PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Medium
Medium merupakan bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroba. Medium yang dibuat dalam percobaan
dimaksudkan untuk menumbuhkan mikroba. Oleh karena itu, proses pembuatannya
dilakukan dalam kondisi steril. Dalam praktikum, medium yang dibuat ada dua
macam berdasarkan konsistensinya, yaitu medium NA dan medium PDA (Hartati,
2012).
2.3.1 Medium NA (Nutrient Agar)
Menurut Hartati (2012), Nutrient Agar (NA) merupakan medium
padat dilihat dari konsistensinya. Berdasarkan fungsinya termasuk dalam
medium umum yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri, dimana bahan-
bahannya terdiri dari:
1. Aquadest, yang berfungsi melarutkan bahan-bahan yang telah
dicampurkan.
2. Agar, yang merupakan merupakan zat pemadat atau pengeras medium.
3. Ekstrak daging berfungsi sebagai sumber protein dan mineral.
4. Pepton adalah protein yang terdapat pada susu kedelai, putih telur. Pepton
banyak mengandung nitrogen sehingga baik digunakan sebagai bahan
dalam pembuatan medium.
2.3.2 Medium PDA (Potato Dextrose Agar)
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum
yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur.
Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan
juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan
untuk jamur (Hartati, 2012).
2.4 Bakteri/Jamur pada Vagina
2.4.1 Etiologi
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Isolasi dan
Identifikasi Flora Normal, yaitu:
3.2.1 Alat
a. Enkas
b. Cawan petri
c. Bunsen
d. Korek gas
3.2.2 Bahan
a. Cotton buds
b. Alkohol 70%
c. Medium NA (Nutrient Agar)
d. Medium PDA (Potato Dextrose Agar)
e. Kertas
f. Spritus
g. Sampel mikroba pada ketiak, mukosa mulut, selangkangan, sela jari kaki,
dan vagina
Gambar
No. Sampel Keterangan Morfologi
Sebelum Sesudah
Ukuran: - Pinpoint
- Large
Bentuk: - Circular
Margin: - Entire
- Lobate
1.
Ukuran: - Pinpoint
- Small
- Moderate
- Large
Bentuk: - Circular
Sela Jari Kaki - Irregular
Elevasi: - Convex
(PDA)
- Raised
Margin: - Entire
- Lobate
Gambar
No. Sampel Keterangan Morfologi
Sebelum Sesudah
Ukuran: - Pinpoint
- Small
- Moderate
Bentuk: - Circular
- Irregular
Vagina (NA) Elevasi: - Convex
- Umbonate
Margin: - Entire
- Undulate
2. Ukuran: - Pinpoint
- Small
- Moderate
- Large
Bentuk: - Circular
- Irregular
Vagina (PDA) Elevasi: - Convex
- Umbonate
Margin: - Entire
- Undulate
- Lobate
Gambar
No. Sampel Keterangan Morfologi
Sebelum Sesudah
Ukuran: - Pinpoint
- Small
- Moderate
- Large
Selangkangan Bentuk: - Circular
- Irregular
(NA) Elevasi: - Convex
- Umbonate
Margin: - Entire
- Undulate
3. Ukuran: - Pinpoint
- Small
- Moderate
Bentuk: - Circular
- Rhizoid
Selangkangan Elevasi: - Convex
- Flat
(PDA)
Margin: - Entire
- Undulate
- Lobate
- Serrate
Gambar
No. Sampel Keterangan Morfologi
Sebelum Sebelum
Ukuran: - Pinpoint
- Large
Mukosa Mulut
Bentuk: Circular
(NA) Elevasi: Raised
Margin: Entire
4. Ukuran: - Pinpoint
- Large
Bentuk: - Circular
- Irregular
Mukosa Mulut
Elevasi: Raised
(PDA)
Margin: - Entire
- Undulate
Ukuran: - Pinpoint
- Small
- Large
Ketiak (NA) Bentuk: Circular
Elevasi: Raised
Margin: Entire
5.
Ukuran: Pinpoint
Bentuk: Circular
Ketiak (PDA)
Elevasi: Flat
Margin: Entire
4.2. Pembahasan
Flora normal adalah sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada kulit dan
selaput lendir atau mukosa manusia yang sehat maupun sakit. Pertumbuhan flora
normal pada bagian tubuh tertentu dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, nutrisi dan
adanya zat penghambat. Keberadaan flora normal pada bagian tubuh tertentu
mempunyai peranan penting dalam pertahanan tubuh karena menghasilkan suatu
zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Adanya flora normal
pada bagian tubuh tidak selalu menguntungkan, dalam kondisi tertentu flora normal
dapat menimbulkan penyakit.
Alat yang digunakan pada praktikum Isolasi dan Identifikasi Flora Normal
adalah enkas yang berfungsi sebagai tempat menyimpan sampel, cawan petri
sebagai tempat diletakkannya medium dan tempat berkembangnya jamur, bunsen
sebagai alat untuk memanaskan sampel, dan korek gas yang digunakan untuk
menyalakan api. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu cotton buds untuk
mengambil sampel jamur, alkohol 70% untuk mensterilkan tangan, medium NA
dan PDA sebagai medium tempat berkembangnya jamur, kertas yang digunakan
untuk membungkus cawan petri, spritus sebagai bahan bakar untuk memanaskan
sampel pada cawan petri, dan sampel mikroba pada ketiak, mukosa mulut,
selangkangan sela jari dan vagina yang digunakan sebagai sampel yang diamati.
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum Isolasi dan Identifikasi
Flora Normal pertama-tama yaitu menyiapkan alat dan bahan kemudian
mensterilkan dengan alkohol 70%, setelah itu menyalakan bunsen dan memanaskan
cawan petri, setelah itu memasukkan medium NA pada cawan petri, kemudian
mengambil setiap sampel yang akan diamati dengan cotton buds kemudian
mengoleskan ke dalam medium secara zig zag, setelah itu mensterilkan kembali
medium dengan cara diapikan dan membungkus sampel dengan kertas, selanjutnya
lakukan hal yang sama seperti sampel NA pada sampel PDA, setelah itu
meletakkan sampel ke dalam incubator dan diamkan selama 2x24 jam, dan terakhir
mengamati dan memotret sampel setelah 2x24 jam.
Pada sampel sela jari kaki setelah didiamkan selama 2x24 jam pada medium
NA terlihat bahwa terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran pinpoint, dan
large, memiliki bentuk circular dan irregular (tidak beraturan), memiliki elevasi
convex dan umbonate, memiliki margin entire dan lobate, dan berwarna putih. Hal
ini sesuai dengan literatur Siregar (2011), bahwa koloni bakteri pada sela jari kaki
adalah bakteri yang berbentuk circular yang hidup pada kaki yang lembab dan
dapat menyebabkan penyakit pada sela jari kaki seperti kutu air.
Pada sampel sela jari kaki setelah didiamkan selama 2x24 jam pada medium
PDA terlihat bahwa terdapat koloni jamur yang memiliki ukuran pinpoint, small,
moderate, dan large, memiliki bentuk circular dan irregular, memiliki elevasi
convex dan raised, dan memiliki margin entire dan lobate. Hal ini sesuai dengan
literatur Siregar (2011), bahwa koloni jamur yang memiliki bentuk irregular dan
elevasi raised ini menyerang daerah tangan dan kaki terutama daerah telapak dan
sela-sela jari. Infeksi ini menular dari adanya kontak dengan debris keratin yang
terinfeksi jamur di tempat yang kelembabannya tinggi atapun tertutup.
Pada sampel vagina setelah didiamkan selama 2x24 jam pada medium NA
terlihat bahwa terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran pinpoint, small, dan
moderate, memiliki bentuk circular dan irregular, memiliki elevasi convex dan
umbonate, dan memiliki margin entire dan undulate. Hal ini sesuai dengan literatur
Pelczar (2008), bahwa koloni bakteri Lactobacil aerob muncul dalam vagina yang
memiliki bentuk beragam diantaranya circular serta memiliki ukuran small yang
menetap selama PH tetap asam, jika PH menjadi netral terdapat flora campuran
kokus dan basil. Pada waktu pubertas, lactobacil aerob dan anaerob ditemukan
kembali dalam jumlah besar dan mempertahankan keasaman PH melalui
pembentukan asam dari karbohidrat khsusunya glikogen.
Pada sampel vagina setelah didiamkan selama 2x24 jam pada medium PDA
terlihat bahwa terdapat koloni jamur yang memiliki ukuran pinpoint, small,
moderate, dan large, memiliki bentuk circular dan irregular, memiliki elevasi
convex dan umbonate, memiliki margin entire (tepian rata), undulate, dan lobate,
dan berwarna putih. Hal ini sesuai dengan literatur Graham (2007), bahwa koloni
jamur pada vagina memiliki bentuk circular, memiliki elevasi convex, dan berwarna
putih, serta terkandung jamur candida albicans.
Pada sampel selangkangan setelah didiamkan selama 2x24 jam pada
medium NA terlihat bahwa terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran pinpoint,
small, moderate, dan large, memiliki bentuk circular dan irregular, memiliki
elevasi convex dan umbonate, dan memiliki margin entire dan undulate. Hal ini
sesuai dengan literatur Hartati (2012), bahwa koloni bakteri pada selangkangan
memiliki bentuk irregular, memiliki elevasi convex, memiliki margin entire dan
berwarna putih terang.
Pada sampel selangkangan setelah didiamkan selama 2x24 jam pada
medium PDA terlihat bahwa terdapat koloni jamur yang memiliki ukuran pinpoint,
small, dan moderate, memiliki bentuk circular dan rhizoid, memiliki elevasi
convex dan flat, dan memiliki margin entire, undulate, lobate, dan serrate. Hal ini
sesuai dengan literatur Hartati (2012), bahwa koloni jamur pada selangkangan
memiliki bentuk irregular, memiliki ukuran moderate, memiliki margin entire dan
berwarna putih, serta terkandung jamur yang dapat menyebabkan Tinea cruris, atau
infeksi jamur yang terjadi di selangkangan. Tinea cruris membentuk ruam yang
dimulai pada daerah selangkangan, ruam ini bersifat gatal, memiliki perbatasan
merah dan biasanya menyebar.
Pada sampel mukosa mulut setelah didiamkan selama 2x24 jam pada
medium NA terlihat bahwa terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran pinpoint
dan large, memiliki bentuk circular, memiliki elevasi raised, dan memiliki margin
entire. Hal ini sesuai dengan literatur Pelczar (2008), bahwa koloni bakteri
bacteroides dan bakteri fusiform (Fusiobacterium sp.) pada mukosa mulut memiliki
ukuran pintpoint dan bentuk circular.
Pada sampel mukosa mulut setelah didiamkan selama 2x24 jam pada
medium PDA terlihat bahwa terdapat koloni jamur yang memiliki ukuran pinpoint
dan large, memiliki bentuk circular dan irregular, memiliki elevasi raised, dan
memiliki margin entire dan undulate. Hal ini sesuai dengan literatur Dharma
(2007), bahwa koloni jamur pada mukosa mulut memiliki bentuk circular, dan
memiliki elevasi raised. Serta terdapat jamur yang bersifat merusak jaringan di
sekitarnya yang kemudian menyebabkan stomatitis atau penyakit sariawan.
Pada sampel ketiak setelah didiamkan selama 2x24 jam pada medium NA
terlihat bahwa terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran pinpoint, small, dan
large, memiliki bentuk circular, memiliki elevasi raised, dan memiliki margin
entire. hal ini sesuai dengan literatur Bernstein (2011), bahwa koloni bakteri pada
ketiak memiliki bentuk circular, memiliki ukuran small, memiliki elevasi raised,
memiliki margin entire, dan berwarna putih.
Pada sampel ketiak setelah didiamkan selama 2x24 jam pada medium PDA
terlihat bahwa terdapat koloni jamur yang memiliki ukuran pinpoint, memiliki
bentuk circular, memiliki elevasi flat, dan memiliki margin entire. Hal ini sesuai
dengan literatur Bernstein (2007), bahwa koloni jamur spesies candidiasis yang
terdapat pada lapisan terluar kulit merupakan bentuk yang paling sering terkena
infeksi terutama pada bagian-bagian tubuh yang hangat dan lembab seperti ketiak,
lipatan paha, skrotum, atau lipatan-lipatan di bawah payudara yang koloninya
berbentuk circular yang ukurannya biasa di temukan dalam bentuk pinpoint.
Pada beberapa sampel seperti sampel sela jari kaki pada medium PDA,
sampel vagina pada medium NA dan PDA, sampel selangkangan pada medium NA
dan PDA, sampel ketiak pada medium NA, dan sampel mukosa mulut pada
medium NA dan PDA ditemukan pertumbuhan biakan koloni bakteri dan jamur
yang tidak merata, hal ini disebabkan karena pada saat mengoleskan cotton buds
tidak teliti dan tidak kentara akibatnya hasil biakan koloni yang didapatkan pun
tidak tumbuh dengan baik, sehingga bentuk, ukuran, elevasi, serta marginnya
bermacam-macam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum Isolasi dan Identifikasi Flora Normal, yaitu:
1. Teknik isolasi flora normal pada tubuh manusia dilakukan dengan cara
menumbuhkan bakteri dan jamur di luar dari lingkungan alaminya, dengan
menggunakan dua medium, yaitu medium NA (Nutrient Agar) dan PDA (Potato
Dextrose Agar).
2. Morfologi flora normal yang terdapat pada pada sampel sela jari kaki pada
medium NA terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran pinpoint dan large,
memiliki bentuk circular dan irregular, serta memiliki elevasi convex dan
umbonate, juga memiliki margin entire dan lobate. Pada sampel sela jari kaki
pada medium PDA terdapat koloni jamur yang memiliki ukuran pinpoint, small,
dan large, memiliki bentuk circular dan irregular, serta memiliki elevasi convex
dan raised juga memiliki margin Entire dan Lobate. Pada sampel yang terdapat
pada vagina pada medium NA terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran
pinpoint, small dan moderate, memiliki bentuk circular dan irregular, serta
memiliki elevasi convex dan umbonate, juga memiliki margin entire dan
undulate. Pada sampel vagina terlihat pada medium PDA terdapat koloni jamur
yang memiliki ukuran pinpoint, small dan moderate, memiliki bentuk circular
dan irregular, serta memiliki elevasi convex dan umbonate, juga memiliki
margin entire dan lobate. Pada sampel selangkangan terlihat pada medium NA
terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran pinpoint, small, large dan
moderate, memiliki bentuk circular dan irregular, serta memiliki elevasi convex
dan umbonate, juga memiliki mentire dan undulate. Pada sampel selangkangan
terlihat pada medium PDA terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran
pinpoint, small, large dan moderate, memiliki bentuk circular dan rhizoid, serta
memiliki elevasi convex dan flat, juga memiliki margin entire, lobate dan
undulate. Pada sampel mukosa mulut terlihat pada medium NA terdapat koloni
bakteri yang memiliki ukuran pinpoint, dan large, memiliki bentuk circular,
serta memiliki elevasi raised juga memiliki margin entire. Pada sampel mukosa
mulut terlihat pada medium PDA terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran
pinpoint, dan large, memiliki bentuk circular dan irregular, serta memiliki
elevasi raised juga memiliki margin entire dan undulate. Pada sampel kulit
ketiak terlihat pada medium NA terdapat koloni bakteri yang memiliki ukuran
pinpoint, small dan large, dan memiliki bentuk circular, serta memiliki elevasi
raised juga memiliki margin entire. Pada sampel kulit ketiak terlihat pada
medium PDA terdapat koloni jamur yang memiliki ukuran pinpoint, memiliki
bentuk circular, serta memiliki elevasi flat dan juga memiliki margin entire.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Praktikum Selanjutnya
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya adalah agar lebih teliti
dalam menyiapkan sampel dan mengoleskan sampel ke medium agar
didapatkan hasil pengamatan yang maksimal, dan juga sebaiknya berhati-hati
saat memanaskan sampel.
5.2.2 Saran untuk Asisten
Adapun saran untuk asisten adalah agar selalu mendampingi dan
mengawasi praktikan dan membantu menjelaskan dengan baik apabila
praktikan tidak mengerti, baik selama proses praktikum ataupun asistensi,
sampai praktikan benar-benar mengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Bernstein 2007, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan Edisi Ke-16, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Dharma, Adji 2007, Major Diagnosis Fisik, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Gulli, Musjaya 2014, Identifikasi Bakteri Flora Normal Mukosa Hidung dan Saliva
pada Penambang Emas (Tromol) di Kelurahan Poboya Kecamatan Palu Timur
Sulawesi Tengah , Jurnal Biocelebes, Vol. 8, No. 1, ISSN: 1978-6417, Hal. 10.
Siregar 2011, Penyakit Jamur Kulit Edisi 2, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Triyana, Yumna 2011, Perbandingan Angka Kuman pada Cuci Tangan dengan
Beberapa Bahan sebagai Standarisasi Kerja di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Jurnal Penelitian dan
Pengabdian, Vol. 5, No. 1, ISSN: 1907-4039, Hal. 5-6.