Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR


Ekologi

Disusun Oleh :
Kelas :D
Kelompok :1
Hari/Tanggal :
Jam Praktikum :

M. Daffa Sihabulmilah H 200110180015


M. Marsa Rizqulloh 200110180018
Lendri Pitrah R 200110180019
Mustika Ari R 200110180023
Nadya Farhanny G 200110180024
Niken Widiyanti 200110180044
M. Yasin Syahputra 200110180047

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalani kehidupan, kita manusia sangat bergantung kepada makhluk lain

ataupun kondisi alam, manusia hidup dalam suatu ekosistem di mana masing-masing

makhluk hidup menunjang kehidupannya sendiri seperti makan, bergerak,

beradaptasi, ataupun berkembang biak. Salah satunya adalah tumbuhan, tumbuhan

melakukan fotosintesis untuk mempertahankan hidupnya. Semua makhluk hidup


dalam sebuah ekosistem saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Seperti

manusia yang menanam tumbuhan untuk diambil buah, batang, ataupun daunnya.

begitu juga tumbuhan yang bergantung kepada manusia agar ia bisa tumbuh dengan

baik. Adapun manusia yang memelihara hewan untuk dimanfaatkan daging, telur,

bulu, ataupun hanya sekedar penghilang stres. dan hewan pun bergantung kepada

manusia dalam hal penyediaan makanan ataupun perawatannya. Dengan begitu

sangat jelas bahwa manusia, tumbuhan, dan hewan saling membutuhkan. Selain

makhluk hidup manusia juga memerlukan air, cahaya matahari, dan oksigen. Semua

itu merupakan benda tak hidup namun sangat mempengaruhi sebuah ekosistem.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan ruang lingkup ekologi.

2. Mengetahui ciri-ciri, struktur, dan interaksi tentang populasi, komunitas dan

ekosistem.

3. Mengetahui dan menjelaskan pengertian ekosistem.

4. Mengetahui dan menjelaskan rantai makanan dan jaring makanan dalam

hubungannya dengan aliran energi dan transfer energy.


5. Mengetahui kondisi fisik lingkungan.

1.3Waktu dan Tempat

1. Waktu: Sabtu, 9 Maret 2019

2. Tempat: depan pascasarjana fakultas ilmu komunikasi universitas Padjadjaran

II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN


2.1 PengertianEkologi

Kata ekologi- atau Oecologie dalam bahasa Jerman-dilahirkan oleh seorang

naturalis bernama Ernest Haeckel pada tahun 1866. Ia menciptakan kata

itu dengan dengan cara menggabungkan oikos, kata Yunani yang

berarti rumah atau rumah tangga, dengan logos, sebuah kata lain Yunani

yang digunakan untuk menyebutkan bidang ilmu apa saja. Secara

harfiah, ekologi berarti ilmu yang mempelajari rumah (David

Burnie, 2005: 6).

Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel, yaitu

seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman pada tahun 1869. Istilah

ekologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah atau

tempat tinggal atau tempat hidup atau habitat, dan logos yang

berarti ilmu, telaah, studi, atau kajian. Oleh karena itu, secara harfiah

ekologi berarti ilmu tentang atau ilmu menganai makhluk hidup


dalam rumah nya atau ilmu tentang tempat tinggal makhluk hidup

(Inriyanto, 2006).

Ilmu tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan

lingkungan hidupnya disebut ekologi. Istilah ekologi pertama kali

diperkenalkan oleh Enerst Haeckel, seorang ahli biologi bangsa

Jerman. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti

rumah dan logos yang berarti ilmu/telaah. Oleh karena itu ekologi berarti

ilmu tentang rumah (tempat tinggal) makhluk hidup. Dengan demikian

ekologi biasanya diartinya sebagai ilmu yang mempelajari hubungan

timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Riberu, 2002).

2.2 Habitat

Habitat adalah suatu ruang atau tempat dimana suatu organism dapat

hidup dan berkembang baik secara optimal. Ruang atau tempat yang

dimaksud diatas terdiridari tempat kawin dan istrahat tempat bertelur dan

tempat-tempat lainnya dimana suatu organis memelakukan segala aktivitas


kehidupannya yang tercermin kedalam suatu daerah jelajahnya

(AnonimousdalamNgamel 1988).

Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan

fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau

kelompok spesies, atau komunitas.


Morrison (2002) mendefinisikan habitat sebagai sumberdaya dan

kondisi yang ada di suatu kawasan yang berdampak ditempati oleh

suatu species. Habitat merupakan organism- specific: ini

menghubungkan kehadiran species, populasi, atau idndividu (satwa

atau tumbuhan) dengan sebuah kawasan fisik dan karakteristik biologi.

Habitat terdiri lebihdari sekedar vegatasi atau struktur vegetasi,

merupakan jumlah kebutuhan sumber daya khusus suatu species.


Dimanapun suatu organism diberi sumberdaya yang berdampak pada

kemampuan untuk bertahan hidup, itulah yang disebut dengan habitat.

III. ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

1. Alat tulis

2. Buku catatan

3. Smartphone

3.2 Bahan

Makhluk hidup dan lingkungannya di depan pascasarjana fakultas ilmu komunikasi

universitas Padjadjaran.

3.3 ProsedurKerja

1. Mahasiswa melakukan survey ke tempat yang telah di tentukan asisten lab

2. Mahasiswa mengamati kondisi lingkungan fisik lokasi


3. Mahasiswa mengukur tempat dengan panjang dan lebar 30 m

4. Mahasiswa mencari dan mencatat hewan dan tumbuhan masing – masing 10

spesies

5. Mahasiswa mengambil foto hewan dan tumbuhan di tempat yang telah di

tentukan asisten lab

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Kondisi Lingkungan Fisik Lokasi

Karakteristik
Keterangan
Struktural/Fisik

Topografi lokal dan Ketinggian tempat 754 mdpl

konfigurasi tiga

dimensional dan habitat

Kemiringan lahan dan 27o

kontur

Aliran Sungai Ada

Danau/cekungan Ada

Sawah Ada

Penutupan tanah/lahan Ada

Data Iklim Tipe dan warna tanah Tanah humus, Cokelat

kehitaman
Temperatur (T) 19℃

Kelembaban (RH) 5,4 – 9,5

B. Data Spesies

Tumbuhan

Jumlah yang
No. Spesies
ditemukan

1. Ilalang (Impera Cylindrica) 20

2. Putri malu (Mimosa pudica) 8

3. Pohon pisang (Musa) 7

4. Lidah mertua (Sansevieria) 2

5. Talas (Colocasia esculenta) 12

6. Tanaman daun wungu (Graptophyllum pictum) 5

7. Rumput teki (Cyperus rotondus) 10

8. Rumput gajah (Pennisetum purpureum) 6

9. Bunga anjeran (Catharantus roseus) 2

10. Petai cina (Leucaena leucocephala) 1

Hewan

Jumlah yang
No. Spesies
ditemukan

1. Belalang sembah (mantodea) 2

2. Belalang hijau (Acridomorpha) 5


3. Belalang kayu (Valanga nigricornis) 5

4. Kupu-kupu (Rhopalocera) 4

5. Capung (Anisoptera) 1

6. Semut(Formicidae) >5

7. Nyamuk(Culicidae) >5

8. Kumbang(Coleoptera) 6

9. Lalat(Diptera) 2

10. Siput (Gastropoda) 1

4.2 Pembahasan

4.2.1. Ekologi kebun di depan gedung pascasarjana FIKOM

Ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos yang artinya habitat dan logos

yang artinya ilmu jadi bisa di simpulkan ilmu habitat. Ekologi yaitu ilmu yang

mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkunganya.

Tanaman membutuhkan sumber daya kehidupan dari lingkungannya dan

mempengaruhi lingkungan begitu juga sebaliknya lingkungan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Dalam ekologi kebun yang berada depan gedung pascasarjana FIKOM ada

banyak komponen yang terlibat di dalamnya seperti apa yang telah tertera di table

hasil pengamatan. Kebun tersebut tidak bisa dikatakan ekossitem jika didalam nya

tidak terdapat interaksi antara komponen biotik dan abiotiknya. Dengan komponen

biotik sendiri ada berbagai interaksi yang terjadi di dalam kebun tesebut seperti

siput memakan tumbu-tumbuhan liar. Interaksi komponen abiotik sendiri,


yaitu interaksi dengan air hujan contohnya tanpa air kebun tersebut tidak dapat

menjadi kebun yang luas dan hijau, karena pada hakikatnya setiap mahluk hidup

mremerlukan air unutk bertahan hidup.

4.2.2. Kondisi fisik lingkungan berdasarkan hasil pengamatan

Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang yang berada di luar individu yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan terdiri dari

komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa

seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen

biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan

mikroorganisme (virus dan bakteri).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan kondisi fisik lingkungan di

sekitaran kebun yang berada depan gedung pascasarjana FIKOM meliputi keadaan

sumber daya alam tanah, air, tumbuhan dan hewan. Lahan tersebut tergolong luas

serta memiliki ketinggian sekitar 754 meter diatas permukaan laut (mdpl) dan juga

tingkat kemiringannya sebesar 27°. Selain itu, kebun tersebut memeliki tipe tanah

yang sangat subur untuk tumbuhan yaitu tanah humus, tanah humus ini memiliki

warna hitam kecoklatan. Untuk kondisi udara di sekitar kebun bisa dikatan sejuk

dikarenakan suhu disana adalah 19°C, selain itu tingkat kelembapan nya sebesar 4,5 –

9,5 %.
4.2.3. Adaptasi hewan dan korelasinya

Adaptasi umunya diartikan sebagai penyesuain mahluk hidup terhadap

lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Respon

dan adaptasi perilaku hewan merupakan aktivitas terarah berupa respon terhadap

kondisi dan sumber daya lingkungannya. Sifat adaptasi penting bagi hewan untuk

bertahan hidup pada lingkungan baru atau jika ada perubahan dilingkungan di

habitatnya. Namun kemampuan hewan untuk adaptasi dengan lingkungannya


berbeda-beda.

Kemampuan hewan untuk beradaptasi dipengaruhi oleh beberapa faktor.

1. Adaptasi ditentukan oleh sifat genetic.

Sifat yang diturunkan adalah sifat genetic. Sifat-sifat genetic itu memancarkan

febotip yang sesuai dengan kondisi faktor-faktor lingkungannya. Kupu biston

bitularia yang saat ini hidup di daerah industry adalah kelompok yang

mempunyai variasi gen yang memancarkan warna hitam pada tubuhnya, dan

sifat ini menurun sehingga keturunannya tetap berwarna hitam, meskipun

kerabatnya yang hidup diluar daerah industry berwarna terang.

2. Kemampuan adaptasi di pengaruhi oleh kemampuan berkembang biak

populasi yang anggotanya mampu mengahsilkan keturunan dalam jumlah

banyak lebih mampu bertahan hidup. Banyaknya anak memunculkan banyak

variasi sifat yang di timbulkan dari perkawinan antara anggota populasi.

Adapun sifat adaptasi yang muncul dalam wujud sifat morfologi tubuh, meliputi:
1. Bentuk tubuh dan ukuran tubuh

Bentuk tubuh yang dimaksud adalah pola tubuh yang menyangkut perbandingan

antar lebar dan panjang tubuh.

2. Bagian-bagian tubuh

Dalam hal ukuran dari bagian-bagian tubuh hewan yang mempunyai kesesuain
dengan lingkungan adalah bentuk-bentuk bagian-bagian tubuh yang bersifat

analog dan homolog.

3. Penutup tubuh (kulit atau bulu)

Penutup tubuh pada hewan berbeda-beda. Sebagian besar hewan-hewan

arthropoda mempunyai kulit tebal yang tersusun oleh khitin. Kulit seperti itu

sangat berguna untuk menahan hilangnya air dalam tubuh, karena hewan-hewan

arthropoda itu kebanyakan hidup di lingkungan udara yang kelembapannya lebih

rendah dari pada lingkungan hidup lain di dalam tanah dan air.

4. Warna tubuh

Hewan-hewan yang mempunyai beraneka warna, munculnya warna pada

permukaan tubuh hewan disebabkan oleh: 1) pigmen-pigmen khusu yang

menyerap panjang gelombang tertentu dan memantulkan panjang gelombang

yang lain. 2) struktur permukaan tubuh yang menyebabkan sinar terhadap atau

direfraksikan, 3) kombinasi dari pengaruh-pengarug absortif,reflektif atau


difraktif. Warna hewan tampaknya mempunyai manfaat atau fungsi-fungsi khusu

untuk mengahadapi lingkungannya.

5. Bau

Hewan-hewan tertentu mempunyai bau yang khas. Bau yang khas itu merupakan

tanda bagi hewan lain yang sejenis.

Pada praktikum kali ini kelompok kami menemukan 10 jenis hewan dan 10 jenis

tumbuhan. Hewan yang ditemukan adalah belalang sembah, belalang hijau,

belalang kayu, kupu-kupu, capung, semut, nyamuk, kumbang, lalat, dan siput.

Sedangkan tumbuhan yang kami temukan, yaitu ilalang, putri malu, pohon

pisang, lidah mertua, talas, tanaman daun ungu, rumput teki, rumput gajah, serta

bunga anjeran.

Menurut kelompok kami hewan yang kami temukan beberapa termasuk kedalam

jenis-jenis dari serangga, berdasarkan cara serangga memperoleh makanannya

dilihat dari bentuk mulut serangga. Bentuk muliut tersebut dibedakan menjadi 5

tipe yaitu:

1. Serangga tipe mulut penggigit memiliki mulut yang pendek dan runcing,

contohnya: semut dan belalang

2. Serangga tipe mulut penusuk dan penghisap memiliki bentuk mulut yang

panjang dantajam, contohnya nyamuk

3. Serangga dengan tipe mulut penjilat memiliki lidah yang panjang, contohnya

kupu-kupu
4. Serangga tipe mulut penyerap memiliki alat penyerap mirip spons/gabus,

contohnya lalat.

Serangga-serangga memiliki hormone yang bernama feromon yang dapat

digunakan untuk menarik lawan jenisnya pada musim kawin.

Selain itu, hewan yang kami temukan adalah siput, siput termasuk kedalam

molusca. Siput memiliki kulit yang tebal, kulit tersebut dapat menutup seluruh
permukaan tubuhnya jika lingkungan hidupnya sangat kering. Akan tetapi pada

musim kering siput tersebut membentuk epifragma untuk menutup lubang

cangkangnya selama musim kering. Epifragma itu adalah selaput yang terbuat

dari cairan yang disekresikan oleh tubuh siput.

4.2.4. Tumbuhan khusus yang diamati


No. Nama Spesies Keterangan
1. Nama Umum Ilalang
2. Nama ilmiah Imperata cylindrica
Tempat Hidup Padang rumput, daerah pertanian dan
3.
perkebunan
4. Jumlah Populasi >20
Anatomi spesies akar
akarilalangadalahakarkuat yang
berwarnaputuhrimpang yang menjalar, dan
5.
berbuku-buku.
Batang
Batangilalangmempunyaiukurantinggi 0,2
sampai1,5 meter yang menjulang naik.
Batangnyaberbentukslinderdengsn diameter
2-3 mm dan beruas-ruas. Di
bagianujungbatangakantumbuh tunas baru.
Daun
Helaiandaunilalangberbentukgarismemanjang
yang berujungruncing.
Pangkaldaunnyabermabut Panjang dan
menyempitberbentuktalang. Panjang
daunilalangsekitar 12-80 cm.
bagiantepinyasangattajam dan kasar.
Interaksi dengan Interaksi dengan biotik berupa persaingan
Lingkungan biotik dan memperebutkan lahan dengan tanaman lain.
6.
abiotik Interaksi dengan abiotik, tanah, suhu dan
curah hujan mempengaruhi pertumbuhannya.
Peran dalam Sebagai produsen
7.
ekosistem
Kaitan dengan bidang Di jadikan pakan hijauan untuk ternak
8.
peternakan ruminansia.

4.2.4.1. Korelasinya dengan peternakan


Daun ilalangyang masih muda dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak ruminansia, sebagai

tambahan pakan hijauan, walaupun pemberiannya tidak banyak namun pemanfaatannya

cukup baik dan bisa diterima oleh masyarakat.Penggunaan akar ilalang(Imperata cylindrica)

dalam pakan atau ransum unggas dapat mengurangi gulma tanaman para petani, karena

yang kita tahu bahwa ilalang(Imperata cylindrica) hanyalah rumput atau tanaman

pengganggu, baik yang tumbuh di tepian sawah, jalan, lapangan maupun dihalaman rumah.
Sehingga penggunaan akarilalang(Imperata cylindrica) untuk pakan ternak dapat

mengurangi keresahan para petani atau masyarakat disekitaran tumbuhnya alang-alang ini.

4.2.5. Hewan khusus yang diamati


No. Nama Spesies Keterangan
1. Nama Umum Belalang sembah
2. Nama ilmiah mantodea
Tempat Hidup Di padang rumput, lahan pertanian
3.
dan perkebunan
4. Jumlah Populasi 2
Anatomi spesies Kepala
memiliki tandung dibagian kepala dua
dan kecil
dada
Pada bagian toraks (bagian tubuh
hewan yang terletak antara kepala dan
abdomen) terdapat protoraks,
mesotoraks dan metatoraks dimana
5. masing-masing bagian tersebut
terdapat sepasang tungkai.
Perut
Bagian abdomen (bagian tubuh di
belakang dada) belalang ini terdiri dari 8
ruas. Protoraksnya panjang dengan
ukuran 18 mm. Tungkai pertama
ukurannya 68 mm, tungkai kedua
ukurannya 64 mm, dan tungkai ketiga
ukurannya 72 mm dengan tipe tungkai
raptorial.
6 kaki bersendi
kaki empat dan dua di depan dengan
memiliki duri halus yang tajam.
2 pasang sayap
Belalang ini memiliki dua pasang sayap
yang terdiri dari sayap depan berukuran
54 mm dan sayap belakang 44
mm.sayap yang berfungsi untuk terbang
atau menghindari serangan musuh
sekitarnya.
2 pasang antena dan tubuh di tutupi
exoskeleton keras.
Interaksi dengan Interaksi dengan biotik, simbiosis
Lingkungan biotik dan komensalisme terhadap tumbuhan.
6.
abiotik Interaksi dengan abiotik, belalang
membutuhkan air dan udara.
7. Peran dalam ekosistem Sebagai konsumen tingkat 1
Kaitan dengan bidang Dapat di jadikan pakan ternak
8.
peternakan unggas, seperti burung.

4.2.5.1. Korelasinya dengan peternakan

Belalang Sembah adalah serangka pemangsa tingkat tinggi dan merupakan serangga

karnivora yang makan segala macam serangga dan terkadang bersifat kanibal.

belalang Sembah sangat berguna sebagai pengontrol biologik, sering digunakan


sebagai predator di kebun-kebun untuk mengendalikan serangga-serangga yang

bersifat hama.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelahmelakukanpraktikekologidilingkungansekitarkampus.

Kelompok kami memahamibahwadisetiaplingkunganmempunyaivarietas species

mahklukhidup yang berbedabedamulaidaritumbuhandanhewan. Kita

jugamengetahuiapaituekologisecaralangsungmelaluipraktik di lapangan.

5.2 Saran

Saran kelompok kami

adalahuntukpraktikkedepansebaiknyasetiapkelompokdidampingioleh minimal 1

asisten agar praktikandapatmemahamiapa yang

ditemukansecaralangsungtanpaperlukebingungandalammenentukannama species

yang di temukan.

Anda mungkin juga menyukai