Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kloning merupakan salah satu bioteknologi mutakhir yang sangat bermanfaat


untuk memultiplikasi genotip hewan yang memiliki keunggulan tertentu dan
preservasi hewan yang hampir punah. Walaupun keberhasilan produksi hewan
kloning lewat transfer inti sel somatik telah dicapai pada berbagai spesies, seperti
domba, sapi, mencit, kambing babi, kucing, dan kelinci, efisiensinya sampai
sekarang masih sangat rendah yakni kurang dari 1 persen, dengan sekitar 10
persen yang lahir hidup.

Sejarah tentang hewan kloning telah muncul sejak awal tahun 1900, tetapi
contoh hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian Ian Wilmut, dan untuk
pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia
dewasa. Hewan kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel kambing domba
dewasa yang dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum
domba yang kromosomnya telah dikeluarkan, yang pada akhirnya menghasilkan
anak domba kloning yang diberi nama Domba Dolly. Penelitian-penelitian yang
melibatkan spesies-spesies lain terus dilakukan, seperti pada mencit, sapi,
kambing, domba, dan babi dan dari informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa
berbagai spesies hewan dapat dikloning lewat transplantasi inti.

Walaupun hewan kloning yang dihasilkan lewat transplantasi inti sangat tidak
efisien, akan tetapi fakta bahwa perkembangan kloning akan besar sekali
dampaknya terhadap kehidupan manusia menyebabkan percobaan-percobaan
terkait kloning masih dilakukan. Terlepas dari pro dan kontra terhadap proses
kloning, pada dasarnya kloning tetap memiliki beberapa manfaat yang dapat
diperoleh manusia misalnya dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang
terancam punah. Untuk itu, perkembangan pengetahuan tentang kloning seperti
proses kloning, tehnik kloning, serta manfaat kloning harus dipahami secara benar.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian kloning?
b. Apa saja tehnik dalam kloning?
c. Apa saja jenis-jenis kloning?
d. Apa manfaat dari kloning?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kloning

Kloning berasal dari kata dasar Klon yang berasal dari bahasa Yunani klόόn
yang artinya tunas. Kloning adalah tindakan menggandakan atau mendapatkan
keturunan jasad hidup tanpa fertilisasi, yaitu dengan cara mengambil sel gamet dari
induk sehingga didapat keturunan yang mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang
sama dan kemungkinan besar mempunyai fenotipe yang sama. Kata klon memiliki
dua pengertian:

1. Klon sel adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua
berasal dari satu sel
2. Klon gen atau molekuler, yaitu sekelompok salinan gen yang bersifat identik
yang direplikasi dari satu gen yang dimasukkan dalam sel inang
Sehingga bisa kita simpulkan bahwa kloning adalah proses reproduksi aseksual.

Kloning bisa dilakukan pada berbagai jenis makhluk hidup seperti bakteri,
serangga, dan tumbuhan, termasuk manusia. Kloning manusia adalah teknik
membuat keturunan dengan cara menggunakan sel tubuh sehingga hasil
keturunanya mempunyai kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa
manusia. Kloning pada tanaman dalam arti melalui kultur sel mula-mula dilakukan
pada tanaman wortel. Dalam hal ini sel akar wortel dikultur, dan tiap selnya dapat
tumbuh menjadi tanaman lengkap. Teknik ini digunakan untuk membuat klon
tanaman dalam perkebunan. Dari sebuah sel yang mempunyai sifat unggul,
kemudian dipacu untuk membelah dalam kultur, sampai ribuan atau bahkan sampai
jutaan sel. Tiap sel mempunyai susunan gen yang sama, sehingga tiap sel
merupakan klon dari tanaman tersebut.

Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada hewan amfibi (kodok),


dengan mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi
atau dihilangkan inti selnya. Sebagai donor, digunakan nukleus sel somatik dari
berbagai stadium perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang
diambil dari sel epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal
B. Tehnik Kloning

Sebelum masuk ke tehnik dalam proses kloning, lebih dahulu akan saya
paparkan mengenai proses kloning secara garis besar, proses kloning dapat
dijelaskan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Mempersiapkan sel stem, yaitu sel awal yang diambil dari sel tubuh seorang
manusia yang hendak dikloning
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetik kemudian
dipisahkan dari sel
3. Mempersiapkan sel telur, yaitu suatu sel yang diambil dari sukarelawan
perempuan kemudian intinya dipisahkan.
4. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur. Sel telur dipicu dengan kejutan
listrik supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari
kedua) menjadi sel embrio.
5. Sel embrio yang terus membelah (blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima)
dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
6. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama
dengan sel stem donor.

Dari penjabaran diatas, ada 2 macam tehnik telah dilakukan oleh para
ilmuwan sebagai pembanding keberhasilan, mulai dari merubah inti sel yang
didonorkan, hewan yang dikloning, dan juga persentase keberhasilan. Kedua tehnik
itu dikenal dengan nama tehnik kloning Roslin dan tehnik kloning Honolulu

a) Tehnik Roslin
Tehnik ini diperkenalkan oleh Ian Wilmut dan Keith Campbell. Keduanya
memperkenalkan suatu metodeyang mampu melakukan singkronisasi siklus sel
dari kedua sel, yakni sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel,
maka inti tidak akan berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat
diterima oleh embrio. Mereka berdua melakukan percobaan ini pada seekor
domba. Sel donor diambil dari seekor domba berwarna putih (Finn dorset). Sel
ini diambil dari kelenjar mammae domba tersebut. Sedang sel penerima diambil
dari sel telur yang sudah dihilangkan intinya dari domba yang berwajah hitam
(Scottish blackface). Setelah itu, diberi kejutan listrik pada kedua sel yang telah
digabungkan tadi dan ditanam di uterus domba pemilik sel telur. Ketika domba
hasil kloning ini lahir, domba ini memiliki ciri-ciri fisik yang sama dengan domba
Finn dorset sebagai pendonor. Domba inilah yang kita kenal dengan nama
Domba Dolly. Hanya saja, Domba Dolly mengidap penyakit kanker paru-paru
dan arthritis, sehingga dia dibunuh dengan suntikan mematikan pada 14
Februari 2003. Umur Domba Dolly juga tidak sepanjang umur domba Finn
dorset yang mencapai sebelas hingga dua belas tahun
b) Teknik Honolulu
Tehnik ini diperkenalkan oleh Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi, dua
orang dari kelompok ilmuwan di Universitas Hawai. Jika tehnik dorset
menggunakan media domba, maka tehnik Honolulu ini menggunakan media
tikus sebagai bahan percobaan. Wakayama dan Yanagimachi menggunakan
pendekatan singkronisasi sel yang berbeda dengan seperti yang dilakukan Ian
Wilmut. Wilmut menggunakan sel mammae sebagai sel pendonor, sedangkan
Yanagimachi dan Wakayama menggunakan sel otak dan sel kumulus sebagai
pendonor.Wakayama juga tidak menambahkan kejutan listrik untuk
menggabungkan sel pendonor dan sel penerima. Setelah terbukti bahwa
tehniknya dapat menghasilkan kloning yang hidup, Wakayama juga membuat
kloning dari kloning, dan membiarkan makhluk klon yang asli untuk melahirkan
secara alamiah untuk membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan
reproduksi secara sempurna. Pada saat dia mengumumkan keberhasilannya,
Wakayama telah menciptakan lima puluh kloning. Persentase keberhasilan
tehnik Wakayama juga jauh lebih besar dari tehnik roslin, yaitu berhasil
menghasilkan 3 klon dari seratus percobaan, bandingkan dengan tehnik roslin
yang menghasilkan 1 klon dari 277 percobaan. Perbedaan antara kedua tehnik
di atas dapat dijabarkan dalam tabel berikut:
C. Jenis-Jenis Kloning
1. Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari
suatu organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA
dalam plasmid bakteri untuk mengklon satu gen. Kloning ini meliputi serangkaian
proses isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatu organisme, dimulai dari
penentuan sekuen DNA serta pembentukan molekul DNA rekombinan, dan ekspresi
gen target dalam sel inang. Penentuan sekuen DNA yang melalui sekuensing
memiliki tujuan untuk memastikan fragmen DNA yang kita isolasi adalah gen target
sesuai dengan kehendak kita. Gen target yang kita peroleh selanjutnya kita klon
dalam sebuah vektor (plasmid, phage atau cosmid) melalui teknologi DNA
rekombinan yang selanjutnya akan membentuk molekul DNA rekombinan. DNA
rekombinan yang dihasilkan kemudian ditransformasi ke dalam sel inang (biasanya
sel bakteri, misalnya strain E. coli) untuk diproduksi lebih banyak. Gen-Gen target
yang ada di dalam sel inang jika diekspresikan akan mengahasilkan produk gen
yang kita inginkan.
Aplikasi kloning DNA rekombinan yang sudah pernah ada yaitu produksi
insulin dengan pendekatan kloning gen. Dimulai dari fragmen DNA spesifik
penyandi insulin diisolasikan dan diklon dalam suatu vektor hingga membentuk
DNA rekombinan, yang selanjutnya produksi insulin dilakukan di dalam sel inang
bakteri E. coli.
2. Kloning Reproduktif

Kloning ini merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan


yang sama, contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell
Nuclear Transfer). Pada tipe reproduktif, DNA yang berasal dari sel telur manusia
atau hewan dihilangkan dan diganti dengan DNA yang berasal dari sel somatik (kulit,
rambut, dan lain-lain) hewan atau menusia dewasa yang lain. Dengan suatu
loncatan listrik, inti sel hewan atau manusia yang telah diinjeksikan pada sel somatik
tersebut selanjutnya akan berkembang dan membelah. Selanjutnya, embrio hasil
teknik ini dimasukkan (diimplantasikan) dalam rahim hewan atau manusia yang
memungkinkan embrio berkembang menjadi hewan ataupun menjadi manusia baru.
Meskipun teknik kloning ini berpotesi menghasilkan individu hewan atau manusia
yang identik dengan hewan atau manusia pendonor DNA, teknik kloning ini juga
berpotensi besar dalam menghasilkan kelainan genetik yang berat pada individu
hasil kloning.

3. Kloning Terapeutik

Kloning ini merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia


sebagai bahan penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan
manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk
mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.

Tujuan lain dari kloning ini ialah menghasilkan suatu stem cell (sel yang
belum terdiferensiasi) yang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi
organ-organ tubuh atau jaringan untuk kepentingan penggantian organ atau jaringan
yang rusak pada manusia akibat suatu penyakit tertentu (penyakit degeneratif) tanpa
adanya penolakan respon kekebalan tubuh penerima. Secara umum prosedur yang
dilakukan pada teknologi transfer inti sel somatik (kloning terapeutik) terbagi atas
tiga bagian, yaitu: dimulai dari pembentukan embronik stem cells, pengkulturan sel
tipe spesifik yang murni, dan uji fisiolagis (uji efikasi dan uji keamanan). kloning ini
memeiliki beberapa tahap, diantaranya adalah sebagai berikut

a) Pembentukan Sel Stem Embrionik


Pada pembentukkan sel stem embrionik, langkah pertama yang dilakukan ialah
pengambilan inti sel dari sel telur. Hal yang sama juga dilakukan pada sel
somatik. DNA yang berasal dari sel somatik selanjutnya ditransfer ke dalam sel
telur yang sudah tidak memiliki inti sel. Melalui kejutan arus listrik, sel ini
dirangsang untuk membentuk pra-embrio. Dalam suatu persentase yang kecil,
pra-embrio ini akan terbentuk. Selanjutnya, zona pelusida (lapisan tebal yang
mengelilingi blastosit) di hilangkan dengan menambahkan suatu zat kimia
tertentu. Massa sel bagian dalam dari blastosit selanjutnya di letakkan pada
medium khusus yang selanjutnya akan berkembang dan menghasilkan banyak
sel stem.
b) Pengkulturan Sel Tipe Spesifik
Setelah diperoleh sel stem embrionik, setiap stem sel yang tumbuh dalam
cawan petri yang mengandung medium tertentu diambil dan di letakkan pada
cawan petri yang baru yang mengandung medium spesifik. Medium spesifik ini
mengandung suatu zat tertentu yang dapat merangsang sel stem tumbuh
menjadi jaringan atau organ tertentu. Teknologi transfer inti sel somatis (kloning
terapeutik), sangat erat kaitannya dengan permasalahan stem cell. Karena pada
hakikatnya tujuan dari teknologi transfer inti sel ini atau yang dikenal sebagai
therapeutic cloning ialah mendapatkan sekumpulan sel yang dapat berkembang
selanjutnya menjadi jaringan atau organ yang diinginkan (stem cell).

D. Manfaat Kloning

Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia,


khususnya di bidang medis. Beberapa keuntungan terapeutik dari teknologi kloning
adalah sebagai berikut:

1. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan suami istri yang tidak subur
(tidak bisa mendapatkan keturunan) untuk mendapatkan anak.
2. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai
organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat
meminimalisasi resiko penolakan.
3. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan
tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa
kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit
dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya
yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan
ada kemungkinan tumbuh pasar jual beli embrio dan sel-sel hasil kloning.
4. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan
mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk
mengatasi kanker.
5. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan
penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu
manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan
membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok
dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan.
6. Pada tumbuhan, manusia bisa membuat jenis tumbuhan yang memiliki kualitas
unggul yang sama dengan induk dalam waktu singkat dan jumlah yang besar,
sehingga bisa dimanfaatkan untuk konservasi tumbuhan langka dengan jalan
mengkloning sel tumbuhan tersebut dan diperbanyak
BAB IV
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan


antara lain:

a. Kloning berasal dari kata dasar Klon yang berasal dari bahasa Yunani klόόn
yang artinya tunas. Kloning adalah tindakan menggandakan atau
mendapatkan keturunan jasad hidup tanpa fertilisasi, yaitu dengan cara
mengambil sel gamet dari induk sehingga didapat keturunan yang
mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama dan kemungkinan besar
mempunyai fenotipe yang sama.
b. Ada beberapa tehnik kloning yang dikenal, antara lain tehnik roslin dan tehnik
honolulu
c. Ada beberapa jenis kloning, diantaranya kloning DNA rekombinan, kloning
reproduktif, dan kloning tarapeutik.
d. Kloning memiliki beberapa manfaat, seperti membantu pasangan suami istri
dalam memperoleh anak, mengobati kanker, untuk menghasilkan varietas
tanaman yang unggul, serta untuk mengobati beberapa penyakit keturunan.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kloning
http://kamusq.blogspot.com/2012/03/pengertian-kloning-dan-jenis-jenis.html
http://proseskloningmanusia.blogspot.com/2010/02/proses-kloning.html
http://www.angelfire.com/ri/Ricoaries68/kloning.html
http://rumoh-biologi.blogspot.com/2012/04/kloning-dan-manfaatnya.html
http://lenkabelajar.blogspot.com/2012/09/makalah-kloning.html

Anda mungkin juga menyukai