Anda di halaman 1dari 6

IPTEKMA

Volume 2 No.1, 01-04. 2010


ISSN: 2086-1354 Bidang Kemahasiswaan UNUD

UJI KLINIS IN VIVO PENGARUH KONSUMSI DALUMAN (Cycllea barbata) TERHADAP


PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS WISTAR JANTAN
DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2

Putu Gina Astiyandani, Gd. Angga Permana A. W., Putu Diah Vedayanti, Cok. Istri Devi Larayanthi,
Made Prani Windasari dan I.A. Ika Wahyuniari

Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.

ABSTRAK

Angka insiden diabetes mellitus tipe 2 berada pada angka tertinggi di negara ekonomi berkem-
bang, khususnya di Indonesia. Mediator mayor terjadinya resistensi insulin diinduksi oleh stres oksi-
datif. Stres oksidatif mengakibatkan hambatan fosforilasi kaskade protein untuk pengambilan glukosa
dan mengurangi sensitifitas terhadap insulin sehingga terjadilah resistensi terhadap insulin. Penggu-
naan insulin sebagai terapi utama sering memberatkan pasien utamanya kelas menengah ke bawah,
karena harga sediaan yang tergolong mahal. Daluman yang memiliki tiga kandungan antioksidan alami
antara lain: asam askorbat (vitamin C), flavonoid, dan karoten yang merupakan antioksidan alami
potensial yang mampu membantu sistem antioksidan alami tubuh mengatasi stres oksidatif yang men-
dasari patogenesis diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan model uji klinis paralel teran-
domisasi yang dilakukan secara in vivo pada 24 ekor tikus Wistar yang telah memenuhi kriteria inklusi
yang sebelumnya telah diinduksi Alloxan sehingga menderita Diabetes mellitus tipe 2 yang kemudian
dikelompokkan menjadi 4 jenis perlakuan, di mana masing-masing kelompok tersebut terdiri dari 6
ekor tikus Wistar jantan. Berdasarkan data kasar yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa
pemberian intervensi Daluman dengan ketiga dosis yang berbeda memberikan efek yang signifikan
terhadap penurunan gula darah, yakni dengan rata-rata di atas 10%. Berdasarkan hasil uji ANNOVA
dengan SPSS 16 menunjukkan terdapatnya perbedaan yang bermakna antara rata-rata kadar gula darah
pada minggu pertama (PPGD1) kelompok kontrol dengan kelompok kedua, dan ketiga. Di samping
itu, perbandingan rata-rata kadar gula darah pada minggu kedua (PPGD2) kelompok kontrol dengan
kelompok pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan perbedaan yang bermakna.

PENDAHULUAN fik seperti jantung, ginjal dan otak (Evans, 2002;


Oprescu, 2007).
Latar Belakang Terdapat dua tipe utama diabetes mellitus
Diabetes mellitus telah dikategorikan seba- yaitu diabetes mellitus tipe 1 dan diabetes mel-
gai penyakit global oleh World Health Organiza- litus tipe 2 (Baynes, 2003). Diabetes mellitus tipe
tion (WHO) dengan jumlah penderita di dunia 2 atau yang sering disebut dengan non-insulin de-
mencapai 199 juta jiwa pada tahun 2009. Menu- pendent diabetes mellitus (NIDDM), merupakan
rut statistik dari studi Global Burden of Disease jenis diabetes mellitus yang jumlahnya mening-
WHO tahun 2004, Indonesia menempati pering- kat secara signifikan di dunia. Angka insiden dia-
kat pertama di Asia Tenggara, dengan prevalensi betes mellitus tipe 2 berada pada angka tertinggi
penderita sebanyak 8,426,000 jiwa di tahun 2000 di negara ekonomi berkembang. Di Indonesia,
dan diproyeksi meningkat 2,5 kali lipat sebanyak khususnya, dari seluruh populasi penderita diabe-
21,257,000 penderita pada tahun 2030 (WHO, tes mellitus, kurang lebih 90% pasien mengalami
2009). Kematian akibat diabetes umumnya di diabetes mellitus tipe 2 yaitu tidak tergantung in-
sebabkan oleh kerusakan organ terminal spesi- sulin (Baynes, 2003). Mediator mayor terjadinya
01
IPTEKMA Volume 2 No.1, 2010

resistensi insulin diinduksi oleh stres oksidatif. Tujuan


Stres oksidatif adalah keadaan tidak seimbang 1. Untuk mengetahui pengaruh konsumsi Dalu
antara radikal bebas dan sistem antioksidan. Stres man (Cyclea barbata) terhadap penurunan ka-
oksidatif mengakibatkan hambatan fosforilasi dar gula darah pada tikus Wistar Jantan dengan
kaskade protein untuk pengambilan glukosa dan diabetes mellitus tipe 2.
mengurangi sensitifitas terhadap insulin sehing- 2. Untuk mengetahui dosis konsumsi Daluman
ga terjadilah resistensi terhadap insulin (Evans, (Cyclea barbata) yang dapat memberikan pen-
2002; Oprescu, 2007). Sejauh ini manajemen garuh terhadap penurunan kadar gula darah
pada pasien diabetes masih menggunakan insu- pada tikus Wistar Jantan dengan Diabetes mel-
lin sebagai terapi utama pengontrol gula darah. litus tipe 2.
Penggunaan insulin sebagai terapi utama sering
memberatkan pasien utamanya kelas menengah
ke bawah, karena harga sediaan yang tergolong METODE PENELITIAN
mahal. Namun perkembangan ilmu pengetahuan
mengarahkan pada penemuan berbagai intervensi 1. Besar dan Cara Penentuan Sampel
baru terhadap diabetes mellitus, salah satunya Sampel penelitian ini dikelompokkan men-
adalah pemanfaatan antioksidan dalam manaje- jadi 4 jenis perlakuan, yaitu:
men diabetes mellitus tipe 2 (Baynes, 2003). An- D0= tanpa pemberian Daluman (kontrol)
tioksidan merupakan molekul yang mampu mem- D1= pemberian Daluman dengan dosis 100 mg
perlambat atau mencegah oksidasi suatu molekul dalam takaran 0.1 cc
(Robins, 2003). D2= pemberian Daluman dengan dosis 200 mg
Indonesia memiliki potensi untuk menemu- dalam takaran 0.2 cc
kan suatu terapi baru sebagai alternatif terapi D3= pemberian Daluman dengan dosis 300 mg
insulin, dengan efektifitas yang sama dan biaya dalam takaran 0.3 cc
yang terjangkau. Salah satu potensi tersebut Sampel penelitian ini ditentukan dengan mem-
adalah Cyclea barbata, atau yang lebih dikenal pergunakan rumus Frederer, dengan penjabaran
dengan sebutan Daluman. Daluman adalah tum- sebagai berikut:
buhan yang sering diolah oleh masyarakat Indo-
nesia, khususnya Bali. Daluman memiliki tiga
kandungan antioksidan alami antara lain: asam n = jumlah sampel
askorbat (vitamin C), flavonoid, dan karoten k = kelompok sampel
(Arifin, 2007). Ketiga senyawa tersebut adalah Menilik penelitian ini mempergunakan 4 kel-
antioksidan alami potensial yang mampu mem- ompok sampel yang terdiri dari : kelompok D0,
bantu sistem antioksidan alami tubuh mengatasi kelompok D1, kelompok D2, dan kelompok D3,
stres oksidatif yang mendasari patogenesis diabe- maka jumlah sampel yang dipergunakan diper-
tes mellitus tipe 2 (Robins, 2003). oleh dari perhitungan sebagai berikut:
Oleh sebab itu, pengusul merancang suatu
penelitian dengan judul, Uji Klinis In Vivo Pen-
garuh Konsumsi Daluman (Cyclea barbata) ter-
hadap Penurunan Kadar Gula Darah pada Tikus
Wistar Jantan dengan Diabetes Mellitus Tipe 2.
Melalui penelitian ini, diharapkan pengaruh kon-
sumsi Daluman dalam menurunkan kadar gula Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bah-
darah pada tikus Wistar jantan dengan diabetes wa masing-masing kelompok sampel memper-
mellitus tipe 2 dapat diketahui secara jelas, seh- gunakan 6 ekor tikus Wistar Jantan. Jadi, jumlah
ingga tidak menutup kemungkinan akan ditemu- sampel secara keseluruhan yang dipergunakan
kannya suatu terapi alternatif yang efektif dan dalam penelitian ini adalah 24 ekor Tikus Wistar
terjangkau dalam penatalaksanaan diabetes mel- Jantan. Mempertimbangkan terjadinya eksklusi
litus tipe 2.
02
IPTEKMA Volume 2 No.1, 2010

yang dilakukan setelah tikus Wistar Jantan di- 4. Rancangan Penelitian


induksi, maka jumlah tikus Wistar jantan yang Penelitian diawali dengan persiapan alat
dipergunakan adalah 40 ekor, sehingga jumlah dan bahan penelitian yang dilakukan selama 5
sampel yang dibutuhkan dapat dipenuhi. hari, termasuk pemeliharaan awal tikus sebelum
induksi Alloxan dilakukan. Tikus Wistar dipeli-
2. Variabel Penelitian hara berkelompok dalam 6 kandang berukuran
40 cm x 30 cm x 15 cm di mana masing-masing
Variabel Bebas : Konsumsi Daluman kandang terdiri dari 4-6 ekor tikus dan diberikan
Variabel Terikat : Kadar gula darah pakan sebanyak 15 gram/tikus/hari dan minum
Variabel Perancu : Jenis kelamin, berat ba yang diletakan dalam wadah khusus yang telah
dan, dan pakan disediakan untuk masing-masing kandang. Dalam
setiap kontak dengan tikus, para peneliti mem-
Definisi Operasional: pergunakan handschoen (sarung tangan steril)
1. Konsumsi Daluman : diberikan secara oral da- sebagai tindakan aseptik. Tahap pertama peneli-
lam bentuk ekstrak dengan pengelompokan do- tian dilakukan dengan menginduksi 34 ekor tikus
sis/takaran yang ditentukan dalam rancangan pe- Wistar jantan dengan Alloxan. Dosis diberikan
nelitian. Daluman diberikan dengan cara sonde. sebanyak 120 mg/kg BB secara intraperitoneal
2. Pengambilan darah : dilakukan dengan meng- mempergunakan syringe selama 7 hari diikuti
gunakan pipet kapiler hematokrit yang ditusuk- dengan pemberian pakan 15 gram/tikus dan mi-
kan di daerah plexus infraorbitalis. num larutan glukosa 10% sebanyak 100 ml untuk
3. Kadar gula darah : diukur dengan mempergu- masing-masing kandang dalam 3 hari terakhir
nakan alat GlucoDR dengan dilengkapi stik Glu- pada masa induksi (hari ke-5 hingga ke-7). Hari
coDR. ke-8 hingga ke-21, makanan diberikan dengan ta-
4. Jenis Kelamin : untuk mengontrol variabel karan seperti hari sebelumnya, sedangkan larutan
perancu jenis kelamin, dalam penelitian ini diper- glukosa 10% diganti dengan air suling. Hari per-
gunakan Tikus Wistar jantan, menilik lebih ting- tama sebelum dilakukan induksi alloxan dilaku-
ginya angka diabetes mellitus pada laki-laki dan kan pengukuran kadar gula darah awal sebagai
tidak ada kemungkinan hamil. tolak ukur peningkatan gula darah setelah induk-
5. Berat badan : untuk mengontrol variabel per- si. Setelah dilakukan induksi alloxan, pada hari
ancu berat badan, dalam penelitian ini dipergu- ke-7 dilakukan pengukuran kadar gula darah. Ti-
nakan Tikus Wistar jantan dengan kisaran berat kus Wistar jantan dengan kadar gula darah 270
badan 150-220 gram. mg/dl dimasukkan ke dalam kelompok sampel.
6. Pakan : untuk mengontrol variabel perancu be- Dalam penelitian ini dipergunakan 24 ekor tikus
rat badan, dalam penelitian ini Tikus Wistar jan- Wistar jantan yang telah diinduksi Alloxan seh-
tan diberikan pengaturan pakan yang disamakan ingga menjadi diabetes mellitus tipe 2. Sampel
yaitu 10 gram pakan tikus/hari dan minum seban- penelitian ini selanjutnya dikelompokkan men-
yak 20 ml yang ditempatkan dalam wadah yang jadi 4 jenis perlakuan, di mana masing-masing
telah disediakan. kelompok tersebut terdiri dari 6 ekor tikus Wistar
jantan. yaitu:
Kriteria Inklusi: D0= tanpa pemberian Daluman (kontrol)
Tikus Wistar jantan dengan kadar gula darah D1= pemberian Daluman dengan dosis 100 mg
270 mg/dl setelah induksi dengan Alloxan se- dalam takaran 0.1 cc
lama 7 hari. D2= pemberian Daluman dengan dosis 200 mg
dalam takaran 0.2 cc
Kriteria eksklusi: D3= pemberian Daluman dengan dosis 300 mg
Tikus Wistar jantan yang mati setelah in- dalam takaran 0.3 cc
duksi Alloxan, atau diperkirakan tidak dapat ber-
tahan dalam tahap penelitian lebih lanjut.

03
IPTEKMA Volume 2 No.1, 2010

Tahap kedua penelitian dilakukan dengan dari kadar gula darah awal. Keseluruhan data
mempersiapkan Daluman. Daluman yang diberi- yang diperoleh dianggap signifikan, jika p value
kan dalam intervensi dipersiapkan dalam bentuk 0,05.
ekstrak dengan proses ekstraksi sebagai berikut:
- Daun daluman dipotong dan dikering anginkan
selama 9 hari HASIL DAN PEMBAHASAN
- Daun daluman yang sudah kering tersebut
diblender hingga halus 1. Pengaruh Konsumsi Daluman (Cyclea bar
- Rendam dalam etanol dengan perbandingan bata) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
1:10 ( berat : volume, misal: 100 gram kering pada Tikus Wistar Jantan dengan Diabetes
yang sudah diblender : 1000 ml etanol) Mellitus Tipe 2.
- Rendam atau meserasi selama 2 hari untuk
mengikat zat aktif tanaman Berdasarkan data kasar yang diperoleh dari
- Kemudian disaring mempergunakan kertas penelitian (Gbr. 1) menunjukkan bahwa pem-
whattman 1 berian intervensi Daluman dengan ketiga dosis
- Pisahkan ekstrak dengan pelarut dengan mem yang berbeda memberikan efek yang signifikan
pergunakan vaccum rotary evaporator. terhadap penurunan gula darah, yakni dengan
Tahap ketiga penelitian dilakukan dengan rata-rata di atas 10%. Pada kelompok intervensi
menggunakan 24 ekor tikus Wistar jantan yang Daluman pertama (D1) yakni dengan pemberian
telah diinduksi Alloxan sehingga menderita dia- dosis 100 mg pada takaran 0.1 cc menunjukkan
betes. Tikus-tikus yang memenuhi kriteria-kri- terjadinya penurunan kadar gula darah dengan
teria inklusi dipilih secara acak sebagai sampel rata-rata 15.92% pada pemberian intervensi se-
dan dikelompokkan menjadi 4 kelompok seperti lama satu minggu pertama (PPGD1) dan rata-
yang telah disebutkan. Keempat kelompok terse- rata 37.98% pada pemberian intervensi selama
but diberikan pakan dengan jumlah yang sama, satu minggu kedua (PPGD2). Pada kelompok
yaitu sebanyak 15 gram/tikus/hari. Tikus dipua- intervensi Daluman kedua (D2) yakni dengan
sakan selama 8 jam setelah diberi pakan, kemu- pemberian dosis 200 mg pada takaran 0.2 cc
dian diberikan intervensi dengan dosis tertentu menunjukkan terjadinya penurunan kadar gula
sesuai kelompok. Pengukuran kadar gula darah darah dengan rata-rata 27.66% pada pemberian
untuk mengetahui perubahan yang terjadi dilaku- intervensi selama satu minggu pertama (PPGD1)
kan pada hari ke-15 dan hari ke-21. dan rata-rata 64.28% pada pemberian intervensi
selama satu minggu kedua (PPGD2). Pada ke
5. Teknik Pengumpulan Data lompok intervensi Daluman pertama (D3) yakni
Pengumpulan data dilakukan dengan men- dengan pemberian dosis 300 mg pada takaran 0.3
gukur kadar gula darah pada hari pertama sebagai cc menunjukkan terjadinya penurunan kadar gula
tolak ukur awal, pada hari ke-7 untuk memastikan darah dengan rata-rata 22.27% pada pemberian
keberhasilan induksi alloxan dan inklusi sample, intervensi selama satu minggu pertama (PPGD1)
serta pada hari ke-15 dan hari ke-21 untuk menge- dan rata-rata 50.73% pada pemberian intervensi
tahui efek dari intervensi terhadap gula darah. selama satu minggu kedua (PPGD2). Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian intervensi Dalu-
6. Analisis Data man dengan dosis 200 mg memberikan penu-
Analisis data dilaksanakan dengan uji AN- runan yang paling tinggi terhadap kadar gula
NOVA mempergunakan software statistik SPSS darah, jika dibandingkan dengan intervensi pada
16. dosis 100 mg dan 300 mg. Pada kelompok kon-
trol (D0) yakni tanpa pemberian intervensi Dalu-
7. Cara Penyimpulan Hasil Penelitian man menunjukkan terjadinya peningkatan kadar
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ter- gula darah dengan rata-rata 8.64% selama satu
dapat penurunan kadar gula darah tikus 10% minggu pertama (PPGD1) dan rata-rata 8.26%
selama satu minggu kedua (PPGD1).
04
IPTEKMA Volume 2 No.1, 2010

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Pemberian intervensi Daluman memberikan
pengaruh yang signifikan dan bermakna terhadap
penurunan kadar gula darah pada tikus Wistar
Jantan dengan diabetes mellitus tipe 2.
2. Pemberian intervensi Daluman dengan dosis
200 mg dalam takaran 0.2 cc (D2) memberi-
Gambar 1. Grafik Data Kasar Penelitian kan rata-rata penurunan kadar gula darah yang
ter tinggi, yakni penurunan kadar gula darah de
2. Dosis Konsumsi Daluman (Cyclea Barbata) ngan rata-rata 27.66% pada pemberian intervensi
yang dapat Memberikan Pengaruh Terhadap selama satu minggu pertama (PPGD1) dan rata-
Penurunan Kadar Gula Darah pada Tikus rata 64.28% pada pemberian intervensi selama
Wistar Jantan dengan Diabetes Mellitus Tipe satu minggu kedua (PPGD2). Setelah melalui uji
2. ANNOVA dengan SPSS 16 ditunjukkan bahwa
pemberian intervensi Daluman dengan dosis ini
Berdasarkan hasil uji ANNOVA dengan memiliki beda yang signifikan dan bermakna jika
SPSS 16 menunjukkan terdapatnya perbedaan dibandingkan dengan kelompok kontrol (D0),
yang bermakna antara rata-rata kadar gula darah maupun kelompok intervensi pertama (D1) dan
pada minggu pertama (PPGD1) kelompok kon- ketiga (D3).
trol dengan rata-rata kadar gula darah pada mi
nggu pertama (PPGD1) kelompok kedua, dan ke- Saran
tiga. Akan tetapi, tidak terdapat perbedaan yang 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
bermakna antara rata-rata kadar gula darah pada terkait pengaruh konsumsi Daluman terhadap ka-
minggu pertama (PPGD1) kelompok pertama dar gula darah pada penderita diabetes mellitus
dengan rata-rata kadar gula darah pada minggu tipe 2, sehingga dapat diperoleh medikasi alter-
pertama (PPGD1) kelompok kontrol, kedua, dan natif penurun kadar gula darah yang efektif dan
ketiga. Perbandingan rata-rata kadar gula darah terjangkau bagi para penderita diabetes mellitus
pada minggu kedua (PPGD2) kelompok kontrol tipe 2 dengan dasar keilmiahan yang dapat diper-
dengan kelompok pertama, kedua, dan ketiga tanggungjawabkan.
menunjukkan perbedaan yang bermakna. Akan 2. Perlu dilakukan penyuluhan kepada
tetapi, perbandingan rata-rata kadar gula darah masyarakat terkait manfaat Daluman, sehingga
minggu kedua (PPGD2) kelompok ketiga dengan budidaya Daluman dapat ditingkatkan.
kelompok pertama dan kedua tidak menunjuk-
kan perbedaan yang bermakna. Dari keseluruhan
hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian in- DAFTAR PUSTAKA
tervensi Daluman pada dosis apapun dapat men-
gakibatkan penurunan kadar gula darah, tetapi in- Arifin, Helmi, dkk. 2007. Pengaruh Pemberian
tervensi sebaiknya diberikan pada dosis 200 mg Vitamin C terhadap Fetus pada Mencit Dia-
sehingga terdapat penurunan yang signifikan dan betes. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi;
bermakna jika dibandingkan dengan tanpa pem- 12(01): 32-40.
berian intervensi. Baynes, JW. 2003. Role of oxidative stress in dia
betic complications. A new perspective on
an old paradigm. Diabetes; 48:1-9.
Evans, Joseph, dkk. 2002. Oxidative Stress and
Stress-Activated Signaling Pathways: A
Unifying Hypothesis of Type 2 Diabetes.

05
IPTEKMA Volume 2 No.1, 2010

Endocrine Reviews 2002; 23(5):599622.


Oprescu, Andrei, dkk. 2007. Free Fatty Acid
Induced Reduction in Glucose-Stimulated
Insulin Secretion : Evidence for a Role of
Oxidative Stress In Vitro and In Vivo. Dia-
betes Journal 2007; 56: 29272937.
Robins S, Cotran R, Kumar V. 2003. Robbins Ba
sic Pathology 7th ed. New York
WHO Country and Regional Data: World. 2009.
http://www.who.int/diabetes/facts/world_
figures/en/index.html. [10 September 2009]

Lampiran

Gambar 2. Induksi alloxan

Gambar 3. Pemberian intervensi

06

Anda mungkin juga menyukai