar Usulan

ini disahkan.

(hasil wawancara dengan Bapak Antony perwakilan masyarakat Desa

Tumbang Salio).

Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukan bahwa memang

benar adanya bahwa kegiatan yang direalisasikan itu berasal dari hasil

musyawarah bersama antara perangkat desa dan masyarakat desa, dan juga

dikatakan bahwa dengan adanya daftar Usulan ini menjadikan masyarakat

90
ikut berperan serta dalam membangun desa Tumbang Salio terlebih lagi

dalam peningkatan Infrastrukur Desa.

I. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Bagaimana mekanisme pengelolaan dana desa dalam meningkatkan


infrastruktur didesa Tumbang salio.

Untuk menjawab berdasarkan hasil dari penelitian dan memperjelas


hasil temuan tersebut menggunakan indikator teori yaitu bagian dari
indikator prinsip pengelolaan Dan Desa diantaranya :

1. Seluruh kegiatan yang di dana oleh dana desa di rencanakan,


dilaksanakan dan dievaluasi.

Berdasarkan teori perncanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sebagai berikut:

Pemerintah desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai


dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan kabupaten dan kota. Rencana pembangunan desa disusun
untuk menjamin keterkaitan dan kosistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan, Sujarweni, (2015 : 18)

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan sebagai berikut :

Dalam pengelolaan dana desa di Desa Tumbang Salio yang


mengutamakan prinsip pengelolaan Dana Desa yang dimulai dari tingkat

91
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. dimana Perencanaan pengelolaan
Dana Desa (DD) didasarkan atas adanya di musyawarakan oleh
pemerintah desa dan BPD dalam merencanakan dan menetapkan rencana
kerja pembangunan, pelaksanaan dalam pengelolaan keuangan desa
merupakan implementasi atau eksekusi dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa, termasuk dalam pelaksanaan diantaranya adalah proses
pengadaan barang dan jasa serta proses pemberdayaan. Dimaksud dengan
pengawasan adalah penyusunan rencana kegiatan dalam pengelolaan
Dana Desa, pihak pemerintah desa Tumbnag Salio melakukan
pengawasan dengan Tim TPK (Tim Pengelolaan Kegiatan) yang telah
disusun dalam rencana kegiatan anggaran sesuai dengan penetapan
sebelumnya.

Berdasarkan pendapat peneliti sebagai berikut :

Dalam kasus ini, Pengelolaan dana desa dalam meningkatkan


infrastruktur di desa Tumbang Salio telah menerapkan mekanisme ini
dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terlebih lagi dalam
hal inrastruktur yang benar-benar direncanakan, dalam bentuk
musyawarah penyusunan dan penetapan rencana kerja pemerintah desa
Tumbang Salio.

Arah dan tujuan sangat jelas baik tingkat pelaksanaan pengelolaan


Dana Desa tidak terhindar dengan adanya MUSDES yang melibatkan
pemerintah desa dan tokoh masyarakat dalam penyususnan program
kerja atau tahun anggran berjalan. Adanya keterbukaan antara pemerintah
dan masyarakat didalam perncanaan, pelaksanaan dan
evaluasi/pengawasan dengan adanya kerlibatan masyarakat salah satu
bentuk penyempurnaan program karna diutamakan dalam perencanaan
adalah hasil dari DU Daftar Usulan masyarakat, bahkan hasil usulan
diperencanaan yang ditetapkan di RKPDes lebih dominan pada
infrastruktur.

92
Perbandingan teori dan hasil penelitia semua memacu pada
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/pengawasan yang pada dasarnya
adalah tingkat keterbukaan tujuan adan arah pembangunan dan penetapan
yang berdasarkan aturan pemerintah yang berlaku. Ditemukan antara
teori dan hasil penelitian memiliki persamaan ditingkat menjamin
keterkaitan dan kosistensi antara pemerintah dan masyarakat.

Pemerintah Desa Tumbang Salio benar-benar menerapkan prinsip


pengelolaan Dana Desa baik secara mekanisme pengelolaan yang mereka
atur Sebagian rupa agar benar-benar terlaksana dengan baik ditahap
perencanaan yang akan dibuatkan dalam RKPDes tahun anggran
berjalan.

2. Pertanggung Jawaban secara administratie, teknis dan hukum


Administrasi keuangan diartikan sebagai suatu subkonsep atau tata
keuangan sebagai suatu proses, yaitu rangkaian kegiatan penataan yang
berupaya penyusunan anggaran belanja, pembukuaan, dan
pertanggungjawaban atas pembiyaan dalam kerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu.
Seperti halnya dilakukan oleh Kepala Desa dalam melaksanakan
pengelolaan keuangan desa yang secara teknis, dibantu oleh pelaksanaan
teknis pengelolaan keuangan desa (PTPKD), yang terdiri : Sekretaris
Desa, Perangkat Desa dan BPD. Pada dasarnya Dana Desa yang telah
dikelola oleh pemerintah desa sangat diatur oleh dasar-dasar hukum yang
berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Seperti
itulah yang dilakukan oleh pemerintah desa Tumbang Salio dalam
pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan pembangunan tetapi juga
mereka lebih mengutamakan administrasi secara hukum tahap demi
tahap mereka lakukan agar mencapai sebuah pertanggungjawban yang
mutlak disampaikan dan tidak ada penyimpangan dan keterbelakanagan
anggran yang dilaporkan kepada pemerintah dan masyarakat.

93
Dalam hal ini, yang ditemukan dilapangan yaitu bahwa dalam
pengelolaan Dana Desa Tumbang Salio melakukan pertanggungjawaban
dengan penetapan rencana kerja pemerintah desa (RKPDES) yang telah
disahkan oleh pemerintah desa, BPD dan tokoh masyarakat yang terlibat.
Dimana hasil dari penetapan RKPDES, ada yang dinamakan proses
pelaksanaan kegiatan kerja. Dimana desa wajib melakukan pembuatan
Laporan Pertanggung Jawaban kepada Pemerintah daerah dalam bentuk
penggunaan dana desa.
Berdasarkan hasil penelitian dan dasar hukum yang berlaku baik
secara teori dan fakta peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pertanggungjawban salah satu kunci dalam pengelolaan Dana Desa
khususnya di Desa Tumbang Salio, sebaik apa pun mikanisme yang
dibuat jika laporan pertanggungjawaban tidak secar administrasi, teknis
dan hukum maka akan berdampak pada desa tersebut tetapi pemerintah
desa Tumbang Salio telah melakukan dengan baik sesuai dengan
ketenrtuan yang berlaku dari pemerintah daerah dalam penyempian
laopran tersebut.
3. Prinsip hemat, terarah dan terkendali
Manajemen keuangan di tingkat desa memiliki fungsi penting
dalam pelaksanaan kebijakan Pemerintahan demikian pula dalam
penyediaan barang dan jasa publik. Termasuk dalam hal penegakan
kebijakan Pemerintahan di berbagai bidang misalnya administrasi tanah,
keluarga berencana, dan diarea keuangan publik seperti pengumpulan
penerimaan, pembiyaan, serta penyediaan barang jasa.
Bahwa manajemen keuangan pemerintahan melingkupi semua
kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan masalah pendapatan,
masalah belanja, masalah penanganan kelebihan pendapatan di atas
belanja (surplus) atau masalah kelebihan belanja diatas pendapatan
(deficit) yang dikenal dengan masalah pembiayaan.
Dalam kasus ini hasil dari temuan dilapangan serta hasil dari
wawancara dengan pemerintah desa peneliti menemukan bahwa sebelum

94
terlaksananya kegiatan khusunya dibidang pembangunan inrastruktur
dimana ada namanya tim TPK (Tim Pelaksanaan Kegiatan) mereka
melakukan suatu serei harga barang ditiap-tiap toko, mereka menghitung
mana yang lebih terjangkau harga barang yang mereka gunakan, tim
inilah yang meninjau atau melaksanakan kegiatan program kerja yang
melibatkan dana desa. Sehingga sesuai dengan anggaran yang telah
ditetapkan melalui RKPDES, maka tidak terjadinya pembengkakan
biaya.
Berdasarkan hasil temuan peneliti mendapatkan cara yang bagus
dalam kinerja tim TPK (Tim Pelaksanaan Kegiatan) yang dibentuk oleh
pemerintan Desa karna mereka lebih menghemat biaya supaya dana desa
terarah dan terkendali dengan baik seperti yang kita lihat hasil pendapat
diatas dan juga masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan program.
4. Jenis Kegiatan Yang di Biayai Oleh Dana Desa

Pembiyaan desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran

berikutnya.

Dari hasil temuan dilapangan berkaitangan dengan indikator yang

digunakan bahwa pemerintah desa Tumbang Salio dalam melaksanakan

Pengelolaan dana desa khususnya tahun anggaran 2019, pemerintah desa

lebih mengutamakan kepentingan yang ditetapkan dari hasil penetapan

RKPDes yang dimana melibatkan musyawarah mubes khusunya

pemerintah desa dan masyarakat mengutamankan inrastruktur dapat

dijangkau dalam bentuk peningkatan.

Didalam jenis kegiatan yang dibiayai oleh dana desa tidak terlepas

dari keterbukaan (transparasi) dan pertanggungjawaban sehingga

95
membentuk pelaksanaan kegiatan yang bersipat mengutamakan

kebutuhan pokok seperti yang telah ditemukan yaitu inrastruktur jalan

antar perbatasan desa dan didalam desa, sarana dan prasarana dikantor

desa. Dalam hal ini pembangunan infrastruktur menjadi sebagai acuan

utama dalam penggunaan dana desa anggaran 2019.

J. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengelolaan dana

desa dalam meningkatkan inrastruktur di desa Tumbang Salio.

Berdasarkan Permendagri No 113 tahun 2014 tentang pengelolaan dana

desa. Pasal 1 ayat 6 adalah seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan

desa. Permendagri No 113 tahun 2014 mengatur bahwa pemerintah desa

mempunyai kewenangan yang lebi luas dalam pengelolaan desanya. Dalam

pengelolaan daerah maupun pada tingkat desa perlu adanya tata kelola yang

baik.

Dalam kasus ini, dimana pemerintah desa Tumbang Salio harus lebih

menekankan bahwa pengelolaan dana desa bukan hanya kegiatan yang

berlandaskan pada kebutuhan masyarakat yang diusulkan dalam datar usulan

masyarakat, namum juga suatu pengelolaan dana desa berlandaskan pada suatu

peraturan yang menerapkan bahwa harus ditata sedemikian rupa sesuai dengan

peraturan yang ada. Dengan adanya Permendagri No 113 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Keuangan Desa diharapkan agar pengelolaan keuangangan desa di

96
Desa Tumbang Salio menjadi semakin baik, baik dari segi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggung jawaban keuangan

desa.

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Tumbang Salio hal yang

mempengaruhi adalah dimana Sumber Daya Manusia (SDM) pemerintah Desa

telah memadai dan juga memereka lebih memperhatikan aturan yang berlaku

dalam tahap pengelolaan dan masyarakat begitu antusias dalam ikut

berpartisipasi dalam pelaksanaan pengelolaan dan memberikan usulan program

supaya tidak ada kepetingan yang tertinggal hanya kepetingan bersama yang

diutamakan seperti halnya dalam peningkatan infrastruktur desa tumbang salio.

Mempengaruhi dalam bidang pengelolaan dana desa adalah pemerintah

desa dalam menetapkan kebijakan yang tepat bersama tokoh masysrakat, dalam

MUSDes disitu salah satu hal yang mempengaruhi dalam penetapan kebijakan

yang akan dimuatkan dalam RKPDes tahun anggran. Desa tumbang salio telah

melakukan hal ini agar dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah desa dalam

pembangunan berkelanjutan. Partisipasi dalam pengelolaan dana desa salah

satu yang dilalukan oleh pemerintah desa tumbang salio salah satu dampak

yang cukup besar karna keterlibatan untuk mempengaruhi dan memberikan

saran serta masukan salah satu hal positif untuk memperkuat dan

memperlancar serta meningat kepetingan masyarakat dan untuk meningkat

tarap kesejahteraan masyarakat yang melalui infrastruktur desa.

97
Peneliti juga melihat dampak yang cukup besar akibat daya pengaruh

yang diberikan pemerintah dan masyarakat, mereka ngutamakan kepetingan

infrastruktur desa karna salah satu hal yang memperlancar kegiatan dan tarap

pendapatan masyarakat melalui adanya peningkatan infrastruktur desa.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Mekanisme Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Infrastruktur di

Desa Tumbang Salio Kecamatan Permata Intan Kabupaten Murung Raya

dikataan baik. Hal ini ditunjukan dari :

a) Kegiatan yang didanai oleh dana desa, pemerintahan Desa Tumbang

Salio Kecamatan Permata Intan Kabupaten Murung Raya Kalimantan

Tengah sudah merealisasikan kegiatan dengan Pra dan DU.

b) Pertanggung Jawaban Kegiatan, dalam hal ini pemerintah Desa Tumbang

Salio telah tertuang kedalam LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggung

Jawaban)

c) Pelaksanaan Dana Desa, dalam pelaksanaannya Pemerintah Desa

Tumbang Salio menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali.

98
Dimana ini telah berjalan dengan baik dengan adanya Pra dan DU

tersebut.

d) Jenis Kegiatan yang dibiayai oleh dana desa, pemerintahan Desa

Tumbang Salio merealisasikan Dana Desa pada periode 2019 kedalam

tiga bidang yakni bidang pembangunan, bidang pembinaan

kemasyarakatan, bidang pemberdayaan masyarakat.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengelolaan Dana Desa di Desa

Tumbang Salio Kecamatan Permata Intan Kabupaten Murung Raya

Kalimantan Tengah :

Di Desa Timbang Salio khusus pemerintah desa lebih mengetahui alur

pengelolaan yang berlandaskan aturan pemerintah dan juga SDM

pemerintah desa telah memadai sehingga tahap pelaksanaan pengelolaan

dapat berjalan dengan lancer, dari segi mempengaruhi agar terhambat tidak

ada ditemukan karna semua masyarakat dan pemerintah lebih

mempedulikan kepetingan bersama yang dilihat dari hasil penelitian. Di

Desa Tumbang Salio sendiri dalam pengelolaan Dana Desa tidak adanya

Faktor yang mempengaruhi dalam hal tersebut. Dikarenakan masyarakat

Desa Tumbang Salio telah memahami bagaimana dalam mengelolan Dana

Desa Tersebut. Namum Pemerintah Desa Tumbang Salio harus tetap

99
memahami suatu atura-aturan yang telah ditetapkan mengenai pengelolaan

Dana Desa.

2. SARAN

Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah di uraikan diatas,

maka saran dari peneliti ini yaitu :

1. Peneliti selanjutnya khusus diperdesaan sebaiknya mengkoordinasi

terlebih dahulu kepada para informan mengenai waktu yang digunakan

untuk proses wawancara.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mempertimbangakan lokasi

penelitian lebih matan dan sesuai dengan kasus yang diangkat agar dalam

penelitian tidak terhambat.

100
DAFTAR PUSTAKA

Buku &Jurnal :

Agustino, Leo. (2008). Dasar-dasar kebijakan publik. Alfabeta Bandung

Halim, A (2014). Manajemen Keuangan Sektor Publik: Problematika


Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah). Jakarta: Salemba
Empat

Kriyantono, Racmat.( 2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta, Kencana

Lapanda , (2016). Hukum Pengelolaan Keuangan Desa. Jakarta : PT Wahana


Semesta Intermedia.

Moleong Lexy, J, (2011). “ Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja


Rosdakarya, Cet. 1 M.”Suqi Amin dan Hasan Ali Utbah, Al-
Mu’jam Wasit, Juz l,(Kairo:Darul Kutub. Narwani Sri.

Madea, Yolanda, Alden Laloma, and Very Londa (2017). Peran Kepala Desa
Dalam Pengelolaan Dana Desa Di Kecamatan Essang Selatan
Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Administrasi Publik, 3 (046)

Muhajir, F.A., (2018). Implementasi Kebijakan Tentang Ruang Terbuka Hijau


Dalam Rangka Mewujudkan Bandung Yang Nyaman Dan
Berwawasan Lingkungan (Doctoral dissertation,
PERPUSTAKAAN)

Mardiasmo, (2002). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi Offset.


Yogyakarta.

Nasution, S. (1988). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

101
102

Nawawi, H.,& Martini, M. (2005). Penelitian Tarapan. Gajah Mada Universitas

Pres.

Subroto,Agus,(2009). Akuntabilitas pengelolaan dana desa (Studi kasus


pengelolaan Alokasi Dana Desa di desa-desa dalam wilayah
Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Tahun 2008)
Doctoral dissertation, Universitas Diponogoro).

Sofiyanto, Moh, Ronny Malavia Mardani, and Muhammad Agus Salim,


(2017).“Pengelolaan dana desa dalam upaya meningkatkan
pembangunan di Desa Banyuates Kecamatan Banyuates
Kabupaten Sampang. “Jurnal Ilmiah Riset Manajemen 6, no. 04.

Somborak, A. (2014). Evaluasi Program Alokasi Dana Desa di Desa Loa


Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sujarweni, V.W. (2015 Akuntasi Desa : Panduan Tata Kelola Keungan


Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

The Liang Gie, (1987). Pengertian, Kedudukan, dan Perincian Ilmu Administrasi.
Yogyakarta, Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi

Yasril Oktia,(2017). ANALISIS PENGELOLAAN PASAR RAKYAT OLEH DINAS


PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA PEKANBARU
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau, 2017.
Usman, H. dan P.Akbar.2009. Metologi Penelitian Sosial. Bumi Aksra. Jakarta

Perundang-undangan:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah.
Peraturan Pemeintah No. 60 tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber dari
APBN.

PP No. 8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Kebijakan Pemerintah No. 60


Tahun 2014 Tentang Uang Desa Yang Bersumber Dari APBN.

Peraturan Masyarakat DESA, PDT dan TRANSMIGRASI No. 1 Tahun 2015


Tentang Pedoman Kewnangan Berdasarkan Hak Usul dan Kwnangan
Lokal Berskala Desa.

PM DESA, PDT dan TRANSMIGRASI No. 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman


Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah.

Peraturan Masyarakat DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.3 TAHUN 2015


Mengenai Pendampingan Desa.

PM DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.4 TAHUN 2015 Mengenai Pendirian,


Pengurusan dan pengelolaan dan PembubaranBadan Usaha Milik Desa.

Peraturan Masyarakat DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.5 TAHUN 2015


Mengenai Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015.

PM DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.6 TAHUN 2015 Mengenai Organisasi


dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi

Peraturan Masyarakat DESA,PDT & TRANSMIGRASI NO.21 TAHUN 2015


Mengenai Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016

Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 2 Tahun 2010 Tentang


Alokasi Dana Desa Di Kabupaten Murung Raya.

103
104

Peraturan Bupati Murung Raya Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Tata Cara
Pembagian Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa Kabupaten
Murung Raya.

Permenkeu Nomor 93/PMK.07/2015 Tentang Tata Cara Pengalokasian,


Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa.

PERMENDAGRI No. 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Peraturan Bupati Murung Raya No. 3 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Pembagian
dan Penetapan Rincian Dana Desa.

Peraturan Pemeintah No. 6 Tahun 2014 pasal 20 Tentang Penggunaan Dana Desa.

Anda mungkin juga menyukai