Anda di halaman 1dari 123

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WILLINGNESS TO PAY

(WTP) IURAN PESERTA BPJS KESEHATAN KELAS II DI KABUPATEN


SLEMAN ANALISIS CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)

FACTORS INFLUENCING WILLINGNESS TO PAY (WTP) OF BPJS


KESEHATAN PARTICIPANTS CLASS II IN SLEMAN REGENCY
AN ANALYSIS CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)

Disusun Oleh :
FADILA ROBBY
20130430079

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WILLINGNESS TO PAY
(WTP) IURAN PESERTA BPJS KESEHATAN KELAS II DI KABUPATEN
SLEMAN ANALISIS CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)

FACTORS INFLUENCING WILLINGNESS TO PAY (WTP) OF BPJS


KESEHATAN PARTICIPANTS CLASS II N SLEMAN REGENCY
AN ANALYSIS CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Ilmu Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
FADILA ROBBY
20130430079

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

i
MOTTO

Man Jadda Wajada


“siapa yang bersungguh-sungguh maka akan behasil”

“If you still look cute in the end of ur workout, u didn’t train hard enough”

Janganlah engkau berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.


[QS At-Taubah:40]

Perjalanan yang tersulit akan membawamu ketempat tujuan yang indah.


Yakinlah!

“If it doesn’t challenge you, it wont change you.”

Last, you’re your only limit. So everythings is possible!

v
PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrohim…..

Dengan segenap rasa syukur, skripisi ini Lala persembahkan untuk

Mama tercinta dan terkasih, Ibu Siti Suryani yang selalu setia menemani dan

memberikan support yang luar biasa untuk menyelesaikan tanggung jawab

kecilku dan Bapak saya tercinta alm. H. Mustofa Sholihi, BA yang sudah tiada

tapi Lala yakin sampai hari ini dimana Lala sudah menyelesaikan tanggung jawab

kecilnya Lala engkau tetep bersama kami. Bapak, kini gadis kecilmu sudah

menjadi sarjana. Semoga, apa yang Lala berikan untuk kalian bisa memberikan

senyuman kecil di hati kalian..

Segenap keluarga dan sahabat-sahabat tercinta yang selalu menghibur disaat

sedang dalam keadaan stress hehe

Terakhir, untuk diriku sendiri..

vi
INTISARI

Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa sajakah yang


berpengaruh terhadap willingness to pay (WTP) peserta BPJS Kesehatan Kelas II
di Kabupaten Sleman dengan menggunakan analisis contingent valuation method
(CVM). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia, jumlah
anggota keluarga, tingkat pendidikan terakhir, tingkat penghasilan, dan
kepercayaan masyarakat dengan menggunakan data primer dan wawancara
sebanyak 125 orang responden. Hasil analisis penelitian ini, menunujukan bahwa
variabel usia berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel jumlah anggota
keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel tingkat pendidikan
tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel tingkat penghasilan
berpengaruh signifikan terhadap WTP, dan variabel kepercayaan masyarakat tidak
berpengaruh signifikan terhadap WTP.

Kata Kunci :Willingness to pay (WTP); contingent valuation method; usia;


jumlah anggota keluarga; tingkat pendidikan terakhir; tingkat
penghasilan; kepercayaan masyarakat;

vii
ABSTRACT

The study was permorfed to identify the factors influencing the willingness to pay
of BPJS Kesehatan class II participants in Sleman Regency by using Contingent
Valuation Method (CVM) analysis. The variables used in this study were : age,
total family members, education background level, total income background level,
and society trust, using primary data and interview permorfed to 125 respondents.
The analysis showed that: age variable significantly influencing WTP; total
family background variable does not significantly influencing WTP; education
background level does not significantly influencing WTP; total income
background does not significantly influencing WTP; society trust variable does
not significantly influencing WTP.

Keywords : willingness to pay (WTP), contingent valuation method (CVM), age,


total family background, education background, total income background, society
trust.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabil alamin, segala puji dan syukur bagi ALLAH SWT

yang menciptakan semesta alam, segala nikmat dan rahmatnya serta karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai kelengkapan syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta dengan judul skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Willingness To Pay Iuran Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Di Kabupaten

Sleman Analisis Contingent Valuation Method. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammadiyah SAW, serta kerabat dan

pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak sekali mendapat bimbingan ,

bantuan, serta dorongan dari berbagi pihak yang telah membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak dr. Nano Prawoto, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta serta Dosen Pembimbing Skipsi

yang selalu memberikan kemudahan, petunjuk, serta bimbingannya hingga

penulisan skripsi ini dapat selesai.

2. Bapak dr. Imamuddin Yuliadi, selaku ketua Prodi Imu Ekonomi, yang telah

membantu serta memudahkan penulis.

ix
3. Seluruh Dosen Prodi Ilmu Ekonomi, yang telah membantu dan mengajarkan

ilmunya yang sangat bermanfaat kepada penulis.

4. Mas Mahrus Lutfi dan Mas Fitra yang sudah sangat membantu dan

memberikan banyak ilmu kepada penulis tanpa mengenal jam kerja.

5. Mama tercinta, Ibu Siti Suryani yang selalu siap sedia dan setia menemani

mulai dari proses hingga terselesaikannya studi ini. Bapak saya, alm. H.

Mustofa Sholihi, BA yang sudah memberikan doa dari sana, Terimakasih

atas doa dan dorongannya untuk penulis.

6. Keluarga saya tercinta, yang sudah memberikan dorongan dan doa bagi

penulis.

7. Sahabat-sahabat penulis selama di dunia perkuliahan hingga terselesaikan

studi ini : Aprilia Wahyuningsih, Lainun Hulwana, Dwi Arini Miswanda,

Nita Annisa, Rahayu Wulandari, Nurul Azizah, dan Khaulah Rihan Fasyir.

Terimakasih untuk semangat, energi positif yang sudah kalian berikan untuk

penulis.

8. Sahabat-sahabat penulis mulai dari SD hingga SMA yang sampai detik ini

selalu mendukung dan mengingatkan untuk terus semangat dalam

menyelesaikan studi ini : Rikhmanda, Risqi Tri Palupi, Sarah Uswatun,

Annisa Karina, Dayu Irma, Putri Permata, Farera Eva Kostna, Apristia Jun,

Shasa Permatasari, Noorma Anggun.

9. Teman-teman komunitas sosial penulis, Yogyakarta Humanity Affection

dan Departemen Danus yang selalu mendorong dan memberikan energi

positif, terimakasih.

x
10. Teman-teman panitia PROMNIGHT ILMU EKONOMI, terimakasih atas

motivasi dan gebrakannya.

11. Teman travelling, penyemangat disaat stress : Astuti Rismawati, Hanung

Pramesti, Imam Setya Budi, Moch. Andika Syafiq. Terimakasih keceriaan

kalian sangat berarti bagi penulis.

12. Teman-teman KKN 158 yang selalu meramaikan group dan memotivasi

satu sama lainnya : Anggi, Elly, Salma, Dewo, Adi, Abu, Dodot, Enny,

Kiki, Fikri, Zefry, Angga.

13. Teman-teman prodi Ilmu Ekonomi angkatan 2013 yang sudah wisuda atau

yang belum wisuda, terimakasih.

14. Teman-teman yang selalu mendoakan , terimakasih untuk selalu mengingat

penulis dan menyebut nama penulis di setiap doa kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab

itu kritik dan saran yang besifat membangun sangat diharapkan demi kebaikan

peneliti selanjutnya.Meskipun demikian, penulis berharap penelitian ini dapat

bermanfaat bagi penulis ataupun pihak-pihak yang membaca.Dengan kerendahan

hati, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam skripsi ini. Semoga Allah

memberkahi dan membalas atas apa yang telah diberikan kepada penulis.

Yogyakarta, 7 Maret 2017

Penulis

Fadila Robby

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................ iv
MOTTO .............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
INTISARI ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................................. 8
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................................. 11
1. Konsep Willingness To Pay (WTP)........................................... 11
2. Contingent Valuation Method (CVM) ...................................... 13
3. Jaminan Kesehatan .................................................................... 19
B. Penelitian Terdahulu......................................................................... 24
C. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 27
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian ............................................................................... 30
B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 30
C. Jenis Data.......................................................................................... 30
D. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................ 30
E. Definisi Operasional Penelitian ........................................................ 31
F. Alat Analisis ..................................................................................... 33
G. Uji Kualitas Data .............................................................................. 35
H. Analisis Statistik Deskriptif.............................................................. 35
I. Pengujian Asumsi Binari Logistik.................................................... 36
J. Uji Kelayakan Regresi ...................................................................... 37

xii
K. Uji Keseluruhan Model .................................................................... 37
L. Uji KoefisienR2 ................................................................................ 38
M. Interpretasi Odds Ratio ..................................................................... 38
N. Uji Simultan...................................................................................... 39
O. Uji Hipotesis ..................................................................................... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Karakteristik Responden .................................................................. 40
B. Presepsi Responden terhadap Atribut Pelayanan ............................. 49
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Kualitas Data .............................................................................. 54
1. Uji Validitas .............................................................................. 54
2. Uji Reliabilitas........................................................................... 55
B. Analisis Statistik Deskriptif.............................................................. 55
C. Hasil Regresi Uji Binary Logistik .................................................... 59
1. Variabel Usia ............................................................................. 60
2. Variabel Jumlah Anggota Keluarga .......................................... 61
3. Variabel Edukasi (Tingkat Pendidikan Terakhir) ..................... 61
4. Variabel Income (Tingkat Penghasilan) .................................... 62
5. Variabel Kepercayaan Masyarakat ............................................ 63
D. Uji Wald/Uji W (Kelayakan Regresi) .............................................. 63
E. Uji G (Uji Model Fit) ....................................................................... 64
F. Uji Koefisien DeterminasiR2 ........................................................... 65
G. Uji Simultan...................................................................................... 65
H. Interpretasi Odd Ratio ...................................................................... 66
I. Pembuktian Hipotesis ....................................................................... 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................. 76
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ....................................... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Klasifikasi Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan .................................. 4


Tabel 1.2 Perubahan Iuran JKN .......................................................................... 5
Tabel 1.3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS Kabupaten
Sleman .............................................................................................. 7
Tabel 5.1 Uji Validitas Variabel ....................................................................... 54
Tabel 5.2 Uji Realibilitas Variabel ................................................................... 55
Tabel 5.3 Deskriptif Statistik Variabel ............................................................. 56
Tabel 5.4 Signifikansi dan Koefisien Regresi ................................................... 60
Tabel 5.5 Uji Kelayakan Regresi ...................................................................... 63
Tabel 5.6 Uji Keseluruhan Model ..................................................................... 64
Tabel 5.7 R Square ............................................................................................ 65
Tabel 5.8 Uji Simultan ...................................................................................... 65
Tabel 5.9 Odds Ratio ........................................................................................ 66

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kelompok PBI dan Non PBI ........................................................... 3


Gambar 2.1 Surplus Konsumen ........................................................................ 13
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Model Penelitian ...................................... 27
Gambar 5.1 Kurva Surplus Konsumen ........................................................... 73

xv
DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II


Kabupaten SlemanBerdasarkan Rentan Usia ............................ 41
Bagan 4.2 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ...... 42
Bagan 4.3 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Tingkat Pendidikan
Terakhir ..................................................................................... 43
Bagan 4.4 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Tingkat Penghasilan ............... 44
Bagan 4.5 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Kepercayaan
Masyarakat ................................................................................ 45
Bagan 4.6 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Besarnya Willingness
to Pay......................................................................................... 46
Bagan 4.7 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Ketidak Sediaan
Membayar Iuran Peserta BPJS Kesehatan kelas II ................... 46
Bagan 4.8 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Jenis Pekerjaan ....................... 48
Bagan 4.9 Jumlah Responden Peserta BPJS Kelas II Kabupaten
SlemanBerdasarkan Jarak Rumah dengan Puskesmas/
Rumah Sakit Terdekat ............................................................... 49
Bagan 4.10 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Keteserdiaan Fasilitas ............ 50
Bagan 4.11 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Ketersediaan Informasi .......... 51
Bagan 4.12 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Sikap Pelayanan
Dokter/Suster ............................................................................. 52
Bagan 4.13 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II
Kabupaten SlemanBerdasarkan Kulitas Layanan
Keseluruhan ............................................................................... 53

xvi
INTISARI

Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa sajakah yang


berpengaruh terhadap willingness to pay (WTP) peserta BPJS Kesehatan Kelas II
di Kabupaten Sleman dengan menggunakan analisis contingent valuation method
(CVM). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia, jumlah
anggota keluarga, tingkat pendidikan terakhir, tingkat penghasilan, dan
kepercayaan masyarakat dengan menggunakan data primer dan wawancara
sebanyak 125 orang responden. Hasil analisis penelitian ini, menunujukan bahwa
variabel usia berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel jumlah anggota
keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel tingkat pendidikan
tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel tingkat penghasilan
berpengaruh signifikan terhadap WTP, dan variabel kepercayaan masyarakat tidak
berpengaruh signifikan terhadap WTP.

Kata Kunci :Willingness to pay (WTP); contingent valuation method; usia;


jumlah anggota keluarga; tingkat pendidikan terakhir; tingkat
penghasilan; kepercayaan masyarakat;

vii
ABSTRACT

The study was permorfed to identify the factors influencing the willingness to pay
of BPJS Kesehatan class II participants in Sleman Regency by using Contingent
Valuation Method (CVM) analysis. The variables used in this study were : age,
total family members, education background level, total income background level,
and society trust, using primary data and interview permorfed to 125 respondents.
The analysis showed that: age variable significantly influencing WTP; total
family background variable does not significantly influencing WTP; education
background level does not significantly influencing WTP; total income
background does not significantly influencing WTP; society trust variable does
not significantly influencing WTP.

Keywords : willingness to pay (WTP), contingent valuation method (CVM), age,


total family background, education background, total income background, society
trust.

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi

setiap Negara di belahan dunia mana saja, baik Negara maju maupun

Negara berkembang. Kesejahteraan masyarakat di setiap Negara merupakan

hal yang sangat diperhatikan bagi tiap-tiap stake holder di berbagai penjuru

dunia. Kesejahteraan masyarakat meliputi sejahtera jasmani, rohani, serta

sosial. Salah satu bentuk kesejahteraan yang bisa di rasakan adalah

kesehatan. Kesehatan akan sangat mempengaruhi tingkat produktifitas

seseorang. Ketika kesehatan masyarakat di suatu Negara memburuk, maka

secara otomatis akan mengurangi tingkat produktifitas. Menurunnya tingkat

produktifitas menyebabkan berkurangnya pendapatan, sedangkan semua

kebutuhan mengalami kenaikan, termasuk kenaikan biaya pelayanan

kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2010), mendorong seluruh

Negara mengembangkan jaminan kesehatan untuk semua penduduknya

(Universal Health Coverage). Dengan jaminan kesehatan tersebut semua

penduduk di negara yang mengembangkan jaminan kesehatan itu termasuk

peserta jaminan kesehatan (WHO, 2010) (Syahputra, 2015).Seperti yang

terkandung dalam pasal 28H ayat 1, yang berbunyi “Setiap orang berhak

hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

1
2

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan” Dalam menyelenggarakan jaminan kesehatan

diperlukan instansi atau badan hukum khusus yang dibentuk untuk

menjamin kesejahteraan jaminan kesehatan.

Di Indonesia, pada Januari 2014 pemerintah mengadakan program

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial mempunyai tujuan yang sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) dalam mengembangkan jaminan kesehatan untuk seluruh

masyarakat. Pada 1 Januari 2014, PT. Askes yang merupakan badan hukum

persero yang diperuntukan khusus untuk menjamin jaminan kesehatan PNS,

Pensiunan TNI/POLRI, Perintis Kemerdekaan dan Veteran berubah menjadi

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan (Lestari, 2013).

Dalam PerPres Jaminan Kesehatan no 12/2003, menerangkan bahwa

kelompok jaminan kesehatan dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok penerima bantuan iuran (PBI) dan bukan penerima bantuan iuran

(non PBI).
3

a. PNS (Pusat & Daerah)


b. Anggota Polri
c. Pejabat Negara
e. Pegawai Pemerintah
Non PNS
f.Pegawai Swasta
PEKERJA g. Pekerja yang tidak
PENERIMA termasuk huruf a s/d f
UPAH yang termasuk ke dalam
(PPU) penerima upah.

PENERIMA
BANTUAN
KELOMPOK PESERTA JAMINAN

IURAN (PBI)
PekerjaMandiri
KESEHATAN

Sektor
Informal
BUKAN
Sektor Informal
PBI JK

BUKAN a. Investor
PEKERJA b. Pemberi Kerja
c. Penerima Pensiun
d. Veteran
e. Perintis Kemerdekaan
f.Bukan pekerja yang
termasuk dalam huruf a
s/d f yang termasuk
dalam bukan pekerja

Sumber :BPJS, Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional & BPJS Kesehatan.

*Bagi pekerja penerima upah dan pekerja bukan penerima upah : termasuk Warga
Negeri Asing yang bekerja di Indonesia paling singkat minimal 6 bulan.
*Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan dapat mengikut sertakan anggota keluarga
yang lain.

Gambar 1.1
Kelompok PBIdan Non PBI
4

Seluruh peserta JKN telah di klasifikasikan berdasakan jenis

pekerjaan dan membayar iuran sesuai dengan kelas pilihan yang dipilihnya.

Terdapat 3 kelas pilihan bagi peserta JKN yaitu, kelas 1, 2, dan 3.Peserta

JKN dihimbau agar membayar iuran sesuai dengan jenis pilihan kelas yang

dipilihnya. Namun, terdapat pengecualian untuk kelompok PBI khusus

berada di kelas 3. Iuran untuk kelompok PBI dibayarkan oleh pemerintah

yang sesuai dengan Perpres 111/2013.

Tabel 1.1
Klasifikasi Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan
Peserta Bentuk Iuran Besaran Iuran Ket
PBI Nilai Nominal Rp. 19.225,- (dibayar Rawat Inap
(per jiwa) pemerintah) kelas 3
PNS/TNI/POLR 5% (per 2% dari pekerja Rawat Inap
I/PENSIUNAN keluarga) 3% dari pemberi kerja kelas 1 dan 2
Pekerja 4,5% (per s/d 30 Juni 2015: Rawat Inap
Penerima Upah keluarga) dan 0.5% dari pekerja kelas 1 dan 2
selain PNS 5% (per 4% dari pemberi
keluarga) kerja. Mulai 1 Juli
2015:
1% dari pekerja
4% dari pemberi kerja
Pekerja Bukan Nilai Nominal 1. Rp. 25.500,-
Penerima Upah (per jiwa) 2. Rp. 42.500,-
dan Bukan 3. Rp. 59.500,-
Pekerja
Sumber : pasien sehat,data diolah

Rendahnya iuran peserta BPJS tentunya menimbulkan pro dan

kontra. Pro dan kontra datang dari berbagai macam pihak. Bagi tim medis,

rumah sakit yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan mengeluh

karna dengan adanya progam BPJS ini. Tim medis mengeluh karena biaya

pengobatan dan tindakan medis yang seharusnya menghabiskan dana yang


5

besar menjadi tidak sepadan. Hal ini menyebabkan kinerja para tim medis

menurun drastis.

Menanggapi hal tersebut, Fachmi Idris selaku Direktur Utama BPJS

Kesehatan mengatakan :

“Setiap program yang digulirkan pemerintah, selalu menimbulkan


pro-kontra.Begitu juga Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
dikelola BPJS (Badan Pengelola Jaminan Sosial) Kesehatan.Namun
ketidaksepahaman tentang JKN dari berbagai pihak oleh BPJS Kesehatan,
dijadikan semangat untuk membuat program ini lebih baik lagi.Bahkan,
jajaran BPJS Kesehatan, senantiasa mengajak semua pihak untuk
melakukan evaluasi demi sempurnanya program yang mulai
dioperasionalkan pada awal Januari dalam tahun ini.Misalnya, perbaikan
tarif dan masalah klaim, senantiasa dicarikan solusi agar program ini tidak
rapuh.Selain itu, berbagai pihak yang semula khawatir JKN yang dikelola
BPJS Kesehatan tidak akan berjalan baik lambat laun bisa ditepis”.

“Selama ini, Program JKN melalui BPJS Kesehatan yang


diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Bogor,
pada 31 Desember 2013 itu, sudah pasti sangat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat. Program ini pun, merupakan jasa atau track record
pemerintahan sekarang, yang akan dirasakan terus oleh masyarakat. Karena
itu, semua pihak harus membantu agar Program JKN, berjalan baik.“ Ketua
DJSN, Chazali H Situmoran

Mulai 1 April 2016, Presiden Jokowi memutuskan menaikan iuran

peserta JKN. Kenaikan iuran peserta berlaku bagi kelas 1 dan kelas 2,

sedangkan kelas 3 tetap seperti dahulu.Ketentuan kenaikan iuran JKN dapat

dilihat melalui gambar berikut.

Tabel 1.2
Perubahan Iuran JKN
Ruang Perawatan Iuran Lama Iuran Baru
Kelas III Rp 25.500 Rp 25.500
Kelas II Rp 42.500 Rp 51.000
Kelas I Rp 59.500 Rp 80.000
Sumber : Panduan BPJS, 2016
6

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa kenaikan iuran hanya

terjadi di kelas 1 dan 2. Hal ini disebabkan karena kelas 1 dan 2 merupakan

kelompok non PBI, sedangkan kelas 3 yang merupakan kelompok PBI

dikenakan tarif tetap. Kenaikan iuran peserta BPJS tidak serta merta

menurunkan minat peserta BPJS untuk tetap menggunakan BPJS sebagai

jaminan kesehatan seperti yang terkandung dalam PerPres nomor 111/2013

tentang Perubahan atas PerPres nomor 12/2013 tentang jaminan kesehatan

pasal 6 ayat 1 yang berbunyi “Kepersertaan Jamninan Kesehatan yang

bersifat wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia”. Dengan adanya

perubahan iuran BPJS, pelayanan, mutu obat, serta alat kesehatan yang

diberikan juga sudah di tentukan.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman merupakan

salah satu Kabupaten terbesar yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jumlah penduduk sleman sudah sekitar 1 juta jiwa, namun belum

sepenuhnya menjadi peserta BPJS. Adapun yang sudah terdaftar menjadi

peserta BPJS sebesar 600 ribu jiwa penduduk. Dengan katalain, Pemerintah

Kabupaten Sleman juga harus meningkatkan standar pelayanan kesehatan

mulai dari Puskesmas, Klinik Pratama, Rumah Sakit, Dokter Perorangan,

serta Apotek. Penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan peserta BPJS

Kesehatan di Kabupaten Sleman sebagai berikut.


7

Tabel 1.3
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS Kabupaten Sleman
No Jenis Pelayanan Jumlah
1 RS Umum 22
2 RS TNI Bhayangkara 1
3 Klinik Pratama 18
4 Klinik Pratama TNI 2
5 Klinik Pratama POLRI 1
6 Dokter Praktek Perorangan 52
7 Dokter Gigi Perorangan 18
8 Apotik 23
9 Puskesmas 25
Jumlah 162
Sumber : Pemkab Sleman, 2016, data diolah

Berdasarkan tabel 1.3 kesiapan Pemerintah Kabupaten Sleman

dalam mem fasilitasi peserta BPJS sangat matang. Terbukti dengan banyak

nya pihak yang sudah bekerjasama dengan BPJS. Namun, yang masih

menjadi kendala Pemerintah Kabupaten untuk mensukseskan progam ini

adalah memastikan seluruh penduduk Kabupaten Sleman menjadi peserta

BPJS. Ditambah dengan meningkatnya jumlah iuran peserta BPJS yang

mungkin memberatkan bagi peserta dengan pendapatan rendah. Tingkat

pendapatan peserta BPJS sangat menentukan jenis kelas yang akan dipilih.

Pilihan kelas akan menentukan pula jumlah iuran yang akan dibayarkan,

apakah jenis kelas 1, 2 yang merupakan kelompok non PBI.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti berkeinginan untuk

mengkaji bagaimana Willingness to Pay (WTP) Iuran Peserta BPJS

Kesehatan di Kabupaten Sleman dengan menggunakan pendekatan

Contingent Valuation Method (CVM).


8

B. Batasan Masalah

Permasalahan yang diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini dibatasi

dengan berikut :

1. Dilakukan di Kabupaten Sleman.

2. Rumah Sakit dan Puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman.

3. Responden peneliti yaitu peserta pengguna BPJS Kesehatan kelas II

yang berada di Kabupaten Sleman.

C. Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan pada penelitian ini adalah pentingnya

upaya perbaikan kualitas, penyesuaian harga guna menjadikan program

BPJS Kesehatan yang diciptakan pemerintah sebagai bentuk pelayanan

kesehatan yang secara keseluruhan akan dimiliki dan digunakan oleh

seluruh warga Kabupaten Sleman. Oleh karena itu muncul pertanyaan

faktor-faktor sebagai berikut :

1. Berapakah willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan Kelas

II di Kabupaten Sleman ?

2. Apakah variabel usia berpengaruh terhadap willingness to pay peserta

pengguna BPJS Kesehatan Kelas II di Kabupaten Sleman ?

3. Apakah variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap

willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan II di Kabupaten

Sleman ?

4. Apakah variabel pendidikan terakhir berpengaruh terhadap willingness

to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan II di Kabupaten Sleman ?


9

5. Apakah variabel pendapatan berpengaruh terhadap willingness to pay

peserta pengguna BPJS Kesehatan II di Kabupaten Sleman ?

6. Apakah Variabel kepercayaan masyarakat berpengaruh terhadap

willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan II di Kabupaten

Sleman ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di

kemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengukur besarnya willingness to pay peserta BPJS Kesehatan

Kabupaten Sleman untuk perbaikan kualitas pelayanan.

2. Mengetahui pengaruh usia terhadap willingness to pay peserta

pengguna BPJS Kesehatan Kabupaten Sleman untuk perbaikan kualitas

pelayanan.

3. Mengetahui pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap willingness to

pay peserta pengguna BPJS Kesehatan Kabupaten Sleman untuk

perbaikan kualitas pelayanan.

4. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh

terhadap willingness to pay peerta penggunan BPJS Kesehatan

Kabupaten Sleman untuk perbaikan kulitas pelayanan.

5. Mengetahui pengaruh tingkat pendapatan terhadap willingness to pay

peserta pengguna BPJS Kesehatan Kabupaten Sleman untuk perbaikan

kualitas pelayanan.
10

6. Mengetahui pengaruh kepercayaan masyarakat terhadap willingness to

pay peserta pengguna BPJS Kesehatan Kabupaten Sleman untuk

perbaikan kualitas pelayanan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Empiris

Penelitian tentang willingness to pay peserta BPJS Kesehatan

untuk perbaikan pelayanan kesehatan baru saja di canangkan belum

seluruhnya diterima oleh masyarakat.Semoga penelitian ini dapat

menambah wawasan bagi pembacanya.

2. Manfaat Metodologis

Penelitian ini menggunakan motode contingent valuation,

karena belum yang menggunakan metode ini untuk mengestimasi

willingness to pay peserta BPJS Kesehatan.Diharapkan penelitian ini

dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Manfaat Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk

pengambilan kebijakan dalam pengembangan dan perbaikan kualitas

pelayanan kesehatan di Kabupaten Sleman khususnya BPJS Kesehatan .


11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Willingness To Pay (WTP)

Willingness to pay ialah harga tertinggi seseorang (konsumen)

yang rela dibayarkan untuk mendapatkan suatu manfaat baik berupa

barang atau jasa, serta menjadikan tolak ukur seberapa besar calon

konsumen menghargai barang atau jasa tersebut. (Amelia, 2016).

Willingness to pay merupakan nilai ekonomi yang diartikan

sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang berkeinginan

mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa

lainnya. Konsep keinginan membayar seseorang terhadap barang atau

jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan ini secara

formal disebut dengan willingness to pay (Kamal, 2014).

Willingness to pay merupakan harga maksimum dari suatu

barang yang ingin dibeli oleh konsumen pada waktu tertentu (Zhao dan

Kling, 2005). Willingness to pay sejatinya ialah harga yang dimana

tingkat konsumen yang merefleksikan nilai, yaitu nilai barang dan jasa

serta pengorbanan untuk mendapatkannya (Simonson & Drolet, 2003).

Kesedian untuk membayar (willingness to pay) bisa diartikan

sebagai kesedian masyarakat untuk menerima beban pembayaran,

sesuai dengan besarnya jumlah yang sudah di tetapkan. Willingness to

11
12

pay penting adanya untuk melindungi konsumen dari bahaya monopoli

perusahaan yang berkaitan dengan harga serta penyediaan produk yang

berkualitas (Grece L. dan Njo N., 2014).

Analisis WTP menggunakan pendekatan yang di dasarkan pada

presepsi peserta pengguna tarif pelayanan kesehatan yaitu dalam

permasalahan kesehatan. Tamin Ofyar Z., dkk (1999) menyatakan

terdapat 3 Faktor yang mempengaruhi WTP, yaitu :

a. Dari pihak produsen, yaitu produksi jasa kesehatan yang diberikan

oleh Rumah Sakit,

b. dari pihak konsumen, yaitu utilitas peserta pengguna jasa kesehatan

terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit. Pendapatan

peserta pengguna jasa kesehatan sangat menentukan pilihan kelas

sesuai dengan tarif iuran,

c. datang dari sarana dan prasarana, yaitu kualitas serta kuantitas yang

diberikan oleh Rumah Sakit.

Berdasarkan grafis, WTP ialah area yang berada dibawah kurva

permintaan.Surplus Konsumen terbentuk ketika hasil hitungan WTP

dikurangi dengan jumlah iuran yang dibayarkan oleh peserta (Kamal,

2014). Gambar dibawah akan menjelaskan letak WTP dalam surplus

konsumen.
13

Sumber : Penelitian terdahulu

Gambar 2.1
Surplus Konsumen

Keterangan :

0QοEP = willingness to pay

0EP = manfaat sosial bersih

PοEP = surplus konsumen

0EPο = surplus produsen

2. Contingent Valuation Method (CVM)

a. Konsep Contingent Valuation Method (CVM)

Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode

teknik survey yang digunakakan untuk menyatakan penduduk

tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap komoditi

yang tersedia di lingkungan. CVM merupakan salah satu valuasi


14

ekonomi lingkungan, dimana valuasi lingkungan ini bertujuan

untuk memberikan nilai ekonomi pada lingkungan dan sumber

daya. Nilai ekonomi yang dimaksud ialah pengukuran jumlah

maksimum seseorang yang ingin memperoleh suatu barang atau

jasa untuk memperoleh suatu barang atau jasa lainnya.

Secara teknis, pendekatan CVM dibedakan menjadi dua

cara, yaitu yang pertama adalah dengan menggunakan teknik

eksperimental. Teknik ini di lakukan melalui simulasi atau

permainan. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan teknik

survey (Manurung, 2008).

Prinsip yang mendasari metode CVM bahwasanya setiap

orang mempunyai prefrensi terhadap barang ataupun jasa. Di

asumsikan bahwa setiap orang akan melakukan apa yang ia katakan

ketika di suguhkan sebuah hipotesis yang nantinya akan menjadi

kenyataan di masa yang akan datang (Yakin, 1997).

Metode CVM memungkinkan bahwasanya segala

komoditas yang tidak terdapat di pasar, dimana segala komoditas

tersebut tidak mempunyai nilai ekonomi, namun dengan adanya

model ini menjadikan segala komoditas yang tidak terdapat di

pasar mempunyai nilai ekonomi, dan dapat diukur. Dengan

demikian, nilai ekonomi dari suatu barang publik dapat di ukur

menggunakan WTP.
15

b. Tahapan Contingent Valuation Method (CVM)

Menurut Irma Suryahani et.al, untuk menentukan nilai

willingness to pay melalui pendekatan contingent valuation method

(CVM) dapat dilakukan melalui lima tahapan, yaitu :

1) Pembangunan Hipotesis Pasar

Hipotesis pasar yang dimaksudkan disini ialah untuk

memberikan gambaran kepada responden terhadap masalah

yang sedang di hadapi. Responden diharapkan mampu

mencermati masalah dengan baik sehingga mampu

memberikan nilai WTP. Peneliti dapat membuat kuisioner

yang lengkap beserta dengan informasi mengenai kondisi

pelayanan kesehatan, serta kenaikan iuran BPJS yang dapat

mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga. Kuisioner dapat

diujikan kepada kelompok kecil terlebih dahulu sebelum di

ujikan kepada seluruh responden guna untuk mengetahui

reaksi atas proyek yang akan di laksanakan (Kamal, 2013).

2) Mendapatkan Nilai Lelang/Penawaran (Bids) WTP

Untuk memperoleh nilai lelang/penawaran dapat

dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang sudah

dipersiapkan.Tujuan dari nilai lelang/penawaran ini ialah

untuk memperoleh nilai maksimum WTP dari responden

terhadap pembayaran iuran BPJS. Nilai ini dilakukan dengan

mengguankan teknik membuat pertanyaan berstruktur

sehingga memperoleh niali WTP maksimum. Untuk


16

mendapatkan nilai WTP maksimum, dapat dilakukan dengan

berbagai cara, yaitu :

a) Bidding game. Responden diberi pertanyaan secara

berulang mengenai jumlah pembayaran tertentu.

Jumlah pembayaran dibatasi dengan nilai tertinggi dan

terendah dari nilai WTP maksimum yang mampu

dibayarkan.

b) Closed-Ended Refrerendum. Responden diberi nilai

dalam bentuk rupiah, baik kepada responden yang

setuju ataupun yang tidak setuju (jawaban hanya

tersedia anatar ya dan tidak).

c) Payment Card. Menanyakan suatu kisaran nilai yang

disajikan pada sebuah kartu kepada responden.

d) Open-ended Question. Responden diberi pertanyaan

mengenai WTP maksimum yang bersedia dibayarkan,

dengan catatan tidak adanya nilai tawaran lain yang

diberikan. Sehingga responden diberikan kebebasan

untuk menyatakan nilai yang ingin dibayarkan.

3) Menghitung Nilai Rata-Rata WTP

Menghitung nilai rata-rata WTP didasarkan pada nilai

mean (rata-rata) dan nilai median (nilai tengah). Rata-rata ini

dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :


EWTP =
17

Keterangan :

EWTP = Dugaan rata-rata nilai WTP

Wi = Nilai WTP ke-i

n = Jumlah responden

i = Respinden ke-I yang bersedia membayar

(1,2,……,n)

4) Memperkirakan Kurva Lelang (Bids)

Kurva Lelang diperoleh dengan meregresikan WTP

sebagai variabel dependent/terikat dan independent/tidak

terikata sebagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. WTP

sebagai variabel dependent dengan tingkat penghasilan,

jumlah anggota keluarga, usia,pendidikan terakhir,

kepercayaan masyarakat sebagai variabel independennya.

WTP = ƒ(Income, JAK, age, edu, kepmas)

Dimana,

WTP = Nilai WTP yang ingin dibayarkan (Rp)

Income = Pendapatan per bulan (Rp)

JAK = Jumlah Anggota Keluarga (orang)

Age = Usia (tahun)

Edu = Pendidikan terakhir yang ditempuh (tahun)

Kepmas = Kepercayaan Masyarakat terhadap BPJS

Kesehatan (Dummy)
18

5) Mengagregatkan Data

Tahap terakhir dalam metode CVM adalah

mengagregatkan data. Penjumlahan data merupakan proses

dimana nilai rata-rata dikonservasikan terhadap jumlah

rumah tangga dalam populasi secara keseluruhan. Berikut

rumus nilai total WTP :

TWTP = EWTP × Ni

Keterangan :

TWTP = Total WTP

EWTP = Rata-Rata WTP

Ni = Jumlah populasi

c. Kelemahan Contingent Valuation Method (CVM)

Kelemahan yang paling sering terjadi dalam metode ini

adalah adanya bias. Model CVM dapat mengalami bias apabila

nilai WTP yang dihasilkan lebih tinggi ataupun lebih rendah dari

nilai yang sebenarnya. Bias-bias tesebut dapat di sebabkan oleh

beberpa hal yaitu

1) Bias strategi, kesalahan strategi dalam mengungkapkan

informasi sehingga responden kurang tepat menjawab ats

pertanyaan yang diajukan.

2) Bias rancangan, kesalahan pemilihan responden terhadap

jenis tawaran yang diberikan oleh peniliti.


19

3) Bias mental account, kesalahan pemilihan responden yang

rela menghabiskan seluruh pengeluarannya hanya untuk

suatu benda pada periode tertentu, serta

4) Bias hipotesis pasar, kesalahan yang disebabkan karna 2 hal

yaitu responden tidak pernah atau bahkan belum pernah

merasakan apa yang sudah dijelaskan oleh pewawancara,

yang ke dua yaitu responden yang tidak serius untuk

menjawab pertanyaan dari pewawancara.

d. Kelebihan Contingent Valuation Method (CVM)

Menurut Amanda, (2008), CVM mempunyai kelebihan

dalam memperkirakan nilai ekonomi suatu lingkungan yaitu

sebagai berikut :

1) Menjadi satu-satunya teknik untuk mengestimasikan manfaat,

serta dapat di aplikasikan pada konteks kebijakan lingkungan.

2) Dapat digunakan di berrbagai macam penilaian barang

lingkungan.

3) Dapat mengukur utilitas seseorang.

4) Hasil dari penelitian yang menggunakan metode ini tidak

akan kesulitan jika di analisis dan dijabarkan.

3. Jaminan Kesehatan

a. Pengertian Jaminan Kesehatan

Jaminan Kesehatan merupakan program Pemerintah yang

bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang


20

menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat.

Seperti yang terkandung dalam UUD 1945 Perubahan, Pasal 34

ayat 2 bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia. Tujuan pemerintah mengeluarkan pasal

perubahan ini guna memenuhi kebutuhan hidup yang layak menuju

terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

makmur. Dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam

memperoleh akses pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan

terjangkau.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan

menggunakan sistem asuransi kesehatan sosial dan bersifat wajib

yang di dasarkan pada UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat

yang diberikan kepada individu yang telah membayar iuran atau

iurannya dibayar oleh Pemerintah.

b. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan merupakan

Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh

pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi

seluruh rakyat Indonesia. Pada tanggal 1 Januari 2014, nama BPJS

Kesehatan sudah mulai beroperasi di seluruh Indonesia. BPJS


21

Kesehatan itu sendiri merupakan perubahan dari PT. Askes yang

dimana hanya diperuntuk kan bagi pensiunan TNI/POLRI,

pemengang kartu jaminan kesehatan PNS, serta perintis

kemerdekaan dan veteran. Kurang luasnya jangkupan Askes, maka

sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2014 tentang Badan

Penyelenggaran Jaminan Kesehatan secara resmi menetapkan

adanya BPJS Kesehatan. Tujuan diadakannya progam ini agar

seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan jamninan

kesehatan.

Kesehatan seluruh penduduk Indonesia merupakan

tanggung jawab pemerintah. Maka dari itu, seluruh penduduk

Indonesia diwajibkan agar menjadi peserta jaminan kesehatan.Bagi

siapa pun yang berada di Indonesia dengan status Warga Negara

Indonesia (WNI) di himbau agar menjadi peseta BPJS Kesehatan,

termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat selama

enam bulan di Indonesia dan membayar iuran setaip bulannya.

c. Kepesertaan BPJS Kesehatan

Berdasarkan dengan Perpres Jaminan kesehatan 12/2013,

peserta BPJS dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

penerima bantuan iuran (PBI) dan kelompok bukan penerima

bantuan iuran (non PBI).


22

Kelompok penerima bantuan iuran (PBI) adalah peserta

jaminan kesehatan bagi fakir miskin serta orang tidak mampu.

Sebagaimana yang sudah di tetapkan dalam UU SJSN bahwa

kelompok PBI merupakan kelompok yang segala tanggungan

biayanya ditanggung dan ditetapkan oleh pemerintah. Tidak hanya

fakir miskin dan orang tidak mampu saja yang masuk dalam

kategori ini, melainkan adalah orang yang mengalami cacat total

tetap dan tidak mampu.

Sedangkan kelompok bukan penerima bantuan iuran (non

PBI) adalah peserta jaminan kesehatan bagi pekerja penerima upah

dan anggotanya, bagi pekerja bukan penerima upah dan

anggotanya, serta bukan pekerja. Pekerja penerima upah diartikan

sebagai orang yang bekerja pada orang yang memberi kerja dengan

menerima gaji, yang di klasifikasikan sebagai berikut :

1) Pegawai Negri Sipil (PNS) daerah dan pusat

2) Anggota TNI

3) Aanggota Polri

4) Pejabat Negara

5) Pegawai Pemerintah non PNS

6) Pegawai Swasta

7) Pekerja yang tidak termasuk dalam kategori pekerjaan diatas,

namun memenuhi kriteria pekerja penerima upah


23

Pekerja bukan penerima upah diartikan sebagai orang yang

bekerja dan berusaha atas usahanya sendiri yang memenuhi kriteria

pekerja bukan penerima upah. Klasifikasi dalam pekerja bukan

penerima upah, sebagai berikut :

1) Pekerja Mandiri

2) Sektor Informal

Selanjutnya bukan pekerja di artikan sebagai orang yang

tidak bekerja namun dianggap mampu untuk membayar iuran

jaminana kesehatan yang terdiri sebagai berikut :

1) Investor

2) Pemberi Kerja

3) Pensiunan

4) Veteran

5) Perintis Kemerdekaan

6) Bukan pekerja yang termasuk dalam kategori diatas, namun

dianggap memenuhi kriteria bukan pekerja.

Sesuai dengan Perpres nomor 12/2013 menyebutkan bahwa

kepesertaaan BPJS terdapat 2 ketentuan, yaitu :

1) Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh

jaminan kesehatan maksimal berjumlah 5 orang, yang dimana

menjadi keluarga inti.

2) Peserta yang mempunyai anggota keluarga lebih dari 5 orang,

maka dikenakan biaya tambahan iuran setiap bulannya.


24

Dalam kepersertaan BPJS, anggota keluarga yang dimaksud

terdiri dari satu orang istri/suami yang sah yang berasal dari

peserta, anak kandung/tiri/anak angkat yang sah dari peserta,

dengan kriteria berikut :

1) Tidak atau belum pernah menikah dan tidak mempunyai

penghasilan sendiri.

2) Belum genap berusia 21 tahun atau 25 tahun yang berstatus

masih melanjutkan pendidikan formal.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berisi tentang berbagai macam penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, baik dalam bentuk skripsi,

penelitian biasa, dan jurnal. Penelitian yang mendasari pemikiran penulis

dalam penyusunan skripsi sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Sasmi, Novia Anisa (2016) dengan

judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness to Pay Pemgunjung

Obyek Wisata Pantai Goa Cemara Menggunakan Contingent Valuation

Method (CVM)”, menjelaskan bahwa variabel yang mempengaruhi WTP

adalah usia dan tingkat pendapatan. Namun, pendidikan terakhir, pengaruh

biaya rekreasi, tidak mempengaruhi besarnya WTP untuk perbaikan kualitas

pelayanan transportasi umum. Penelitian ini menggunakan data primer

dengan kuisioner kepada 146 responden serta data sekunder guna

mengetahui jumlah pengunjung obyek wisata pantai goa cemara.


25

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Joko, Nugroho (2012)

dengan judul “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Willingness to Pay

Perbaikan Kualitas Lingkungan Desa-Desa Wisata di Kabupaten Sleman

Paska Erupsi Merapi”, menjelaskan bahwa pada variabel usia dan tingkat

pendapatan signifikan dan berpengaruh positif terhadap WTP guna

memperbaiki kualitas desa-desa wisata di Kabupaten Sleman. Sementara

variabel tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh

negatif secara signifikan terhadap WTP guna memperbaiki kualitas desa-

desa wisata di Kabupaten Sleman.

Penelitian yang dilakukan oleh Kamal,Mustofa (2014) yang berjudul

“Faktor-Faktor yang mempengaruhi Willingness to Pay Penggunan Trans

Jogja Analisis Contingent Valuation Method” menjelaskan bahwa variabel

usia, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan anak mempunyai pengaruh

positif terhadap WTP untuk perbaikan kualitas Trans Jogja. Sementara

variabel lama berjalan ke halte mempunyai pengaruh negatif terhadap WTP

Trans Jogja. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode

wawancara yang di lakukan kepada 150 responden yang dipilih secara acak

atau random.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kartika, Dyah Ayu (2014)

dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness to Pay

Pengunjung Keraton Yogyakarta Untuk Pelestarian Objek Wisata Heritage

di Kota Yogyakarta” dengan menggunakan metode pendekatan Contingent

Valuation Method (CVM). Hasil dari penelitian ini menerangkan bahwa


26

variabel tingkat penghasilan, biaya rekresi, dan frekuensi kunjungan

berpengaruh positif terhadap WTP pengunjung Keraton Yogyakarta dalam

upaya pelestarian objek wisata heritage. Sedangkan variabel usia

berpengaruh negatif terhadap WTP pengunjung Keraton Yogyakarta dalam

upaya pelestarian objek wisata heritage. Dalam penelitian ini,

menggunakan data primer yang diperoleh dengan wawancara kepada 150

pengunjung Keraton Yogyakarta.

Jurnal yang dilakukan oleh Syahputra, Agus Diman 2015, dengan

judul “Hubungan mutu pelayanan BPJS Kesehatan dengan kepuasan

pasien di Instalisasi Rawat Inap kelas II Rumah Sakit umum daerah

Sekayu” menjelaskan bahwa sebanyak 89 responden atau 61% responden

merasa tidak puas akan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah

Sakit. Terdapat hubungan mutu pelayanan kehandalan, daya tanggap,

jaminan, empati dengan kepuasaan pasien di Instalisasi Rawat Inap Kelas II

Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Tahun 2015. Dalam penelitian ini,

menggunakan data primer yang diperoleh dengan wawancara sebanyak 146

responden.

Penelitian yang dilakukan oleh Aryani, Maya Andita yang berjudul

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness To Pay (WTP) Iuran

Peserta BPJS Kesehatan Kelas III di Yogyakarta Menggunakan Contingent

Variable Method (CVM)”. Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini

yaitu usia, jumlah anggota keluarga, keluarga, pendidikan terakhir yang di

tempuh, tingkat penghasilan, dan asumsi masyarakat mengenai system


27

syariah dengan menggunakan data primer. Penelitian ini menggunakan

metode kuisioner dan wawancara kepada 144 orang responden.Sampel yang

digunakan dalam penelitian adalah random sampling. Hasil dari penelitian

ini menunjukan bahwa usia, jumlah anggota keluarga, dan variabel syariah

berpengaruh negatif terhadap WTP, variabel pendidikan dan pendapatan

berpengaruh positif terhadap WTP.

C. Kerangka Pemikiran

Pada penelitian dibawah ini, penelitian yang menjadi dasar

pemikiran dalam melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Pada gambar dibawah ini, secara rinci akan dijabarkan sebagai

berikut :

Variabel Independen

Usia (X1) +

+ Variabel Dependen
JAK (X2)

+ WTP (Y)
Edu (X3)
+
Income (X4)
+
Kepmas (X5)

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Model Penelitian
28

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kerangka penelitian diatas, dapat dibangun

hipotesis seperti dibawah ini :

1. Variabel Usia

H0 = Diduga variabel Usia tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel WTP

H1 = Diduga variabel Usia berpengaruh signifikan terhadap variabel

WTP.

2. Variabel Jumlah Anggota Keluarga (JAK)

H0 = Diduga variabel JAK tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel WTP

H1 = Di duga variabel JAK berpengaruh signifikan terhadap variabel

WTP

3. Variabel Edukasi (pendidikan terakhir)

H0 = Diduga variabel Edu tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel WTP

H1 = Di duga variabel Edu berpengaruh signifikan terhadap variabel

WTP

4. Variabel Income (tingkat penghasilan)

H0 = Diduga variabel income tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel WTP

H1 = Di duga variabel income berpengaruh signifikan terhadap variabel

WTP
29

5. Variabel Kepercayaan Masyarakat

H0 = Diduga variabel kepercayaan mayarakat tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel WTP

H1 = Di duga variabel income berpengaruh signifikan terhadap variabel

WTP

Syarat untuk Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai t-statistik > t-tabel maka H0 ditolak

2. Jika nilai t-statistik < t-tabel maka H1 ditolak.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek yang dilakukan pada penelitian ini adalah peserta BPJS kelas

II yang berada di Kabupaten Sleman.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sleman, tepatnya di Rumah

Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas

Godean I.

C. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer. Dimana,

data primer diperoleh dengan cara berinteraksi langsung kepada responden.

Interaksi langsung yang dimaksud adalah interaksi dengan menggunakan

sistem wawancara langsung yang dibantu dengan menggunakan kuisioner

kepada para peserta BPJS kelas II yang berada di rumahsakit serta

puskesmas Kabupaten Sleman.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam peneletian ini, sampel yang digunakan untuk objek penelitian

ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel ditentukan

berdasarkan pasien yang menggunakan BPJS di kelas II yang sedang atau

pernah berobat ke puskesmas dan rumah sakit yang telah ditentukan untuk

menjadi sampel. Untuk menghitung jumlah sampel yang akan dijadikan

30
31

responden dalam penelitian ini, ditentukan dengan menggunakan rumus

Slovin berikut:

n=

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Presentase kelongggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang

ditoleransi (10 persen)

Sehingga jumlah sampel dalam penlitian ini adalah :

N= = 99, 98

Hasil dari perhitungan tersebut menjadi batas minimal jumlah

sampel pada penelitian ini. Sampel ditambah 25 orang dari batas minimal

yang dipilih berdasarkan populasi peserta BPJS Kesehatan di masing-

masing rumahsakit dan puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman.

Sehingga jumlah total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah

125 orang responden.

E. Definisi Operasional Penelitian

1. Willingness to Pay (WTP)

Willingness to pay (WTP) merupakan kerelaan individu untuk

membayar suatu barang atau jasa yang dihasilkan oleh sumber daya dan

lingkungan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan.


32

Nilai WTP dapat dihitung guna mengukur seberapa jauh kemampuan

individu ataupun masyarakat untuk mengeluarkan uang dalam rangka

untuk memperbaiki kualitas lingkungan yang di inginkan. WTP

merupakan variabel dependen dan variabel dummy yang diantaranya 0

sebagai tidak bersedia, 1 sebagai ya bersedia.

2. Usia

Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau

diadakan). Dalam penelitian ini yang dimaksudkan ialah usia responden

dalam satuan tahun.

3. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga pada penelitian ini adalah jumlah

anak dan suami/istri serta pembantu rumah tangga sekaligus yang

berada dalam 1 keluarga yang dimana segala kebutuhan biaya hidupnya

ditanggung oleh kepala keluarga responden.

4. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan dalam penelitian ini ialah tingkat

pendidikan terakhir yang di tempuh oleh para responden. Mulai dari

Sekolah Dasar sampai Sarjana. Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan

diberikan skala agar lebih memudahkan peneliti dalam melakukan

pengujian, adapun skala tigkat penghasilan antara lain :

1 = SMP SEDERAJAT

2 = SMA SEDERJAT

3 = SARJANA S1

4 = SARJANA S2
33

5. Tingkat Penghasilan

Tingkat penghasilan pada penilitian ini ialah jumlah penghasilan

tiap bulan peserta BPJS Kesehatan kelas II sebagai kepala keluarga.

Bagi responden pelajar ataupun mahasiswa/mahasiswi tingkat

penghasilan per bulan dapat di ukur sesuai dengan jumlah uang saku

tiap bulannya. Dalam penelitian ini, tingkat penghasilan diberikan skala

agar lebih memudahkan peneliti dalam melakukan pengujian, adapun

skala tigkat penghasilan antara lain :

1 = Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000

2 = Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000

3 = Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000

4 = Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000

6. Kepercayaan Masyarakat

Kepercayaan Masyarakat dalam penelitian ini ialah seberapa

penting kepercayaan masyarakat terhadap program BPJS sebagai

pertimbangan bagi pihak penyelenggara untuk selalu meningkatkan

kualitas BPJS Kesehatan.Kepercayaan masyarakat merupakan variabel

independen yang dummy yang dimana 0 sebagai tidak penting, 1

sebagai ya penting.

F. Alat Analisis

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Contingent

Valuation, yaitu metode yang dilakukan dengan cara survey secara langsung

kepada responden yaitu peserta BPJS Kesehatan kelas II mengenai

willingness to pay guna memperbaiki kulaitas pelayanan BPJS Kesehatan.


34

Selain menggunakan Contingent Valuation, pengolahan data dalam

penelitian ini menggunakan data primer yang di olah menggunakan SPSS

dengan regresi binari logistik, sehingga dapat mengetahui faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi besarnya willingness to pay peserta BPJS

Kesehatan kelas II guna memperbaiki kualitas pelayanan BPJS Kesehatan.

Berdasarkan studi empiris, maka model regresi binary logistik dalam

penelitian ini sebagai berikut :

WTP = ƒ(Income, JAK, Usia, Edu, Kepmas)

Fungsi-fungsi diatas dinyatakan dalam hubungan WTP dan Income,

JAK, usia, edu, kepmas, maka :

WTP = βο + Income + JAK + usia + edu + kepmas + e + i

Dimana :

WTP = Willingness to Pay (Dummy)

βο = Intersep

,… = Koef regresi

Income = Tingkat Pendapatan (Rp per bulan)

JAK = Jumlah Anggota Keluarga (orang)

Usia = Usia (tahun)

Edu = Pendidikan terkahir yang ditempuh (tahun)

Kepmas = Pentingnya kepercayaan masyarakat (Dummy)

e = errorterm

i = data yang digunakan adalah cross section


35

G. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan alat ukur yang menunjukkan tingkat ke

validan suatu instrument. Pengujian validitas dapat di lakukan dengan

cara mengkolerasi masing-masing skor butir pertanyaan pada kuisioner

yang harus dihilangkan atau diganti.

2. Uji Reliabilitas

Pengukuran yang menghasilkan data yang reliabel merupakan

pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi. Pengujian ini dilakukan

untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan instrumen

handal, konsisten dan stabil, sehingga bila digunakan berulang kali

hasilnya akan tetap sama. Uji realibilitas dilakukan dengan cara

menghitung Cronbach Alpha.

H. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif diperlukan untuk memberikan sebuah deskripsi

suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard

deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memprediksi

besaran rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi

digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Nilai maksimum-

minimum diperlukan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari

populasi agar dapat melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang

berhasil dikumpulkan.
36

I. Pengujian Asumsi Binari Logistik

Regresi logistik merupakan pendekatan untuk membuat model

prediksi seperti pada regresi linear atau Ordinary Least Squares (OLS)

regression. Namun pada regresi logistik, peneliti memprediksi probabilitas

variabel (Y) yang berskala dikotomi. Skala dikotomi yang dimaksud ialah

skala data nominal dengan dua kategori, misalnya: Ya dan Tidak.

Regersi Logistik dibedakan menjadi 2, yaitu Regresi Binari Logistik

dan Regresi Multinominal Logistik.Regresi Binari Logistik digunakan

apabila hanya terdapat 2 kategori pada variabel (Y), misalnya Ya Bersedia

dan Tidak Bersedia.Sedangkan Regresi Multinominal Logistik digunakan

apabila terdapat lebih dari 2 kategori pada variabel (Y).

Regresi Binari Logistik tidak memerlukan uji normalitas untuk

menganalisis hasil pada variabel bebasnya karena variabel terikatnya adalah

variabel dummy. Residual Regresi Binari Logistik dapat diartikan sebagai

selisih antara nilai prediksi dengan nilai sebenarnya yang tidak perlu lagi

dilakukan uji normalitas. Regresi Binari Logistik juga tidak memerlukan

heteroscedasticity, sehingga variabel dependen tidak memerlukan

homoscedasticity untuk masing-masing variabel independennya (Gujarati,

2003). Perumusan model binary logistik regresi yang digunakan adalah:

β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e + i

Dimana:

X1 = Usia

X2 = Jumlah Anggota Keluarga


37

X3 = Pendidikan Terakhir

X4 = Pendapatan

X5 = Kepercayaan Masyarakat

β1,.. β5 = Koefisien regresi

e = error term

i = data yang digunakan adalah data cross section

J. Uji Kelayakan Regresi

Uji kelayakan Regresi atau disebut dengan Uji Wald (Uji W) dinilai

menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Test yang diukur dengan nilai Chi-

square. Hosmer and Lemeshow’s Test digunakan untuk menguji apakah

data yang digunakan cocok dengan model (tidak ada perbedaan antara

model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit) atau sebaliknya.

Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Test ≤ 0.05, maka H0 diterima

sehingga H1 ditolak menandakan bahwa adanya ketidak cocokan antara

model dengan data observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test ≥ 0.05, maka H0 ditolak sehingga H1

diterima yang menandakan bahwa model cocok dengan data observasinya.

K. Uji Keseluruhan Model

Uji Keseluruhan Model atau yang disebut dengan Uji G. Uji ini

dinilai menggunakan Overall Model Test Fit. Uji keseluruhan model

digunakan untuk menilai model telah fit atau tidak dengan data. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal

(block number = 0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block number
38

= 1). Cara membandingkan antara nilai -2 log likelihood (block number=1)

dengan –2 log likelihood (block number=2) adalah dengan mengurangi nilai

antara -2LL awal (block number=0) dengan nilai -2LL (block number=1).

Hasil dari pengurangan ini menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan

fit dengan data. Apabila nilai -2LL (block number =0) > -2LL (block

number 1), menunjukan bahwa nilai model regresi baik (Ghozali,2013).

L. Uji Koefisien

Uji Koefisien atau yang disebut dengan R Square merupakan

pengujian dengan koefisien determinasi regersi logistik dengan

menggunakan Nagelkerke’s R square. Tujuan dari pengujian ini dilakukan

agar mengetahui seberapa besar komponen variabel independen

menjelaskan variabel dependen. Namun dalam uji binary logistik, hasil dari

interpretasi Nagelkerke’s R square hanya nilai pendekatannya saja.

M. Interpretasi Odds Ratio

Odds Ratio merupakan penafsiran hasil analisis keseluruhan yang

dimana hasil dari analisis ratio ini menghitung atau mengukur seberapa

besar risiko suatu kejadian. Untuk mengukur besar efek dari perubahan

variabel x terhadap variabel y. Rumus untuk menghitung Odd Ratio adalah

mencari antilog dari estimasi koefisien estimasi, menguranginya dengan 1,

kemudian mengkalikannya dengan 100. Hasil dari rumus tersebut nantinya

akan di dapatkan persentase perubahan dalam odd ratio setiap kenaikan 1

unit dari variabel independen.


39

N. Uji Simultan

Uji Simultan dengan menggunakan uji omnibus test dilakukan untuk

menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen. Pada penelitian ini, penulis menggunakan alpha 10 persen.Dalam

uji ini, dapat dilihat variabel-variabel independen yang digunakan apakah

berpengaruh signifikan atau tidak signifikan. Uji ini bisa dibuktikan dengan

melihat H0 diterima pada tiap variabel yang berarti variabel yang digunakan

tidak signifikan, atau H1 diterima pada tiap variabel independen yang

berarti variabel yang digunakan signifikan.

O. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai

probabilitas (sig) dengan di dasarkan pada tingkat signifikansi (α). Untuk

menentukan penerimaan dan penolakan H0 di dasarkan pada tingkat

signifikansi (α) 10 persen dengan kriteria sebagai berikut :

1. H0 ditolak, apabila statistic wald hitung > Chi Square tabel, nilai

probabilitas (signifikan) < tingkat signifikansi (α). H1 diterima yang

menyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen diterima.

2. H0 diterima apabila statistic wald hitung < chi square tabel, nilai

probabilitas (signifikansi) > tingkat signifikansi (α). H1 ditolak yang

menyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.
BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Karakteristik Responden

Kabupaten Sleman merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah

penduduk terbesar jika dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yang

berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.Kesejahteraan masyarakat Sleman

bisa dikatakan cukup bagus jika dibandingkan dengan kesejahteraan di

Kabupaten lainnya yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.Bentuk

kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah kesehatan.

Terkait masalah kesehatan yang setiap tahunnya mengalami

kenaikan, maka pemerintah mengeluarkan jaminan kesehatan yang pada

awalnya bernama ASKES menjadi BPJS Kesehatan.Pengguna BPJS

Kesehatan di Kabupaten Sleman terbilang cukup banyak jika dibandingkan

dengan kabupaten lainnya.Pengguna BPJS Kesehatan hampir setengah dari

jumlah penduduk di Kabupaten Sleman itu sendiri.Tahun 2016, jumlah

pengguna BPJS Kesehatan kelas II di Kabupaten Sleman berjumlah 653.523

jiwa penduduk.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lakukan di Rumah Sakit

dan Puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman. Rumah Sakit dan

Puskesmas yang dijadikan subyek untuk penelitian mewakili dari 3

Kecamatan yang berada di Kabupaten Sleman yaitu Kecamatan Godean,

Kecamatan Seyegan dan Kecamatan Gamping.

40
41

Usia

3% 20-25 tahun
4% 10%
26-30 tahun
6%
31-35 tahun
18% 36-40 tahun
13%
41-45 tahun
46-50 tahun
9%
51-55 tahun
17%
10% 56-60 tahun
10% 61-65 tahun
>66 tahun

Bagan 4.1
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Rentan Usia

Berdasarkan bagan 4.1 menerangkan bahwa bahwa dari 125

responden jumlah responden perempuan sebanyak 65 orang, sementara

jumlah responden laki-laki berjumlah 60 orang. Dari 125 responden,

sebanyak 23 responden atau 18 persen berada pada rentan usia tertinggi

yaitu rentan usia antara 26-30 tahun. Sebanyak 21 responden atau sebanyak

17 persen berada pada rentan usia antara 31-35 tahun, sedangkan sebanyak

16 responden dengan persentase 13 persen berada pada rentan usia antara

51-55 tahun. Sebanyak 13 responden atau sebesar 10 persen berada pada

rentan usia antara 41-45 tahun. Sebanyak 12 responden atau 10 persen dari

100 persen berada pada rentan usia antara 36-40 tahun dan sebanyak 12

responden atau persentase 10 persen pula berada pada rentan usia antara 20-
42

25 tahun. Sedangkan jumlah responden terendah dengan persentase 3%

berada pada rentan usia yaitu antara 61-65 tahun.

Jumlah Anggota Keluarga


2%

10%
1 orang
2-3 orang
4-5 orang
47%
6-7 orang
41%

Bagan 4.2
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, dijelaskan pada bagan 4.2 dari 125

responden BPJS Kesehatan Kelas II sebanyak 121 responden berstatus

sudah menikah dan 14 responden lainnya berstatus belum menikah.

Sebanyak 59 responden atau sebesar 47 persen, memiliki jumlah anggota

keluarga sebanyak 4-5 orang. Sebanyak 51 responden dengan persentase

sebesar 41 persen memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 2-3

orang. Persentase sebesar 10 persen dengan jumlah 13 responden memiliki

jumlah tanggungan keluarga sebanyak 1 orang. Serta, persentase terendah

sebesar 2 persen atau 2 responden memiliki tanggungan anggota keluarga

mencapai 6-7 orang,


43

Tingkat Pendidikan

3% 8%

SMP SEDERAJAT
SMA SEDERAJAT
36% SARJANA S1
SARJANA S2

53%

Bagan 4.3
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penelitian pada bagan 4.3, dari 125 responden

menyatakan bahwa 66 responden dengan persentase sebesar 53 persen

memiliki pendidikan terakhir SMA SEDERAJAT. Sejumlah 44 responden

atau 36 persen memiliki pendidikan terakhir Sarjana S1. Sejumlah 10

responden dengan persentase sebesar 8 persen memiliki pendidikan terakhir

SMP SEDERAJAT. Sementara tingkat pendidikan terakhir yang paling

rendah persentasenya adalah Sarjana S2 yaitu sebesar 3 persen dengan

jumlah 4 responden.
44

Tingkat Penghasilan

12% Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000


Rp1.500.000 - Rp 2.000.000
44% Rp 2.000.000 - Rp 2.500.000
21%
Rp 2.500.000 - Rp 3.000.000>

23%

Bagan 4.4
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Berdasarkan penelitian dengan menggunakan 125 responden, dapat

diketahui dalam bagan 4.4 jumlah responden berdasarkan tingkat

penghasilannya. Dengan responden sebanyak 125 orang didapatkan hasil

sebanyak 55 responden atau dengan persentase sebesar 44 persen memiliki

penghasilan antara Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00. Sebanyak 29

responden dengan persentase sebesar 23 persen memiliki penghasilan antara

Rp 1.500.000-Rp 2.000.000. Sebanyak 26 responden dengan persentase

sebanyak 23 persen memiliki penghasilan antara Rp 2.000.000-Rp

2.500.000. Sementara 15 responden lainnya atau sebesar 12 persen memiliki

penghasilan pada tingkat Rp 2.500.000,00-Rp 3.000.000,00 berada pada

persentase terendah.
45

Kepercayaan Masyarakat
2%

Tidak Penting
Ya Penting

98%

Bagan 4.5
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Kepercayaan Masyarakat

Pada bagan 4.5, dapat diketahui sebanyak 3 responden atau dengan

persentase sebesar 2 persen tidak merasa bahwa kepercayaan masyarakat itu

penting terhadap penilaian BPJS Kesehatan. Sedangkan 122 responden

dengan persentase sebanyak 98 persen lainnya merasa bahwa kepercayaan

masyarakat terhadap BPJS Kesehatan penting adanya. Karna apabila

masyarakat tidak percaya dengan program BPJS Kesehatan, maka dapat

dipastikan bahwa masyarakat enggan untuk membayar iuran peserta BPJS

Kesehatan.
46

WTP

28% Tidak Bersedia


Ya Bersedia

72%

Bagan 4.6
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Besarnya Willingness to Pay

Tidak Bersedia Membayar Iuran Peserta BPJS


Kelas II

Rp 42.500,00
Rp 47.500,00
50% 50%

Bagan 4.7
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Ketidak Sediaan Membayar Iuran Peserta
BPJS Kesehatan kelas II
47

Selanjutnya berdasarkan bagan 4.6, dari 125 responden dapat

diketahui bahwa sebesar 72 persen atau sebanyak 90 responden rela

membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II sebesar Rp 51.000,00.

Responden yang tidak bersedia membayar iuran peserta BPJS Kesehatan

Kelas II sebanyak 35 orang dengan persentase sebesar 28 persen.

Dari bagan 4.7 terdapat bagan ketidak sediaan masyarakat

membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II, dapat diketahui sebanyak

16 responden atau sebesar 50 persen dari jumlah yang tidak bersedia

membayar iuran BPJS Kesehatan Kelas II rela membayar sebesar Rp

42.500,00 serta sebanyak 16 responden atau 50 persen dari jumlah yang

tidak bersedia membayar iuran BPJS Kesehatan Kelas II rela membayar

sebesar Rp 47.500,00. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan responden

yang di dapat oleh peneliti, willingness to pay masyarakat yang bersedia

membayar iuran BPJS Kesehatan kelas II sebesar Rp 42.500 mempunyai

jumlah yang sama terhadap willingness to pay masyarakat yang bersedia

membayar iuran BPJS Kesehatan kelas II sebesar Rp 47.500. Harga Rp

42.500 merupakan harga iuran lama peseta BPJS Kesehatan Kelas II,

sedangkan harga 47.500 merupakan harga tengah-tengah antara Rp 42.500

dan Rp 51.000.
48

Jenis Pekerjaan

13% 3%
21% PNS/TNI/POLRI

Mahasiswa/Pelajar

Wiraswasta
27% Pegawai Swasta

36%

Bagan 4.8
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan tabel diatas, tabel 4.8 diketahui jumlah responden

berdasarkan jenis pekerjaan. Hasil dari penelitian dengan 125 responden

menjelaskan bahwa sebanyak 45 responden dengan persentase sebesar 36

persen didominasi oleh Pegawai Swasta. Jenis pekerjaan yang cukup

mendominasi penelitian ini adalah wiraswasta dengan responden sebanyak

34 responden atau 27 persen. Jenis pekerjaan yang mempunyai persentase

terbanyak ketiga adalah pekerja rumah tangga dengan jumlah 26 responden

dengan persentase sebanyak 21 persen. Sebanyak 16 responden atau dengan

persentase sebanyak 13 persen PNS/TNI/POLRI menjadi jenis pekerjaan

keempat yang tidak banyak mendominasi dalam penelitian ini. Jenis

pekerjaan yang memiliki persentase terendah adalah mahasiswa/pelajar

dengan jumlah 4 responden atau sebesar 3 persen.


49

B. Presepsi Responden terhadap Atribut Pelayanan

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan 125 responden peserta

BPJS Kesehatan Kelas II, dapat di identifikasi pendapat responden terhadap

atribut pelayanan, seperti jarak dari rumah ke rumahsakit/puskesmas,

keteserdiaan informasi apakah transparansi atau tidak, tingkat kebersihan,

sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangani pasien BPJS Kesehatan,

serta tingkat kualitas secara keseluruhan.

Jarak
2%

9%
0.5-2 km
11% 2-4 km
4-6 km
6-8 km

78%

Bagan 4.9
Jumlah Responden Peserta BPJS Kelas II Kabupaten Sleman
Berdasarkan Jarak Rumah dengan Puskesmas/Rumah Sakit Terdekat

Berdasarkan bagan 4.9 sebanyak 90 responden atau peresntase

sebesar 78 persen di dominasi oleh responden yang memiliki jarak dari

rumah dengan rumahsakit/puskesmas 0,5-2 km, sedangkan sebanyak 2

responden atau 2 persen memiliki jarak dari rumah dengan

rumahsakit/puskesmas 6-8 km.


50

Ketersediaan Fasilitas

19%
Kurang Memadai
Memadai

81%

Bagan 4.10
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas

Pada bagan 4.10, jumlah responden peserta BPJS Kesehatan

mengenai atribut pelayanan, ketersediaan fasilitas pada

rumahsakit/puskesmas merupakan hal penting. Berdasarkan hasil dari

penelitian sebanyak 101 responden atau sebesar 81 persen berpendapat

bahwa keterserdiaan fasilitas di rumahsakit/puskesmas terdekat sudah

memadai, sementara 24 responden atau 19 persen berpendapat bahwa

ketersediaan fasilitas di rumahsakit/puskesmas terdekat belum memadai.

Ketersediaan fasilitas menjadi hal penting karena apabila ketersediaan

fasilitas pada rumahsakit/puskesmas terdekat kurang memadai akibatnya

banyak masyarakat yang mendorong untuk tidak menuju

rumahsakit/puskesmas terdekat ketika masyarakat merasa tidak sehat.


51

Ketersediaan Informasi

17%

Kurang Memadai
Memadai

83%

Bagan 4.11
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Ketersediaan Informasi

Berdasarkan tabel 4.11 menjelaskan bahwa sebanyak 104 responden

atau dengan persentase sebesar 83 persen beranggapan bahwa ketersediaan

informasi di rumahsakit/puskesmas terdekat sudah memadai. Sebanyak 21

responden dengan persentase sebanyak 17 persen beranggapan bahwa

belum memadai ketersediaan fasilitas yang ada di rumahsakit/puskesmas

terdekat. Selain ketersediaan fasilitas, ketersediaan informasi meliputi

transparasi informasi pembayaran, jadwal pelayanan, informasi dokter yang

menangani merupakan hal penting pula yang harus diperhatikan.


52

Sikap Pelayanan

15%

Kurang Ramah
Ramah

85%

Bagan 4.12
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Sikap Pelayanan Dokter/Suster

Dari hasil penelitian dengan 125 responden dapat dilihat melalui

bagan 4.12 sebanyak 106 responden dengan persentase 85 persen

berpendapat bahwa sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangangi

ramah. Sedangkan sisanya, sebanyak 19 responden dengan persentase 15

persen berpendapat bahwa sikap pelayanan dari dokter/suster yang

menangangi kurang ramah. Dalam atribut pelayanan, poin ini merupakan

hal yang perlu diperhatikan pula seperti sikap pelayanan dari dokter/suster

yang menangani. Masyarakat akan terasa lebih nyaman ketika berobat dan

ditangani oleh dokter/suster yang ramah.


53

Kualitas Layanan secara keseluruhan

14%

Kurang Memadai
Memadai

86%

Bagan 4.13
Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten
Sleman Berdasarkan Kualitas Layanan Keseluruhan

Berdasarkan bagan 4.13 di dapatkan hasil bahwa sebanyak 107

responden dengan persentase sebanyak 86 berpendapat bahwa kualitas

layanan keseluruhan memadai. Sisanya, sebanyak 18 responden yaitu

dengan persentase sebesar 14 persen berpendapat bahwa kualitas pelayanan

keseluruhan tidak memadai. Kualitas pelayanan secara keseluruhan

merupakan hal penting karena apabila seseorang merasa tidak sehat jika

kualitas pelayanan secara keseluruhan rumahsakit/puskesmas terdekat tidak

memadai, maka akan mengurangi keinginan seseorang untuk datang ke

rumahsakit/puskesmas terdekat.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Tabel 5.1
Uji Validitas Variabel
Usia JAK Edu Income
Pearson Correlation 1 0.202* -0.365** 0.56
Usia Sig. (2-tailed) 0.024 0.000 0.536
N 125 125 125 125
Pearson Correlation 0.202* 1 0.044 0.195*
JAK Sig. (2-tailed) 0.024 0.628 0.029
N 125 125 125 125
Pearson Correlation -0.365** 0.044 1 0.272**
Edu Sig. (2-tailed) 0.000 0.628 0.002
N 125 125 125 125
Pearson Correlation 0.056 0.195* 0.272** 1
Income Sig. (2-tailed) 0.536 0.029 0.002
N 125 125 125 125

Sumber : data primer diolah (Lampiran 1)

Berdasarkan Tabel diatas, tabel 5.1 diketahui bahwa semua

variabel yang digunakan dalam penelitian ini 4 variabel yang dilakukan

pengujian, sedangkan variabel kepercayaan masyarakat dan variabel

willingness to pay (WTP) tidak dilakukan pengujian. Variabel

kepercayaan masyarakat dan willingness to pay (WTP) tidak dilakukan

pengujian karena merupakan variabel dummy. Nilai rata-rata seluruh

variabel dalam penelitian ini adalah diatas 0.10, dapat diartikan bahwa

seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini valid.

54
55

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kestabilan alat

ukur. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang

sama bila digunakan untuk mengukur ulang obyek yang sama. Uji

reliabilitas digunakan dengan menggunakan uji Alpha Cronbach. Jika

Alpha Cronbach yang dianggap reliabel jika > 0.06 (Nurgiyanto, 2009).

Tabel 5.2
Uji Realibilitas Variabel
Cronbach's Alpha N of Items
0.033 5
Sumber : data primer diolah (Lampiran 2)

Berdasarkan tabel diatas, menandakan hasil dari uji Alpha

Cronbach adalah 0.033, yang menandakan bahwa seluruh instrument

variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak memiliki realibilitas

moderat.

B. Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait dengan willingness to

pay (WTP) peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman untuk

peningkatan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan. Dibawah ini dapat

diketahui deskriptif statistik variabel yang dilakukan oleh peneliti, secara

rinci akan bisa dilihat pada tabel dibawah ini :


56

Tabel 5.3
Deskriptif Statistik Variabel
N Min Max Mean Std. Deviation
WTP 125 0 1 0.72 0.451
Usia 125 23 83 41.01 13.391
JAK 125 1 7 3.28 1.267
Edu 125 1 4 2.33 0.657
Income 125 1 4 2.01 1.066
Kepmas 125 0 1 0.98 0.154
Sumber : data primer diolah (Lampiran 3)

Berdasarkan tabel 5.3 hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa

dari 125 responden nilai tertinggi variabel willingness to pay adalah1 dan

nilai terendah willingness to pay adalah 0. Hal ini menunjukan responden di

dominasi oleh responden yang bersedia membayar iuran BPJS Kesehatan

sebesar Rp 51.000.

Nilai terendah atau usia termuda dari variabel usia adalah 23 dan

nilai tertinggi atau usia tertua adalah 83. Nilai rata-rata dari variabel usia

adalah 41.01 yang menandakan bahwa variabel usia di dominasi oleh

responden yang berusia 41 tahun. Nilai standar deviasi usia sebesar 13.391

dimana lebih kecil daripada nilai rata-rata variabel usia maka dinyatakan

bahwa sebaran sebanyak 125 responden terhadap variabel usia terindikasi

baik.

Berdasarkan tabel 5.3 nilai terendah dari variabel JAK (jumlah

anggota keluarga) adalah 1 orang dan nilai tertinggi variabel ini adalah 7

orang. Nilai rata-rata dari variabel jumlah anggota keluarga adalah 3.28

yang menandakan bahwa rata-rata dari variabel jumlah anggota keluarga di

dominasi oleh responden yang mempunya jumlah anggota keluarga sebesar


57

3-4 orang. Nilai standard deviasi variabel ini adalah 1.267 dimana kecil

besar daripada nilai rata-rata variabel jumlah anggota keluarga maka

dinyatakan bahwa sebaran sebanyak 125 responden terhadap variabel usia

terindikasi baik.

Nilai terendah dari variabel edukasi atau tingkat pendidikan yang

ditempuh adalah 1 dan nilai tertinggi variabel pendidikan adalah 4. Dalam

variabel ini, digunakan fungsi skala agar memudahkan peneliti adapun skala

1 sampai dengan 4, dengan rincian dibawah ini :

1 = SMP SEDERAJAT

2 = SMA SEDERAJAT

3 = SARJANA S1

4 = SARJANA S2

Berdasarkan skala diatas, nilai rata-rata dari variabel pendidikan

terakhir adalah 2.33 yang berarti sebanyak 125 responden di dominasi oleh

responden yang pendidikan terakhir yang ditempuh adalah SMA

SEDRAJAT dengan skala 2. Nilai standard deviasi variabel ini adalah 0.657

yang menandakan bahwa nilai standard deviasi lebih kecil daripada nilai

rata-rata variabel pendidikan terakhir sehingga menunujkan bahwa sebaran

sebayak 125 responden terhadap pendidikan terakhir terindikasi baik.

Dalam tabel 5.3 dapat diketahui bahwa nilai terendah dari income

atau tingkat penghasilan adalah 1 dan nilai tertinggi dari variabel ini adalah

4. Dalam variabel tingkat penghasilan peneliti menggunakan skala agar


58

lebuh memudahkan penelitian, adapun skala yang digunakan adalah 1

sampai 4 dengan rincian dibawah ini :

1 = Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000

2 = Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000

3 = Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000

4 = Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000

Berdasarkan skala diatas, nilai rata-rata dari variabel tingkat

pengasilan adalah 2.01 yang menandakan bahwa penelitian ini di dominasi

oleh responden yang berpenghasilan sebesar Rp 1.500.000 sampai Rp

2.000.000 . Nilai standard deviasi variabel tingkat penghasilan adalah 1.066

menandakan bahwa nilai rata-rata lebih besar daripada nilai standard deviasi

variabel tingkat penghasilan. Hal ini menujukan bahwa jawaban sebanyak

125 responden terhadap variabel tingkat penghasilan baik.

Dari 125 responden yang terlihat pada tabel diatas, nilai terendah

untuk variabel kepercayaan masyarakat adalah 0 dan nilai tertinggi pada

variabel kepercayaan masyarakat adalah 1. Dimana nilai 0 untuk tidak

penting dan 1 penting. Nilai rata-rata variabel ini adalah 0.98 yang

menandakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan

penting. Nilai pada standar deviasi variabel ini adalah 0.154 hal ini

menunujukan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata

sehingga dapat dinyatakan bahwa sebaran sebanyak 125 responden terhadap

variabel kepercayaan masyarakat dapat di indikasi baik.


59

C. Hasil Regresi Uji Binary Logistik

Analisis regersi binary logit dalam penelitian ini merupakan model

yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Model

penelitian dirumuskan dengan rumus dibawah ini :

WTP = βο + Income + JAK + usia + edu + kepmas + e + i

Dimana :

WTP = Willingness to Pay(Dummy)

βο = Intersep

,… = Koef regresi

Income = Tingkat Pendapatan (Rp per bulan)

JAK = Jumlah Anggota Keluarga (orang)

Usia = Usia (tahun)

Edu = Pendidikan terkahir yang ditempuh (tahun)

Kepmas = Pentingnya kepercayaan masyarakat (Dummy)

e = error term

i = data yang digunakan adalah cross section

Berdasarkan rumus pada rumusan di atas, berikut ini merupakan

hasil ouput dari analisis binary logistik regression disertai dengan

interpretasinya pada setiap variabel yang digunakan pada penelitian ini.


60

Tabel 5.4
Signifikansi Dan Koefisien Regresi
95.0% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step USIA
-0.029 0.016 3.326 1 0.068 0.971 0.942 1.002
1a
JAK -0.047 0.169 0.077 1 0.781 0.954 0.685 1.330
EDU -0.136 0.305 0.197 1 0.657 0.873 0.480 1.589
INCOME 0.518 0.226 5.236 1 0.022 1.679 1.077 2.616
KEPMAS -19.809 2.307E4 0.000 1 0.999 0.000 0.000 .
Constant 21.430 2.307E4 0.000 1 0.999 2.027E9
Sumber :data primer diolah (Lampiran 4)

Hasil dari estimasi diatas, dapat ditulis dengan rumus dibawah ini :

WTP = 21.430 – 0.029 usia – 0.047 jak – 0.136 edu + 0.518 income –
19.809 kepmas + e + i

Berdasarkan pada tabel 5.4 dapat dilihat pada kolom signifikansi

(Sig.) menunjukan pengaruh variabel bebas atau variabel independen

berpengaruh terhadap variabel terikat atau variabel dependen. Sebagaimana

yang sudah dijelaskan pada bab III, bahwa penelitian ini menggunakan

tingkat signifikansi atau alpha sebesar 10 persen. Hal ini menandakan

bahwa suatu variabel memiliki pengaruh yang signifikan apabila memiliki

nilai signifikansi dibawah 0.10.

1. Variabel Usia

Tingkat signifikansi variabel usia adalah sebesar 0.068 dimana

lebih besar dari 0.05 (alpha 5%), namun masih lebih kecil daripada 0.10

(alpha 10%) yang berarti berpengaruh signifikan antara variabel usia

terhadap willingness to pay sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Dalam penelitian ini menggunakan alpha 10% berarti nilai probabilitas


61

0.068 < alpha 10% artinya variabel usia berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel willingness to pay.

Koefisien regresi sebesar -0.029 menunjukan pengaruh negatif

terhadap variabel willingness to pay (WTP), namun dapat disimpulkan

bahwa variabel usia berpengaruh terhadap kerelaan seseorang dalam

membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II.

2. Variabel Jumlah Anggota Keluarga

Tingkat signifikansi variabel jumlah anggota keluarga (JAK)

sebesar 0.781 dimana lebih besar dari 0.10 (alpha 10%), berarti bahwa

variabel jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel willingness to paysehingga H0 diterima dan HI ditolak.Dalam

penelitian ini menggunakan alpha 10% berarti nilai probabilitas 0.781 >

0.10 artinya variabel jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel willingness to pay.

Koefisien regresi variabel jumlah anggota keluarga sebesar -

0.047 yang menunujukan bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh

negatif terhadap variabel willingness to pay, namun dapat disimpulkan

bahwa variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap kerelaan

seseorang dalam membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II.

3. Variabel Edukasi (Tingkat Pendidikan Terakhir)

Tingkat signifikansi variabel tingkat pendidikan terakhir yang

ditempuh adalah sebesar 0.657 dimana lebih besar dari 0.10 (alpha

10%), yang menandakan bahwa variabel tingkat pendidikan


62

berpengaruh signifikan terhadap variabel willingness to pay sehingga

H0 ditolak dan H1 diterima. Dalam penelitian ini menggunakan alpha

10% berarti nilai probabilitas 0.657 > 0.10 artinya variabel tingkat

pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

willingness to pay.

Koefisien regresi variabel tingkat pendidikan terakhir yang

ditempuh sebesar -0.0136 berarti terdapat pengaruh negatif antara

variabel tingkat pendidikan terakhir dengan variabel willingness to

pay,namun variabel tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh

mempengaruhi responden terhadap kerelaan seseorang dalam

membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II.

4. Variabel Income (Tingkat Penghasilan)

Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi variabel

tingkat penghasilan adalah sebesar 0.022 dimana lebih kecil dari 0.10

(alpha 10%). Hal ini menunjukan bahwa variabel tingkat penghasilan

signifikan terhadap variabel willingness to pay artinya bahwa nilai

probabilitas 0.022 <0.10 .Berdasarkan tingkat signifikansi variabel

tingkat penghasilan lah yang paling berpengaruh terhadap variabel

willingness to pay sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Nilai koefisien regresi pada variabel ini adalah 0.518, hal ini

berarti bahwa ada pengaruh positif antar variabel tingkat penghasilan

terhadap variabel willingness to pay. Variabel ini berada dalam tingkat

signifikan yang tinggi sehingga dapat diartikan bahwa variabel tingkat


63

penghasilan berpengaruh terhadap kerelaan seseorang dalam membayar

iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II.

5. Variabel Kepercayaan Masyarakat

Hasil dari tabel 5.4 diatas menunjukan bahwa nilai tingkat

signifikasi variabel kepercayaan masyarakat adalah 0.999 dimana lebih

besar dari 0.10 (alpha 10%) berarti bahwa variabel kepercayaan

masyrakat tidak berpengaruh signifikan terhadap willingness to pay

sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dalam penelitian ini berarti nilai

probabilitas 0.999 > 0.10 artinya variabel kepercayaan masyrakat tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel willingness to pay.

Nilai koefisien regresi pada variabel kepercayaan masyarakat

sebesar -19.809 berarti bahwa terdapat pengaruh negatif antara variabel

kepercayaan masyarakat dengan variabel dependen yaitu willingness to

pay (WTP). Namun variabel kepercayaan masyarakat mempengaruhi

responden terhadap kerelaan seseorang dalam membayar iuran peserta

BPJS Kesehatan Kelas II

D. Uji Wald/Uji W (Kelayakan Regresi)

Tabel 5.5
Uji Kelayakan Regresi
Step Chi-square Df Sig.
1 8.499 8 0.386
Sumber : data primer diolah (Lampiran 5)
64

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.386 >

0.05 menunujukan bahwa tidak ada perbedaan antara model dengan nilai

observasinya yang berarti bahwa H0 ditolak sehingga H1 diterima. Hal ini

menandakan bahwa variabel usia, jumlah anggota keluarga, tingkat

pendidikan terakhir, tingkat penghasilan dalam penelitian ini mampu

menjelaskan dan memprediksi variabel willingness to pay (WTP).Model

dalam penelitian ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.

E. Uji G (Uji Model Fit)

Uji G atau Uji Keseluruhan Model dalam bab III sudah dijelaskan

bahwa fungsi dari uji ini ialah menilai apakah model fit atau tidak fit antara

model dengan data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, diperoleh nilai -2

Log Likelihood (block=0) sebesar 148.238 dan nilai -2 Log Likelihood

(block=1) sebesar 137.346. Penurunan nilai -2LL (block=0) dan -2LL

(block=1) adalah sebesar 148.238 – 137.346 = 10.89. Hasil dari bias uji G

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.6
Uji Keseluruhan Model
Chi-square
10.893
Sumber : data primer diolah (Lampiran 6)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian dengan

memenuhi asumsi model fit.


65

F. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 5.7
R Square
-2 Log Cox & Snell R Nagelkerke
Step
likelihood Square R Square
1 137.346a 0.083 0.120
Sumber : data primer diolah (Lampiran 7)

Pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa Nagelkerke R Square

menunujukan nilai sebesar 0.120. Hal ini menunjukan bahwa variabel usia,

jumlah anggota keluarga, pendidikan terakhir, tingkat penghasilan, dan

kepercayaan msayarakat dapat mempengaruhi variabel WTP sebesar 12

persen yang artinya 88 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel di luar

model. Namun interpretasi Nagelkerke R Square hanya sebuah nilai

pendekatan biasa seperti dalam koefisien determinasi (regresi linier biasa).

G. Uji Simultan

Tabel 5.8
Uji Simultan
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 10.893 5 0.054
Block 10.893 5 0.054
Model 10.893 5 0.054
Sumber :data primer diolah (Lampiran 8)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Sig.Model sebesar 0.054.

Karena nilai sig. lebih kecil dari 0.10 maka H0 ditolak karena variabel

yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap variabel wiliingness to pay

sehingga H1 diterima. Variabel diterima pada alpha 10% atau sebesar 0.10.

Dapat disimpulkan bahwa variabel usia, jumlah anggota keluarga,


66

pendidikan terakhir yang ditempuh, tingkat penghasilan, kepercayaan

masyarakat berpengaruh terhadap variabel willingness to pay (WTP).

H. Interpretasi Odd Ratio

Tabel 5.9
Odds Ratio
95.0% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step USIA
-0.029 0.016 3.326 1 0.068 0.971 0.942 1.002
1a
JAK -0.047 0.169 0.077 1 0.781 0.954 0.685 1.330
EDU -0.136 0.305 0.197 1 0.657 0.873 0.480 1.589
INCOME 0.518 0.226 5.236 1 0.022 1.679 1.077 2.616
KEPMAS -19.809 2.307E4 0.000 1 0.999 0.000 0.000 .
Constant 21.430 2.307E4 0.000 1 0.999 2.027E9
Sumber : data primer diolah (Lampiran 9)

Dalam peneliatan ini, interpretasi odd ratio hanya dilakukan pada

variabel yang signifikan, dimana peneliti menggunakan alpha 10%.

Berdasarkan hasil diatas, maka berikut interpretasi masing-masing variabel

diantaranya :

1. Setiap kenaikan usia peserta BPJS Kelas II sebesar 1 tahun menaikkan

peluang peserta BPJS Kelas II untuk membayar sebesar 0,971 kali lipat.

Variabel Usia berpengaruh signifikan terhadap willingness to pay

karena semakin bertambahnya usia seseorang, menyebabkan

meningkatnya kesadaran seseorang untuk membayar iuran peserta BPJS

Kesehatan Kelas II.

2. Setiap kenaikan interval pendapatan peserta BPJS Kelas II menaikkan

peluang peserta BPJS Kesehatan Kelas II untuk membayar sebanyak

1,679 kali lipat. Variabel pendapatan berpengaruh signifikan terhadap


67

willingness to pay karena semakin bertambahnya pendapatan seseorang,

menyebabkan meningkatnya kesadaran seseorang untuk membayar

iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II.

3. Tidak cukup bukti bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh

terhadap probabilitas peserta BPJS Kelas II untuk membayar iuran

BPJS Kesehatan Kelas II.

4. Tidak cukup bukti bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

probabilitas peserta BPJS Kelas II untuk membayar iuran BPJS

Kesehatan Kelas II.

5. Tidak cukup bukti bahwa kepercayaan masyarakat berpengaruh

terhadap probabilitas peserta BPJS Kelas II untuk membayar iuran

BPJS Kesehatan Kelas II.

I. Pembuktian Hipotesis

1. Pengaruh Usia terhadap Willingness to pay

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, variabel usia berpengaruh

signifikan terhadap besarnya willingness to pay yang nantinya

digunakan untuk peningkatan pelayanan BPJS Kesehatan Kelas III.

Nilai koefisien variabel usia memiliki tanda negatif, menandakan

bahwa semakin tinggi atau semakin bertambah usia seseorang, maka

semakin rendah pula WTP iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II.

Hubungan negatif antara variabel usia dengan variabel WTP

pada penelitian ini bisa disebabkan karena semakin meningkatnya usia

seseorang, kebutuhan akan barang primer maupun sekunder semakin


68

tinggi pula, sehingga kebutuhan yang harus dibayarkan tidak hanya

kebutuhan kesehatan melainkan kebutuhan yang lainnya dengan asumsi

pendapatan tetap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel usia

cocok dengan hipotesis, yaitu H0 ditolak yang menyatakan bahwa

variabel usia berpengaruh signifikan terhadap WTP sehingga H1

diterima.

Hasil dari penelitian terdahulu yang mendukung hasil hipotesis

ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Lofgen dkk (2003) di

Vietnam, dimana dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin

bertambahnya usia seseorang menyebabkan rendahnya nilai WTP. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa usia seseorang dapat menurunkan besarnya

willingness to pay (WTP) untuk peningkatan pelayanan kesehatan

peserta BPJS Kesehatan Kelas II.

2. Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga terhadap Willingness to pay (WTP)

Hasil dari penelitian membuktikan bahwa jumlah anggota

keluarga tidak berpengaruh terhadap WTP BPJS yang nantinya

digunakan untuk peningkatan pelayanan BPJS Kesehatan Kelas III.

Nilai koefisien variabel jumlah anggota keluarga memiliki tanda negatif

yang berarti semakin banyak jumlah anggota keluarga seseorang, maka

semakin rendah pula WTP iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II.

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab II, bahwa kepesertaan

BPJS Kesehatan tidak secara individual, melainkan kepala keluarga

membayar iuran peserta BPJS Kesehatan sesuai dengan jumlah


69

tanggungan anggota keluarga. Jumlah tanggungan anggota keluarga

terdaftar dalam kartu keluarga yang apabila semakin banyak jumlah

anggota keluarga, maka beban iuran BPJS Kesehatan akan bertambah.

Hal ini, menyebabkan menurunkan Willingness to pay (WTP) untuk

peningkatan pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan Kelas II karena

peraturan dari BPJS Kesehatan menyatakan bahwa seorang kepala

keluarga wajib membayarkan iuran ke pesertaan BPJS Kesehatan sesuai

dengan jumlah tanggungan anggota keluarga. Semakin banyak jumlah

anggota keluarga yang ditanggung maka semakin banyak pula iuran

yang harus dibayarkan oleh kepala keluarga. Sistem dan peraturan ini

bersifat wajib, sehingga kepala keluarga tidak memiliki pilihan dalam

membayarkan jumlah tanggungan anggota keluarga. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel jumlah anggota keluarga cocok dengan

hipotesis, yaitu H0 diterima yang menyatakan bahwa variabel jumlah

anggota keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP sehingga

H1 ditolak.

Hasil dari penelitian ini, di dukung oleh penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Aryani (2012). Penyebabnya karena besaran iuran

BPJS Kesehatan yang dibayarkan terlalu memberatkan kepala keluarga

dengan asumsi pendapatan responden yang tidak terlalu tinggi sehingga

seseorang enggan untuk membayar iuran sesuai dengan jumlah anggota

keluarga yang di tanggungnya.

3. Pengaruh Pendidikan Terakhir terhadap Willingness to pay (WTP)


70

Berdasarkan penelitian ini, variabel penelitian pendidikan

terakhir yang di tempuh tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

willingness to pay (WTP). Hasil dari nilai koefisien menunujukan

bahwa variabel pendidikan terakhir yang ditempuh berpengaruh negatif

terhadap willingness to pay untuk peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan BPJS Kesehatan Kelas II, sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel tingkat pendidikan terakhir cocok dengan hipotesis, yaitu H0

diterima yang menyatakan bahwa variabel tingkat pendidikan terakhir

tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP sehingga H1 ditolak.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012)

menjelaskan bahwa variabel pendidikan berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kesedian membayar dalam upaya perbaikan kualitas

lingkungan desa-desa wisata. Hal ini disebabkan karena seluruh

penduduk desa meskipun tidak berpendidikan tinggi namun rela untuk

membayar demi mendapatkan perbaikan kualitas lingkungan desa

wisata.

4. Pengaruh Tingkat Penghasilan terhadap Willingness to pay (WTP)

Hasil dari penelitian data olah primer, variabel tingkat

penghasilan (income) berpengaruh positif terhadap variabel WTP. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang,

maka semakin tinggi pula WTP iuran peserta BPJS Kesehatan,

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat penghasilan cocok

dengan hipotesis, yaitu H1 diterima yang menyatakan bahwa variabel


71

tingkat penghasilan berpengaruh signifikan terhadap WTP sehingga H0

ditolak.

Hal ini menandakan bahwa tingkat penghasilan seseorang

sangat menentukan dalam hal membayar iuran baik dalam hal

kesehatan atau kebutuhan yang lainnya. Semakin tinggi tingkat

penghasilan seseorang, maka mereka akan rela mengeluarkan uang

tambahan demi meningkatan kualitas pelayanan kesehatan BPJS

Kesehatan, khususnya kelas II dengan catatan kualitas pelayanan

kesehatan harus menjadi lebih baik lagi jika dibanding dengan

sebelumnya.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aryani (2012),

mengatakan bahwa pendapatan keluarga berpengaruh terhadap WTP

iuran BPJS Kesehatan kelas III. Hasil penelitian ini menyebutkan

bahwa tingkat penghasilan sangat berpengaruh terhadap WTP BPJS.

5. Pengaruh Kepercayaan Masyarakat terhadap Willingness to pay (WTP)

Hasil dari sebaran sebanyak 125 responden, menunjukan bahwa

jika kepercayaan masyarakat dijadikan patokan untuk mengajak seluruh

masyarakat menggunakan BPJS Kesehatan akan berpengaruh negatif

terhadap WTP. Pengaruh negatif dapat di identifikasi dari tanda negatif

dalam variabel kepercayaan masyarakat. Hal ini ditunjukan oleh angka

0.92 dimana variabel kepercayaan masyarakat merupakan variabel

dummy, angka 0 tidak penting;angka 1 penting. Dapat diketahui bahwa

sebanyak sebaran 125 reponden di dominasi oleh responden yang


72

beranggapan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan

itu penting, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepercayaan

masyarakat cocok dengan hipotesis, yaitu H0 diterima yang

menyatakan bahwa variabel kepercayaan masyrakat tidak berpengaruh

signifikan terhadap WTP sehingga H1 ditolak.

Variabel kepercayaan masyarakat mempunyai pengaruh negatif,

bisa karena ketika seseorang kurang berkenan terhadap suatu barang,

maka ketidak percayaan terhadap barang tersebut semakin besar

terutama dalam hal iuran baik hal kesehatan maupun iuran lainnya.

Sebaliknya apabila semakin seseorang suka terhadap suatu barang,

maka kepercayaan kita terhadap barang tersebut tinggi.

6. Willingness to pay (WTP) dan surplus Konsumen

Berdasarkan hasil penelitian, total willingness to pay (WTP)

peserta BPJS Kesehatan Kelas II untuk peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan sebesar 0.72 sehingga mendekati angka 1, dimana angka 1

adalah bersedia untuk membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II

di Kabupaten Sleman. Variabel yang mempengaruhi besarnya WTP

adalah tingkat penghasilan, usia, jumlah anggota keluarga, pendidikan

terakhir yang ditempuh, tingkat penghasilan, dan kepercayaan

masyarakat.

Surplus konsumen dapat diketahui melalui total willingness to

pay dari 125 responden. Surplus konsumen merupakan perbedaan

antara jumlah yang dibayarkan konsumen terhadap barang dan jasa


73

dengan willingness to pay. Dengan hasil penelitian menunujukan bahwa

sebanyak 125 responden memiliki nilai rata-rata 0.72 yang artinya

angka 0.72 mendekati 1 sehingga responden dalam penelitian ini di

dominasi dengan masyarakat yang bersedia membayar iuran BPJS

Kelas II sebesar Rp 51.000. Secara rinci dapat dilihat melalui kurva

berikut ini :

P
Surplus S
Konsumenn

Pc
E

0
Qc Q

Gambar 5.1
Kurva Surplus Konsumen

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab IV, bahwasanya dari

125 responden, 90 responden berseedia membayar iuran peserta BPJS

Kesehatan Kelas II sebesar Rp 51.000 . Sebanyak 90 responden merasa

sangat di untungkan dengan adanya program BPJS Kesehatan karena

setiap orang mendapat total santunan sebesar Rp 40.000.000 ketika


74

berobat menggunakan kartu BPJS Kesehatan sehingga masyarakat

sangat merasa dibantu sehingga mereka rela mengeluarkan uang

sebesar Rp 51.000 setiap bulannya. Hal ini menunjukan bahwasanya

terdapat surplus konsumen terhadap iuran peserta BPJS Kesehatan

Kelas II.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Nilai total willingness to pay (WTP) untuk peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan adalah sebesar 0.72 dimana variabel WTP

merupakan variabel dummy yang menjelaskan bahwa 0 adalah tidak

bersedia, sedangkan 1 adalah ya bersedia. Hal ini menunjukan bahwa

sebanyak sebaran 125 responden di dominasi oleh responden yang

bersedia membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II dengan iuran

lama sebesar Rp 42.500 menjadi Rp 51.000 .

2. Variabel usia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap willingness

to pay (WTP) iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II untuk peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan. Jika usia seseorang semakin bertambah,

maka WTP akan mengalami penurunan dengan asumsi faktor lain di

anggap konstan (cateris paribus). Semakin bertambahnya usia

seseorang, maka semakin tinggi pula biaya yang dikeluarkan untuk

kebutuhan kesehatan dan sarana lainnya. Akibatnya seseorang akan

mengurangi besarnya willingness to pay (WTP) untuk peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan Kelas II.

3. Variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap variabel willingness to pay (WTP). Variabel jumlah

anggota keluarga berpengaruh negatif meunjukan bahwa semakin

74
75

semakin banyak jumlah anggota keluarga seseorang, maka semakin

rendah pula WTP iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II. Dengan

asumsi faktor lain dianggap konstan (cateris paribus). Hal ini

disebabkan karena peraturan dari BPJS Kesehatan dimana seorang

kepala keluarga wajib membayarkan iuran ke pesertaan BPJS

Kesehatan sesuai dengan jumlah tanggungan anggota keluarga.

Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang ditanggungm maka

semakin banyak pula iuran yang harus dibayarkan oleh kepala keluarga.

Sistem dan peraturan ini bersifat wajib, sehingga kepala keluarga tidak

memiliki pilihan dalam membayarkan jumlah tanggungan anggota

keluarga.

4. Variabel tingkat pendidikan terakhir berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap willingness to pay (WTP) peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan Kelas II. Dengan asumsi, faktor

lain dianggap konstan (cateris paribus). Pada penelitian ini dijelaskan

bahwa tinggi rendahnya pendidikan seseorang tidak berpengaruh pada

besar kecilnya WTP iuran peserta untuk peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan.

5. Variabel tingkat penghasilan berpengaruh postif dan signifikan terhadap

variabel willingness to pay (WTP). Dengan asumsi cateris paribus yaitu

faktor lain yang tidak digunakan dianggap konstan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang,

maka semakin tinggi pula WTP iuran peserta BPJS Kesehatan. Tingkat
76

penghasilan seseorang sangat menentukan dalam hal membayar iuran

baik dalam hal kesehatan atau kebutuhan yang lainnya. Semakin tinggi

tingkat penghasilan seseorang, maka mereka akan rela mengeluarkan

uang tambahan demi meningkatan kualitas pelayanan kesehatan BPJS

Kesehatan, khususnya kelas II dengan catatan bahwa kualitas pelayanan

kesehatan menjadi lebih baik lagi.

6. Variabel terakhir yang digunakan dalam penlitian ini adalah

kepercayaan masyarakat, dimana variabel kepercayaan masyarakat

berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini ditunjukan oleh angka

0.92 dimana variabel kepercayaan masyarakat merupakan variabel

dummy, angka 0 tidak penting angka 1 penting, sehingga dapat

diketahui bahwa sebanyak sebaran 125 reponden di dominasi oleh

responden yang merasa bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BPJS

Kesehatan itu penting.

B. Saran

1. Berdasarkan hasil penlitian yang dilakukan oleh peneliti, rata-rata dari

variabel willingness to pay (WTP) adalah sebesar 0.72 yang artinya

bahwa reponden peneliti di dominasi oleh responden yang bersedia

membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II yang awal hanya Rp

42.500 menjadi Rp 51.000. Dengan demikian, diharapkan agar pihak

penyelenggara program BPJS Kesehatan agar meningkatkan sistem

penerimaan pasien, kualitas, transparansi informasi, pelayanan dari


77

pihak rumahsakit/puskesmas yang bekerjasama dengan pihak BPJS

Kesehatan, ketersediaan obat di rumahsakit/puskesmas terdekat.

2. Usia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel dependen.

Diharapkan dengan adanya hasil yang demikian, pihak BPJS Kesehatan

yang sudah bekerja sama dengan pihak rumahsakit/puskesmas setempat

lebih meningkatkan kecekatan dalam hal menangani pasien. Perlu

adanya peninjauan ulang bahwa semakin bertambahnya usia responden,

kadar kecekatan pihak rumahsakit/puskesmas untuk menangani peserta

BPJS Kesehatan Kelas II semakin berkurang sehingga membuat

responden yang sudah lanjut usia enggan untuk membayar iuran BPJS

Kesehatan setiap bulannya.

3. Jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap willingness to pay (WTP). Meskipun tidak berpengaruh namun

pihak rumahsakit/puskesmas harus tetap meningkatkan kualitas

pelayanan karena sistem pembayaran iuran ke pesertaan BPJS

Kesehatan adalah kepala keluarga wajib membayarkan seluruh

tanggungan anggota keluarga yang di kepalai nya. Sebaiknya pengelola

BPJS Kesehatan membatasi jumlah tanggungan anggota keluarga agar

kepala keluarga tidak merasa terbebani dengan jumlah iuran yang

membengkak.

4. Tingkat pendidikan berpengaruh negatif dan tidak sigifikan terhadap

variabel willingness to pay (WTP). Dari hasil penelitian ini,

menjelaskan bahwa tinggi atau rendah pendidikan tidak mempengaruhi


78

besar atau kecilnya WTP iuran BPJS Kesehatan. Kualitas pelayanan,

transparansi informasi, ketersediaan obat di rumahsakit/puskesmas

terdekat, sistem penerimaan pasien hendaknya ditingkatan. Meskipun

masyarakat berpendidikan rendah namun mereka sangat di untungkan

dengan adanya program BPJS Kesehatan ini karena masyarakat wajib

merasakan segala fasilitas saran dan prasana yang di suguhkan oleh

pihak BPJS Kesehatan.

5. Tingkat pengasilan merupakan variabel yang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap WTP iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II.

Semakin tinggi penghasilan seseorang, maka semakin tinggi pula

harapan seseorang untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik

sehingga dapat menyebabkan seseorang rela membayar berapa pun asal

ia mendapat sesuatu yang lebih baik bagi dirinya. Sehingga diharapkan

pihak BPJS Kesehatan yang bekerja sama oleh rumahsakit/puskesmas

semakin meningkatkan kualitas pelayanan baik dari pihak

rumahsakit/puskesmas maupun klinik, transparansi informasi,

ketersediaan obat di rumahsakit/puskesmas, serta sistem penerimaan

pasien hendaknya ditingkatan.

6. Kepercayaan Masyarakat berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap willingness to pay (WTP), namun tanpa adanya kepercayaan

masyarakat terhadap suatu program pemerintah akan menyulitkan

pemerintah dalam memajukan Negara Indonesia untuk menjadi yang

lebih baik, sehingga pemerintah juga harus tetap memperhitungkan dan


79

melihat sejauh mana kepercayaan masyarakat terhadap program BPJS

Kesehatan. Ditambah lagi, program BPJS Kesehatan ini adalah program

yang setiap bulannya harus dibayarkan kepada pihak pengelola BPJS

Kesehatan. Hal yang harus dipertimbangkan oleh pihak pengelola

adalah ke ikut sertaan masyarakat sangat berarti bagi pengelola program

BPJS Kesehatan karena bagaimanapun ini merupakan program wajib

bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti menggunakan purposive sampling, dimana sampling yang di

gunakan adalah khusus untuk pengguna BPJS Kesehatan Kelas II.

Sehingga ketika penulis melakukan penelitian membutuhkan waktu

yang cukup lama, yaitu 5 minggu. Diharapkan untuk peneliti

selanjutnya melakukan penelitian lebih cepat dari yang penulis lakukan.

2. Metode yang dilakukan oleh peneliti yaitu Uji Binary Logistik, dimana

belum pernah di ajarkan selama penulis studi di Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya

apabila ingin menggunakan metode yang sama dengan penulis agar

mengumpulkan banyak informasi mengenai metode yang akan

digunakan.

3. Besarnya willingness to pay (WTP) dalam penelitian ini hanya sebesar

12 persen yang dipengaruhi oleh variabel usia, jumlah anggota

keluarga, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan kepercayaan

masyarakat. Sebanyak 88 persennya dipengaruhi oleh faktor lain diluar


80

model. Sehingga peneliti sealanjutnya diharapkan menggunakan atau

bahkan mengganti variabel lainnya agar lebih mendukung hasil

penelitian yang dilakukan.

4. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya dilakukan di 2

rumah sakit dan 1 puskesmas. Dimana rumahsakit/puskesmas yang

dipilih oleh penulis mewakili 3 kecamatan yang berada di Kabupaten

Sleman. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya diharapkan melakukan

penelitian dengan lebih banyak lokasi dan lebih banyak sampel agar

hasil perhitungan lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Maya andita. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness To


Pay (WTP) Iuran Peserta BPJS Kesehatan Kelas III di Yogyakarta Menggunakan
Contingent Variable Method (CVM). Wilayah : Yogyakarta. Fakultas Ekonomi.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Aryani, Maya andita, Masyhudi Muqorrobin. 2013. “Determinan Willingness To


Pay (WTP) Iuran Peserta BPJS Kesehatan. 14-1 Volume 14 nol April 2013.

Basuki, Agus Tri dan Imam Yuliadi. 2014. “Elektronik Data Prosesing (SPSS 15
dan Eviews 7)”.Yogyakarta : Danisa Media.

Buletin Info Akses. 2014. BPJS Tak Pernah Terlambat Bayar Klaim,
https://www.bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/8dca3fa5eb3b7fcc3c5bf04fb
0ecf59c.pdf
Di akses tanggal 8 oktober 2016 pk 21.30 WIB

Fajriah, Lily Rusnah. 2016, Iuran BPJS Kesehatan kelas 1 & 2 tetap naik,
http://ekbis.sindonews.com/read/1097416/34/iuran-bpjs-kesehatan-kelas-1-dan-2-
tetap-naik-1459485665
Di akses tanggal 8 oktober 2016 pk 21.00 WIB

Ghozali. 2011. Aplikasi Aanlisis Multivariate dengan Program SPSS.Edisi


ketujuh. Cetakan Pertama. Semarang : BP Universitas Diponegoro.

Gujarati dan Poter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi ke -5. Jakarta :


Salemba Empat.

Joko, Nugroho. 2012. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Willingness to Pay


Perbaikan Kualitas Lingkungan Desa-Desa Wisata di Kabupaten Sleman Paska
Erupsi Merapi Pendekatan Contingent Valuation Method. Wilayah : Yogyakarta.
Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Kamal, Mustofa. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Willingness to Pay


Penggunan Trans Jogja Analisis Contingent Valuation Method. Wilayah :
Yogyakarta. Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Kartika, Dyah Ayu. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness to Pay


Pengunjung Keraton Yogyakarta Untuk Pelestarian Objek Wisata Heritage di
Kota Yogyakarta. Wilayah : Yogyakarta.Fakultas Ekonomi. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

81
82

Lestari, Andayani Budi, SE, MM, AAK. 2013. Jaminan Kesehatan Nasional &
Peran BPJS Kesehatan,
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bpjs/AndayaniBudiLestariJKN-BPJS.pdf.

Nurgiyantoro. 2009. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu


Sosial.Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Peraturan Presiden 111, 2013, Perubahan Peraturan Jaminan Kesehatan,


www.bpjs.go.id
Di akses tanggal 9 oktober pk 00.00 WIB

Rahayu, Siti Aisyah Tri. 2007. Modul Laboraturium Ekonometrika.

Santjaka, Aris. 2015. Aplikasi SPSS untuk ANALISIS DATA PENELITIAN,


Purwokerto;nuMed.

Sasmi, Novia Anisa. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness to


Pay Pemgunjung Obyek Wisata Pantai Goa Cemara Menggunakan Contingent
Valuation Method (CVM). Wilayah : Yogyakarta. Fakultas Ekonomi. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Syahputra, Agus Diman. 2015. “Hubungan mutu pelayanan BPJS Kesehatan


dengan kepuasan pasien di Instalisasi Rawat Inap kelas II Rumah Sakit umum
daerah Sekayu”.

Slemankab. 2016. Dapatkan Layanan Kesehatan Lebih Baik di Kantor BPJS


Cabang Sleman,
http://www.slemankab.go.id/8140/dapatkan-layanan-kesehatan-lebih-baik-di-
kantor-bpjs-cabang-sleman.slm
Di akses tanggal 10 oktober pk 16.00 WIB
LAMPIRAN
DATA VARIABEL

Responden Usia JAK Edu Income Kep. Masy WTP


1 35 4 3 2 0 1
2 50 3 2 2 1 0
3 43 3 2 1 1 0
4 26 3 2 1 1 0
5 24 1 2 3 1 1
6 37 3 2 1 1 1
7 50 5 2 1 1 1
8 42 5 2 1 1 1
9 35 4 3 4 1 1
10 36 4 3 4 1 1
11 54 2 1 1 1 1
12 61 2 1 2 1 1
13 38 4 2 1 1 1
14 40 4 1 1 1 1
15 38 4 3 2 1 0
16 44 4 3 2 1 0
17 31 4 3 1 1 0
18 30 3 3 1 1 0
19 32 2 1 1 1 0
20 24 2 2 1 1 0
21 34 4 2 2 1 0
22 31 4 2 2 1 0
23 60 4 3 2 1 0
24 35 3 2 1 1 0
25 38 3 3 1 1 0
26 78 2 5 1 1 0
27 33 3 2 1 1 0
28 63 4 1 1 1 0
29 33 3 2 3 1 0
30 27 1 3 2 1 1
31 33 4 3 2 1 1
32 26 4 2 2 1 1
33 37 4 3 1 1 0
34 42 5 3 3 1 0
35 82 1 1 1 1 0
36 34 3 3 3 0 1
37 59 5 2 1 1 1
38 35 4 3 3 0 1
39 59 4 2 1 1 1
40 25 2 3 1 1 1
41 30 2 3 1 1 1
42 24 4 3 3 1 1
43 35 4 2 3 1 1
44 51 3 3 3 1 1
45 44 3 2 2 1 1
46 25 2 3 4 1 1
47 37 4 2 2 1 1
48 68 5 2 3 1 1
49 48 5 2 3 1 1
50 30 4 2 1 1 1
51 54 4 2 1 1 1
52 34 3 2 1 1 1
53 30 3 2 1 1 1
54 34 4 2 2 1 1
55 31 4 2 2 1 1
56 37 4 2 1 1 1
57 28 4 2 1 1 1
58 25 2 3 1 1 1
59 33 3 3 3 1 0
60 37 3 3 4 1 1
61 47 4 2 3 1 0
62 42 5 2 3 1 0
63 27 1 3 3 1 1
64 65 5 4 4 1 1
65 54 2 2 4 1 1
66 45 2 2 2 1 1
67 56 4 1 1 1 0
68 54 4 2 3 1 0
69 63 1 2 1 1 0
70 26 3 4 1 1 1
71 46 7 2 3 1 1
72 53 7 4 2 1 1
73 43 4 3 3 1 1
74 67 1 1 2 1 1
75 43 4 3 3 1 1
76 52 4 2 1 1 1
77 27 3 2 2 1 1
78 54 4 2 3 1 1
79 26 3 2 2 1 1
80 44 4 2 4 1 1
81 33 4 2 4 1 1
82 29 4 3 4 1 1
83 27 3 3 3 1 1
84 55 3 2 1 1 1
85 29 3 2 1 1 1
86 30 3 2 1 1 1
87 54 2 2 1 1 1
88 40 5 3 1 1 1
89 45 4 3 4 1 1
90 60 4 1 1 1 0
91 54 4 2 1 1 0
92 23 1 3 1 1 1
93 51 2 2 1 1 1
94 53 2 2 4 1 1
95 26 1 3 1 1 1
96 42 3 2 2 1 1
97 27 2 3 1 1 0
98 33 4 3 1 1 1
99 49 3 3 2 1 1
100 45 5 3 3 1 1
101 34 2 3 2 1 0
102 28 3 2 1 1 0
103 59 5 2 3 1 1
104 83 1 2 1 1 0
105 25 1 3 2 1 1
106 36 3 2 1 1 1
107 46 3 2 2 1 1
108 46 4 3 3 1 1
109 56 5 1 2 1 1
110 44 5 2 2 1 1
111 38 5 2 3 1 0
112 59 3 2 4 1 1
113 28 3 2 1 1 1
114 31 3 2 1 1 1
115 23 1 2 1 1 1
116 27 1 2 1 1 1
117 54 4 2 4 1 1
118 28 2 3 2 1 1
119 54 3 2 4 1 1
120 25 1 3 3 1 1
121 55 5 3 3 1 0
122 37 3 3 1 1 1
123 48 4 2 1 1 1
124 30 2 3 4 1 1
125 24 1 3 2 1 1
Lampiran 1

Usia JAK Edu Income


Usia Pearson Correlation 1 0.202* -0.365** 0.56
Sig. (2-tailed) 0.024 0.000 0.536
N 125 125 125 125
JAK Pearson Correlation 0.202* 1 0.044 0.195*
Sig. (2-tailed) 0.024 0.628 0.029
N 125 125 125 125
Edu Pearson Correlation -0.365** 0.044 1 0.272**
Sig. (2-tailed) 0.000 0.628 0.002
N 125 125 125 125
Income Pearson Correlation 0.056 0.195* 0.272** 1
Sig. (2-tailed) 0.536 0.029 0.002
N 125 125 125 125

Lampiran 2
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.033 5

Lampiran 3

Descriptive Statistics
Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation
Usia 125 23 83 41.01 13.391
Jak 125 1 7 3.28 1.267
Edu 125 1 4 2.33 .657
Income 125 1 4 2.01 1.066
Kepmas 125 0 1 .98 .154
Wtp 125 0 1 .72 .451
Valid N
125
(listwise)
Lampiran 4
Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 USIA -.029 .016 3.326 1 .068 .971 .942 1.002
JAK -.047 .169 .077 1 .781 .954 .685 1.330
EDU -.136 .305 .197 1 .657 .873 .480 1.589
INCOME .518 .226 5.236 1 .022 1.679 1.077 2.616
KEPMAS -19.809 2.307E4 .000 1 .999 .000 .000 .
Constant 21.430 2.307E4 .000 1 .999 2.027E9
a. Variable(s) entered on step 1: USIA, JAK, EDU, INCOME, KEPMAS.

Lampiran 5

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 8.499 8 .386

Lampiran 6

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.
Step 1 Step 10.893 5 .054
Block 10.893 5 .054
Model 10.893 5 .054

Lampiran 7

Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
1 137.346a .083 .120
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum
iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Lampiran 8

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.
Step 1 Step 10.893 5 .054
Block 10.893 5 .054
Model 10.893 5 .054

Lampiran 9

Variables in the Equation

95.0% C.I.for
EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 USIA -.029 .016 3.326 1 .068 .971 .942 1.002
JAK -.047 .169 .077 1 .781 .954 .685 1.330
EDU -.136 .305 .197 1 .657 .873 .480 1.589
INCOME .518 .226 5.236 1 .022 1.679 1.077 2.616
KEPMAS -19.809 2.307E4 .000 1 .999 .000 .000 .
Constant 21.430 2.307E4 .000 1 .999 2.027E9
a. Variable(s) entered on step 1: USIA, JAK, EDU,
INCOME,KEPMAS.

Logistic Regression

Case Processing Summary


Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in
125 100.0
Analysis
Missing Cases 0 .0
Total 125 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 125 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the
total number of cases.
Dependent Variable
Encoding
Internal
Original Value Value
TIDAK
0
BERSEDIA
YA BERSEDIA 1

Block 0: Beginning Block


Iteration Historya,b,c
-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant
Step 0 1 148.344 .880
2 148.238 .944
3 148.238 .944
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 148.238

Classification Tablea,b
Predicted
WTP
TIDAK YA Percentage
Observed BERSEDIA BERSEDIA Correct
Step 0 WTP TIDAK
0 35 .0
BERSEDIA
YA BERSEDIA 0 90 100.0
Overall Percentage 72.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constan
.944 .199 22.479 1 .000 2.571
t
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables USIA 3.359 1 .067
JAK .001 1 .975
EDU .441 1 .507
INCOME 5.305 1 .021
KEPMAS 1.195 1 .274
Overall Statistics 9.920 5 .078

Block 1: Method = Enter


Iteration Historya,b,c,d

Coefficients
-2 Log
Iteration likelihood Constant USIA JAK EDU INCOME KEPMAS
Step 1 1 138.871 2.253 -.024 -.018 -.116 .375 -.821
2 137.612 3.366 -.029 -.043 -.134 .503 -1.755
3 137.438 4.404 -.029 -.047 -.136 .518 -2.783
4 137.379 5.420 -.029 -.047 -.136 .518 -3.799
5 137.358 6.426 -.029 -.047 -.136 .518 -4.805
6 137.350 7.429 -.029 -.047 -.136 .518 -5.807
7 137.347 8.429 -.029 -.047 -.136 .518 -6.808
8 137.346 9.430 -.029 -.047 -.136 .518 -7.809
9 137.346 10.430 -.029 -.047 -.136 .518 -8.809
10 137.346 11.430 -.029 -.047 -.136 .518 -9.809
11 137.346 12.430 -.029 -.047 -.136 .518 -10.809
12 137.346 13.430 -.029 -.047 -.136 .518 -11.809
13 137.346 14.430 -.029 -.047 -.136 .518 -12.809
14 137.346 15.430 -.029 -.047 -.136 .518 -13.809
15 137.346 16.430 -.029 -.047 -.136 .518 -14.809
16 137.346 17.430 -.029 -.047 -.136 .518 -15.809
17 137.346 18.430 -.029 -.047 -.136 .518 -16.809
18 137.346 19.430 -.029 -.047 -.136 .518 -17.809
19 137.346 20.430 -.029 -.047 -.136 .518 -18.809
20 137.346 21.430 -.029 -.047 -.136 .518 -19.809
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
Iteration Historya,b,c,d

Coefficients
-2 Log
Iteration likelihood Constant USIA JAK EDU INCOME KEPMAS
Step 1 1 138.871 2.253 -.024 -.018 -.116 .375 -.821
2 137.612 3.366 -.029 -.043 -.134 .503 -1.755
3 137.438 4.404 -.029 -.047 -.136 .518 -2.783
4 137.379 5.420 -.029 -.047 -.136 .518 -3.799
5 137.358 6.426 -.029 -.047 -.136 .518 -4.805
6 137.350 7.429 -.029 -.047 -.136 .518 -5.807
7 137.347 8.429 -.029 -.047 -.136 .518 -6.808
8 137.346 9.430 -.029 -.047 -.136 .518 -7.809
9 137.346 10.430 -.029 -.047 -.136 .518 -8.809
10 137.346 11.430 -.029 -.047 -.136 .518 -9.809
11 137.346 12.430 -.029 -.047 -.136 .518 -10.809
12 137.346 13.430 -.029 -.047 -.136 .518 -11.809
13 137.346 14.430 -.029 -.047 -.136 .518 -12.809
14 137.346 15.430 -.029 -.047 -.136 .518 -13.809
15 137.346 16.430 -.029 -.047 -.136 .518 -14.809
16 137.346 17.430 -.029 -.047 -.136 .518 -15.809
17 137.346 18.430 -.029 -.047 -.136 .518 -16.809
18 137.346 19.430 -.029 -.047 -.136 .518 -17.809
19 137.346 20.430 -.029 -.047 -.136 .518 -18.809
20 137.346 21.430 -.029 -.047 -.136 .518 -19.809
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 148.238
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been
reached. Final solution cannot be found.

Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.
Step 1 Step 10.893 5 .054
Block 10.893 5 .054
Model 10.893 5 .054
Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke R
Step likelihood R Square Square
1 137.346a .083 .120
a. Estimation terminated at iteration number 20
because maximum iterations has been reached.
Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 8.499 8 .386

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test


WTP = TIDAK WTP = YA
BERSEDIA BERSEDIA
Observed Expected Observed Expected Total
Step 1 1 7 6.789 6 6.211 13
2 5 5.361 8 7.639 13
3 1 4.481 12 8.519 13
4 6 4.037 7 8.963 13
5 4 3.684 9 9.316 13
6 3 3.306 10 9.694 13
7 4 2.851 9 10.149 13
8 4 2.335 9 10.665 13
9 1 1.699 12 11.301 13
10 0 .458 8 7.542 8
Classification Tablea
Predicted
WTP
TIDAK YA Percentage
Observed BERSEDIA BERSEDIA Correct
Step 1 WTP TIDAK
5 30 14.3
BERSEDIA
YA BERSEDIA 2 88 97.8
Overall Percentage 74.4
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

95.0% C.I.for
EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper


a
Step 1 USIA -.029 .016 3.326 1 .068 .971 .942 1.002
JAK -.047 .169 .077 1 .781 .954 .685 1.330
EDU -.136 .305 .197 1 .657 .873 .480 1.589
INCOME .518 .226 5.236 1 .022 1.679 1.077 2.616
KEPMAS -19.809 2.307E4 .000 1 .999 .000 .000 .
Constant 21.430 2.307E4 .000 1 .999 2.027E9
a. Variable(s) entered on step 1: USIA, JAK, EDU, INCOME, KEPMAS.

Correlation Matrix
Constant USIA JAK EDU INCOME KEPMAS
Step 1 Constant 1.000 .000 .000 .000 .000 -1.000
USIA .000 1.000 -.144 .270 -.119 .000
JAK .000 -.144 1.000 -.035 -.209 .000
EDU .000 .270 -.035 1.000 -.216 .000
INCOME .000 -.119 -.209 -.216 1.000 .000
KEPMAS -1.000 .000 .000 .000 .000 1.000
Casewise Listb
Observe Temporary
Selected d Predicte Predicted Variable
Case Statusa WTP d Group Resid ZResid
29 S T** .859 Y -.859 -2.468
a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified
cases.
b. Cases with studentized residuals greater than 2.000 are
listed.
KUISIONER PENELITIAN

Kuisioner ini digunakan sebagai keperluan penelitian skripsi tentang Willingness


to Pay Peserta BPJS Kesehatan oleh Fadila Robby, mahasiswa Ilmu Ekonomi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saya mohon
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjawab hal-hal yang berhubungan
dengan BPJS Kesehatan dibawah ini. Saya akan menjaga kerahasiaan jawaban
dari Bapak/Ibu/Saudara/I pada kuisioner ini. Terimakasih atas kesediannya.

Nama : ______________________________________________
Alamat : _______________________________________________
Tanggal Wawancara : ___________________________ Jenis Kelamin : P/L
A. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden
1. Berapakah usia anda :
_______________________________________________
2. Status Pernikahan : Sudah Menikah / Belum Menikah
Jika sudah, berapakah jumlah anggota keluarga dalam keluarga anda ?
________
3. BPJS Kesehatan kelas berapakah yang anda gunakan saat ini ?
⃝Kelas 1 ⃝Kelas 2
⃝Kelas 3Kelas 3 PBI / Jamkesmas
4. Apakah pendidikan terakhir anda :
⃝SMP sederajat ⃝SMA sederajat
⃝Sarjana S1 ⃝Sarjana S2
5. Apakah pekerjaan anda sehari-hari ?
⃝PNS / TNI / Polri ⃝Mahasiswa / Pelajar ⃝Wiraswasta
⃝Pegawai Swasta ⃝Ibu Rumah Tangga
6. Berapakah penghasilan rata-rata perbulan anda ?
⃝Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000
⃝Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000
⃝Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000
⃝Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000>
Apakah anda memiliki tabungan ?⃝Ya ⃝Tidak
Jika ya, berapakah jumlah tabungan anda ?
__________________________
7. Seberapa pentingkah menurut anda untuk pergi ke Puskesmas/Rumah
Sakit saat merasa tidak sehat ?
⃝Penting ⃝Kurang Penting
8. Seberapa pentingkah bergegas menuju ke Puskesmas/Rumah Sakit ketika
merasa tidak sehat ?
⃝Penting ⃝Kurang Penting

B. Presepsi Responden terhadap atribut pelayanan


9. Seberapa jauh letak rumah sakit anda dengan Puskesams/Rumah Sakit
terdekat ? ____________ KM
10. Bagaimana penilaian anda terhadap waktu yang disediakan untuk
pelayanan peserta BPJS Kesehatan ?
⃝Tepat Waktu ⃝Sering Terlambat
11. Bagaimana penilaian anda terhadap penyediaan fasilitas di
Puskesmas/Rumah Sakit yang di sediakan bagi peserta BPJS Kesehatan ?
⃝Memadai ⃝Kurang Memadai
12. Bagaimana penilaian anda terhadap ketersediaan informasi seperti cara
pembayaran, jadwal pelayanan, informasi dokter yang menangani, dan
lain-lain di Puskesmas/Rumah Sakit ?
⃝Memadai ⃝Kurang Memadai
13. Bagaimana penilaian anda terhadap sikap pelayanan dari suster dan dokter
di Puskesmas/Rumah Sakit ?
⃝Ramah ⃝Kurang Ramah
14. Bagaimana penilaian anda terhadap jumlah Puskesmas/Rumah Sakit yang
menerima pelayanan BPJS Kesehatan yang ada sekarang ?
⃝Memadai ⃝Kurang Memadai
15. Bagaimanakah kualitas layanan BPJS Kesehatan saat ini secara
keseluruhan ?
⃝Memadai ⃝Kurang Memadai
16. Seberapa percaya anda dengan program BPJS Kesehatan terkait
dengan pelayanan kualitas yang diberikan oleh Puskesmas/Rumah Sakit ?
⃝Percaya ⃝Tidak Percaya
17. Seberapa percaya anda dengan program BPJS Kesehatan terkait dengan
tindakan dokter/suster yang diberikan oleh Puskesmas/Rumah Sakit ?
⃝Percaya ⃝Tidak Percaya
18. Bagaimana penilaian anda terkait dengan kepercayaan masyarakat tentang
Program BPJS Kesehatan ?
⃝Penting ⃝Tidak Penting

C. Willingness to Pay

Willingness to Paymerupakan kemampuan atau kerelaan membayar


seseorang terhadap barang ataupun jasa. Dengan kata lain, responden menilai
seberapa pantas harga barang atau jasa tersebut jika dibandingkan dengan
manfaatnya. Willingness to pay disini dapat diukur melalui kualitas sarana
dan prasarana yang ada meliputi kenyamanan, kelengkapan peralatan dan
obat, tersedianya informasi yang terbuka, serta tindakan dokter yang ramah
dan cepat serta kemudahan akses untuk mendapatkan obat dan perawatan.

19. Seandainya anda diminta untuk menyisihkan uang yang nantinya


dimasukkan ke dalam harga iuran BPJS Kesehatan, untuk memperbaiki
kualitas pelayanan sarana dan prasarana kesehatan yang diminati warga
Kabupaten Sleman. Apakah anda bersedia jika membayar iuran sebesar Rp
51.000?
⃝Ya ⃝Tidak

20. Adakah kritik dan saran untuk kebijkan BPJS Kesehatan ? Bila ada, isilah
pada titik-titik dibawah
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………

TERIMAKASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMA ANDA


DALAM MENGISI KUISIONER INI. SEMOGA BERMANFAAT
BAGI KITA SEMUA. AAMIIN..

Anda mungkin juga menyukai