Pada dasarnya lokasi bangunan RPU dapat berdiri sendiri, akan tetapi berada dalam satu lokasi
dengan bangunan tempat pemrosesan daging (TPD). Tempat pemroresan daging adalah suatu
bangunan atau komplek bangunan dengan design dan persyaratan-persyaratan teknis tertentu yang
dipergunakan sebagai tempat pemrosesan lebih lanjut yang berupa pemotongan bagian daging,
hasil/produk hasil. Dengan demikian, maka RPU merupakan sarana pelayanan kepada masyarakat
dalam penyediaan daging sehat dan berfungsi pokok sebagai (a) tempat pelaksanaan pemotongan
hewan dan penanganan daging secara benar; (b) tempat pelaksanaan pemeriksaan hewan sebelum
dipotong dan pemeriksaan daging untuk mencegah penularan penyakit hewan kepada manusia dan (c)
tempat untuk menditeksi penyakit hewan yang ditemukan guna pencegahan dan pemberantasan
penyakit hewan menular didaerah asal serta (d) tempat pelaksanaan seleksi dan pengendalian
pemotongan hewan besar betina bertanduk yang masih produktif (DIRJEN PETERNAKAN, 1995).
Dalam rangka pembinaan RPU dan tempat pemrosesan daging (TPD) di Indonesian secara
bertahap dan berkesinambungan dengan telah adanya landasan hukum yang kuat dan mantap maka
pemerintah bermaksud:
1. Menata kembali fungsi, peranan dan citra RPU sebgai sarana pelayanan kepada masyarakat
2. Menetapkan setiap RPU dan tempat pemrosesan daging (TPD) harus memiliki Nomor
4. Memberikan kepastian dan jaminan hukum, baik bagi pemerintah maupun masyarakat.
Yang dimaksud dengan Nomor Kontrol Veteriner (NKV) adalah registrasi Rumah
Pemotongan Unggas (RPU) tempat pemrosesan daging (TPD) atau usaha-usaha lainnya yang
bergerak dalam bidang pengumpulan, penampungan, penyimpanan dan pengawetan bahan asal
hewan yang diterbitkan oleh instansi yang bertanggung jawab dalam bidang Kesehatan
Masyarakat Veteriner dengan dilakukan langkah-langkah penataan kembali masalah RPU ini
antara lain dengan standarisasi dan akreditasi RPU, pengaturan/penggunaan jenis-jenis stempel
sesuai dengan jenis hewan, pemberian label pada kemasan daging unggas dan pemberian Nomor
Kontrol Veteriner pada setiap RPU dan tempat pemrosesan daging yang telah terakreditasi, maka
RPU dan tempat pemrosesan daging yang telah memenuhi persyaratan tersebut dapat
Tujuan pemberian Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada setiap Rumah Pemotongan Unggas
kegiatan pemotongan hewan/ unggas dan pemrosesan/ pengelolaan daging maupun yang
mengkonsumsi daging bahwa daging berasal dari hasil pemotongan unggas di RPU dan
2. Terlaksananya tertib hukum dan tertib administrasi dalam pendirian/ pengelolaan RPU
4. Meningkatkan daya guna dan produktivitas dalam mencapai mutu produk (daging) dan
pengelola RPU dan tempat Pemrosesan Daging yang telah melakuakn penyimpangan-
penyimpangan dalam pengelolaan RPU dan penerapan NKV sesuai dengan kategori
1. Sanksi Pidana, ayaitu sanksi yang dikenakan terhadap mereka yang melakuakn
pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan
2. Sanksi administratif bagi RPU yang dikelolah oleh Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) atau swasta, yaitu sanksi dibidang administratif yang dikenakan terhadap
pengelola RPU yang berupa pencabutan izin usaha pemotongan hewan/unggas dan
penurunan kelas RPU dan tempat Pemrosesan Daging atau peninjauan kembali
3. Sanksi administratif bagi RPU yang berfungsi sebagai pelayanan masyarakat, yaitu
kesehatan masyarakat veteriner yang berupa peninjauan ulang Sertifikat NKV yang
telah diberikan.
SUMBER: