0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai metode penelitian perpustakaan, perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif, kelebihan dan kelemahan masing-masing metode, peran konsep dan teori dalam penelitian, serta tinjauan literatur mengenai perpustakaan digital dan tantangan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19.
Dokumen tersebut membahas mengenai metode penelitian perpustakaan, perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif, kelebihan dan kelemahan masing-masing metode, peran konsep dan teori dalam penelitian, serta tinjauan literatur mengenai perpustakaan digital dan tantangan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19.
Dokumen tersebut membahas mengenai metode penelitian perpustakaan, perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif, kelebihan dan kelemahan masing-masing metode, peran konsep dan teori dalam penelitian, serta tinjauan literatur mengenai perpustakaan digital dan tantangan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19.
FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TERBUKA 2022 1. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif merupakan upaya peneliti untuk mengumpulkan data yang didasarkan pada latar ilmiah. Penelitian ini dilakukan secara ilmiah atau natural, hasil penelitiannya pun juga ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari mengumpulkan data, penafsiran terhadap data yang diperoleh, serta pemaparan hasilnya. Penelitian kualitatif memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripsikan realitas, dan kompleksitas sosial. Sementara itu, kuantitatif menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi fenomena sosial yang diteliti. enelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak bisa diukur oleh hitam putih kebenaran, sehingga pada penelitian kualitatif peneliti mengorek data sedalam-dalamnya atas hal-hal tertentu. Sehingga, kualitas penelitian kualitatif tidak terlalu ditentukan oleh banyaknya narasumber yang terlibat, tetapi seberapa dalam peneliti menggali informasi spesifik dari narasumber yang dipilih. Sementara itu, penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen penelitian berupa tes/kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dikonversikan menggunakan kategori/kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian kuantitatif ditentukan oleh banyaknya responden penelitian yang terlibat. 1. Kelebihan Metode Penelitian Kualitatif Dapat menggali data lebih mendalam; Tingkat kesalahan interpretasi lebih kecil karena pengamatan dilakukan secara mendalam; Waktu yang digunakan dapat disesuaikan dengan sasaran penelitian; Peneliti dapat melakukan pengecekan ulang apabila masih meragukan data yang diperoleh. 2. Kelemahan Metode Penelitian Kualitatif Peneliti harus meluangkan waktu yang cukup lama; Dana yang teralokasi untuk penelitian lebih banyak; Sasaran penelitian bisa merasa bosan saat didatangi lebih dari satu kali; Peneliti harus memiliki tingkat kepekaan dan kemampuan menggali data yang tinggi. 3. Kelebihan Metode Penelitian Kuantitatif Data yang diperoleh dapat dibuktikan secara kuantitatif atau nyata; Waktu yang dialokasikan untuk penelitian lebih singkat; Dana yang diperlukan lebih sedikit; Tidak terlalu lama mengganggu pihak sasaran penelitian. 4. Kelemahan Metode Penelitian Kuantitatif Data yang didapat sering kurang mendalam; Peneliti dapat terkelabui atau terbuai oleh angka; Tidak selalu mudah melakukan pengecekan ulang terhadap data yang meragukan; waktu untuk menggali data lebih terbatas
2. Peran konsep, teori, variable, dsb dalam penelitian
Suatu penelitian itu harus original, terbukti ilmiah, diakui oleh orang lain, dsb. Dalam mendukung hal ini tentunya dibutuhkan bagian-bagian yang harus dimasukan dalam penelitian itu senidiri seperti konsep, teori, varibel, dll. Dalam Menyusun suatu penelitan tidak lepas dari suatu masalah yang diangkat. Untuk hal ini tentunya diperlukan suatu variable. Dalam penggunaan variable inipun harus diketahui apakah hal ini sudah terbukti secara ilmiah, apakah sudah ada penelitian sebelumnya, apakah penilitian ini sudah tersusun secara sistematis, itulah mengapa konsep dan teori penting dalam bagian ini. Variabel, secara singkat merupakan sesuatu yang menjadi fokus pengkajian dan untuk merumuskannya dibutuhkan teori, konsep, atau proposisi yang jelas. Sebab jika tidak, kamu mungkin akan kesulitan untuk memformulasikan masalah penelitian dan mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk suatu penelitian. Pada dasarnya dalam proses penlitian diperlukan kombiasi karakteristik tertentu, atau objek individu ke dalam kategori yang lebih umum. Sebagai dasar dalam membangun variable maupun skala pengukurannya konsep dan teori berperan penting dalam hal ini. 3. Tinjauan literatur Covid 19 Perpustakaan digital merupakan suatu inovasi perpustakaan yang penerapannya menggunakan perangkat teknologi informasi. Secara harfiah, perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang mengelola semua maupun beberapa bagian koleksi berformat digital serta mempunyai fungsi sebagai alternatif koleksi konvensional (Hartono, 2017). Dari pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa koleksi dari perpustakaan digital tidak berbentuk fisik melainkan berformat digital. Secara umum, sebagian besar perpustakaan di Indonesia sudah mulai mengembangkan perpustakaan digital sebagai alternatif dari layanan konvensionalnya. Dengan memanfaatkan perpustakaan digital, pemustaka tidak perlu datang secara langsung ke perpustakaan. Pemustaka hanya perlu memanfaatkan perangkat smartphone ataupun melalui PC/laptop dan tentunya memiliki jaringan internet yang memadai untuk mengakses perpustakaan digital. A. Kemudahan Akses Informasi Perpustakaan sebagai lembaga yang menyediakan jasa layanan informasi memiliki tugas untuk memberikan pelayanan informasi yang prima kepada pemustaka meskipun dalam kondisi seperti apapun termasuk pada saat pandemi. Seiring perkembangan teknologi yang sedemikian cepat, perpustakaan mulai bertransformasi menuju kearah layanan yang memungkinkan baik pemustaka atau pustakawan memanfaatkan teknologi informasi di perpustakaan. Keberadaan teknologi informasi tersebut harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam rangka untuk menunjang kemudahan akses informasi oleh pemustaka. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa masa pandemi mengakibatkan pembatasan aktivitas fisik antar individu. Dengan demikian, aktivitas pemustaka yang hendak mengakses informasi perpustakaan secara langsung juga terhambat. Adanya perpustakaan digital, akan memudahkan pemustaka dalam hal akses informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. 2. Mempercepat Proses Temu Kembali Informasi Dahulu sebelum adanya pandemi, secara normatif pemustaka yang ingin meminjam atau membaca koleksi perpustakaan, hal pertama yang dilakukan yaitu menuju komputer OPAC (Online Public Access Catalogue) atau bertanya kepada pustakawan. Hal tersebut sudah lumrah dilakukan oleh pemustaka yang hendak melakukan penelusuran informasi yang dibutuhkan. Namun saat ini, pemustaka yang hendak mencari informasi hanya perlu mengakses portal perpustakaan digital untuk mencari informasi atau koleksi yang diperlukan tanpa mengalami kesulitan mencari koleksi di jajaran rak yang tersedia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perpustakaan digital merupakan model baru dalam temu kembali informasi atau sistem temu kembali informasi modern B. Era pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia yang mengakibatkan munculnya aturan mengenai pembatasan aktivitas fisik di luar rumah termasuk juga perpustakaan. Akibatnya perpustakaan perlu menciptakan beberapa regulasi mengenai aturan di perpustakaan yang mengatur berbagai hal, meliputi penerapan protokol kesehatan, larangan pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan, dan berbagai aturan lainnya untuk mencegah penyebaran virus Covid19. Melihat fakta yang terjadi, keberadaan perpustakaan digital dapat dilihat sebagai suatu peluang yang ideal diterapkan di perpustakaan di masa pandemi. Asumsi tersebut didasarkan pada fitur serta layanan perpustakaan digital yang memungkinkan pemustaka untuk tetap dapat memanfaatkan layanan perpustakaan secara virtual. Setiap inovasi yang melibatkan penerapan perangkat teknologi informasi, memiliki keuntungan atau peluang dan serta tantangan dalam implementasinya di lapangan. Adapun peluang dari penerapan perpustakaan digital dalam konteks masa pandemi Covid-19 ini menurut penulis yaitu sebagai berikut C. Menyelamatkan Kandungan Informasi yang Dimiliki Perpustakaan Dalam kondisi pandemi Covid-19, yang membatasi pemustaka untuk datang ke perpustakaan menjadikan pelbagai koleksi yang ada di perpustakaan khususnya koleksi tercetak seperti buku, majalah, dan koleksi tercetak lainnya kurang dimanfaatkan secara baik. Oleh karena itu diperlukan upaya yang dapat dilakukan oleh pengelola perpustakaan agar koleksi yang ada tidak menjadi rusak dan pada akhirnya kandungan informasi yang ada hilang begitu saja. Kelemahan pembelajaran jarak jauh, yaitu: Pertama, pembelajaran jarak jauh membutuhkan perencanaan terlebih dahulu, baik pendidik maupun peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran jarak jauh perlu mengorbankan waktu untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Kedua, pembelajaran jarak jauh meskipun terjangkau, memiliki iasa yang tersembunyi, misalnya biaya pengiriman dan internet. Ketiga, pembelajaran jarak jauh tidak menawarkan umpan balik langsung dari pendidik. Dalam pembelajaran di ruang kelas tradisional, kinerja peserta didik dapat segera dinilai melalui pemberian pertanyaan dan pengujian informal. Sebaliknya, dalam pembelajaran jarak jauh, peserta didik harus menunggu umpan balik sampai pendidik memeriksa tugas dan menanggapinya. Keempat, metode penyampaikan pembelajaran tidak menuntut upaya yang proporsional dari pendidik. Pembelajaran jarak jauh tidak hanya mencakup waktu yang diperlukan untuk pengiriman materi pembelajaran yang sebenarnya, tetapi juga harus melibatkan banyak waktu yang didedikasikan untuk mendukung dan mempersiapkan peserta didik. Kelima, pembelajaran jarak jauh tidak selalu menawarkan semua yang dibutuhkan untuk setiap program pendidikan. Bahkan, kehadiran di kelas adalah wajib untuk menyelesaikan beberapa program pendidikan. Tidak semua lembava pencari kerja yang mengakui gelar pendidikan yang didapatkan melalui pembelajaran online. Sebelum mengikuti pembelajaran online, peserta didik harus menentukan perspektif setiap lembaga penerima kerja. Keenam, pembelajaran jarak jauh tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja pada keterampilan komunikasi lisan. Peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh tidak mendapatkan pengalaman mempraktikkan interaksi verbal dengan pendidik dan peserta didik lainnya. Ketujuh, adanya isolasi sosial meskipun saat ini telah diatasi dengan adanya teknologi informasi, seperti papan buletin, diskusi online, obrolan online, email, dan konferensi video. Kedelapan, masalah kesiapan peserta didik dan pendidik. Jika peserta didik tidak menganggap kegunaan teknologi untuk pembelajaran, mereka tidak akan menerima pendidikan jarak jauh. Peserta didik yang tidak memiliki komitmen, kedisiplinan, dan selalu menunda-nunda pekerjaan akan kesulitan mengikuti pembelajaran. Ketidakmampuan pendidik untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengadaptasi sikap positif dalam pelaksanaan pembelajaran mengganggu keberhasilan pembelajaran jarak jauh. Selain itu, pendidik yang enggan menggunakan teknologi bahkan menganggap teknologi secara negatif juga akan mengganggu terlaksananya pembelajaran jarak jauh. Kesembilan, masalah yang berhubungan dengan teknologi, misalnya memerlukan waktu untuk mempelajari teknologi, frustasi dengan teknologi yang tidak berfungsi, waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan bahan pembelajaran, menyita waktu sehingga tidak ada lagi waktu untuk penelitian, dan adanya penambahan biaya internet karena bekerja menggunakan teknologi. Praktik pembelajaran di masa pandemik Covid-19 secara cepat dan tiba-tiba harus bergeser menjadi pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran tradisional yang biasanya dilakukan di kelas secara tatap muka antara pendidik dan peserta didik berubah menjadi pembelajaran yang berbasis teknologi. Pergeseran yang tiba-tiba itu bukanlah sesuatu yang mudah. Pendidik dan para pemangku kepentingan harus secara cepat beradaptasi dan melakukan perencanaan agar program pembelajaran dapat dilakukan secara terstruktur dan terkontrol. Meskipun pembelajaran jarak jauh telah dilaksanakan di berbagai negara maju dan berkembang, tidak semua lembaga pendidikan swasta dan umum yang membiasakan diri untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Perpustakaan sekolah maupun perpustakaan keluarga memiliki peranan penting dalam menyediakan koleksi buku-buku dan sumber belajar yang lengkap untuk mendukung proses pembelajaran peserta didik. Peserta didik dituntut untuk dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar dengan adanya bimbingan dari guru sebagai pendidik pembelajaran jarak jauh dan orang tua sebagai pengontrol peserta didik belajar di rumah. Pendidik dan orang tua bekerja sama membantu proses pembelajaran peserta didik. Guru sebagai pendidik pembelajaran jarak jauh memberikan tugas, dukungan, dan umpan balik yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Orang tua terus membina minat baca peserta didik di rumah dengan menyediakan sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan tugas dan kebutuhan anak. Jika perlu, orang tua menyediakan perpustakaan keluarga dan menyedikan ruang belajar khusus bagi anak di rumah. Kerja sama yang baik antara pendidik dan orang tua dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemik Covid-19 menjadi elemen penting terciptanya pembelajaran yang terstruktur dan terkontrol dan memberi manfaat positif bagi perkembangan kognitif peserta didik. Keberadaan perpustakaan, baik di sekolah dan di rumah didukung dengan kebiasaan membaca yang baik akan semakin mendukung proses pembelajaran yang dilakukan. LAYANAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan sebagai penyedia informasi bagi masyarakat dan pemustaka dalam masa pandemi tetap harus bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Situasi dan kondisi dimasa pandemi yang berbeda dengan sebelum pandemi. Pada masa pandemic dimana masyarakat diharuskan melakukan aktivitas dari rumah, termasuk belajar/kuliah dari rumah, akan merubah metode pelayanan perpustakaan yang semula dilakukan secara langsung. Pelayanan perpustakaan harus dilakukan secara online, baik pelayanan sumber informasi maupun pelayanan administrasi. Menurut Lisda Rahayu (2014), hakikat layanan perpustakaan adalah penyediaan segala bentuk bahan pustaka secara tepat dan akurat sesuai kebutuhan pemustaka penyediaan berbagai sarana penelusuran informasi. Selain menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan pemustaka, perpustakaan juga harus menyediakan sarana temu balik yang dapat memudahkan pemustaka untuk mencari bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan informasinya. Salah satu unsur utama untuk melihat baik buruknya perpustakaan dapat diketahui dari kualitas pelayanannya. Oleh karena itu kualitas pelayanan di perpustakaan menjadi unsur utama yang harus diperhatikan. Pemustaka yang puas terhadap layanan yang diberikan oleh petugas perpustakaan akan menjadikan citra positif bagi perpustakaan. Sebaliknya pemustaka yang tidak puas dengan layanan yang diberikan perpustakaan akan mengakibatkan citra negative bagi perpustakaan. Berikut ini akan dibahas berbagai jenis layanan di perpustakaan yang dapat dilakukan secara online: 1. Layanan Penelusuran Online Layanan penelusuran online disediakan untuk mempermudah pemustaka dalam mencari informasi dan bertanya langsung kepada pustakawan yang bertugas di layanan online. Layanan penelusuran online ini biasanya menjadi salah satu menu yang ada di website perpustakaan. Layanan penelusuran online memberikan informasi tentang koleksi-koleksi yang dimiliki perpustakaan. Melalui penelusuran online pemustaka dapat menelusuri informasi yang diperlukan dari manapun dan kapanpun. Sumber informasi online yang pertama kali dikenal adalah katalog perpustakaan (OPAC). Setelah catalog kita mengenal internet serta database-database yang memuat informasi tertentu. OPAC menyediakan informasi mengenai koleksi yang dimiliki oleh institusi, meskipun saat ini ada juga modifikasi untuk memberikan tautan ke sumber informasi yang ada di internet maupun sumber online lain. Internet juga merupakan sumber informasi yang cukup berguna walaupun tidak menjanjikan dapat memperoleh informasi sesuai yang kita inginkan. Sedang database online yang tersedia banyak sekali ragamnya baik berbayar ataupun gratis. 2. Layanan E-Resources Untuk menunjang keberhasilan dan kesuksesan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di semua jenjang pendidikan, baik perpustakaan sekolah, maupun perpustakaan perguruan tinggi harus menyediakan koleksi baik cetak maupun elektronik (e-resources). Koleksi cetak berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, peta, koleksi grey literature seperti skripsi, tesis, disertasi, prosiding, makalah dan bentuk koleksi cetak lainnya. Sedangkan koleksi elektronik yang dimiliki berupa buku elektronik (ebook), jurnal elektronik (e-journal) baik yang dilanggan maupun yang diterbitkan institusi boleh diakses secara bebas (open access). Pada saat ini, sumber informasi elektronik sangat diperlukan untuk menunjang pembelajaran online. Pemustaka dapat mengakses sumber informasi elektronik dari manapun dan kapanpun asal memiliki jaringan internet. Sumber informasi elektronik yang dimiliki perpustakaan ada yang bisa diakses oleh semua orang dan ada juga yang terbatas bagian-bagian tertentu saja. 3. Layanan Repositori Institusi Repositori Institusi adalah sebuah arsip online untuk mengumpulkan, melestarikan, dan menyebarluaskan salinan digital karya ilmiah- intelektual dari sebuah lembaga/institusi. Repositori institusi juga bisa diartikan sebagai tempat penyimpanan dan penyebarluasan informasi atau materi yang diterbitkan oleh institusi induknya. Layanan repositori institusi di perguruan tinggi berupa layanan informasi tugas akhir mahasiswa, baik jenjang sarjana maupun pasca sarjana dan tugas akhir dosen yang selesai tugas belajar/karya siswa kemudian diserahkan ke perpustakaan Layanan repository institusi ini ada yang bersifat open access (terbuka untuk semua orang) dan ada yang bersifat close access (terbatas khusus anggota atau sivitas akademika tertentu). Untuk layanan open access pemustaka dapat memperoleh informasi secara full text, sedangkan layanan close access, pemustaka hanya dapat mengakses karya repository terbatas abstraknya saja atau hanya bagian-bagian tertentu tidak bisa full text. 4. Layanan Digital Library Upaya mencegah penyebaran penularan virus Covid 19 dalam dunia pendidikan, kegiatan belajar mengajar di sekolah dan perkuliahan di perguruan tinggi dilaksanakan secara online atau daring. Dalam rangka menyediakan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran dan perkuliahan diperlukan sumber-sumber informasi yang dapat diakses secara online. Sumber- sumber informasi online tersebut dikenal dengan sumber informasi digital. Melalui sumber informasi digital ini, pemustaka dapat mengakses koleksi digital yang dimiliki perpustakaan dari mana saja dan kapan saja. Perpustakaan digital atau digital library adalah organisasi yang menyediakan sumbersumber dan staf ahli untuk menyeleksi, menyusun, menyediakan akses, menerjemahkan, menyebarkan, memelihara kesatuan dan mempertahankan kesinambungan koleksi-koleksi dalam format digital sehingga selalu tersedia dan murah untuk digunakan komunitas tertentu atau ditentukan. Berdasarkan pengertian tersebut, perpustakaan digital selain harus menyediakan sumber informasi digital juga harus menyediakan petugas yang ahli dalam mengelola koleksi digitalnya agar dapat dimanfaatkan secara terus menerus oleh pemustaka. 5. Layanan Cek Plagiasi Online Perpustakaan menyediakan software turnitin dan Ithenticate untuk mengecek karya tulis mahasiswa dosendan pustakawan. Setiap mahasiswa yang menyusun tugas akhir, harus melakukan pengecekan karyanya bebas dari plagiasi di perpustakaan. Dosen dan pustakawan yang ingin mengecekkan karya tulisnya juga bisa di perpustakaan secara gratis. Jika sebelum pandemi pengecekan dilakukan secara langsung dengan datang ke perpustakaan, namun pada masa pandemi dilakukan secara online melalui email. File karya tulis dikirimkan ke email perpustakaan, kemudian petugas akan mengecek tingkat plagiasi karya tulis tersebut menggunakan software yang ada di perpustakaan. Hasil pengecekan akan dikirimkan melalui email ke yang bersangkutan. Untuk syarat kelulusan atau wisuda berlaku syarat-syarat tertentu yang sudah disosialisasikan melalui wesite perpustakaan dan buku panduan perpustakaan. 6. Layanan Bebas Pustaka Online Mahasiswa yang akan wisuda, pindah kuliah ataupun yang mengundurkan diri diwajibkan menyerahkan Surat Keterangan Bebas Perpustakaaan. Surat keterangan ini bisa diperoleh setelah mahasiswa memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat untuk mahasiswa yang akan wisuda, harus menyerahkan file tugas akhir yang telah disyahkan, tidak memiliki pinjaman buku, tidak memiliki denda keterlambatan pengembalian buku, menyerahkan buku sumbangan. Sedangkan untuk mahasiswa yang akan pindah kuliah atau mengundurkan diri cukup dua syarat yaitu tidak memiliki pinjaman buku, tidak memiliki denda keterlambatan pengembalian buku. Pelayanan bebas pustaka pada masa pandemi dilakukan secara online melalui email perpustakaan. Mahasiswa yang akan mengurus Surat Keterangan Bebas Perpustakaaan tetapi masih mempunyai pinjaman buku dan denda, bisa mengirimkan buku yang dipinjamnya melalui jasa pengiriman, seperti gosend, JNE, kantor pos dan lain-lain. Pembayaran denda keterlambatan pengembalian buku bisa ditransfer ke rekening yang sudah ditentukan. Pengumpulan file tugas akhir dilakukan melalui email perpustakaan. Sedangkan sumbangan buku pada masa pandemi ditiadakan, kecuali bagi mahasiswa yang sudah terlanjur menyerahkan tetap diterima dan diproses lebih lanjut. 7. Tutorial Online Perkuliahan yang dilakukan secara online, pasti memerlukan sumber- sumber informasi secara online. Oleh karena itu, untuk memberikan petunjuk dan kemudahan bagi pemustaka dalam mengakses sumber-sumber informasi elektronik perpustakaan perlu membuat petunjuk/panduan berupa Tutorial onlne. Tutorial online ini berupa petunjuk cara mengakses sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan. Sumber informasi di perpustakaan berupa e-journal, e-book, e-tugas akhir. Adanya panduan berupa tutorial online diharapkan pemustaka tidak lagi kesulitan untuk mengakses sumber informasi yang diperlukan. 8. Literasi Informasi Online Literasi informasi bagi pemustaka sangat diperlukan untuk memperlancar dalam pencarian dan pemanfaatan sumber informasi yang dibutuhkan. Literasi informasi yang bisa disajikan perpustakaan kepada pemustaka secara online ada beberapa macam. Misalnya pengenalan perpustakaan kepada anggota baru/ siswa baru/mahasiswa baru, literasi tentang penelusuran sumber informasi, literasi tentang pemanfaatan sumber-sumber informasi, literasi tentang publikasi karya ilmiah, literasi tentang pengecekan plagiasi, dan sebagainya. Literasi secara online bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi Zoom meeting, Google Hangouts Meet, GoToMeeting, FreeConference dan aplikasi lainnya. 9. Webinar Pada masa pandemi dimana pertemuan langsung dengan banyak orang harus dikurangi, sehingga webinar menjadi sarana yang tepat dan praktis untuk menyelenggarakan seminar, pelatihan, workshop secara online. Selain praktis penyelenggaraan webinar juga sangat ekonomis dan mampu menjangkau semua wilayah yang sudah memiliki jaringan internet. Panitia, pemateri dan peserta yang masing-masing beda di tempat tidak menjadi kendala. Biasanya yang menjadi kendala adalah jaringan yang kurang lancar dan listrik yang padam. Perpustakaan bisa menyelenggarakan kegiatan webinar kapan saja dan dari mana saja. Persiapan webinar juga lebih cepat dan praktis, tidak seperti jika penyelenggaraan langsung. Webinar hanya perlu host yang bertugas mengatur dan memandu pelaksanaan webinar, pemateri yang akan memberikan materi secara online, peserta yang tergabung dalam webinar dari lokasi masing-masing dan jaringan listrik dan internet. 10. Konsultasi Perpustakaan & Kepustakawanan Online Konsultasi kepustakawanan pada masa pandemi bisa dilakukan melalui whatshap, sms, telpon, email maupun chatting. Pustakawan bisa melayani konsultasi sepanjang waktu, tidak terbatas pada jam kerja. Kalau konsultasi langsung hanya bisa dilakukan pada saat jam kerja, maka konsultasi online bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Konsultasi online ini meliputi konsultasi akses informasi elektronik, konsultasi pelayanan administrasi, konsultasi penyusunan tugas akhir, konsultasi kepustakawanan seperti penyusunan Dupak dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Dyan, Permata Yanda, dkk. 2020. Peran Perpustakaan sebagai Pendukung Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi. Jurnal Libraria: Vol. 8 (1) Irawan, Prasetyo. Metode Penelitian: Modul 1. Tangerang: Universitas Terbuka Nurhayati, Cucu. 2020. SOS14305: Teori Perubahan Sosial. Tangerang : Universitas Terbuka Rheza Ega W., Annisa N. Fatwa. 2021. Pwluang dan Tantangan Perpustaakan di Masa Pandemi. Jurnal Publish: Vol. 5 (2) Soeprapto. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Tangerang: Universitas Terbuka Suharti. 2020. Layanan Perpustakaan di Masa Pandemi. Buletin Perpustakaan Universitas Islam Indonesia