Anda di halaman 1dari 2

Modernisasi Identitas Sosial

Samsul_Ariev
Modernisasi dikenal sebagai proses transformasi dan perubahan kearah yang lebih maju
atau lebih spesifik proses pergeseran sikap dan mentalitas seorang individu sebagai anggota
masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan hidup di lingkungannya. Permasalahannya
adalah tuntutan hidup masa kini yang dipengaruhi IPTEK cenderung meniru budaya barat dan
membuat setiap individu kesulitan mengenali dirinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Perkembangan IPTEK memang memberikan lebih banyak pilihan dan kesempatan. Namun
seiring perkembangannya, pilihan dan kesempatan itu mulai terasa berlebihan bahkan justru
menimbulkan permasalahan. Manusia di era millenials ini harus benar-benar mendalami konsep
pemanfaatan teknologi. Jangan sampai kita sudah merasa memanfaatkan teknologi tapi
kenyataan yang sebenarnya kita justru diperbudak olehnya.

Mari kita cermati bersama, misalnya saja permainan. Era sebelum teknologi, kita dapat
dengan jelas melihat perbedaan bagaimana perbedaan permainan antara orang dewasa dan anak-
anak. Sedangkan sekarang, permainan anak di sekolah dasar, mahasiswa dan bahkan yang sudah
beristri pun hampir sama. Semua orang terlihat sama, bisa kita lihat bahwa satu jenis permainan
dapat dijangkau dan dimainkan oleh semua usia padahal tujuan sebuah permainan adalah melatih
keterampilan yang seharusnya berbeda-beda pada setiap orang berdasarkan tingkatan
perkembangan usianya. Selain permainan, teknologi juga menghilangkan batasan-batasan
lainnya termasuk pengetahuan. Semuanya hampir dapat diakses oleh semua kalangan usia.
Teknologi benar-benar menghilangkan batasan-batasan dalam kehidupan manusia. Hal ini
membuat kesetaraan benar-benar terwujud dan cenderung berjalan kearah negatif, kesamaan
pengetahuan antara anak-anak dengan orang yang lebih dewasa membuatnya merasa setara dan
berhak menuntut sesuatu. Sebenarnya tidak mengagetkan jika banyak kasus orang tua yang
dituntut oleh anaknya sendiri dan guru yang diperlakukan kurang pantas oleh siswanya.
Alasannya dan penyebabnya hanya satu yakni kesetaraan sosial.

Generasi ini sepertinya perlu mendefinisikan ulang bagaimana konsep kesetaraan yang
sebenarnya dibutuhkan. Kita perlu merancang ulang batasan dan tingkatan kehidupan serta
membuat kesepakatan bersama. Selain modernisasi kehidupan, sepertinya kita juga perlu
memodernisasikan konsep kesetaraan. Kesetaraan sebenarnya baik dimana akan memberikan
kesempatan yang sama bagi semua orang untuk mendapatkan sesuatu, tapi kesetaraan itu juga
harus memiliki batasan. Bagaimana pun, perkembangan pola pikir anak berusia 10 tahun ke
bawah berbeda dengan
Lampiran Sebagai Kontributor Baru

Nama Lengkap : Samsul Arifin

Domisili : Malang, Jawa Timur

Nomor Kontak : 083835717444

Akun Media Sosial : ig : samsul_ariev

Fb: samsul_ariev

Foto :

Atribusi : Penulis merupakan lulusan Sarjana Pendidikan Biologi Universitas


Muhammadiyah Malang dan sekarang sedang melanjutkan studi Pasca
Sarjana di Universitas Negeri Malang Jurusan Pendidika Biologi. Sejak
Mahasiswa S1 aktif dalam lomba karya tulis ilmiah dan beberapa kali
menjadi finalis dan juara ditingkat nasional (Juara 1 LKTI Inovasi
Pendidikan Indonesia (IDEA) di Universitas Negeri Jakarta 2018, Juara
3 Scientist Event di Universitas Mulawarman Samarinda tahun 2017,
Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Dirjen Pendidikan
Tinggi/Dikti bidang pengabdian masyarakat tahun 2016 dan Juara
Favorit LKTIN Perikanan Nasional di Universitas Brawijaya Malang
tahun 2015).

Scan KTP :

Anda mungkin juga menyukai