KARBOHIDRAT
Oleh:
Kelas: C
Kelompok: 9
YULYSTIRA 200110140252
Tanggal Praktikum:
terdapat dalam tanaman, hewan dan manusia. Lipida tidak mempunyai rumus
empiris dan struktur yang sama tetapi terdiri atas beberapa golongan. Lipida
mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar
seperti eter, kloroform, aseton, dan benzene. Lemak adalah ester antara gliserol
dan asam lemak dimana ketiga radikal hidroksil dari gliserol semuanya diesterkan.
tinggi, juga mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan asam-asam
assensial. Lipida mencakup minyak, lilin, lemak dan senyawa yang sejenis. Lipida
fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah kolestrol. Kolestrol merupakan
senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid adalah
metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat
(P) serta nitrogen (N). Lemak merupakan ester dari asam lemak dengan gliserin
yang membentuk trigliserida, yaitu zat yang tersusun oleh satu senyawa gliserol
dan tiga senyawa asam lemak. Berdasarkan komposisi kimianya, lemak dibedakan
menjadi tiga macam yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan derivat lemak.
Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu asam
2. Sumber Lemak
Lemak nabati adalah lemak tumbuhan yang dapat diperoleh dari kelapa,
zaitun, kemiri, berbagai jenis tanaman kacang, dan buah alpukat. Lemak hewani
adalah lemak hewan yang dapat diperoleh dari keju, lemak daging, mentega, susu,
3. Fungsi Lemak
Sebagai pelindung alat-alat tubuh yang vital ( antra lain jantung dan lambung),
Sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol)
Sebagai salah satu bahan penyusun garam empedu, asam kholat dan hormon
seks.
4. Metabolisme Lemak
selanjutnya diangkut oleh pembuluh getah bening usus atau pembuluh kil menuju
ke pembuluh getah bening kiri pembuluh dada terus ke pembuluh balik bawah
ini terjadi apabila masih ada glukosa yang dipergunakan sebagi sumber energi.
Jika dibutuhkan, lemak akan diangkut ke hati dalam bentuk senyawa lesitin.
Oleh karena itu, kami melakukan uji lipida supaya kami bisa mengetahui mana
yang termasuk lemak atau bukan, bisa membedakan mana yang termasuk lemak
memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak.
Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak.
Lipid sebagai sekumpulan senyawa dengan struktur dan fungsi yang berbeda
tetapi bersifat sama, yaitu larut dalam pelarut organik atau non polar memiliki
Misalnya jenis lipid yang dikenal sebagai trigliserida berfungsi sebagai bahan
bakar yang penting. Senyawa ini sangat efisien untuk dipakai sebagai simpanan
bahan penghasil energi karena terkumpul dalam butir-butir kecil yang hampir-
hampir bebas air, membuatnya jauh lebih ringan daripada timbunan karbohidrat
setara yang sarat air. Jenis lipid yang lain lagi merupakan bahan structural yang
penting. Kemampuan lipid jenis ini untuk saling bergabung menyingkirkan air
memisahkan satu sel dengan sel yang lain di dalam jaringan, serta memisahkan
berbagai organel di dalam sel menjadi ruangan-ruangan yang memiliki ciri kimia
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan
gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organic se[erti eter, aseton, kloroform, dan benzene.
Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari beberapa
golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol, kedua istilah ini
berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat
sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.
Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida
Dengan reagen HubI’s Iod yang berupa larutan iod dalam alkohol dan
berbeda untuk penambahan jenis minyak yang berbeda, karena kandungan ikatan
rangkap setiap jenis minyak memang berbeda. Semakin banyak ikatan rangkap
semakin cepat warna iod hilang, karena berarti seluruh I2 telah digunakan untuk
sabun. Oleh karena itu sering disebut reaksi penyabunan (Saponifikasi). Apabila
rantai karbon pendek, maka jumlah mol asam lemak besar, sedangkan jika rantai
karbon panjang, jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang
Diantara sekian banyak jenis minyak, minyak kelapalah yang paling sering
digunakan. Minyak kelapa diperoleh dari ekstraksi terhadap. Minyak kelapa kasar
menurut Kisshenbuar (1960), warna pada minyak selain disebabkan oleh zat
warna karoten juga disebabkan oleh kotoran lain karena asam-asam lemak dan
Karoten merupakan hidrokarbon sangat tidak jenuh dan tiak stabil pada
suhu tinggi. Karoten tidak dapat dihilangkan dengan proses oksidasi, walaupun
minyak sampai menjadi tengik, tetapi dapat diserap oleh beberapa absorben,
minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar, yaitu 44-52%
bilangan iod, maka minyak kelapa dapat dimasukkan kedlam golongan non
drying oil, karena bilangan iod minyak berkisar antara 7,5-10,5 (Ketaren, 1986).
Asam lemak jenuh minyak kelapa kurang lebih 90%. Minyak kelapa mengandung
84% trigliserida dengan tiga molekul asam lemak jenuh, 12% trigliserida dengan
jenuh (Ketaren,1986).
Sifat fisik minyak kelapa yang terpenting adalah tidak mencair tahap demi
tahap seperti lemak yang lain akan tetapi langsung berubah menjadi cair, hal ini
disebabkan karena titik cair asam lemak penyusunnya bedekatan, asam lemak
laurat 44○C, asam lemak miristat 54○C, asam lemak palmitat 63○C. Dengan
3.1. Alat
Rak tabung
Pipet
3.2. Bahan
Kloroform
YodHubl
Minyak curah
Minyak kemasan
Mentega
Margarin
Lemak hewan
Asam oleat
Asam palmitat
a. Uji Kelarutan
karbonat 2%
hingga homogen
tersebut!
Teteskan satu tetes larutan dari masing-masing tabung pada kertas saring.
Amati bekas tetesan pada kertas saring. Apakah ada bercak noda atau
tidak.
Perhatikan dan catat perubahan warna yang terjadi pada setiap sampel.
c. Uji Alkrolein
d. Uji Kolestrol
anhidrida,
hewan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
a. Uji Kelarutan
b. Uji Ketidakjenuhan
d. Uji Kolestrol
4.2. Pembahasan
a. Uji Kelarutan
Uji kelarutan lipid hampir semua jenis lipid, yaitu lemak dan minyak tidak
larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam pelarut non polar seperti
terbentuk menjadi dua lapisan. Hal ini menunjukan minyak tidak larut dalam air.
Dan pada kertas saring terbentuknya noda, itu menandakan bahwa lemak tersebut
tidak larut dalam air. Pada alcohol lapisan atas alcohol yang agak keruh dan
bagian bawah berupa minyak dan terbentuk gelembung cairan kecil-kecil. Hal ini
menunjukan minyak tidak larut dalam alcohol karena alcohol bersifat polar dan
lipid bersifat nonpolar. Selain itu tampak adanya emulsi yang tampak secara
makroskopis tampak homogen. Akan tetapi ketika di uji dengan kertas saring
tidak terdapat noda apapun, percobaan pada alcohol tidak sesuai dengan teori.
minyak tidak larut dalam Na2CO 2 %. Seharusnya disamping lipid tidak larut dan
terbentuk emulsi. Di uji dengan kertas saring terdapat noda, itu berarti lemak tidak
Uji larutan eter yang ditetesi lemak / minyak kemasan, dapat bercampur
sempurna artinya minyak dapat larut dalam eter karena kedua larutan ini dapat
berikatan dengan gaya vanderwalls dan kedua larutan sama-sam bersifat polar.
Pada percobaan hasil akhir pada yang ditetesi minyak kemasan/lemak diperoleh
hasil bening. Ketika diteteskan pada kertas saring terdapat suatu bercak noda.
b. Uji Ketidakjenuhan
dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod hubl
molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama
reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tidak jenuh telah mereduksi pereaksi iod
hubl. Dari hasil uji ketidakjenuhan, asam oleat, minyak kelapa, dan lemak
hewan menunjukkan hasil negatif, yaitu bahwa ia mempunya ikatan rangkap pada
molekulnya, sedangkan bahan lain yang diujikan menunjukkan hasil positif, yaitu
tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig
yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga
biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak tidak jenuh merupakan asam
berbentuk minyak. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi)
daripada asam lemak tidak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tidak jenuh
ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika Iod
Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning
bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak
ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Warna merah yang kembali
pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon
asam lemak.
c. Uji Akrolein
Hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam
Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari
gliserol. Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji
memberikan bau yang tajam kecuali pada margarin hal ini diidentifikasi oleh
sebagai bau akrolein. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang
Uji akrolein KHSO4 berfungsi menarik molekul air dari gliserol. Dalam uji
termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod
Hasil percobaan menunjukan adanya bau khas gliserol dan adanya asap
yang sangat tipis menndakan bahwa pada minyak kelapa, minyak kemasan,
mentega, lemak hewan, sam oleat, dan asam palmitat menandakan hasil positif
d. Uji Kolestrol
terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat. Warna hijau pada uji
anhidrat.
anhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalah
untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetil
didapatkan hasil positif dengan ciri perubahan warna hijau. Pada uji kolestrol ini
hanya asam oleat dan mentega yang menunjukan bahwa adanya kolestrol dalam
kandungan sampel tersebut. Sedangkan untuk sampel yang lain menunjukan hasil
yang negatif.
BAB V
KESIMPULAN
Lemak merupakan senyawa yang dapat larut dalam larutan organik tetapi
Lemak yang memiliki ikatan rangkap merupakan lemak tidak jenuh yang
Pengujian adanya lemak jenuh dan lemak tidak jenuh dilakukan uji
Adanya gliserol pada sampel ditandai dengan adanya bau khas dan asap.
Buchard.
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik II, edisi ketiga. Jakarta: Erlangga