Anda di halaman 1dari 3

Aspek Kimia Difusi O2 dan CO2 dalam Respirasi

Respirasi adalah suatu proses pertukaran dua jenis gas (O 2 dan CO2) antara
tubuh dengan atmosfer. Respirasi dibagi menjadi dalam 4 proses, yaitu
1. Ventilasi pulmonari
Pertukaran udara alveoli paru-paru dengan udara atmosfer
2. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dengan darah
3. Transpor O2 dalam darah dari alveoli menuju sel jaringan dan CO 2 dari sel
jaringan kembalike alveoli
4. Pengaturan ventilasi
Proses Pertukaran O2 di Paru-Paru

PO2 pada alveoli = 104mmHg dan PO2 pada ujung arteri = 40mmHg
Selisih dari tekanan parsial oksigen di alveoli dan ujung arteri adalah 64.
Maka dengan perbedaan PO2 ini dapat mempercepat difusi O2 dari alveoli ke kapiler
paru. Tetapi, ketika darah sampai ke ujung vena tekanan parsial oksigennya sebesar
104mmHg. Sehingga tidak ada perbedaan PO 2 antara ujung vena dengan alveoli,
hal ini yang menyebabkan hampir tidak ada O 2 yang dapat berdifusi ke alveoli.
Karena tidak ada O2 yang dapat berdifusi ke alveoli, maka darah jenuh O 2 dapat
meninggalkan paru-paru.
Pada saat tubuh dalam kondisi melakukan kegiatan, kapasitas O 2 untuk difusi
akan meningkat. Hal ini penting untuk mempercepat proses pembakaran di jaringan
selama latihan.
Proses Difusi O2 di Jaringan
Darah jenuh O2 akan mengalir dari kapiler ke sel jaringan. Proses difusi ini
kebalikan dengan proses difusi O2 dari alveoli ke kapiler. PO2 dalam arteri sekitar 95
mmHg, dan pada jaringan 40 mmHg. Karena mempunyai selisih PO 2, maka O2

dalam kapiler akan berdifusi ke sel jaringan untuk digunakan dalam metabolisme
tubuh.
Proses Difusi dari CO2 ke Jaringan
CO2 adalah senyawa sisa metabolisme yang dihasilkan sel. Alasan kenapa
senyawa ini harus dikeluarkan adalah karena CO 2 bersifat toksik. Tekanan parsial
CO2 pada arteri yang masuk ke jaringan adalah 40 mmHg, sedangkan di jaringan
cukup tinggi. Maka terjadi difusi dari sel jaringan ke kapiler darah. PCO 2 dalam vena
menjadi 45 mmHg.
Proses Difusi CO2 di Paru

Tekanan parsial CO2 di dalam ujung arteri sebesar 45 mmHg, sedangkan


pada alveoli sebesar 40 mmHg. Selisih tekanan parsial CO 2 yang ada hanya 5
mmHg. Tetapi karena koefisien difusi CO2 20 kali lebih besar dibanding O2, maka
CO2 akan cepat berdifusi. Sebelum mencapai pertengahan kapiler paru,
keseimbangan PCO2 antara alveoli dengan vena telah tercapai. Maka, PCO 2 darah
yang meninggalkan paru sama dengan dengan PCO 2 di alveoli, yaitu 40 mmHg.
Transpor O2 dalam Darah
Oksigen diangkut dalam dua bentuk :
1. Larutan biasa = 0,393mL/100mL darah
2. Bentuk disosiasi dengan hemoglobin
Hb + O2 HbO2
Bila dalam kondisi jenuh, 1 gram Hb mengandung O 2 sebanyak 1,34 mL.
Jadi jika ada orang yang Hbnya 14 gram/100 mL darah, maka O 2 yang
dapat diangkut dalam darahnya dalam bentuk HbO 2 adalah 14 x 1,34 =
18,76 ml / 100 mL darah. Jadi secara keseluruhan, jumlah kapasitas
oksigen dalam darah adalah 13,76 + 0,393 = 19,153 / 100 mL darah. O 2
diangkut dari paru-paru 97-98% dalam bentuk HbO 2.
Transpor CO2 dalam Darah

Karbon dioksida diangkut dalam tiga bentuk :


1. Larutan biasa (6%)
2. Bentuk berasosiasi dengan Hb (20%)
Hb + CO2
HbCO2
3. Melalui sistem pembentukan karbonat dan ion bikarbonat dalam
eritrosit
CO2 hasil metabolisme sel akan masuk ke dalam eritrosit, bereaksi
dengan H2O dan karbonat anhidrase H2CO3
Senyawa H2CO3 secara spontan akan terurai menjadi H+ + HCO3HCO3- akan keluar dari eritrosit, sedangkan H + sulit keluar. Ion H+ akan
menaikkan pH dari eritrosit, hal ini dapat dicegah dengan adanya ikatan
Hb dan membentuk HHb.

Anda mungkin juga menyukai