Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang ditujukan

kepada orang lain, baik individu maupun kelompok. Salah satunya

adalah pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan aktifitas yang

strategis, yang artinya dalam pelaksanaannya terjadi hubungan langsung

antara warga negara dengan pemerintahan. Pemerintah memiliki

kewajiban penuh terhadap pelayanan publik. Pelayanan publik dapat

diberikan kepada semua kalangan masyarakat, dari pemerintah melalui

birokrat kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak

dasar masyarakatnya. Sehingga pemerintah mempunyai kewajiban serta

tanggung jawab dalam proses pelayanan mulai dari kualitas,

profesionalitas, biaya dan kepastian waktu.

Sebagai bentuk dari pelaksanaan Otonomi Daerah setelah

penetapan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, maka Pemerintah Daerah diberikan kewenangan dalam mengatur

urusan daerahnya sendiri, hal ini juga termasuk urusan dalam pemberian

pelayanan kepada masyarakat di daerah masing-masing. Dengan

diberlakukannya Otonomi Daerah ini, diharapkan pemerintah daerah

dapat memberikan pelayanan yang lebih baik yang disesuaikan dengan

keadaan dan kondisi masing-masing daerah. Dengan adanya perbaikan

1
birokrasi pemerintah dalam bidang pelayanan publik tentunya akan

berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan

pelayanan publik seperti prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan,

kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kepastian biaya

pelayanan, kemampuan tugas pelayanan, dan kepastian jadwal pelayanan

maka pemerintah memiliki konsekuensi untuk meningkatkan pelayanan

dalam sektor pelayanan publik. Seiring dengan hal tersebut, tuntutan

masyarakat yang semakin meningkat mengharuskan pemerintah untuk

memberikan pelayanan yang lebih baik dalam sisi kualitas pelayanan.

Pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab menyediakan

pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat dan harus terus

berupaya dalam memberikan pelayanan yang terbaik demi terciptanya

peningkatan kualitas pelayanan publik. Kepuasan masyarakat disisi lain

merupakan tolak ukur dari terciptanya keberhasilan pelayanan publik

yang diberikan oleh lembaga yang bertugas memberikan pelayanan

kepada masyarakat, oleh karena itu segala bentuk pelayanan publik harus

senantiasa difokuskan pemenuhan pelayanan kepada masyarakat baik

dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Landasan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia

tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

2
mengamanatkan kepada negara agar memenuhi kebutuhan dasar setiap

warganya demi kesejahteraannya sehingga efektivas suatu sistem

pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

pelayanan.

Dengan memasuki era globalisasi dimana kebutuhan masyarakat

semakin kompleks, masyarakat menuntut pemerintah untuk dapat

memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien. Saat ini

masyarakat menilai pada sebagian instansi pemerintah masih banyak

kekurangan dan belum maksimal, hal ini dapat terlihat dari masih

banyaknya keluhan masyarakat yang disampaikan secara langsung

maupun melalui media massa. Keluhan masyarakat yang biasa

disampaikan adalah seputar prosedur yang rumit dan memakan waktu,

ketidakjelasan persyaratan. Dalam rangka mengatasi keluhan yang

diberikan masyarakat, maka pemerintah selaku penyelenggara pelayanan

publik terus berupaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan dengan

tujuan pelayanan prima.

Dalam memberikan pelayanan dokumen kependudukan kepada

publik, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)

Kabupaten Katingan menyediakan layanan bak kelas eksekutif. Ruang

pelayanan begitu luas, terdapat tujuh loket, hingga dapat menampung

hampir seratus warga yang mengurus dokumen kependudukan. Kursi

ditata rapi dan dipastikan tidak ada warga yang harus berdiri selama

berurusan, dan masing-masing loket melayani pelayanan dokumen

3
kependudukan yang berbeda-beda. Seperti Kartu Keluarga, KTP

Elektronik, Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan tempat pengambilan

berkas. Tidak hanya itu, fasilitas lain yang disediakan berupa WC umum,

Mushola, ruang khusus tempat Ibu menyusui dan perangkat pelayanan

khusus untuk warga yang menyandang disabilitas. (uprjayaraya.co.id,

27/10/2020 ).

Kantor Disdukcapil Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten

Katingan juga merupakan organisasi pemerintah yang menyelenggarakan

serta menjamin pelaksanaan kebijakan pemerintah salah satunya

pembuatan kartu keluarga (KK). Kartu keluarga merupakan kartu

identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan

hubungan keluarga serta identitas anggota keluarga. Setiap keluarga

hanya memiliki satu (satu) KK dan setiap penduduk dicatat hanya pada 1

(satu) KK.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2006 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun2006 tentang

Adminduk. Pembuatan KK merupakan hal yang paling utama dan

penting bagi masyarakat, karena bagian dari tanda atau identitas

seseorang sehingga membuat banyak masyarakat yang melakukan

pelayanan pembuatan kartu keluarga tersebut untuk kepentingan yang

bersangkutan dengan kehidupannya misalnya membuat jaminan asuransi

kesehatan menggunakan data keluarga.

4
Pelayanan tersebut diciptakan sebagai perhatian khusus kepada

warga yang mengurus dokumen kependudukan. Mantan Kepala

Disdukcapil Kabupaten Katingan Bambang Harianto menyampaikan

bahwa, saat menunggu antrian warga tampak stress dan cenderung

emosional saat berurusan. Apalagi jika ada yang pengurusan

dokumennya terhambat karena kurang lengkap persyaratannya. Hal ini

menjadi perhatian kita, sehingga dibuat inovasi tempat pelayanan ini

semaksimal mungkin agar dapat meredam suasana tegang dan stress, dan

pelayanan ini sudah kami terapkan sejak 2017 lalu.

(uprjayaraya.co.id,10/10/2020).

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)

Kabupaten Katingan terus berupaya meningkatkan layanan

Kependudukan kepada masyarakat Katingan. Sebagaimana yang telah

disampaikan kepala Disdukcapil katingan Feriso bahwa. Dalam rencana

kerja kita usulkan pembelian mesin genset, penambahan ruangan, serta

biaya perjalanan dinas guna layanan jemput bola kelapangan.

(kaltengekspres.15/10/2020).

Dinas kependudukan dan Pencatatan sipil Kabupaten Katingan

terus berupaya meningkatkan pelayanan dokumen kependudukan

kependudukan kepada masyarakat Kabupaten Katingan, salah satunya

dengan cara jemput bola kelapangan. Dalam artikel ini kepala

Disdukcapil Kabupaten Katingan Feriso juga menyampaikan bahwa kita

sudah melakukan beberapa kali melakukan pelayanan jemput bola ke

5
desa-desa dan kecamatan guna pelayanan dokumen kependudukan,

layanan kependudukan berupa perekaman dan cetak langsung e-

KTP,KK,KIA,Akte Kelahiran.(KaltengEkspres.20/11/2020).

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Katingan terus berupaya

melakukan pelayanan yang efektif dan efisien untuk keperluan

masyarakat dalam pengurusan dokumen kependudukan. Dan upaya ini

sudah cukup berjalan dengan baik dan dilakukan untuk mempermudah

dan membantu masyarakat terutama untuk masyarakat yang berkendala

dalam pengurusan dokumen kependudukan seperti masalah jarak yang

cukup jauh, biaya transportasi yang tinggi, serta kondisi kesehatan warga

dan lain sebagainya. Kita tahu bahwa upaya meningkatkan pelayanan

akan dinilai mulai dari prosedur pelayanan serta kualitas pelayanan.

Adapun prinsip-prinsip dasar yang harus diterapkan oleh

organisasi pelayanan publik didalam Disdukcapil adalah kesederhanaan

prosedur pelayanan publik yang tidak terbelit-belit, mudah dipahami dan

dilaksananakan oleh masyarakat. Serta kejelasan mengenai persyaratan-

persyaratan administratif prosedur permohonan pelayanan,serta kejelasan

unit kerja yang berwenang bertanggung jawab dalam memberikan

pelayanan dan penyelesaian persoalan dalam proses pelaksanaan

pelayanan. Beberapa isu dari berbagai kalangan masyarakat tentang

pelayanan Disdukcapil Kabupaten Katingan dalam pelayanan dokumen

kependudukan sudah cukup berjalan dengan baik dimana didalam

6
pengurusan dokumen kependudukan sudah ada tujuh loket yang

mempunyai bagian masing-masing loket tempat pengurusan dokomen

kependudukan seperti e-KTP,KK,Akte Kelahiran, dan lain-lain, dan

prosedur pelayanan yang diterapkan sudah memudahkan masyarakat dan

waktu penyelesaian yang cepat dengan persyaratan yang lengkap.

Dinas kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Katingan juga

sudah melakukan pelayanan yang cepat dan prima hal ini terlihat saat

salah satu warga Tumbang Samba Nian menyampaikan bahwa beberapa

waktu lalu mengurus perubahan kartu keluarga sangat mudah dan cepat

dan pelayanan yang diberikan sangat baik.(uprjayaraya.27/10/2019).

Berdasarkan Observasi dan wawancara singkat terhadap

masyarakat terkait pembuatan kartu keluarga pada tanggal (26/10/2020)

di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)

Katingan, ada beberapa permasalahan yang perlu diminimalisir yaitu.

Pertama Fasilitas yang diberikan masih kurang memadai terkait sarana

dan prasarana seperti tempat parkir kendaraan yang kurang luas,ruang

tunggu masyarakat kurang menjangkau sehingga terkadang masyarakat

berdesakan saat sedang berurusan.Kedua waktu penyelesaian dokumen

pembuatan/penerbitan Kartu Keluarga (KK) yang telah ditentukan 20

menit waktu penyelesaian dengan persyaratan yang lengkap, namun pada

kenyataannya tidak sesuai dengan peraturan yang ditentukan.

7
Berdasarkan Permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan sebuah penelitian dengan judul “ Efektivitas Pelayanan

Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)

dalam Pembuatan Kartu Keluarga di Kabupaten Katingan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas pelayanan Kantor Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Dukcapil) dalam pembuatan Kartu Keluarga di

Kabupaten Katingan ?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas pelayanan Kantor Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) dalam pembuatan Kartu

Keluarga di Kabupaten Katingan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diuraikan diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui, mendiskripsikan, dan menganalisis :

1. Untuk mengetahui efektivitas pelayanan Kantor Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) dalam pembuatan Kartu Keluarga di

Kabupaten Katingan.

8
2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat efektivitas

pelayanan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil)

dalam pembuatan Kartu Keluarga di Kabupaten Katingan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi penulis

dan jajaran akademik lainnya untuk dapat mengetahui bagaimana

efektivitas pelayanan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Disdukcapil) dalam pembuatan Kartu Keluarga di Kabupaten Katingan.

2. Secara Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

bahan rujukan ataupun masukan bagi pemerintah maupun instansi terkait

dalam pelaksanaan pelayanan publik yang lebih baik.

9
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pelayanan Publik

Pelayanan merupakan salah satu kunci utama dalam upaya

pemuasan pelanggan dan sudah menjadi suatu kewajiban bagi individu

maupun organisasi. Pelayanan merupakan kegiatan pemenuhan

kebutuhan dari pemberi pelayanan kepada penerima pelayanan baik itu

berupa barang atau jasa yang sesuai dengan aturan pokok yang telah

ditetapkan untuk mencapai tujuan yaitu kepuasan. Pelayanan publik

sering dilihat sebagai tolak ukur dari eksistensi birokrasi pemerintahan,

karena hal tersebut berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat.

Menurut Undang-undang No 25 Tahun 2009 pelayanan publik adalah

“kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara

dan penduduk atas barang atau jasa/pelayanan administratif yang

disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”.

Menurut Moenir (2002) dalam Zaenal Mukarom (2016:15)

mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

seorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu yang tingkat

kepuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau

dilayani, bergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi

harapan pengguna. Selanjutnya Moenir (1998:16) mengemukakan bahwa

10
“pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang

lain secara langsung.

Hardiyansyah (2011:11) mendefinisikan bahwa “pelayanan dapat

diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu, menyiapkan,

dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak ke pihak

lain”. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah serangkaian kegiatan yang

bertujuan untuk melayani, membantu menyiapkan, menyelesaikan atau

mengurus apa yang diperlukan orang lain.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003, definisi pelayanan umum adalah segala bentuk

pelayanan yang dilaksanakan oleh instan si pemerintah pusat, daerah dan

dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik

Daerah dalam bentuk barang atau jasa, yang mana dilaksanakan dalam

bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPan) Nomor

63/KEP/M.PAN/7/2004 jenis pelayanan publik dibagi atas dasar ciri-ciri

dan sifat kegiatan dalam proses pelayanan, serta produk pelayanan yang

dihasilkan.

Adapun jenis-jenis pelayanan yang dimaksud adalah :

11
1. Pelayanan Administratif

Pelayanan administrartif merupakan pelayanan yang

menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh

publik, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akta Pernikahan,

Kartu Keluarga (KK), Akta Kelahiran, Akta Kematian, Surat Izin

Mengemudi (SIM), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, dan

Sertifikat Kepemilikan/Penguasaan Tanah.

2. Pelayanan barang,

yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis

barang yang digunakan oleh publik, seperti jaringan telepon,

penyediaan tenaga listrik, dan air bersih.

3. Pelayanan Jasa,

yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang

dibutuhkan oleh publik, seperti pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

penyelenggaraan transportasi, dan pos.

2.2 Efektivitas

2.2.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung

pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara

hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view point)

dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang

12
erat dengan efisiensi. Gibson dalam Mariati Rahman (2017:39)

menjelaskan bahwa efektivitas adalah pencapaian sasaran dari

upaya bersama. Derajat pencapaian sasaran menunjukan derajat

efektivitas.

Menurut Gibson dalam Tangkilisan (2005:65)

mengemukakan bahwa efektivitas adalah penilaian yang dibuat

karena adanya prestasi individu, dan kelompok atau organisasi.

Semakin mereka mendekati prestasi yang diharapkan , maka

semakin pekerjaan mereka efektif. Dengan kata lain keefektivan

dinilai berdasarkan hasil yang tercapai apakah sesuai dengan hasil

yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut H. Emerson dalam

Soewarno Handayaningrat S. (1994:16) mengemukakan bahwa

efektivitas merupakan sebuah pengukuran dalam arti tercapainya

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Mariati Rahman (2017:40) mendefinisikan efektivitas

sebagai suatu keadaan yang menunjukan sejauh mana rencana

dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai,

semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas

dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat

dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai.

13
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat

disimpulkan bahwa efektivitas merupakan kondisi dimana seberapa

baik pekerjaan,pelaksanaan tugas dan fungsi menghasilkan

keluaran (output) dan sasaran organisasi sesuai dengan apa yang

telah ditentukan.

2.2.2 Ukuran Efektivitas

Tingkat efektivitas dapat dilihat dan dinilai darihasil yang

telah dicapai. Apabila output atau hasil yang dicapai sesuai atau

mencapai target sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, maka

hal itu dapat dikatakan efektif, namun sebaliknya dapat dikatakan

tidak efektif apabila hasil yang didapat tidak sesuai dengan target

sasaran yang telah ditentukan. Untuk itu diperlukan suatu indikator

atau ukuran untuk melihat tingkat efektivitas.

Menurut Lubis dalam Martani (1987:55) menyebutkan

ada tiga pendekatan utama dalam pengukuran efektivitas suatu

organisasi yaitu :

1. Pendekatan Sumber, yakni mengukur efektivitas dari input

2. Pendekatan Proses, untuk melihat sejauh mana efektivitas

pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau

mekanisme organisasi.

3. Pendekatan Sasaran, dimana pusat perhatian pada output,

mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil

(output) yang sesuai dengan rencana.

14
Berikut indikator/kriteria yang digunakan mengukur

efektivitas menurut Gibson, dkk dalam Tangkilisan (2005:65):

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini memiliki arti

bahwa dalam pelaksanaan tugas yang dimiliki tiap pegawai

haruslah terarah dan berkesinambungan dalam tercapainya

tujuan organisasi.

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, strategi yang dimaksud

adalah berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang

ditentukan.

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, artinya

kebijakan harus mampu menghubungkan tujuan-tujuan dengan

usaha pelaksanaan kegiatan.

4. Perencanaan yang matang, maksudnya adalah untuk

memutuskan apa yang akan dikerjakan organisasi dimasa yang

akan datang.

5. Penyusunan program yang tepat, dimana suatu rencana yang

baik perlu menjabarkan program-program pelaksanaan yang

tepat.

6. Tersedianya sarana dan prasarana, adalah sebagai pendukung

dari berjalannya kegiatan.

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik,

adalah agar program yang berjalan dapat berjalan dengan

lancar.

15
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan ukuran

efektivitas organisasi merupakan kriteria pengukuran kerja

pegawai dalam pencapaian sasaran atau tujuan yang telah

ditetapkan dalam organisasi kerja. Dengan menggunakan teori ini

diharapkan dapat mengukur tingkat efektivitas. Dalam hal ini

adalah efektivitas pelayanan kantor Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil dalam pembuatan Kartu Keluarga di Kabupaten

Katingan.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas

Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas menurut

Steers (1985:8) ada empat faktor :

1. Karakteristik Organisasi, yaitu hubungan yang sifatnya relatif

tetap seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat

dalam organisasi. Struktur merupakan cara yang unik

menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah

organisasi. Dalam struktur, manusia ditempatkan sebagai

bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap yang akan

menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi

pada tugas.

2. Karakteristik lingkungan mencakup dua aspek, aspek

pertama adalah lingkungan eksternal yaitu lingkungan yang

berada diluar batas organisasi dan sangat berpengaruh

terhadap organisasi, terutama dalam pembuatan keputusan

16
dan pengambilan tindakan. Aspek kedua adalah lingkungan

internal yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu

lingkungan secara keseluruhan berada didalam lingkungan

organisasi.

3. Karakteristik pekerja, merupakan faktor yang paling

berpengaruh terhadap efektivitas. Didalam diri setiap

individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi

kesadaran individu akan perbedaan itu sangat penting dalam

upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi apabila suatu

organisasi menginginkan keberhasilan, organisasi tersebut

harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan

organisasi.

4. Karakteristik manajemen, adalah strategi dan mekanisme

kerja yang dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang

ada didalam organisasi sehingga efektivitas tercapai.

Kebijakan dan praktek manajemen merupakan alat bagi

pimpinan untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai

tujuan organisasi. Dalam melaksanakan kebijakan dan

praktek manajemen harus memperhatikan manusia, tidak

hanya mementingkan strategi dan mekanisme kerja saja.

Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan, strategis,

pencarian, dan pemanfaatan atas sumber daya. Penciptaan

lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan, dan

17
pengambilan keputusan, serta adaptasi terhadap perubahan

lingkungan organisasi.

2.3 Peraturan Daerah Kabupaten Katingan Tentang Administrasi

Kependudukan

Berdasarkan Perda Kabupaten Katingan No 5 tahun 2011 Pasal

51 Dokumen kependudukan meliputi :

1. Dokumen kependudukan meliputi :

a. Biodata Penduduk

b. Kartu Keluarga (KK)

c. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

d. Surat Keterangan Kependudukan

e. Akta Pencatatan Sipil

2. Surat Keterangan Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf d, meliputi :

a. Surat Keterangan Pindah

b. Surat Keterangan Pindah Datang

c. Surat Keterangan Pindah Keluar Negeri

d. Surat Keterangan Datang Dari Luar Negeri

e. Surat Keterangan Tempat Tinggal

f. Surat Keterangan Kelahiran

g. Surat Keterangan Lahir Mati

h. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan

i. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian

18
j. Surat Keterangan Kematian

k. Surat Keterangan Pengangkatan Anak

l. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia

m. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas, dan

n. Surat Pencatatan Sipil

3. Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diterbitkan dan ditandatangani oleh kepala instansi pelaksana.

4. Surat keterangan pindah dan surat keterangan pindah datang

penduduk kabupaten katingan antar kecamatan dalam wilayah

Kabupaten Katingan diterbitkan dan ditandatangani oleh oleh camat

atas kepala desa/lurah atas nama kepala instansi pelaksana.

5. Surat keterangan pindah datang penduduk dalam satu desa/kelurahan,

surat keterangan pindah datang penduduk antar desa/kelurahan

dalam satu kecamatan, surat keterangan kelahiran, surat keterangan

lahir mati dan surat kematian dapat diterbitkan dan ditandatangani

oleh kepala desa/lurah atas nama kepala instansi kepala.

Perda No 5 Tahun 2011 Pasal 53 meliputi :

1. Kartu Keluarga (KK) memuat kolom keterangan mengenai nomor

Kartu Keluarga, nama lengkap kepala keluarga, dan anggota

keluarga, NIK, jenis kelamin, alamat, tempat lahir, tanggal lahir,

agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status hubungan

dalam keluarga, kewarganegaraan, dokumen imigrasi, nama orang

tua.

19
2. Nomor Kartu Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku

untuk selamanya, kecuali terjadi perubahan kepala keluarga.

3. Kartu Keluarga diterbitkan dan diberikan oleh instansi pelakasana

kepada penduduk Kabupaten Katingan, dan orang asing yang

memiliki izin tinggal tetap diwilayah Kabupaten Katingan.

4. Kartu Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan salah

satu dasar penerbitan Kartu Tanda Penduduk.

5. Penduduk Kabupaten Katingan dan orang asing yang memiliki izin

tinggal tetap hanya diperbolehkan terdaftar dalam satu Kartu

Keluarga.

6. Perubahan susunan keluarga dalam Kartu Keluarga wajib dilaporkan

kepada instansi pelaksana selambat-lambatnya tiga puluh hari sejak

terjadinya perubahan.

7. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), instansi

pelaksana mendaftarkan dan menerbitkan Kartu Keluarga.

2.3.1 Prosedur Operasional Kartu Keluarga (KK)

1. Persyaratan pengurusan Kartu Keluarga

a. Surat pengantar dari kepala lingkungan.

b. Kartu keluarga Asli yang lama atau surat izin menetap

yang habis masa berlakunya.

c. Fotocopy akta perkawinan

d. Fotocopy akta perceraian

e. Fotocopy akta kelahiran

20
f. Fotocopy akta pengangkatan anak bagi anak angkat

g. Fotocopy surat ganti nama (WNI) turunan asing

h. Surat keterangan pendaftaran penduduk tetap (SKPPT)

bagi penduduk (WNA)

i. Surat keterangan tempat tinggal bagi WNA

j. Mengisi formulir permohonan KK model FS.01 dan

formulir biodata FS.02 untuk biodata semua anggota

keluarga

k. Point 3 s/d 7 masing-masing dilegalisir. Berlaku sepanjang

tidak ada mutasi

2.3.2 Persyaratan Pembuatan Kartu Keluarga

1. Untuk Kartu Keluarga Baru :

a. Permohonan Pembuatan Kartu Keluarga (berkas

F1.06)

b. Surat pengantar dari desa/kelurahan

c. Mengisi formulir (berkas F1.01)

d. Fotocopy akta kelahiran anggota keluarga

2. Pergantian Kartu Keluarga :

a. Permohonan Pembuatan KK (berkas F1.06)

b. Surat pengantar dari desa/kelurahan

c. KK yang lama

3. Proses pembuatan Kartu Keluarga

a. Petugas menerima berkas pemohon

21
b. Verifikasi/validasi data pemohon

c. Entry data kedalam program SIAK

d. Printing KK

e. Penandatangan KK oleh Kepala Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil

2.3.3 Prosedur Pembuatan Kartu Keluarga

1. Dasar hukum

a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan

b. Peraturan Daerah Nomor 5 Tentang Pelaksanaan.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Syarat :

a. Surat pengantar RT/RW

b. KK lama

c. Asli dan fotocopy surat keterangan kematian/kutipan

akta kelahiran

d. Asli dan fotocopy akta perkawinan/perceraian bagi

yang pernah menikah/bercerai

e. Surat keterangan pindah bagi penduduk yang pindah,

dan

f. Asli dan fotocopy kutipan akta perceraian, bagi

pengurangan anggota keluarga karena cerai

22
1. Prosedur :

Setiap terjadi perubahan data dalam Kartu

Keluarga (KK) seperti karena terjadi peristiwa kelahiran,

kematian, kepindahan, dll. Kepala keluarga wajib

melaporkan ke kelurahan selambat-lambatnya dalam

jangka waktu 14 hari kerja. Setiap melaporkan perubahan

ke kantor kelurahan, harus membawa dua lembar kartu

keluarga yaitu yang disimpan oleh kepala keluarga dan

oleh ketua RT. Dari hasil pelaporan tersebut akan

diterbitkan kartu keluarga baru.

2. Biaya (rupiah) Proses pembuatan tidak dipungut biaya.

3. Lama penyelesaian

Lama proses pembuatan kartu keluarga 20 menit

kerja dengan persyaratan yang lengkap dan paling lambat

14 hari kerja dengan persyaratan yang tidak lengkap.

Kartu keluarga adalah kartu identitas keluarga yang

memuat data tentang nama, susunan, dan hubungan dalam

keluarga, serta identitas anggota keluarga. Kartu keluarga

wajib dimiliki oleh setiap keluarga, dan setiap KK dicetak 3

rangkap yang masing-masing dipegang oleh kepala

keluarga, ketua RT, dan kantor kelurahan. KK memuat

keterangan mengenai nomor KK, nama lengkap kepala

keluarga, dan anggota keluarga, NIK, jenis kelamin, alamat,

23
tempat lahir, tanggal lahir, agama, pendidikan, pekerjaan,

status perkawinan, status hubungan dalam keluarga,

kewarganegaraan, dokumen imigrasi, nama orang tua.Kartu

keluarga menjadi dasar untuk menerbitkan KTP dan

persyaratan untuk membuat akta kelahiran. KK tidak ada

masa berlakunya, dan terdapat nomor seri pada KK yang

akan tetap berlaku selama tidak terjadi perubahan. Nomor

KK terdiri dari 16 digit dan penetapan nomor ini dibuat

dengan menggunakan kombinasi variabel kode wilayah,

tanggal pencatatan, dan juga nomor seri keluarga.

24
2.4 Kerangka Berpikir

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Adminduk

Efektivitas Pelayanan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Kabupaten Katingan Dalam Pembuatan Kartu Keluarga

Indikator Efektivitas menurut Gibson, dkk dalam Tangkilisan (2005:65):

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai;


2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;
3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang
mantap;
4. Perencanaan yang matang;
5. Penyusunan program yang tepat;
6. Tersedianya sarana dan prasarana
7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat
mendidik

FaktorPendukung Faktor Penghambat

Meningkatnya Efektivitas Pembuatan Kartu Keluarga (KK)

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif, H. Afifudin, M.M. & Beni Ahmad Saebani

(2008) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti

merupakan instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Metode

kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data

yang mengandung makna, data yang pasti dan merupakan suatu nilai

dibalik data yang tampak.

3.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada Efektivitas Pelayanan Kantor

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Katingan dalam

memberikan pelayanan Administrasi. Fokus penelitian ini untuk

mengetahui dan menganalisis Efektivitas Pelayanan Pembuatan Kartu

Keluarga (KK) dalam meningkatkan pelayanan publik untuk

26
mewujudkan sebuah pelayanan yang diharapakan dengan fokus

penelitian.

1. Indikator Efektivitas Pelayanan menurut Gibson, dkk dalam

Tangkilisan (2005:65) :

a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai;

b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;

c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap;

d. Perencanaan yang matang;

e. Penyusunan program yang tepat;

f. Tersedianya sarana dan prasarana;

g. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

2. Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pelayanan kantor dinas

kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten katingan dalam

pembuatan kartu keluarga.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Katingan. Topik yang ingin diteliti adalah tentang

Efektivitas Pelayanan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

dalam pembuatan Kartu Keluarga (KK). Peneliti memilih lokasi ini

karena Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Katingan

merupakan salah satu kabupaten yang melaksanakan pelayanan

pembuatan/penerbitan Kartu Keluarga (KK).

27
Pentingnya suatu perubahan dalam pelayanan pembuatan kartu

keluarga (KK) yang memiliki tujuan memberikan sebuah pelayanan yang

baik kepada masyarakat sehingga masyarakat merasa puas akan layanan

yang diberikan dan menjadikan masyarakat memiliki dokumen

kependudukan dan sadar administrasi dalam pembuatan Kartu Keluarga

(KK).

3.4 Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber jenis data yang digunakan adalah :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh langsung

dilapangan dan didapatkan dari masyarakat serta staf bagian

pelayanan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung atau dari sumber yang sudah ada baik yang sudah

dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini, data

sekunder yang dimaksud adalah yaitu seperti foto-foto, dokumen,

arsip-arsip, laporan kegiatan, dan literature berupa Undang-undang

Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun2006, dan Perda Nomor 5 Tahun 2011 Kabupaten

Katingan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

28
Teknik pengumpulan data menurut Beni Ahmad Saebani

(2008:122) peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

generalisasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi bisa juga disebut

pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Pada penelitian ini

peneliti melakukan observasi secara langsung melihat kedaerah

penelitian yaitu pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kabupaten Katingan. Observasi yang peneliti lakukan di Kantor

Dukcapil Kabupaten Katingan dengan memerhatikan objek penelitian

seperti keadaan pegawai, sarana dan prasarana, serta perlengkapan

alat pelayanan administrasi dokumen kependudukan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses pengumpulan data atau informasi

melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak

yang ditanya (interviwee). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan

dengan mendatangi langsung informan penelitian dan menanyakan

kepada mereka beberapa hal yang berhubungan dengan pokok

29
permasalahan. Wawancara dilakukan secara mendalam untuk

memperoleh data langsung melalui serangkaian tanya jawab dengan

masyarakat dan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan

pelayanan publik di kantor Disdukcapil Kabupaten Katingan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, buku, hasil laporan, RAT, notulen, agenda, dan

sebagainya.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2007:127) analisis data dilakukan secara

sistematis dengan menyusun data-data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengoorganisasikan data kedalam beberapa kategori , kemudian memilih

yang mana yang penting dan akan digunakan, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain. Analisis data

menurut Miles dan Huberman (Sugiono 2007) terdiri dari tiga tahapan

analisis data, yaitu :

a. Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisir data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

diambil.

b. Penyajian Data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga member kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.

30
c. Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan hasil analisis yang dapat

digunakan dalam mengambil tindakan.

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data

Pengumpulan Data Penyajian Data

Kesimpulan/Verifikasi

Reduksi Data

Sumber : Miles dan Huberman (Sugiono 2007)

31
DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

Bangun Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

ERLANGGA.

Mangkunegara Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA.

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Huberman A. Michael dan B. Miles. 1992. Qualitative Data Annalysis.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Notoatmadjo Soekidjo. 2014. Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Jakarta: RINEKA CIPTA.

Suwatno dan Juni Priansa Donni. 2014. Manajemen SDM dalam Organisasi

Publik dan Bisnis. ALFABETA,cv.

Pasalong Harbaini. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung:

ALFABETA,cv.

Mangkunegara Anwar Prabu. 2014. Evaluasi Kinerja SDM. Jakarta: REFIKA

ADITAMA.

32
Fahmi Irham. 2014. Manjemen Teori. Kasus. Dan Solusi. Bandung:

ALFABETA,cv.

Suwatno dan dkk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

RINEKA CIPTA.

Malayu S.P Hasibuan. 2012. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta: PT. BUMI ASKARA.

Kadarisman. 2012. Manajemen Kompensasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Malayu S.P Hasibuan. 2004. Manajemen Dasar. Pengertian dan Masalah.

Jakarta: Bumi Aksara.

Stephen Robbin. 2008. Perilaku Organisasi: PT. Indeks Kelompok

Gramedia.

SUMBER MEDIA INTERNER

www.kemendagri.co.id. Tentang Pembuatan Kartu Keluarga

https://ombudsman.co.id. Undang-undang No. 24 Tahun 2013 tentang

perubahan atas Undang-undang No.23 tahun 2006 Tentang Administrasi

Kependudukan

33

Anda mungkin juga menyukai