Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Metode Penelitian Kuantitatif


Penulisan Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
BIMBINGAN SKRIPSI

Dosen Pengampu: H. Mahyudin HM, SE, MM, M.Pd


Disusun Oleh:

 Alfin Hidayatullah
 Erpan Dadi
 Fahrizal
 Khalilatur Rahmaniyah
 M Rafly Anwan F

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIKMAH JAKARTA
YAYASAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AL-MAHBUBIYAH JAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat
hamba-hambanya. Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan kesehatan mental ini. Adapun maksud dan tujuan kami
disini yaitu menyajikan beberapa hal yang menjadi materi dari makalah kami.

Makalah ini membahas mengenai “Metode Penelitian Kuantitatif”.


Makalah ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk para
pembacanya. Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini masih banyak
kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan
makalah kami agar lebih baik dan dapat berguna semaksimal mungkin. Akhir
kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, 21 Mei 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................................1

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif....................................................................2

B. Metode dan Desain Penelitian.........................................................................3

C. Populasi, Sample dan Sampling......................................................................3

D. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif........................................................12

E. Instrumen Penelitian Kuantitatif..................................................................13

F. Teknik Analisis Data Kuantitatif..................................................................14

1.3. Kesimpulan......................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan zaman membuat berbagai hal di dunia ini semakin


maju
dengan pesatnya. Modernitas itu terjadi bukan hanya mencakup media yang men
jadi alat penyampaiaannya saja melainkan mencakup semua aspek kehidupan se
harihari; dunia politik,sampai pada dunia keilmuan.
Dalam perkembangannya, keilmuan yang mengkaji tentang sains
memiliiki
peranan penting dalam perkembangan zaman itu sendiri. Keilmuan yang terus be
rkembang membuatmanusia yang memiliki fitrah dengan rasa keingin tahuannya
terus menerus berinovasi baik atas hal-hal yang baru maupun mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan.
Dalam prosesnya, manusia menggunakan keilmuan sebagai alat mencari
kebenaran.Kebenaran keilmuan dapat dibenarkan melalui berbagai cara, salah
satunya dengan penelitian.Penelitian merupakan kegiatan keilmuan yang urgen
dan sangat diminati dalam berbagaiaktivitas keilmuan, terlebih dalam dunia
akademik. Penelitian menjadi hal penting yang harusdilakukan oleh insan
akademis guna menunjang tugas-tugas akademikaya. Namun bukan hanyaitu,
penelitian menjadi tolak ukur keberhasilan suatu proses pendidikan dan lebih
luasnya lagimenjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa dalam bidang
pembangunan sumber daya mausia.Yang menjadi salah satu penghambat
kemajuan budaya meneliti adalah kurangnya pengetahuantentang metode
penelitian itu sendiri sehingga banyak orang terutama para insan
akademismelakukan penelitian yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah
metodologi penelitian yang benar.
Oleh karena itu, pemakalah dalam makalah ini akan membahas tentang
salah satu bentuk metodologi penelitian yang sering digunakan dalam proses
penelitian yaitu metodologi penelitian kuantitatif.

1
1.2. Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif? 


b) Bagaimana Langkah-Langkah Penelitian dengan Metode Kuantitatif?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif


Metode Penelitian kuantitatif adalah cara untuk memperoleh ilmu
pengetahuan atau memecahkan masalah yang dihadapi dan dilakukan secara
hati-hati dan sistematis, dan data-data yang dikumpulkan berupa rangkaian atau
angka-angka. Metode penelitian kuantitatif dapat memberikan gambaran tentang
populasi secara umum. Dalam penelitian kuantitatif, yang disoroti adalah
hubungan antar variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah di rumusan
sebelumnya. Walaupun uraianya juga mengandung narasi atau bersifat
deskriptif, sebagai penelitian korelasional (hubungan), fokusnya terletak pada
penjelasan hubungan-hubungan antar variabel.1
Penelitian kuantitatif biasanya banyak digunakan dalam psikologi,
ekonomi, demografi, sosiologi, pemasaran, kesehatan, masyarakat dan
pengembangan manusia serta lainnya. Lebih jarang digunakan dalam
antropologi dan sejarah, penelitian dalam ilmu matematika seperti fisika juga
termasuk dalam penelitian kuantitatif meskipun penggunaan istilah berbeda
dalam konteksnya.
Metode penelitian ini diartikan sebagai bagian dari serangkaian
investigasi sistematika terhadap fenomena dengan mengumpulkan data untuk
kemudian diukur dengan teknik statistik matematika atau komputasi. Riset ini
sebagian besar dilakukan dengan menggunakan metode statistik dalam
pengumpulan data kuantitatif lewat studi penelitian.

1
Toto syatori nasehudin, Nanang gozali, Metode Penelitian Kuantitatif ( jakarta: cv pustaka setia, 2015)
hal. 68

2
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian merupakan proses kegiatan dalam bentuk
pengumpulan data, analisis dan memberikan interprestasi yang terkait dengan
tujuan penelitian.2
Metode penelitian yang tepat dan benar semakin dirasakan urgensinya
bagi keberhasilan suatu penelitian. Metode yang digunakan, antara lain metode
sejarah, metode deskriptif, metode survei, metode percobaan metode studi kasus,
metode kooperatif yang menjawab keadaan sebab akibat dengan menganalisis
faktor penyebab utama, serta studi kepustakaan. Metode penelitian yang dipilih
berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang di gunakan.
Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatannya merupakan penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif berkaitan erat dengan teknik-teknik survai
sosial termasuk wawancara terstruktur dan kuesioner yang tersusun, eksperimen,
observasi terstruktur, analisis isi, analisis statistik formal dan masih banyak lagi.3
Penelitian ini menggunakan desain korelasional yaitu hubungan antara
variabel bebas X1, X2, X3 terhadap variabel terikat Y dan Z. Terdapat variabel
bebas (independent) yaitu keaktifan siswa (XI), fasilitas belajar (X2), tingkat
sosial ekonomi orang tua (X3). Sedangkan variabel terikat (dependent) yaitu
motivasi belajar (Y) dan hasil belajar (Z).
C. Populasi, Sample dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan unit yang akan diteliti ciri-ciri (karakteristik)
nya, dan apabila populasinya terlalu luas, maka peneliti harus mengambil
sampel (bagian dari populasi) itu untuk diteliti. Dengan demikian berarti
populasi adalah keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti, dan pada
populasi itulah nanti hasil penelitian diberlakukan.
Didalam populasi itulah tempat terjadinya masalah yang akan diteliti.
Populasi itu bisa terdiri dari orang, badan, lembaga, institusi, wilayah,
kelompok dan sebagainya yang akan dijadikan sumber informasi dalam
penelitian yang dilakukan. Jadi populasi itu adalah keseluruhan obyek yang
2
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2019) hal. 2
3
Nasehudin, Gozali. Op. Cit, hal. 27

3
dijadikan sasaran penelitian, dan sampel penelitian diambil dari populasi itu.
Dalam proses penelitian penentuan populasi tidak dapat dilewatkan begitu
saja, karena kesimpulan penelitian akan diberlakukan terhadap populasi itu.4
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, 5 apabila seseorang ingin
meneliti elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi
populasi atau studi sensus, sebgaimana disebutkan dalam Encyclopedia of
Educational Evaluation: A population is a set (or collection) of all elements
possessing one or more attributes of interest.
Dalam perspektif yang lain populasi adalah seluruh kumpulan elemen
yang menunjukan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat
kesimpulan. Jadi kumpulan elemen itu menunjukan jumlah, sedangkan ciri-
ciri tertentu menunjukan karakteristik dari kumpulan itu. Dengan demikian
jika kita mengatakan bahwa populasi karyawan suatu perusahaan sebanyak
5000 orang, kita sedang menunjuk pada jumlah karyawan, sementara itu
karakteristik karyawan bisa meliputi: motivasinya, cara kerjanya,
komunikasinya, kinerjanya, tingkat kepuasan kerjanya, dan sebagainya.6
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
suatu populasi (population). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi. Maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari
dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.7
3. Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling
pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu: probability sampling dan non

4
Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif –Kuantitattif, UIN MALIK Malang, 2010, hal 108.
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineca Cipta Jakarta, 2013, hal 102.
6
Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis, Salemba Empat 2011, hal 87.
7
Ibid

4
probability sampling.8
a. Probability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. teknik ini meliputi, simple
random sampling, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratified random, sampling area (cluster dan
sampling menurut daerah).9
b. Non Probability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang /
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling
sistematis, quota, aksi dental, purposife, jenuh, snow ball.10
Satuan sampling dapat berupa orang (individu) yang berdiri sendiri, atau
kumpulan individu, atau bisa juga dalam bentuk yang lain. Dalam pengukuran
populasi nilai yang diperoleh disebut parameter, sedangkan nilai yang diperoleh
dari perhitungan sampel disebut penaksir (estimator) dari parameter.
Pertanyaannya mengapa parameter atau nilai populasi perlu ditaksir atau
diduga? Itu disebabkan karena nilai parameter jarang diketahui, dan bahkan
seringkali tidak pernah diketahui. Oleh karena itu parameter perlu diduga
dengan menggunakan sampel. Dalam rumus-rumus statistik ukuran populasi
biasanya dilambangkan dengan “N” (huruf n besar), dan ukuran sampel
dilambangkan dengan “n” (huruf n kecil).
Apabila suatu penelitian menggunakan sampel, maka penelitian itu
menganalisis hasil penelitiannya dengan statistik inferensial, dan itu berarti pula
hasil penelitiannya adalah suatu generalisasi. Untuk mencapai generalisasi yang
baik, maka disamping megikuti tata cara penarikan kesimpulan yang perlu
diperhatikan, juga bobot sampelnya pun harus pula dapat dipertanggung
jawabkan. Ini artinya sampel harus benar-benar dapat mewakili populasi. Untuk
8
Ibid ha. 128
9
Ibid . hal.129
10
Ibid hal.131

5
mendapatkan sampel yang mempunyai bobot seperti itu, maka sampai pada
tingkat manapun dari suatu penarikan sampel, setiap unit populasi harus
terwakili. Dengan demikian maka sampel adalah wakil semua unit strata yang
ada dalam populasi, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut
ini:

Gambar: 1.1
Penarikan sampel yang refresentatif
Dari gambar: 10.1 diatas kita mengetahui seberapa besar sampel yang
diambil dari populasinya. Besarnya sampel yang diambil tergantung pada
ketentuan (tata cara) pengambilan sampel, ada yang berdasarkan persentasi
tertentu, dan ada pula yang berdasarkan kelayakan. Dalam penelitian yang
populasinya homogen, maka penarikan sampelnya tidak sesulit pada peneltian
yang populasinya heterogen, sebaliknya pada penelitian yang sampelnya
heterogen maka penarikan sampelnya harus lebih hati-hati, karena keseluruhan
substansi populasi yang heterogen itu harus ada (terwakili) dalam sampel yang
diambil. Bagaimana cara menarik sampel pada populasi yang heterogen dapat
kita lihat pada tata cara penarikan sampel yang disesuaikan dengan sifat-sifat
yang ada pada populasinya.
Selain dari persoalan tersebut diatas, yang masih sering menjadi masalah
dalam penelitian adalah persoalan besar kecilnya sampel yang diambil.
Persoalan ini bisa saja menjadi debatable yang berkepanjangan, persoalan ini
sebetulnya tidak perlu terjadi, karena besar kecilnya sampel dalam suatu

6
penelitian tidak selalu dapat menjamin ketepatan kesimpulan suatu penelitian.11
Sampel yang benar-benar dapat menjamin ketepatan kesimpulan suatu penelitian
adalah sampel yang benar-benar refresentatif (yang mewakili semua unsur yang
ada dalam populasi). Oleh karena itu tidak ada gunanya sampel yang besar kalau
sampel itu tidak diambil dari populasi yang tidak refresentatif.
Bagaimana pergerakan besar-kecilnya sampel dalam penelitian kuantitatif
dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar: 1.2
Pergerakan besar kecilnya sampel dalam penelitian kualitatif

Dari gambar: 1.2, diatas kita dapat mengetahui semakin homogen


populasinya, maka semakin kecil jumlah sampel yang diambil dari populasi itu
(lihat arah panah turun). Sebaliknya semakin heterogen populasinya, maka
semakin besar jumlah sampel yang diambil, bagaimana cara mendapatkan
sampel yang refresentatif, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa
hal berikut ini:
a) Derajat keragaman (degree of homogenity) populasi.Semakin homogen populasi,
semakin besar kemungkinan penggunaan jumlah sampel yang kecil.
b) Pada populasi yang heterogen kecenderungan penggunaan sampel dalam jumlah
yang besar sulit dihindari.
c) Selain mengetahui sifat-sifat khusus populasi, derajat keberagaman unit-unit
11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group Jakarta 2013, hal 113.

7
yang ada dalam populasi, peneliti juga perlu mengenal ciri-ciri khusus populasi
yang sedang atau yang akan ditelit, sifatsifat dan ciri-ciri khusus populasi ini
juga mempengaruhi jumlah sampel yang diambil.
d) Penggunaan teknik sampling yang tepat.

Dalam penelitian dikenal beberapa cara pengambilan (teknik) sampling,


diantaranya yang sering dibicarakan adalah:
a) Random sampling
Teknik sampling yang diberi nama random sampling ini diberi nama
demikian karena didalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subyek-
subyek didalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan
demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk
memeperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak
setiap subyek sama, maka penelitian terlepas dari perasaan ingin
mengistimewakan satu atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel.
Untuk mudahnya setiap subyek yang terdaftar menjadi anggota populasi
diberi nomor mulai dari nomor 1 sampai dengan nomor yang terakhir. Dalam
pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan lebih dahulu berapa
jumlah sampel yang diperlukan, dalam teknik random sampling peneliti bisa
mengambilnya secara bebas nomor urut berapa saja sejumlah yang diperlukan,
atau bisa juga dengan jalan melakukan undian. Hanya saja pengertian sejumlah
yang diperlukan ini tidak sesedehana yang dikatakan, untuk menggatasi itu
biasanya didalam buku-buku metodologi penelitian ada petunjuk-petunjuk cara
menentukan besarnya sampel, dan bahkan ada pula rumus-rumus yang bisa
diterapkan. Petunjuk-petunjuk yang bisa digunakan anatara lain:
(i) Apabila jumlah subyek yang dijadikan populasi kurang dari 100, lebih
baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi.
(ii) Jika jumlah subyek yang dijadikan populasi besar, dapat diambil antara:
(a) 10 – 15 %.
(b) 20 – 25 %.

8
(c) Atau lebih, tergantung pada:
 Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana. 235
 Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal
itu menyangkut banyak sedikitnya data.
 Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti, untuk
penelitian yang risikonya besar tentu saja jika sampelnya besar
hasilnya akan lebih baik.12
Masih sering terjadi ada kecenderungan peneliti beranggapan bahwa
semakin banyak sampel atau semakin besar persentase sampel dari populasi,
hasil penelitian akan semakin baik. Anggapan itu benar, tetapi tidak selalu
demikian karena hal ini tergantung pada sifat-sifat atau ciri-ciri yang
dikandung atau dimiliki oleh populasi penelitiannya yang berkaitan erat dengan
homogenitas subyek dalam populasi penelitian.
Untuk lebih jelasnya Arikunto (2002) memberi contoh seabagai berikut:
Air teh didalam poci dapat dikatakan homogen bila sudah diaduk. Setiap tetes
air teh yang berasal dari poci tersebut akan sama keadaannya. Andai kata air
teh tadi manis, maka hanya mengandung dua ciri, yaitu ciri yang berhubungan
dengan kekentalannya dan kemanisannya. Dalam keadaan yang demikian maka
sampel yang diambil tidak perlu terlalu banyak, boleh menganbil 1 ujung
sendok teh saja, dan dapat diambil dari bagian mana saja, penambahan dari 1
ujung sendok teh menjadi 1 sendok penuh maupun 1 gelas tidak akan
memperjelas kesimpulan penelitian.
Lain halnya apabila kita akan menyelidiki tingkat kedisiplinan siswa
disuatu sekolah. Sifat atau ciri yang berhubungan dengan atau banyak
mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa ada bermacam-macam, antara lain:
tingkatan kelas, jenis kelamin, suasana pendidikan keluarga. Andai kata kita
berpikir unsur keluarga ini dari jenis pekerjaan orang tua dan hubungan antar
anggota keluarga sebagai pendukung kedisiplinan, maka sekurangkurangnya
kita mengambil dari berbagai unsur ini. Misalnya: tingkat kelas ada 3 (kelas I,
II, dan III), jenis kelamin ada 2 (laki-laki dan perempuan), pekerjaan orang tua
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , Rineka Cipta Jakarta, 2002, hal 112.

9
ada 4 (PNS, Pegawai Swasta, TNI/ Polri, dan Buruh Tani), pendidikan orang
tua ada 4 (SD kebawah, SLTP, SLTA, dan PT), hubungan antar anggota
keluarga dikelompokan atas 3 (ketat, cukup, dan longgar). Maka akan
diperlukan wakil dari setiap jenis gabungan sifat-sifat ini, secara teliti akan
terdapat kemungkinan gabungan sebanyak perkalian unsur yang ada, yaitu: 3 x
2 x 4 x 4 x 3 = 288. Dengan demikian jika diinginkan sampel yang betul-betul
mewakili populasi atas dasar pertimbangan ini dan masing-masing kategori
diwakili 1 orang saja, sudah diperlukan sebanyak 288 orang, pengambilan
sampel yang kurang dari jumlah itu tentu kurang refresentatif.
Penentuan besarnya sampel dengan persentase seperti yang banyak
dilakukan dari dahulu hingga sekarang nampaknya sudah saatnya ditinggalkan
karena ketepatan jumlahnya juga sering kurang tepat. Agar diperoleh hasil
penelitian yang lebih baik diperlukan teknik pengambilan sampel yang lebih
akurat, yaitu yang betul-betul mewakili populasi. Berdasarkan pengalaman
para ahli matematika dan statistika pegambilan sampel yang akurat itu dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus matematika dan statistika, beberapa
diantara rumus-rumus tersebut antara lain:
(i) Rumus Jakob Cohen:

Dimana : N = Ukuran sampel


F2 = Effect size
U = Banyaknya ubahan yang terkait dengan penelitian
L = Fungsi power dari u, diperoleh dari tabel , t.s. 1 %.
Misalnya: Diketahui L (Power) = 0,95, dan efect size (f2 ) = 0,1 Harga L labil
dengan t.s. 1 % power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76.
Maka dengan menggunakan rumus tersebut diatas didapatkan:

= 203,6 dibulatkan menjadi 204

(ii) Rumus berdasarkan proporsi.Ada 2 rumus yang bisa digunakan

10
Pertama yang dikemukakan oleh Issac dan Michael:

Dimana:
S = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
P = Proporsi dalam populasi
d = Ketelitian (error)
X2 = Harga tabel Chi-kuadrat untuk oc
Kedua dikemukakan oleh Paul Leedy

Dimana:
N = Ukuran sampel
Z = Standar skor untuk oc yang dipilih
E = Sampling error
P = Proporsi harus dalam populasi

Rumus Slovin
Slovin memasukan unsur kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi. Nilai toleransi ini
dinyatakannya dalam persentase misalnya 5 %. Rumus yang digunakan Slovin
adalah sebagai berikut:

Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
α = Toleransi ketidak telitian dalam persen ( % )

11
Misalnya: diketahui jumlah populasi 1200 orang. Sementara itu ketidak
telitian yang diperkirakan 5 %. Jadi jumlah ukuran sampelnya adalah:

(iii) Jika jumlah N tidak diketahui


Untuk menghitung jumlah sampel dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Dimana :Z = nilai z dari tabel distribusi z dengan tingkat signifikan tertentu


σ = deviasi standar dari populasi
x = kesalahan estimasi atau error of estimate

Oleh karena tidak diketahui, maka yang dapat dilakukan adalah


mengestimasi besarnya dan yang diinginkan atau yang berdasarkan penelitian-
penelitian sebelumnya. Khusus untuk deviasi standar populasi bisa diestimasi
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:13

Dimana: range = sama dengan selisih antara nilai yang tertinggi dari data
dengan nilai yang terendah dari data.

D. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif


Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
13
Husin Umar, Metode Riset Komunikasi, Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2002, hal.135.

12
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Teknik
pengumpulan data kuantitatif ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti
berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan
dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Cara mengumpulkan data kuantitatif secara garis besar terdapat dua jenis
metode, yaitu: Metode Survei Metode survei adalah metode penelitian yang
menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data.
Metode Eksperimen Metode Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan
untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan
lainnya (variabel X dan variabel Y).14
Untuk menentukan data penelitian kuantitatif ada beberapa metode
diantaranya15 :
a. Metode observasi
Metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan
dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti
b. Metode angket
Alat pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar
pertanyaan untuk dijawab responden.
c. Studi documenter
Alat pengumpulan datanya disebut form pencatatan dokumen,
dan sumber datanya berupa catatan atau dokumen yang tersedia
d. Tes
Pertanyaan dimaksudkan untuk menguji ( minat, bakat, sikap,
atau kemampuan ) seseorang
E. Instrumen Penelitian Kuantitatif
Instrument merupakan suatu alat bantu yang digunakan oleh peneliti
dalam menggunakan metode pengumpulan data secara sistematis dan lebih
mudah.

14
Abraham William, Dasar metodelogi penelitian (Jakarta 2015) hal 19
15
L Marzuki, journal Metode Penelitian ., http://repo.iain-tulungagung.ac.id dikutip pada tanggal 29 Mei 2022 pukul
12.00

13
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan datapenelitian agar pekerjaannya menjadi lebih
mudah dan baik, dalam arti lebih cermat, lemgkap sistematis sehingga lebih
mudah untuk diolah Instrument merupakan suatu alat bantu yang digunakan oleh
peneliti dalam menggunakan metode pengumpulan data secara sistematis dan
lebih mudah.
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan datapenelitian agar pekerjaannya menjadi lebih
mudah dan baik, dalam arti lebih cermat, lemgkap sistematis sehingga lebih
mudah untuk diolah
F. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Analisis data yaitu mengkritisi sebgaian temuan untuk ditarik sebagai
kesimpulan maupun rekomendasi riset. Dalam menganalisis data, peneliti harus
menggunakan teori-teori yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Teori
tersebut menjadi alat bantu dalam membaca fakta yang ditemukan. Adapun cara
yang dilakukan dalam menganalisis data adalah:
a. Analisis Non Statistik
Analisis dengan cara membaca, mengkritisi, dan menafsirkan data
yang telah diolah, tidak dilakukan dengan perhitungan statistic
b. Analisis Statistik
Kegiatan ini menggunakan perhitungan statistika untuk membaca
data yang telah diolah. Analisi yang digunakan bisa dengan analisis
statistic deskriptif dan eksploratif16

16
H.Mahyudin dan H.Anis Masykuri, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, ( Jakarta : Pustaka Hikmah, 2022 ), Cet.
Ke- 7 h.43-44

14
BAB III
PENUTUP

1.3. Kesimpulan

Penelitian kuantitaif ialah penelitian yag berasumsi bahwa fenomena


ilmu pengetahuan dapat dipecah dan dikelompokkan menjadi data atau
informasi sebab dan akibat. Oleh karena itu dalam penelitian kuantitatif
dipergunakanlah variabel indevenden, variabel devenden, dan variabel antara
yang melukiskan hubungan fenomena ilmu pengetahuan.
Metode penelitian kuantitatif merupakan suatu cara yang digunakan
untuk menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka
dan program statistik.
Di dalam buku pedoman penulisan karya ilmiah yang disusun oleh
Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hikmah Jakarta metode penelitian kuantitatif
ini berisi :
a. Tempat dan waktu penelitian
b. Metode dan desain penelitian
c. Populasi dan Sampling
d. Tekhnik pengumpulan data
e. Instrument penelitian
f. Tekhnik analisis data
g. Hipotesis statistik (ditulis dalam bentuk lambing statistic dan penjelasannya)

15
DAFTAR PUSTAKA

Abraham William, Dasar metodelogi penelitian (Jakarta 2015)


Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis, Salemba Empat 2011.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group
Jakarta 2013,
H.Mahyudin, H.Anis Masykuri, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta : Pustaka
Hikmah, 2022, Cet.Ke-7
Husin Umar, Metode Riset Komunikasi, Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2002,
L Marzuki, journal Metode Penelitian ., http://repo.iaintulungagung.ac.id dikutip
pada tanggal 29 Mei 2022 pukul 12.00
Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif –Kuantitattif, UIN MALIK Malang,
2010.
Moh.Nazir, Metode Penelitian, Bogor : Ghalin Indonesia, 2009 , Cet.Ke-1
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2019).
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , Rineka Cipta Jakarta, 2002,
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineca Cipta Jakarta, 2013.
Syahrum, Salim, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung : Ciptapustaka Media,
2013, Cet.Ke-1
Toto syatori nasehudin, Nanang gozali, Metode Penelitian Kuantitatif ( jakarta: cv
pustaka setia, 2015).

16

Anda mungkin juga menyukai