Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Perkembangan Peternakan di Indonesia

1. Menjelaskan Perkembangan
Peternakan Zama Kerajaan Tua
2. Menjelaskan Sejarah Peternakan
Zaman Penjajahan
3. Menjelaskan Perkembangan
Peternakan Zaman Kemerdekaan

Diasuh :
1.DR. I Gusti Jelantik
2.Ian Haba Ora, S.Pt
3.Anderias Ratu, S.Pt

Sejarah Perkembangan Peternakan Zaman Kerajaan Tua


Adanya bangsa ternak asli di seluruh Indonesia seperti sapi, kerbau,
kambing, domba, babi, ayam dan itik, memberikan petunjuk bahwa
penduduk pertama Indonesia telah mengenal ternak sekurangkurangnya melalui pemanfaatannya sebagai hasil perburuan.
Dengan kedatangan bangsa-bangsa Cina, India, Arab, Eropa dan
lain-lain, maka ternak kuda dan sapi yang dibawah serta bercampur
darah dengan ternak asli. Terjadilah kawin silang yang menghasilkan
ternak keturunan atau peranakan dipelbagai daerah Indonesia.
Dengan demikian terjadilah tiga kelompok besar bangsa ternak yaitu:
1.Kelompok pertama adalah bangsa ternak yang masih tergolong asli,
ialah ternak yang berdarah murni dan belum bercampur darah
dengan bangsa ternak luar.
2.Kelompok kedua adalah kelompok peranakan, yaitu bangsa ternak
yang telah bercampur darah dengan bangsa ternak luar.
3.Kelompok ketiga adalah bangsa ternak luar yang masih
diperkembangbiakan di Indonesia, baik murni dari satu bangsa atau
yang sudah bercampur darah antara sesama bangsa ternak luar
tersebut. Bangsa ternak demikian dikenal dalam dunia peternakan
sebagai ternak ras atau ternak negeri.

Di zaman kerajaan-kerajaan tua di Indonesia, usaha peternakan


belum banyak diketahui. Manfaat ternak muncul pada pelbagai
tulisan prasasti atau dalam kitab-kitab Cina Kuno yang diteliti para
ahli sejarah. Diantaranya di zaman kerajaan Tarumanegara,
Sriwijaya, Mataram, Kediri, Sunda, Bali dan Majapahit.
Ternak di zaman kerajaan tua memiliki tiga peranan penting yaitu:
1.Sebagai perlambang status sosial, misalnya sebagai hadiah raja
kepada penduduk atau pejabat yang berjasa kepada raja.
2.Sebagai barang niaga atau komoditi ekonomi yang sudah
diperdagangkan atau dibarter dengan kebutuhan hidup lainnya.
3.Sebagai tenaga pembantu manusia baik untuk bidang pertanian
maupun untuk bidang transportasi.
Kerajaan yang dimaksud:
1. Tarumanegara : bukti pada prasasti batu. Pada upacara
pembukaan saluran Gomati yang dibuat sepanjang sebelas kilometer,
raja punawarman yang memerintah Tarumanegara menghadiahkan
seribu ekor sapi kepada kaum brahmana dan para tamu kerajaan.

2. Sriwijaya. Kegemaran penduduk Sriwijaya adalah permainan


adu ayam. Ternak babi banyak dipelihara penduduk. Terdapat
petunjuk bahwa ternak kerbau dan kuda sudah diternakkan
diseluruh kerajaan Sriwijaya, ternak sapi baru terbatas di Pulau
Jawa, Sumatera dan Bali.
3. Mataram. Pada tulisan prasasti Dinaya diceritakan bahwa diwaktu
peresmian sebuah arca di desa Kanjuruhan dalam tahun 760 M,
Raja Gayana yang memerintah kerajaan Mataram dimasa itu telah
menghadiahkan tanah, sapi dan kerbau kepada para tamu
kerajaan dan kepada kaum Brahmana. Terlihat disini bahwa
hadiah kerajaan dalam bentuk ternak.
4. Kediri. Dalam kitab Cina Ling-wai-tai-ta yang disusun Chou-Ku-fei
tahun 1178 M. Dikatakan bahwa rakyat kerajaan Kediri hidup
dalam kemakmuran dan kesejateraan karena pemerintah Kerajaan
memperhatikan dan memajukan bidang pertanian, peternakan,
perdagangan dan penegakan hukum.
5. Sunda. Dalam buku petualang Portugis, Tome Pires dikatakan
bahwa kemakmuran kerajaan Sunda terlihat dari hasil pertanian
yang diperdagangkan di kota-kota pelabuhan, meliputi lada, sayurmayur, sapi, domba, kambing, babi, tuak dan buah-buahan.
Terdapat petunjuk juga bahwa permainan rakyat adu-domba telah
berkembang di zaman kerajaan Sunda.

6. Bali. Rakyat kerajaan Bali di zaman pemerintah raja Anak Wungsu


(1049-1077 M), memohon kepada raja untuk dapat menggunakan
tanah milik raja bagi tempat penggembalaan ternak, karena tanah
milik mereka tak dapat lagi menampung ternak yang berkembang
begitu banyak. Ternak tersebut: kambing, kerbau, sapi, babi, kuda,
itik, ayam dan anjing. Raja Anak Wungsu mengangkat petugas
kerajaan untuk mengurus ternak kuda milik kerajaan (Senapati
Asba) dan petugas urusan perburuan hewan (Nayakan).
7. Majapahit. Penggunaan ternak sebagai tenaga tarik menggunakan
sapi dan kerbau telah menyebar luas didaerah kekuasaan
Majapahit seperti kerajaan-kerajaan di pulau sumatera, Jawa, Bali,
Lombok dan Sumbawa dibawah pemerintahan Hayam Wuruk dan
Maha Patih Gaja Mada. Disamping untuk pertanian, Gajah dan sapi
adalah ternak kebesaran, karena raja-raja Majapahit bila keluar
istana dengan naik gajah kehormatan atau naik kereta kerajaan
yang ditarik sapi, seperti yang ditulis dalam berita-berita Cina.

Sejarah Perkembangan Peternakan Zaman Penjajahan


1. Masa Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC).

dimasa VOC (1602-1799) usaha peternakan kuda lebih banyak


memperoleh perhatian. Hal ini penting bagi VOC untuk kepentingan
tentara kompeni diwaktu itu. Pada masa itu kuda Arab dan Persia
dimasukkan dan disilangkan dengan ternak kuda asli. Dari laporan
pemerintah Hindia Belanda diketahui, bahwa dalam masa VOC
ternyata usaha peternakan kuda juga mendapat perhatian raja-raja
dan sultan-sultan untuk kepentingan laskar kerajaan dan untuk
kepentingan kuda tunggangan raja sewaktu berburu hewan. Yang
terkenal adalah peternakan kuda milik Sultan Pakubuwono III di
Mergowati yg trdiri dr kuda Friesland, didirikan pada tahun 1651
tapi tutup pada tahun 1800.
perdagangan ternak dan pemotongan ternak cukup ramai di zaman
VOC, terutama dipulau Jawa. Perdagangan antar pulau ramai namun
tidak didukung transportasi laut yang memungkinkan angkut dalam
jumlah banyak.
peraturan peternakan yang dikeluarkan oleh pemerintah VOC yaitu
larangan terhadap pemotongan kerbau betina yang masih produktif
dalam tahun 1650. kemudian diperluas dengan larangan pemotongan
sapi betina produktif. Dalam tahun 1776, peraturan ini ditambah
dengan larangan pemotongan ternak kerbau betina putih yang masih
produktif.

Masa Hindia Belanda


Kegiatan dalam bidang peternakan di zaman Hindia Belanda dapat
dikelompokkan ke dalam 10 jenis, ialah:
1.Peningkatan Mutu Ternak.
2.Pengadaan Peraturan
3.Pameran ternak
4.Taman ternak
5.Koperasi Peternakan
6.Sensus Ternak
7.Pengamanan Ternak
8.Pengadaan Ternak
9.Produksi Sera dan Vaksin
10.Pendidikan dan Penelitian
Masa Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan jepang pembinaan peternakan hampir tidak
dilakukan
bahkan
terjadi
pemotongan
yang
berlebihan
dan
mengakibatkan pengurasan populasi ternak sapi dari 4.604 ribu ekor
menjadi 3.840 ribu ekor atau turun 16,5 persen, kuda dari sekitar 740
ribu ekor menjadi 500 ribu ekor atau turun 32 persen, kambing dari
sekitar 7.600 ribu ekor menjadi 6.100 ribu ekor atau turun 20 persen
dan babi dari sekitar 1.320 ribu ekor menjadi 530 ribu ekor atau turun
60 persen.

Sejarah Perkembangan Peternakan Zaman Kemerdekaan


Masa Pra-Pelita
Sebelum masa Pelita terdapat dua konsep pembangunan yakni Rencana
Kasimo (27 November 1947) dan Pembangunan Semesta Berencana
(1961-1969). Pembangunan peternakan diarahkan kepada pemenuhan
bahan makanan yang cukup. Program penggalakan minum susu di
berbagai daerah dimasyarakatkan dengan slogan Empat Sehat Lima
Sempurna.
Pada Rencana Kasimo diberikan prioritas pada peningkatan bahan
pangan rakyat termasuk komoditi peternakan. Diberbagai daerah
dibangun taman ternak dalam rangka program Rencana
Kemakmuran Indonesia (RKI) sebagai sumber pembibitan ternak
didaerah-daerah.
Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana memberikan
prioritas kepada penyediaan bahan pangan. Ditetapkan standar
konsumsi protein hewani 8 gram perkapita perhari.
Karena situasi dan kondisi perekonomian pada kurun waktu tersebut
tidak memungkinkan, maka praktis kedua rencana tersebut tidak dapat
dilaksanakan.

Masa Pelita
pada tahun 1989 Indonesia diakui Internasional bebas penyakit
mulut dan kuku.
Pelaksanaan pembangunan peternakan melalui 3 evolusi
pendekatan yaitu teknis, terpadu dan agribisnis.
Panca Usaha Ternak menjadi Sapta Usaha Ternak
Penerapan teknologi produksi, ekonomi dan sosial melahirkan
program yang dikenal sebagai:
Pilot Proyek Bimas Unggas
panca Usaha Ternak Potong (PUTP)
Pengembagan Usaha Sapi Perah (PUSP)
Intensifikasi Ayam Buras (INTAB)
Intensifikasi Ternak Kerja (INTEK)
Industri Peternakan Rakyat (INNAYAT)
Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Ternak Potong
Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Ternak Bakalan
Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Penggemukkan
Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Pakan
Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Saham
Masa Reformasi
lahir UU No.18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Tugas Ilmu Peternakan Umum

Sebutkan dan jelaskan secara ringkas


kegiatan dalam bidang peternakan di
Zaman Hindia Belanda yang sudah
disebutkan terdahulu!

Kumpul Sabtu, 18 Februari 2012

Anda mungkin juga menyukai