Anda di halaman 1dari 5

HISTORIS : Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah

http://journal.ummat.ac.id/index.php/historis
p-ISSN 2549-7332 | e-ISSN 2614-1167
Vol. 5, No. 2, December 2020, Hal. 146-150

SENI MENGELOLA DATA: PENERAPAN TRIANGULASI


TEKNIK, SUMBER DAN WAKTU PADA PENELITIAN
PENDIDIKAN SOSIAl
1Andarusni
Alfansyur, 2Mariyani
1Madrasah
Aliyah Negeri 3 Palembang, Indonesia
2Program Studi Pendidikan Pancasila dam Kewarganegaraan, Universitas Sriwijaya, Indonesia

1andarusnialfansyur@yahoo.co.id, 2mariyani@fkip.unsri.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstrak: Karya tulis ini berjudul Seni Mengelola Data: Penerapan Triangulasi
Teknik, Sumber dan Waktu pada Penelitian Pendidikan Sosial.karya tulis ini dilator
Diterima : 23-11-2020
belakangi tentang banyaknya pertanyaan yang muncul tentang bagaimana
Direvisi : 24-12-2020
menghilangkan keraguan dalam mengelola data pada penelitian pendidikan sosial
Disetujui : 26-12-2020
dengan pendekatan kualitatif. Dalam penulisan karya tulis ini metode yang
Online : 27-12-2020
digunakan adalah metode library research. Kemudian hasil yang diperoleh bahwa
Kata Kunci: dalam mengelola data penelitian pendidikan sosial haruslah menerapkan salah
Triangulasi satunya triangulasi waktu, teknik dan sumber agar penelitian yang diinginkan dapat
Pendidikan Sosial diterima kebenarannya.
Mengelola Data
Abstract: This paper is entitled The Art Of Analisys Data: The Application of
Technical Triangulation, Resources and Time in Social Education Research. This
Keywords:
paper is based on the many questions that arise about how to remove doubts in
Triangulation
managing data in social education research with a qualitative approach. In writing
Social Education
this paper, the method used is the library research method. Then the results obtained
Data Anlisys
are that in managing social education research data one must apply, one of which is
the triangulation of time, techniques and sources so that the desired research can be
accepted as true.

https://doi.org/10.31764/historis.vXiY.3432 This is an open access article under the CC–BY-SA license

——————————  ——————————

A. LATAR BELAKANG menjadikan dirinya tidak menimbulkan keraguan


Menjadi pertanyaan yang sangat penting dan bagi pembacanyaSerangkaian upaya harus dilakukan
cukup sering muncul kepada periset tak terkecuali dilakukan dalam upaya menghilangkan keraguan
juga bagi mahasiswa yang sedang melaksanakan atas hasil dari perisetan. Mulai dari penetapan
perisetan adalah tentang bagaimana menghilangkan metode penentuan sampel, pengambilan data,
keraguan pembaca terhadap perisetan yang telah analisis data dan menguji hasil data tersebut
dibuat. Perisetan menurut adalah sebuah proses menjadi data yang absah. Dalam metode
serangkaian kegiatan secara sistematis dan ilmiah pengambilan sampel haruslah sesuai dengan tujuan
dimana tujuannya adalah untuk memberikan dari perisetan tersebut agar rumusan masalah yang
pengetahuan terhadap sesuatu fenomena secara ingin dicapai dapat tercapai misalnya jika suatu
teliti dan kritis dalam menemukan fakta-fakta perisetan bekisar pada kehidupan seorang guru
dengan menggun langkah-langkah tertentu (Mulyadi, maka sampel yang digunakan adalah hendaknya
2011). Sehingga keinginan untuk memberikan guru atau orang yang bersentuhan secara langsung
pengetahuan terhadap sesuatu tersebut secara teliti, dengan kehidupan seorang guru. Dalam proses
munculnya dikarenakan suatu masalah yang pengambilan data seorang periset harus meyakinkan
membutuhkan kebenaran atas sebuah jawaban dan pembaca bahwa data yang dihimpun adalah data
sangat penting bagi sebuah perisetan untuk yang benar-benar mereka himpun dari sampel yang
146
Andarusni Alfansyur, Seni Mengelola Data ... 147

telah ditentukan dengan cara membuktikannya dalam hal analisis pengukuran. Seakan riset dengan
dengan bukti dokumentasi berupa foto kegiatan, pendekatan kualitatif merupakan sebuah metodologi
rekaman video, rekaman suara, dan akan menjadi yang tidak jelas hitam dan putihnya sehingga
lebih baik dimasukkan kedalam sebuah logbook atau keterkaitan antar fakta dengan fakta satu dengan
catatan harian perisetan agar perisetan tersebut yang lain, hubungan setiap antar data, bahkan setiap
dapat dipahami dan dimengerti alurnya. Lalu yang konstruksi antar fenomena sangat mungkin terjadi
tak kalah penting dalam sebuah perisetan adalah bias atau sebuah penyimpangan. Sehingga, untuk
analisis data, menurut Haelaluddin berbeda dengan menjawab keraguan tersebut dan memastikan
perisetan yang bersifat kuantitatif, analisis data kebenaran hasil dari perisetan yang telah dilakukan,
dalam perisetan social biasanya dlam bentuk sosial maka seorang periset harus terlebih dahulu
haruslah dilakukan sejak pertama kali perisetan memahami kriteria kesahihan (validity) (Zamili,
tersebut mulai dilakukan, pada awalnya dalam 2015).
perisetan sosial menganalisis data dilakukan untuk Dikarenakan hal tersebut, diperlukan
mengetahui dan merumuskan maslah yang akan pengamatan yang sangat mendalam guna
diteliti dan menentukan fokus perisetan, kemudian mengungkapkan substansi perisetan kualitatif yang
selama dilakukannya perisetan analisis data diinginkan dan dengan data yang lengkap bukan
diperlukan untuk mempertajam focus dan mengecek angka namun berupa deskripsi baik berupa kalimat,
apakah data yang diperoleh selama proses kata-kata dan dokumen lainnya. Satori dan
pengumpulan data dapat dikatakan data yang abash, Komariah menjelaskan perisetan kualitatif tidak
lalu pada tahap akhir analisis data diperlukan untuk hanya mendeskripsikan data semata melainkan
membuat kesimpulan dari hasil perisetan (Wijaya, deskripsi tersebut berasal dari hasil wawancara,
2019). observsi dan dokumentasi yang harus shahih sesuai
Triangulasi merupakan sebuah cara yang kesyaratan perisetan kualitatif dengan melakukan
dilakukan untuk menghilangkan keraguan tersebut, triangulasi (Djam’an Satori & Komariah, 2011a).
walaupun tidak sedikit yang masih belum Perisetan sosial sebagaimana yang telah
mengetahui makna sesungguhnya dan apa tujuan diketahui yang menjadi instrumen utamanya adalah
dari triangulasi di dalam sebuah perisetan,. periset itu sendiri. Oleh karena itu, kualitas dari
Disebabkan oleh kurangnya tentang pemahaman perisetnya sangat mempengaruhi kualitas dari hasil
tersebut. Hakikat triangulasi merupakan sebuah perisetan sosial, pengalamannya melakukan
pendekatan multi-metode yang dilakukan oleh perisetan juga merupakan suatu hal yang sangat
seorang periset pada saat periset tersebut berharga dalam mempengaruhi kualitas perisetan
mengumpulkan serta menganalisis data. Ide yang sosial. Pengalaman seseorang semakin banyak dalam
menjadi dasarnya yaitu fenomena yang akan dan melakukan sebuah perisetan, maka semakin peka
telah diteliti dapat dimaknai dan dipahami dengan dalam memahami gejala-gejala atau fenomena yang
baik sehingga kemudian diperoleh sebuah dihadapi untuk kemudian diteliti dan diambil
kebenaran dengan tingkatan yang lebih tinggi jika datanya. Namun, sebagai manusia, periset sangat
dipandang melalui pendekatan dari berbagai sudut sulit menghindari bias atau subjektivitas. Sehingga,
pandang. Melihat sebuah fenomena dari beberapa tugas seorang periset adalah mengurangi sebanyak
sudut pandang akan memunculkan memungkinkan mungkin kemungkinan subjetivitas yang akan terjadi
tingkat kebenaran yang diperoleh semakin dapat agar dapat diperoleh sebuah kebenaran yang utuh.
diandalkan. Karena itu, triangulasi merupakan usaha
B. METODE PENULISAN
untuk mengecek keabsahan data atau informasi dari
Karya tulis ini merupakan perisetan
sudut pandang yang berbeda-beda terhadap apa
kepustakaan yang pusat perhatiannya pada
yang telah dilakukan oleh periset, caranya adalah
fenomena penting seputar perisetan sosial dengan
dengan sebanyak mungkin mengurangi ketidak
pendekatan kualitatif. Kajian ini diawali dari sebuah
jelasan dan mkna ganda yang terjadi ketika data
cara pandang bahwa perisetan sosial dengan dengan
dikumpulkan dan dianalisis.
pendekatan kualitatif seringkali terjadi
Hasil riset kualitatif lebih relatif menimbulkan
kesalahpahaman yang aneka ragam, seperti
keraguan disebabkan karena adanya ketidakjelasan
dianggap tidak dapat dibenarkan, sulit dipahami,
148 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. 5, No. 2, December 2020, Hal. 146-150

bahkan seringkali dianggap inferior dan marginal menipiskan nilai bias dari hasil suatu riset bisa
jika dibandingkan saudaranya, pendekatan dicoba dengan menyamakan informasi serta data
kuantitatif. Salah satu yang menjadi penyebab paling yang sudah diperoleh dengan perlengkapan serta
fundamental dari hal tersebut adalah setiap waktu yang bermacam- macam.
perisetan sosial dengan pendekatan kualitatif gagal Triangulasi ke dalam wujud validitas
atau tidak mampu memahami kemudian informasi. Triangulasi digunakan buat
menerapkan prinsip-prinsip pada metode ini secara membangun justifikasi tema- tema terpaut. Bila
tepat. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana jika periset sanggup memperkenalkan tema- tema
kita memahami perisetan sosial dengan metode yang berasal dari kumpulan sumber informasi
kualitatif ini supaya dapat menghasilkan sebuah ataupun perspektif dari partisipan, hingga proses
kajian yang produktif dan berguna dalam ilmu sosial. ini hendak menaikkan kenyataan sekalian
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelusuran menguatkan validitas studi (Creswell & Creswell,
pustaka kami lakukan kedalam beberapa sub 2017).
bahasan. Tidak seluruh kenyataan merupakan
informasi. Oleh karenanya, pengecekan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
bermacam- macam informasi dari bermacam-
1. Triangulasi sebagai metode mengolah data
macam sumber hendak kurangi kesalahan
Bias ialah perkara sungguh- sungguh dalam
sekalian membuat kumpulan informasi tersebut
studi sosial. Tidak lain sebab periset “harus”
jadi data- data yang masuk ide. Butuh ditekankan
berpartisipasi bersama partisipan sehingga
kalau, inti triangulasi merupakan buat
partisipasi dikira menimbulkan keraguan. Jangan-
menghidari hadirnya bias semacam yang
jangan periset dipengaruhi oleh perspektif
diprediksi oleh kalangan positivistik.
partisipan, pemberi dana riset, ancaman-
Triangulasi bisa dikategorikan bagaikan
ancaman sepanjang terletak di konteks studi
metode pengecekan keabsahan informasi yang
serta kekhawatiran melanggar etika studi. Bias
menggunakan suatu yang lain. Diluar informasi
muncul dikala periset tidak memikirkan faktor-
itu buat keperluan pengecekan ataupun bagaikan
faktor determinan semacam; membedakan antara
pembanding terhadap informasi itu (Moleong,
informasi etik serta informasi emik, aspek latar
2016). Dalam metode pengumpulan informasi,
balik keilmuan periset, serta kesusahan dalam
triangulasi dimaksud bagaikan metode
memperoleh informasi.
pengumpulan informasi yang bertabiat
Dengan tujuan pertanggungjawaban,
mencampurkan dari bermacam metode
informasi dari riset yang diperoleh terlebih dulu
pengumpulan informasi serta sumber informasi
butuh diuji dengan menguji keabsahan
yang sudah terdapat (Margono, 2010).
informasinya. Metode triangulasi ialah salah satu
Triangulasi informasi digunakan bagaikan proses
metode yang dicoba buat menguji suatu informasi
menguatkan derajat keyakinan (daya dapat
dikatakan valid ataupun tidak terhadap informasi
dipercaya/ validitas) serta konsistensi
yang diperoleh dari riset. Metode triangulasi
(reliabilitas) informasi, dan berguna pula
merupakan metode dalam pengumpulan
bagaikan perlengkapan bantu analisis informasi
informasi serta sumber yang sudah terdapat.
di lapangan.
Apabila triangulasi digunakan dalam suatu riset,
2. Triangulasi teknik, sumber, waktu
hingga sesungguhnya periset sudah sekalian
Triangulasi dalam perisetan dapat ditujukan
mengumpulkan informasi serta menguji daya
untuk menguji daya dapat dipercaya yang berarti
dapat dipercaya informasi tersebut (Sugiyono,
data diperiksa dan dicek dari berbagai sumber
2013a, 2015, 2017, 2016). Triangulasi dapat
data dengan cara yang beragam, dan waktu yang
dimaknai tentang sebuah usaha pengecekan data
berbeda (Margono, 2010). Triangulasi juga
dari berbagai macam sumber denga beragam cara
digunakan untuk mematangkan konsistensi
dan beragam waktu (Djam’an Satori & Komariah,
metode silang, seperti observasi lapangan atau
2011a). Sehingga dengan dikerjakannya
pengamatan dan wawancara atau dengan
pengecekan hendak diharapkan terus menjadi
Andarusni Alfansyur, Seni Mengelola Data ... 149

penggunaan metode yang sama, seperti beberapa


informan diwawancarai dalam kurun waktu Wawawancara/
tertentu (Djam’an Satori & Komariah, 2011b). Dokumentasi/
Observasi
Sehingga membagi triangulasi menjadi triangulasi
sumber, teknik dan waktu.
a) Triangulasi sumber Sumber A Sumber B Sumber C
Triangulasi pertama yang dibahas adalah
tentang triangulasi sumber. Triangulasi sumber
berarti menguji data dari berbagai sumber Gambar 1. Cara melakukan triangulasi sumber.
informan yang akan diambil datanya.
Triangulasi sumber dapat mempertajam daya b) Triangulasi teknik
dapat dipercaya data jika dilakukan dengan cara Berbeda dengan triangulasi sumber,
mengecek data yang diperoleh selama perisetan triangulasi teknik digunakan untuk menguji
melalui beberapa sumber atau informan daya dapat dipercaya sebuah data yang
(Sugiyono, 2017, 2016). Dengan mengunakan dilakukan dengan cara mencari tahu dan
teknik yang sama penliti dapat melakukan mencari kebenaran data terhadap sumber yang
pengumpulan data terhadap beberapa sumber sama melalui teknik yang berbeda. Maksudnya
perisetan (informan), misalnya ketika seorang periset menggunakan teknik pengumpulan data
periset ingin mengumpulkan data mengenai tata yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
tertib yang ada si sekolah maka triangulasi bisa dari sumber yang sama. Dalam hal ini, periset
dilakukan dengan cara mewawancarai kepala dapat menyilangkan teknik observasi,
sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wawancara dan dokumentasi yang kemudian
guru mata pelajaran, dan guru BK. Dalam hal digabungkan menjadi satu untuk mendapatkan
tersebut, setelah data didapatkan oleh penliti sebuah kesimpulan (Sugiyono, 2013b).
dari berbagai sumber, langkah selanjutnya Triangulasi teknik, berarti mengunakan
kemudian data tersebut harus didiskripsikan, pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
lalu dikategorikan, serta dilihat tentang mendapatkan data dari sumber data yang sama.
pandangan yang sama, yang berbeda, termasuk Periset menggunakan observasi pastisipasif,
mana yang spesifik dari tiga sumber data wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk
tersebut. Sehingga, sebuah kesimpulan sumber data yang sama secara serempak
diperoleh dari data yang telah dianalisis dari (Sugiyono, 2013b).
berbagai sumber oleh periset. Melalui teknik
triangulasi sumber, periset berusaha Sumber A
membandingkan data hasil dari wawancara
yang diperoleh dari setiap sumber atau Teknik 3
Teknik 1
informan perisetan sebagai bentuk (Observasi) Teknik 2 (Dokumentas
perbandingan untuk mencari dan menggali (Wawancara) i)
kebenaran informasi yang telah didapatkan.
Dengan kata lain, triangulasi sumber adalah Gambar 2. Cara melakukan triangulasi teknik.
cross check data dengan membandingkan fakta
dari satu sumber dengan sumber yang lain. c) Triangulasi Waktu
Berdasarkan pengertian diatas triangulasi Makna dari Triangulasi Waktu ini ialah bahwa
sumber dapat digambarkan seperti bagan seringkali waktu turut mempengaruhi daya dapat
dibawah ini. dipercaya data. Misalnya, data yang dikumpulkan di
pagi hari dengan teknik wawancara dimana saat itu
narasumber masih segar dan belum banyak masalah,
akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. Maka dari itu, dalam hal pengujian
daya dapat dipercaya data dapat dilakukan dengan
150 | Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah
Vol. 5, No. 2, December 2020, Hal. 146-150

cara melakukan pengecekan dengan melakukan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan


wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu R&DSugiyono. 2013. “Metode Penelitian
atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif,
dan R&D.” Metode Penelitian Pendidikan
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan
Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D.
secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan https://doi.org/10.1. Metode Penelitian
kepastian datanya (Sugiyono, 2013b). Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif,
Dan R&D. https://doi.org/10.1007/s13398-
Sumber 014-0173-7.2
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan
(observasi) (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung: Penerbit CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian kuantitatif
Pagi Siang Sore kualitatif dan R dan D. Alfabeta: Bandung.
Sugiyono, H. (2016). Metode kualitatif dan
kuantitatif. Cetakan Ke-23. Alfabeta, Bandung.
Wijaya, H. (2019). Analisis Data Kualitatif: Sebuah
Gambar 3. Cara melakukan triangulasi waktu.
Tinjauan Teori & Praktik. Sekolah Tinggi
Theologia Jaffray.
D. KESIMPULAN Zamili, M. (2015). Menghindar dari Bias: Praktik
Pada initnya sangat penting bagi seorang periset Triangulasi dan Kesahihan Riset Kualitatif.
untuk mengurangi dan menipiskan daya bias dari LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran
sebuah riset karena untuk membenarkan riset Dan Kebudayaan, 9(2), 283–304.
tersebut harus menghindari para pembaca dari
makna yang bias, dengan dilakukannya hal tersebut
maka riset yang dilakukan dapat dikatakan dapat
dipercaya, cara yang lumrah dan disarankan oleh
penulis adalah dengan cara melakukan triangulasi
sumber, triangulasi waktu dan triangulasi teknik.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah telah membantu penyelesaian penelitian
ini.
REFERENSI
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research
Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. Sage publications.
Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Rosda.
Mulyadi, M. (2011). Penelitian kuantitatif dan
kualitatif serta pemikiran dasar
menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi
Dan Media, 15(1), 128–137.
Satori, Djam’an, & Komariah, A. (2011a). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Satori, Djam’an, & Komariah, A. (2011b). Qualitative
Research Methodology. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013a). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. In Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2013b). Metode Penelitian Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai