Anda di halaman 1dari 3

Fikri Fahrurozi

M0220036

Tanggung jawab mahasiswa fisika untuk memajukan Indonesia.


Sedari dini kita dididik menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Setiap orang harus bertanggung jawab
atas apa yang dia lakukan. Entah saat kita salah berucap atau saat memecahkan gelas, kita dituntut
untuk menanggung akibatnya. Kewajiban menanggung segala sesuatunya ini lah yang dimaknai sebagai
tanggung jawab (KBBI, 2022). Tanggung jawab ini hadir sebagai buah dari kodrat manusia sebagai
makhluk social yang pasti terlibat interaksi. Oleh karena itu, kita sepakat bahwa tanggung jawab
melekat pada setiap pribadi. Hal ini yang menjadikan kita hati-hati dalam bertindak dan jauh dari kata
sembrono. Memang masih ada pengecualian, yakni bagi mereka yang tidak sehat akalnya.

Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban dan kesalahan. Frasa yang biasa didengar adalah jika
bersalah, maka harus bertanggung jawab. Namun perlu diperhatikan bahwa tanggung jawab juga hadir
sebagai kewajiban karena peran setiap pribadi. Mengapa berlaku demikian? Hal ini muncul karena
setiap pribadi adalah bagian dari masyarakat dan peradaban. Setiap orang bertanggung jawab atas diri
sendiri, masyarakat, dan bangsa. Bertanggung jawab atas diri sendiri bermakna menjaga diri kita dari
kerugian. Sedangkan untuk bertangung jawab atas masyarakat ataupun bangsa perlu adanya kesadaran
sosial. Bahwa kita bagian dari peradaban layaknya unsur yang menyusun suatu system. Maka dari itu,
keberadaan kita dapat mempengaruhi peradaban masyarakat dan bangsa.

Mahasiswa tidak hanya sebagai diri pribadi juga berperan sebagai kaum intelektual. Hal ini menuntut
kita untuk mampu memberikan buah pemikiran sebagai kontribusi untuk menyejahterakan masyarakat
serta memajukan bangsa. Sebagai civitas akademika, keberadaan kita dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dituangkan dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni :

1. Pendidikan dan pengajaran


2. Penelitian dan pengembangan
3. Pengabdian kepada masyarakat

Ketiga dharma tersebut, menuntut tanggung jawab mahasiswa untuk memenuhinya. Tanggung jawab
tersebut berlaku untuk semua bidang keilmuan. Orang yang menekuni bidang kesehatan haruslah
mengabdikan diri untuk menjaga kesehatan masyarakat. Orang yang menekuni bidang pendidikan,
harus mengabdikan diri mendidik penerus bangsa. Pun demikian bagi orang yang menekuni bidang
sains, mestinya berkontribusi dalam kemajuan inovasi teknologi dan keilmiahan lainnya. Sering
dikatakan bahwa pengetahuan adalah pilar peradaban. Maka, mahasiswa fisika yang berilmu
pengetahuan harus berperan dan punya dampak besar bagi peradaban bangsa dan negara.

Transisi suatu negara dari negara berkembang ke negara maju adalah proses yang kompleks yang
menuntut untuk menghadapi kepentingan-kepentingan yang sudah mapan dalam masyarakat.
Dorongan untuk ini harus datang tidak hanya dari para ilmuwan tetapi juga dari sektor masyarakat
lainnya. Di dunia di mana globalisasi dan daya saing adalah aturan, kemajuan mengharuskan negara
berkembang menemukan area di mana mereka secara signifikan lebih baik daripada pesaing mereka
karena angkatan kerja yang lebih terlatih, sumber daya alam yang menguntungkan, atau kemampuan
ilmiah dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan ilmuwan dapat memainkan peran penting dalam
menentukan pilihan tersebut dan menerapkan strategi pembangunan (Goldemberg, 1998).

Teknologi dan inovasi berperan penting dalam upaya perwujudan kemajuan bangsa. Mahasiswa harus
sadar diri bahwa mereka dituntut untuk berkontribusi. Sebab sudah sepantasnya bagi mahasiswa untuk
Fikri Fahrurozi
M0220036

andil dalam memajukan Indonesia. Mahasiswa bertanggung jawab untuk menghadirkan inovasi yang
berdampak besar bagi kelangsungan hidup bangsa. Toh, sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa
akan merasakan kebermanfatannya juga. Banyaknya bidang yang dapat dipelajari menjadi ranah
munculnya kreativitas dan inovasi. Perlu diingat bahwa penelitian ilmiah tidak hanya dimotivasi oleh
rasa ingin tahu atau kecintaan pada sains, tetapi juga oleh passion dan pandangan bahwa beberapa
bidang penelitian lebih bermanfaat daripada yang lain. Seperti halnya pengharagaan Nobel yang
menjadi penghargaan tertiggi bagi akademika. Penghargaan Nobel diberikan bukan hanya pada
penelitian yang menemukan teknik atau peralatan baru. Namun juga bagi penelitian yang berkontribusi
besar bagi masyarakat. Tidak terbatas pada penemuannya saja, namun harus juga dapat
dimasyarakatkan. Dalam artian mahasiswa harus dapat mengedukasi masyarakat agar dapat
memanfaatkannya dan turut berkontribusi.

Esensi tanggung jawab ini terkait dengan kebermanfaatan keilmuan. Kebermanfaatan ilmu pengetahuan
juga terkait dengan kebermaknaan ilmu tersebut. Dimana kelimuan juga menuntun pada jalan
kebenaran dalam hidup. Peradaban manusia saat ini diperoleh dari ilmu pengetahuan. Berkembangnya
ilmu pengetahuan berbanding lurus dengan majunya peradaban. Kita yang dahulu membakar obor
untuk menerangi malam, beralih menggunakan lampu bohlam. Kita yang dahulu menunggu 155 hari
untuk panen padi rojo lele, kini hanya perlu kurang dari 120 hari untuk panen padi srinar. Hal ini adalah
salah satu bukti bahwa ilmu pengetahuan dapat menyejahterakan hidup.

Kegiatan bertanggung jawab civitas akademika semacam ini sudah diberlakukan sejak lama. Kita
menjumpai Kaiser Wilhelm Society (KWG) yang berdiri pada tahun 1912. Prinsip KWG adalah kebebasan
penelitian sebesar mungkin, dikombinasikan dengan pengabdian, dalam bidang yang relevan secara
sosial. Manfaatnya dirasakan bagi ilmuwan, pemerintahan dan masyarakat. Apa yang KWG terapkan
adalah suatu pengaplikasian sains sebagai bentuk pertanggung jawaban para ilmuwan terhadap
masyarakat. Mereka fokus pada bidang yang diyakini berdampak besar bagi kehidupan masyarakat.
Begitulah negara-negara maju terwujud. Yakni dengan adanya andil dari para intelektual. Sejarah
tersebut juga menjadi contoh bagaimana orang-orang di bidang sains (ilmuwan) berkontribusi.
Tanggung jawab ilmuwan di masyarakat adalah suatu kewajiban seorang ilmuwan untuk mengetahui
masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan sosial tersebut. Seorang ilmuwan mempunyai
tanggung jawab sosial, bukan saja karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat
secara langsung di masyarakat namun yang lebih penting adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu
dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Fungsinya selaku ilmuwan tidak berhenti pada penelaahan
dan keilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab agar produk keilmuan sampai dan
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (Sopian et al, 2022).

Apalagi Indonesia punya target besar Indonesia Emas 2045. Target besar ini tentunya menghadirkan
tantangan besar pula. Mulai dari persiapan SDM, kecakapan mengolah SDA, transformasi energy,
digitalisasi dan mempertahankan budaya bangsa. Hal ini perlu banyak upaya preventif dan solutif.
Sebagai pegiat ilmu pengetahuan, kita punya daya untuk dapat memprediksi apa yang akan terjadi di
masa depan. Sehingga kita dapat berkontribusi dalam menyusun strategi memajukan bangsa.

Paradigma sosial yang kian berubah, menjadikan inovasi sebagai suatu kebutuhan. Inovasi haruslah
selaras dengan dinamika yang hadir sebagai permasalahan dan harus dapat memberikan dampak besar.
Hal ini menjadi acuan untuk dapat menerapkan kelimuan yang tepat guna. Seperti pada contoh inovasi
varietas padi srinar yang merupakan hasil dari teknologi radiasi. Untuk dapat berinovasi dengan baik,
Fikri Fahrurozi
M0220036

mahasiswa harus memahami kondisi bangsanya. Indonesia memiliki banyak potensi sebagai bangsa
besar. Potensi ini membutuhkan peranan aktif intelektual dalam berinovasi untuk dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Faktanya, saat ini Indonesia masih jauh dari impian indah tersebut. Berdasarkan Global
Inovation Index 2020, Indonesia memiliki lebih banyak kelemahan daripada kelebihan. Misalnya dalam
bidang minat baca, publikasi hasil penelitian dan kacakapan sumber daya. Masing-masing menempati
peringkat 72, 126, dan 125 dari 132 negara (Global Inovation Index, 2020). Hal ini adalah bagian dari
tanggung jawab mahasiswa. Kita perlu bertanya pada diri masing-masing, apa yang sudah kita berikan
bagi bangsa ini?

Pada akhirnya, memajukan Indonesia adalah taggung jawab setiap warga negaranya. Sebagai saintis
dan civitas akademik, kita punya tuntutan lebih. Yakni melakukan inovasi berdasarkan kaidah keilmuan.
Kita harus menyadari bahwa kita bagian penting dari bangsa dan memiliki kewajiban atas hal tersebut.
Sehingga kita harus bertanggung jawab dalam memajukan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai