Anda di halaman 1dari 4

Nama : WIJANARKO

NIM : 837572448
Mata Kuliah : Perpektif Global
Modul : III
KB :1

Pentingnya Kesadaran dalam Perspektif Global

Sesungguhnya perspektil global adalah cara pandang terhadap kehidupan global. Menurut
Kamus Filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996) bahwa yang dimaksud dengan kesadaran
mengandung arti keinsyafan terhadap ego, diri atau benda. Kesadaran adalah kemampuan untuk
melihat diriny sendiri sebagaimana orang lain dapat meliharnya. Dengan kata lainkcsadaran adalah
"pengakuan diri". Kesadaran muncul dari dalam diri kita sebagai cetusan nurani. Kalau hal ini
dikaitkan dengan perspektif global rnaka kesadaran di sini adalah pengakuan bahwa kita adalah bukan
semata-rnata sebagai warga suatu negara tetapi juga keluarga dunia, yang mempunyai ketergantungan
terhadap orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam sekitar baik secara lokal, nasional dan global.
Dengan kesadaran itu muncul suatu pengakuan bahwa masalah global perlu dipelajari, dipahami dan
dirnanfaalkan untuk kepentingan bersama sehingga dalam berpikir, berucap dan bertindak
menunjukkan dan rnencerminkan adanya kepedulian, kepentingan, dan kemanfaatan.
Sementara yang dimaksud dengan wawasan menurut Ensiklopedia Nusional Indonesia Jilid l7
(1991) adalah sikap pandang atau cara pandang yang melihat sesuatu sebagai suaru kepentinga. Dalam
kaitannya dengan masalah global wawasan grobal adalah suatu pemahaman terhadap pengetahuan,
fenomena, masalah dan peristiwa yang bersifat global untuk kepentingan umat manusia.
Hak merupakan conerstone of citizenship (Steiner, l966:20), merupakan inti dari kehidupan
keluarga dunia. Sedangkan kewajiban merupakan panggiran arau tanggungjawab atau tugas kita
sebagai keluarga dunia. Selain itu perlu kita sadari bahwa di dunia ini tidak hanya ada kita, akan tetapi
ada orang lain yang bermukim di seluruh belahan dunia. oleh karena itu, kita harus banyak
mempelajari tentang dunia dan seisinya. Tugas guru adalah mengglobalkan pengetahuan dan sikap
serta kesadaran siswa terhadap dunia. Guru seperti ini adalah guru global atau Global Teacher (Steiner,
1996).
Kita menyadari betul bahwa perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) begitu pesat.
Menurut Makagiansar (mimbar, 1989). Kedua kemajuan IPTEK ini ditandai dengan berbagai
temuan yang rnengagumkan. Kita mengetahui berbagai temuan dalam ilmu pengetahuan yang
berdampak dunia, misalnya tentang pengembangbiakan makhluk hidup rnelalui sel yaitu "kloning",
dan ditemukannya hijau daun (klorofil) sebagai obat pembasmi kanker (Republika, l0 Februari 1998).
Perkembangan teknologi komunikasi dimulai dengan diciptakannya pcsalvat telepon oleh
Alexandcr Grahan Bell (Yaya, 1998) pada tahun 1876, ini membawa perubahan besar terhadap
teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi ini lebih diperkuat lagi dengan berkembangnya teknologi
komputer yang diciptakan oleh Atanasoff dan Ctifford Berry tahun 1939. Kedua teknologi tersebut
secara bersinergi memberikan landasan yang kuat bagi perkembangan teknologi komunikasi modern.

A. NASIONALISIME (KESADARAN NASIONAL)


Imawan mengutip pendapat Haas (Yaya, 1998) bahwa nasionalisme yang kuat dapat menjadi
pilar terhadap pengaruh buruk dari perkembangan teknologi yang pesat ini. Nasionalisrne identik
dengan perasaan atau sernangat kesadaran bersama bahwa kita memiliki nilai bersama yang harus
dijaga. Nasionalisme adalah cinta tanah air dengan prinsip baik buruk adalah negeriku. Namun dalam
melaksanakannya nasionalisrne itu tidak disikapi secara kaku atau merupakan kesetiaan yang buta.
Nasionalisrne tetap perlu dilandasi oleh logika dan rasional.

B. NORMADANAGAMA
Bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang agamis, patuh terhadap aturan dan norma yang ada,
baik itu norma adat, sosial, susila dan norma lainnya. Semua agama dan nonna ini memberikan
landasan kepada bangsa kita untuk dapat memilih dan memilah informasi yang dapat kita gunakan.
Norma dan agama adalah pilar utama untuk menangkal pengaruh negatif seiring dengan gelombang
globalisasi.

C. NILAI BUDAYA BANGSA


Bangsa kita memiliki nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan pilar dan filter terhadap
berbagai pengaruh yang negatil serta sebagai pendukung bagi nilai dan pcngaruh, yang membarva
dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tiga hal tersebut merupakan faktor pendukung dan sckaligus menjadi pilar terhadap pengaruh
negatif yang perlu diperkokoh dalam rangka memasuki era globalisasi.
Marilah kita melihat kembali globalisasi, seperti telah diuraikan dalam Modul l. Menurut Emil
Salim (Mimbar Pendidikan, 1989), terdapat 4 bidang kekuatan, gelombang globalisasi yang paling
menonjol, yaitu :
a. Kekuatan pertama yang memubuat dunia menjadi transparan dan sempit
b. Kekuatan kedua adalah kekuatan ekonomi
c. Hal ketiga yang paling banyak disoroti saat ini adalah masalah lingkungan hidup.
d. Politik merupakan kekuatan keempat global.
Oleh karena itu, diyakini bahwa orang yang menguasai informosi itu yang akan menguasai
dunia.
Masalah lingkungan hidup saat ini sudah merupakan masalah dunia dan bukan hanya rnasalah
negara yang bersangkutan. Benar apa yang dikatakan Adikusumo (Mimbar Pendidikan, 1989) bahwa
globalisasi adalah spektrum perubahan sosial yang sulit diantisipasi.
Nama : WIJANARKO
NIM : 837572448
Mata Kuliah : Perpektif Global
Modul : III
KB :1

Perspektif Wawasan dalam Perspektif Gtobal

Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidihan, 1989) agar kita dapat meningkatkan wawasan
global ini, maka pendidikan memegang peranan penting. Melalui pendidikan maka anda harus mampu
mengembangkan 4 hal seperti berikut :
l. Kemampuan rnengantisipasi (anticipate)
Pendidikan berusaha menyiapkan anak didik untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK
yang begitu cepat.
2. Mengerti dan mengatasi situasi (cope)
Mengembangkan kemampuan dan sikap peserta didik untuk dapat menangani dan berhadapan
dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap suatu masalah serta keinginan untuk mengatasi
masalah merupakan faktor yang harus dikembangkan pada diri anak.
3. Mengakomodasi (accomodate)
Mengakomodasi perkembangan IPTEK yang pesat dan segala perubahan yang ditimbulkannya.
Dalam "mengatasi" (cope) dan mengakomodasi (occomodate) perlu dikembangkan sikap bahwa
anak didik tidak larut oleh perubahan, tetapi ia harus mampu mengikuti dan mengendalikan
perubahan agar tumbuh menjadi suatu yang positif dan bermanfaat bagi kehidupan.
4. Mereorientasi (reorient)
Persepsi dan wawasan kita tentang dunia perlu diorientasikan kembali karena perkembangan
IPTEK dan perubahan sosial yang cepat. Melalui pendidikan kita memperluas persepsi anak. Kita
mendidik untuk dapat mengadakan reorientasi sikap dan nilai, sehingga memperoleh wawasan
yang semakin luas.

Nilai budaya yang merupakan identitas budaya harus kita pertahankan, tetapi ada nilai yang
perlu diubah atau disesuaikan dengan perkembangan. Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini,
maka peran keluarga juga sangat besar. Tanpa kita sadari bahwa arus globalisasi ini telah melanda
rumah tangga kita. Keluarga sekarang hidup dalam "kotak global" eletronik baru (Schultze, l99l).
Dengan adanya media seperti itu, yang dapat kita kendarai untuk mengarungi arus globalisasi
ini, menurut Schultze akan mengantar anak-anak kita keluar dari rumah dan berjalan-jalan ke
kebudayaan lain. Kadang-kadang anak kita dibawa ke dunia yang tidak realistik. Suatu ketika anak-
anak kita lebih pandai dari orang tua dalam menggunakan alat-alat seperti ini. Orang tua hanya
menonton, sebagai pengikut dan tidak lagi membimbing atau rnengarahkan anak. Globalisasi dengan
melalui berbagai media seperti ini akan berpacu dengan para orang tua dalam membesarkan anak. Ini
tentu harus kita rvaspadai. Untuk mewaspadai hal tersebut perlu dilakukan hal-hal seperti berikut.
l. Untuk mewaspadai gejala seperti di atas adalah kita harus menguasai ilrnu pengetahuan dan
teknologi.
2. Menguasai informasi dalarn berbagai bidang, dan mengolah serta memahami pesan-pesan yang
ada dalam informasi tersebut, kemudian menarik kesimpulan dan menyeleksinya untuk digunakan
dalam kehidupan.
3. Memanfaatkan pertcmuan ilmiah, seperti seminar, diskusi dan sebagai-nya untuk memahami
informasi tersebut.

Dewasa ini tidak ada nilai-nilai suatu bangsa yang benar-benar homogen dan statis, setiap bangsa
berkembang berkat interaksi dengan bangsa lain.
Walaupun ada globalisasi kita harus mampu mempertahankan identitas. Hakikat globalisasi
tidak melebur identitas yang ada. Anda masih ingat sajaknya Mahatma Gandhi? Baris terakhir dari
sajaknya adalah "tetapi jangan sampai merobohkan fundamen rumahku". Dalam hal ini, peran
pendidikan sangat besar. Pendidikan harus berorientasi ke depan dan membuka wawasan global. Untuk
mempertahankan identitas nasional, kita memiliki Pancasila dan UUD 45. Menurut UUD 45, budaya
nasional berakar dan berkembang dari budaya daerah. Kalau kita ada pada jalur globalisasi, maka kita
tidak lantas kehilmgan budaya daerah. Sekarang tari Bali ditarikan oleh orang asing, karawitan Mang
Koko di Jawa Barat dinyanyikan oleh orang asing.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan berkenaan dengan bagaimana peranan pendidikan
dalam kerangka globalisasi. Dikaitkan dengan peranan IPTEK yang dampaknya begitu kuat terhadap
globalisasi, maka mata pelajaran matematika memegang peranan yang sangat penting. Melalui
matematika siswa dilatih untuk berpikir kritis dan analitis.
Pendapat HAR Tilaar (1998) tentang kondisi yang mencetuskan konsep-konsep inovasi yang
dapat meningkatkan wawasan Anda tentang masalah global dan globalisasi. seperti berikut:
l. Di dalam era globalisasi kita berada di dalam suatu masyarakat yang komperirif
2. Masyarakat di dalam cra globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di dalam jasa, barang
maupun investasi modal.
3. Era globalisasi merupakan cara informasi dengan sarana-sarananya yang dikenal sebagai super
highway.
4. Era globalisasi merupakan er8 komunikasi yang sangat cepat dan canggih.
5. Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis,
6. Era globalisasi merupakan era teknologi.

Anda mungkin juga menyukai