Anda di halaman 1dari 7

LEMBAGA KEMASYARAKATAN (LEMBAGA SOSIAL)

Tugas Resume sosiologi

Oleh :

Mustika Ari R
200110180023
Kelas D

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
A. PENGANTAR

Lembaga kemasyarakatn merupakan himpunan norma-norma segala tingkatan yang


berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Wujud konkret
lembaga kemasyarakatan tersebut adalah asosiasi (association). Robert Maclver dan
Charles H. Page mengartikan lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau
prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang
berkelompok dalam suatu kelompok kemasyarakatan yang dinamaknnya asosiasi.
Leopold von Wiese dan Howard Becker lembaga kemasyarakatn diartikannya sebagai
suatu jaringan prose-proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia yang
berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai
dengan kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya.

Lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok


manusia pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1. Memebrikan pedoman pada anggota masyarakat,


2. Menjaga keutuhan masyarakat
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system
pengendalian social.
B. PROSES PERTUMBUHAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
1. Norma-norma Masyarakat

Supaya hubungan antar manusia didalam suatu masyarakat terlaksan sebagaimana


diharapkan, dirumuskan norma-norma masyarakat. Norma-norma tersebut dibuat
secara sadar. Misalnya, dahulu didalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi
bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasann bahwa
perantara harus mendapat bagiannya, dimana sekaligus ditetapkan siapa yang
menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual. Untuk dapat membedakan kekuatan
mengikat norma-norma di masyarakat, secara sosiologis dikenal adanya empat
pengertian, yaitu :
a. Cara (usage), menunjuk pada suatu bentuk perbuatan.
b. Kebiasaan (folkways) adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk
yang sama.
c. Tata kelakuan (mores) merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai cara
berperilaku dan diterima norma-norma pengatur.
d. Adat-istiadat (custom) adalah tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya
dengan pola-pola masyarakat
Norma-norma tersebut jika sudah mengalami suatu proses, maka akan berakhir
menjadi lembaga kemasyarakatan. Lembaga kemasyarakatan dianggap sebagai
peraturan apabila norma-norma tersebut membatasi dan mengatur perilaku orang-
orang. Suatu norma tentu dikatakan lebih melembaga, apabila norma tersebut:
diketahui, dipahami atau dimengerti, ditaati, dan dihargai.

2. Sistem Pengendalian Sosial


Pengendalian social bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Atau, suatu system pengendalian social
bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan
keadilan/kesebandingan. Pengendalian social dapat bersifat preventif atau represif,
atau bahkan kedua-duanya. Prevensi merupakan suatu pencegahan terhadap
terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan.
Sementara itu, usaha-usaha yang represif bertujuan untuk mengembalikan keserasian
yang pernah mengalami gangguan.
Paksaan lebih sering diperlukan dalam masyarakat yang berubah karena di
dalam keadaan seperti itu, pengendalian sosial juga berfungsi untuk membentuk
kaidah-kaidah baru yang menggantikan yang lama karena telah goyah. Namun, cara-
cara kekerasan juga ada batasnya dan tidak selalu diterapkan karena biasanya akan
memunculkan reaksi yang negatif. Reaksi negatif akan mencari kesempataan saat
agent of control berada dalam keadaan lengah.
Dikenal juga beberapa cara lain seperti compulsion, dan pervasion. Setiap
masyarakat memerlukan alat-alat yang sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perwujudan dari pengendalian sosial pada akhirnya adalah pemidanaan, kompensasi,
terapi maupun konsiliasi. Pemidaan adalah suatu larangan yang apabila dilanggar
akan mengakibatkan penderitaan. Kompensasi adalah perjanjian di mana ada pihak
yang dirugikan dalam prosesnya. Sedikit berbeda, terapi memiliki sifat seperti
remedial, bertujuan untuk mengembalikan situasi ke keadaan semula.
Dengan adanya norma-norma tersebut, di dalam setiap masyarakat
diselenggarakan pengadilan sosial atau social control. Karena apabila kelakukan
manusia diatur oleh hukum tertulis atau perundang-undangan, maka pengendalian
masyarakat akan menjadi lebih mudah.

C. CIRI-CIRI UMUM LEMBAGA KEMASYARAKATAN


Menurut Gillin dan Gillin, lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa cirri
umum, yaitu sebagai berikut.
1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran
dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan
hasil-hasilnya.
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan cirri semua lembaga
kemasyarakatan.
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu
4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
5. Lambanga biasanya juga merupakan cirri khas lembaga kemasyarakatan
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai suatu tradisi tertulis atau yang
tidak tertulis.
D. TIPE-TIPE LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Menurut Gillin dan Gillin, lembaga-lembaga kemasyarakatan tadi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Cresive institutions dan enacted institutions merupakan tipe lembaga dari segi
sudut perkembangannya. Misal, hak milik, perkawinan, agama dsb.
2. Basic institutions dan subsdiary institutions jika dari sudut sistem nilai-nilai
yang diterima masyarakat, untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib
dalam masyarakat.
3. Approved dan social sanctioned institutions dari sudut penerimaan
masyarakat. Contohnya adalah sekolah dan kelompok penjahat.
4. Perbedaan antara general institutions dan restricted institutions timbuh
apabila klasifikasinya didasari oleh faktor penyebarannya. Jika agama
termasuk dalam general, maka Islam, Katolik dan sebagainya merupakan
restricted.
5. Berdasarkan fungsinya, ada perbedaan pada operative institutions dan
regulative institutions, operative berfungsi sebagai lembaga yang
menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
lembaga. Regulative bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata
kelakkan yang berasa di kebiasaan lembaga itu sendiri.

E. CARA-CARA MEMPELAJARI LEMBAGA KEMASYARAKATAN


Cara-cara pendekatan atau mempelajari lembaga kemasyarakatan dapat dirinci ke
dalam:

1. Analis historis, meneliti sejarah timbul dan perkembangan suatu lembaga


kemasyarakatn tertentu.
2. Analis komparatif, menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertenu pelbagai
masyarakat berlainan ataupun pelbagai lapisan social masyarakat tersebut.
3. Analis hubungan antara lembaga-lembaga kemasyarakatan yang terdapat
dalam suatu masyarakat tertentu.
F. CONFORMITY DAN DEVIATION

Conformity berarti proses penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara


mengindahkan kaidah dan nilai-nilai masyarakat. Sebaliknya, deviation adalah
penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, S. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Depok: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai